Anda di halaman 1dari 68

KAJIAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA


PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA
USULAN
PENYEMPURNAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN
DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA
PANDEGA

Oleh :
Kelompok Kerja Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat beserta anugerah-Nya sehingga Kelompok Kerja

Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega dapat menyelesaikan Kajian Petunjuk Penyelenggaraan Dewan

Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dan Usulan Penyempurnaan

Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

ini dengan baik.

Kajian dan usulan ini disusun untuk mengevaluasi pelaksanaan Petunjuk

Penyelenggaraan Dewan Kerja dan mengusulkan penyempurnaan Petunjuk

Penyelenggaraan Dewan Kerja berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan hasil

kajian dan usulan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

penyusun harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

perkembangan Gerakan Pramuka, khususnya pembinaan Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega.

Jakarta, Juli 2015

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Dasar Pelaksanaan ......................................................................................... 2
Maksud dan Tujuan........................................................................................ 3
Hasil yang Diharapkan ................................................................................... 3
Rumusan Permasalahan ................................................................................. 3
Metode Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 5
Gerakan Pramuka ........................................................................................... 5
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ...................................................... 7
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ................................ 10
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 12
Urgensi Adanya Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ..... 12
Pelaksanaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja di Kwartir Daerah .... 13
Kaitan Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dengan PPDK .............................................. 17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 62
Kesimpulan .................................................................................................... 62
Saran .............................................................................................................. 63
BAB V Penutup .................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme


Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ............................ 28
Tabel 2. Perbandingan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega ............................................................................. 37

iv
KAJIAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Fungsi Gerakan Pramuka adalah
sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui pendidikan dan pelatihan
pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian masyarakat dan orang tua dan
permainan yang berorientasi pada pendidikan. Tujuan dibentuknya Gerakan
Pramuka untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai
kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup (UU
Nomor 12 Tahun 2010).
Kecakapan hidup sebagai kader bangsa terdiri dari berbagai keterampilan baik
keterampilan untuk bertahan hidup maupun keterampilan untuk mengelola dan
memimpin. Kwartir sebagai pengelola kegiatan kepramukaan di setiap wilayah
membentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
memfasilitasi Pramuka khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega guna
memberikan bekal keterampilan dalam mengelola dan memimpin (Keputusan
Munas Nomor 11/Munas/2013).
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (Dewan Kerja)
merupakan wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan
ditingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Putri Putra, bersifat kolektif kolegial yang merupakan bagian integral dari
Kwartir, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Sebagai pengelola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega,

1
2

Dewan Kerja memiliki petunjuk penyelenggaraan tersendiri dan berjalan sesuai


dengan petunjuk penyelenggaraan tersebut (Keputusan Kwarnas Nomor 214
Tahun 2007).
Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja (PPDK) yang berlaku saat ini adalah
Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 yang merupakan
penyempurnaan dari Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 131 Tahun 2003.
Pelaksanaan PPDK terbaru (Keputusan Kwarnas No. 214 Tahun 2007) di masing-
masing daerah tampaknya mengalami beberapa kendala dan perlu dilakukan
adanya evaluasi. Selain itu, perubahan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi dasar PPDK menjadi bahan
pertimbangan tersendiri dalam melakukan evaluasi dan kajian PPDK.

Dasar Pelaksanaan
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka
2. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 11/Munas/2013
tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Keputusan Kwartir Nasional Nomor : 176 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
4. Keputusan Kwartir Nasional Nomor : 214 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja
5. Hasil Sidang Paripurna Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka tahun 2014.
6. Keputusan Kwartir Nasional No 086 tahun 2015 tentang pembentukan
kelompok kerja pembaharuan ppdk.
3

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan adanya Kelompok Kerja Penyempurnaan Surat
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (Pokja
PPDK) adalah :
1. Mengevaluasi pelaksanaan PPDK di setiap daerah.
2. Mengkaji Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega hubungannya dengan
penyelenggaraan dewan kerja.
3. Memberikan rekomendasi kepada Kwartir Nasional mengenai
penyempurnaan PPDK.

Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari Pokja PPDK adalah adanya evaluasi
pelaksanaan PPDK di setiap daerah dan adanya rekomendasi kepada Kwartir
Nasional mengenai rumusan PPDK berdasarkan Undang – Undang Gerakan
Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, dan Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.

Rumusan Permasalahan
1. Apa urgensi adanya Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega?
2. Bagaimana pelaksanaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja di setiap
Kwartir Daerah?
3. Bagaimana kaitan Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja?
4

Metode Penelitian
Kajian ini merupakan kajian kualitatif deskriptif terhadap Undang-Undang
Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja. Data
yang diperoleh berasal dari Dewan Kerja se-Indonesia. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner, wawancara dan diskusi serta studi
pustaka. Kajian ini dilakukan pada bulan April s.d. Juni 2015. Data tersebut akan
memberikan gambaran pencapaian dan evaluasi pelaksanaan Petunjuk
Pelaksanaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta saran
perbaikannya.
BAB II
DASAR TEORI

Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka pertama kali dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 238 Tahun 1981. Dalam keputusan tersebut seluruh organisasi kepanduan
melebur menjadi satu yaitu Gerakan Praja Muda Karana atau Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka juga merupakan satu-satunya badan di wilayah NKRI yang
diperbolehkan menyelenggarakan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia.
Organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan sama sifatnya dengan Gerakan
Pramuka dilarang adanya. Perkembangan yang terjadi di Indonesia sangat
mempengaruhi Gerakan Pramuka hingga pada tahun 2010 Rancangan Undang -
Undang Gerakan Pramuka disahkan menjadi Undang – Undang Gerakan Pramuka
(Pusdiklatda DIY, 2011).
Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Fungsi Gerakan Pramuka adalah
sebagai wadah untuk mencapai tujuan pramuka melalui pendidikan dan pelatihan
pramuka, pengembangan pramuka, pengabdian masyarakat dan orang tua dan
permainan yang berorientasi pada pendidikan. Tujuan dibentuknya Gerakan
Pramuka untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai
kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Gerakan
Pramuka dikelola oleh kwartir yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan
wilayah (UU Nomor 12 Tahun 2010).
Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang
terdiri dari anggota biasa (anggota muda dan anggota dewasa) dan anggota
kehormatan (anggota yang diangkat karena jasanya kepada Gerakan Pramuka).
Anggota muda adalah anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7 – 25 tahun
disebut peserta didik. Anggota muda terdiri dari pramuka siaga (7 – 10 tahun),

5
6

pramuka penggalang (11 – 15 tahun), pramuka penegak (16 – 20 tahun) dan


pramuka pandega (21 – 25 tahun). Anggota dewasa adalah anggota Gerakan
Pramuka yang berusia di atas 25 tahun yang terdiri dari tenaga pendidik, andalan,
pimpinan satuan karya pramuka, pimpinan satuan komunitas pramuka, anggota
gugus darma pramuka, majelis pembimbing dan staf kwartir. Sifat keanggotaan
Gerakan Pramuka adalah sukarela, mandiri, tidak membedakan suku, ras,
golongan dan agama (UU Nomor 12 Tahun 2010 dan Keputusan Munas Nomor
11/Munas/2013).
Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan
hidup dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
kepramukaan. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan berdasarkan pada nilai dan
kecakapan dalam upaya membentuk kepribadian dan kecakapan hidup pramuka.
Nilai-nilai kepramukaan tersebut adalah keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kecintaan pada alam dan sesama manusia, kecintaan pada tanah
air dan bangsa, kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan, tolong-menolong,
bertanggung jawab dan dapat dipercaya, jernih dalam berpikir, berkata dan
berbuat, hemat, cermat dan bersahaja, dan rajin, terampil dan gembira (UU Nomor
12 Tahun 2010 dan Keputusan Munas Nomor 11/Munas/2013).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka menjelaskan
pelaksanaan kegiatan Pendidikan Kepramukaan menggunakan prinsip dasar dan
metode kepramukaan. Prinsip dasar kepramukaan yang dimaksud adalah :
1. Iman dan takwa kepad Tuhan Yang Maha Esa;
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
3. Peduli terhadap pribadianya; dan
4. Taat kepada kode Kehormatan Pramuka
Sedangkan metode kepramukaan adalah metode belajar interaktif dan progresif
yang dilaksanakan melalui :
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
7

5. Kegiatan di alam terbuka;


6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan
dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
Kecakapan hidup sebagai kader bangsa terdiri dari berbagai keterampilan yang
diperoleh dari pendidikan kepramukaan baik keterampilan untuk bertahan hidup
maupun keterampilan untuk mengelola dan memimpin. Kwartir sebagai pengelola
kegiatan kepramukaan di setiap wilayah membentuk Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega untuk memfasilitasi Pramuka khususnya Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega guna memberikan bekal keterampilan dalam
mengelola dan memimpin (Keputusan Munas Nomor 11/Munas/2013).

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega


Pramuka Penegak adalah pramuka yang berusia 16 – 20 tahun yang memasuki
tahap perkembangan remaja awal dan remaja madya. Tahap remaja awal memiliki
tugas perkembangan penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan
tubuhnya secara efektif. Remaja pada usia tersebut mengalami perubahan fisik
yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat
badan, organ tubuh dan perubahan bentuk fisik. Remaja madya memiliki tugas
perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan kemandirian,
kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada
tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar
menangani hubungan interaksi dengan lawan jenis (Kwartir Nasional, 2011a).
Afiatin (2015) dalam Psikologi Perkembangan Masa Remaja akhir hingga masa
dewasa muda menjelaskan remaja (teenager) usia 12 – 20 tahun memasuki fase
adaptif dari perkembangan kepribadian (periode masa coba-coba). Apabila
mampu mengembangkan rasio yang baik, maka seorang remaja akan memiliki
keyakinan pada prinsip ideologis tertentu, kemampuan untuk memutuskan secara
bebas bagaimana seharusnya bertingkah laku, rasa percaya pada teman dan orang
8

dewasa yang memberikan saran mengenai sasaran pada aspirasi dan rasa percaya
diri terhadap pilihan pekerjaan saat ini.
Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa
yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar tahun 1945. Peristiwa tersebut
berlanjut ke masa mengisi kemerdekaan dengan memandegani
(memprakarsai/memelopori) pembangunan bangsa yang merupakan kiasan dasar
dari golongan pandega (Kwarnas, 2011a).
Satuan terkecil golongan penegak disebut sangga, terdiri dari 4 – 8 orang.
Ambalan adalah wadah pembinaan bagi pramuka penegak di gugus depan.
Ambalan terdiri dari 3 – 4 sangga dan dipimpin oleh seorang pradana. Setiap
pramuka penegak wajib menempuh Syarat Kecakapan Umum (SKU) Penegak
Bantara dan Penegak Laksana (Kwartir Nasional, 2011a). Syarat Kecakapan
Umum merupakan kurikulum pendidikan kepramukaan yang diperuntukkan bagi
peserta didik untuk mencapai tingkat tertentu dalam setiap jenjang (Keputusan
Munas Nomor 11/Munas/2013).
Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun,
yang bisa juga disebut sebagai Senior Rover, merupakan masa awal dewasa (early
adulthood) menurut Teori Jean Peaget (Piaget, J., 2000). Pembinaan Pramuka
Pandega dilakukan mulai dari tingkat gugusdepan dalam satuan yang disebut
Racana.
Masa usia ini (Pandega) merupakan masa perkembangan yang bermula pada
akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada
usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi, masa
mempersiapkan untuk berkarir, dan membentuk ideologi pribadi yang di
dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik (Kwarnas,
2011b).
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih
luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah
laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.
Perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang
9

berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa


kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini
orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup
berkeluarga (Kwarnas, 2011b).
Berdasarkan pendapat Jean Piaget karakter seorang Pandega adalah ingin
diakui eksistensinya, ingin berguna bagi komunitas sosialnya, pantang menyerah,
teguh dan ulet dalam memperjuangkan ide dan cita-citanya, juga mandiri dalam
menghadapi persoalan (Kwarnas, 2011b).
Perkembangan kognitif pada masa dewasa muda ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide dan pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti
pendidikan. Individu akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan
mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatifnya sehingga ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman tersebut akan semakin mematangkan
kualitas mentalnya (Afiatin, 2015).
Masa dewasa muda bukan hanya mencapai taraf operasi formal, melainkan
telah memasuki penalaran post formal (posr-formal reasoning). Kemampuan
tersebut ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal, yaitu kemampuan
untuk memahami, menganalisis dan mencari titik temu dari ide-ide, gagasan-
gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran yang saling
kontradiktif sehingga individu mampu menyintesiskan dalam pemikiran baru dan
kreatif. Masa ini juga mampu memahami masalah-masalah secara logis dan
mampu mencari inti sari dari hal-hal yang bersifat paradoksal sehingga diperoleh
pemikiran baru (Turner dan Helm, 1995).
Satuan terkecil golongan pandega disebut reka, terdiri dari 4 – 8 orang.
Racana adalah wadah pembinaan bagi pramuka penegak di gugus depan. Racana
terdiri dari 3 – 4 reka dan dipimpin oleh seorang ketua. Setiap pramuka pandega
wajib menempuh Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pandega (Kwartir Nasional,
2011b).
10

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega


Dewan Kerja adalah badan kelengkapan kwartir yang merupakan wadah
pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan di tingkat kwartir.
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega beranggotakan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang dipilih dalam Musyawarah Pramuka
Penegak dan Pandega Putri Putra (Musppanitra) bersifat kolektif dan kolegial
yang merupakan bagian integral dari kwartir, berkeduduan sebagai badan
kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan untuk mengelola
kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (Keputusan Kwarnas Nomor
176 Tahun 2003). Masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya
(Keputusan Munas Nomor 11/Munas/2013).
Maksud dibentuknya Dewan Kerja sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka dengan
tujuan memberi kesempatan kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
untuk menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan
organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya
pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat,
bangsa dan negara (Keputusan Kwarnas Nomor 214 Tahun 2007).
Tugas pokok Dewan Kerja adalah melaksanakan keputusan Musppanitra
untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sesuai dengan rencana
kerja kwartirnya, mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
kwartirnya, mendukung Dewan Kerja dan wadah pembinaan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega yang berada di wilayahnya secara koordinatif dan
konsultatif dan menyelenggarakan Musppanitra di tingkat kwartirnya. Dalam
menjalankan tugas pokok tersebut, Dewan Kerja berfungsi sebagai pelaksana
rencana kerja kwartir tentang Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, pengelola
kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di kwartirnya, penghubung
antara Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan kwartir dan pendukung
pelaksanaan tugas-tugas kwartir serta memberikan sumbangan pemikiran dan
laporan tentang pengelolaan, penilaian dan pengembangan Pramuka Penegak dan
11

Pramuka Pandega pada khususnya dan Gerakan Pramuka pada umumnya


(Keputusan Kwarnas Nomor 214 Tahun 2007).
BAB III
PEMBAHASAN

Urgensi Adanya Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega


Dewan Kerja merupakan wadah pembinaan sekaligus wadah kaderisasi
kepengurusan Kwartir dan pembina. Dinamika Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega memiliki prinsip dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dengan bimbingan orang dewasa, sehingga keberadaan Dewan Kerja
merupakan hal yang wajib dan krusial. Sebagai pengelola pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega, Dewan Kerja memiliki peranan kunci dalam
menentukan kebijakan dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
bekerja sama dengan anggota dewasa.
Setiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing yang harus
dikembangkan sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Keunikan setiap
daerah inilah yang harus dikembangkan setiap Dewan Kerja sehingga Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega di daerah tersebut memiliki keterampilan dan nilai
juang lebih. Fungsi Dewan Kerja yang saat ini paling tampak adalah sebagai
penyelenggara kegiatan dan membantu kegiatan yang diselenggarakan oleh
Kwartir. Kedua fungsi tersebut harus bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan
potensi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sehingga kesepakatan yang telah
dibuat dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra
(Musppanitra) dan Sidang Paripurna dapat terlaksana.

12
13

PELAKSANAAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA


DI KWARTIR DAERAH
Wilayah Sumatera
Regenerasi Dewan Kerja sulit dilakukan di wilayah Sumatera karena tidak
banyak pramuka penegak dan pramuka pandega yang berminat, bergabung di
Dewan Kerja, sehingga tidak sedikit anggota Dewan Kerja yang melewati batas
usia.
Sosialisasi PPDK di setiap Dewan Kerja masih kurang dan pemahaman
untuk pengurus selanjutnya masih kurang. Terjadi penurunan tingkat pemahaman
sejak tahun 2010. Dewan Kerja yang aktif hanya di kota besar saja. DKR sudah
semakin jarang.
Anggota Dewan Kerja paling lama bertahan selama 2 tahun karena
tuntutan pendidikan. Usia produktif akademik jarang bisa aktif di Dewan Kerja
karena tuntutan pendidikan, sehingga yang aktif di Dewan Kerja adalah kakak-
kakak yang menetap di daerah tersebut dan berusia lebih dari masa usia golongan
pandega. Dengan dinamika anggota seperti tersebut di atas, masa bakti DK yang
menyesuaikan masa bakti Kwartirnya perlu ditinjau ulang.
Posisi DK sebagai badan kelengkapan Kwartir yang memiliki tugas pokok
dan fungsi tertentu perlu dipahami bersama baik dari anggota DK maupun dari
pengurus Kwartir, sehingga pembagian tugas dalam pengelolaan kegiatan dan
segala yang berkaitan dengan penyelenggaraan program kerja dapat seimbang.

Wilayah Jawa – Bali


Kesulitan yang dihadapi dapat dibagi menjadi dua, yaitu organisasi dan
keanggotaan. Secara organisasi, Dewan Kerja di wilayah Jawa-Bali sudah cukup
stabil dan mampu melakukan regenerasi secara rutin. Dinamika yang terbangun
melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan secara mandiri maupun kerja sama
sudah sangat baik, dilihat dari besarnya antusiasme peserta kegiatan. Beberapa hal
yang menjadi kendala adalah ketua Dewan Kerja sering berganti sehingga banyak
kebijakan yang tidak dapat diputuskan tepat waktu. Pembidangan dalam Dewan
Kerja masih kurang jelas karena tidak ada penjelasan penekanan masing-masing
14

bidang. Pembidangan yang sudah berjalan ada 4 bidang yaitu bidang kajian
kepramukaan, kegiatan kepramukaan, pengabdian masyarakat dan evaluasi dan
pengembangan.
Secara keanggotaan, banyak anggota Dewan Kerja yang tidak aktif di
gugusdepan dan tidak ber-TKU. Sebagai Dewan Kerja seharusnya sudah
mencapai kualifikasi minimal yang ditetapkan oleh Kwartir di setiap
golongannya. Untuk golongan penegak minimal penegak bantara dan untuk
golongan pandega harus ber-TKU pandega. Tidak aktifnya anggota Dewan Kerja
di gugusdepan dan adanya anggota yang tidak ber-TKU bisa disebabkan karena
tingginya aktivitas diDewan Kerja, belum memiliki gugusdepan baru karena harus
pindah gugusdepan atau proses pencapaian SKU yang terlampau sulit dan lama.
Pelaksanaan PPDK masih kurang maksimal karena pemahaman PPDK
masih beragam sehingga implementasinya masih beragam sesuai dengan
pemahaman masing-masing. Bimbingan berupa pembinaan dari kwartir juga
masih diperlukan untuk mengkondisikan dan mensikronkan pembinaan yang ada
di gugusdepan dengan perencanaan yang telah dibuat oleh Dewan Kerja selaku
pengelola pramuka penegak dan pramuka pandega.
Penjenjangan Dewan Kerja hendaknya bisa terlaksana sehingga proses
pembinaan di dalamnya bisa berjalan. Hal tersebut akan sulit dilakukan apabila
masa bakti yang berlaku adalah sama dengan masa bakti kwartir dan masa usia
yang terbatas. Perlu ada penjelasan yang lebih detil terkait dengan PPDK.
Contohnya pemilihan langsung ketua DKD di Musppanitra menimbulkan
kesulitan dalam proses penggantian ketua karena dipilih secara langsung di
Musppanitra.
Perlu ada penjelasan khusus terkait sangga kerja dan kelompok kerja untuk
membantu Dewan Kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Pemahaman rencana kerja dan program kerja oleh anggota Dewan Kerja masih
kurang sehingga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan hanya berdasarkan pada
program kerja yang telah disepakati tanpa melihat rencana kerja.
15

Wilayah Kalimantan
Kondisi geografis yang cukup sulit membuat mobilisasi dan komunikasi
jarak jauh antar Dewan Kerja menjadi terbatas. Kurangnya pramuka penegak dan
pramuka pandega yang berminat untuk bergabung dalam Dewan Kerja.
Pemahaman PPDK masih belum merata dan perlu diberi pemahaman lebih
detil tentang poin-poin yang tercantum dalam PPDK. Satuan-satuan giat tidak ada
karena pemahaman PPDK masih kurang. Perlu ada tambahan pemahaman bagi
anggota dewasa terkait bagaimana dinamika koordinasi Dewan Kerja di tingkat
kwartir.

Wilayah Sulawesi
Secara garis besar Dewan Kerja di wilayah Sulawesi dapat
mengimplementasikan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja. Kendala yang
dihadapi rekan-rekan Dewan Kerja di Sulawesi saat ini adalah cepatnya proses
regenerasi Dewan Kerja karena apabila seorang anggota telah menyelesaikan
pendidikan menengah akan pindah ke daerah lain untuk melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja. Akses transportasi dan media untuk
melakukan kegiatan sosialisasi, monitoring dan evaluasi sudah ada namun perlu
adanya peningkatan sehingga komunikasi dapat berjalan lebih mudah.
Pemahaman antar Dewan Kerja baik daerah maupun cabang masih belum
merata. Hal tersebut bisa disebabkan karena faktor teknis, seperti lokasi yang
sangat jauh, keterbatasan waktu luang untuk berkunjung atau melakukan kegiatan
monitoring, dan/atau faktor non teknis seperti ketersediaan bahan bacaan atau
sumber belajar. Peranan Kwartir dalam dinamika Dewan Kerja sangat besar
sehingga dinamika Dewan Kerja sendiri sangat tergantung pada kondisi
Kwartirnya. Usia matang anggota Dewan Kerja di Sulawesi adalah 26 tahun.

Wilayah Nusa Tenggara – Maluku – Papua


Sosialisasi Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja belum menyeluruh
sehingga pada pelaksanaannya masih banyak yang belum sesuai. Penanaman
pemahaman masih perlu dilakukan di wilayah Nusa Tenggara – Maluku – Papua.
16

Faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya kegiatan pendidikan dan
pelatihan.
Banyak anggota Dewan Kerja yang melewati batas usia karena kaderisasi
sangat sulit dan kondisi Kwartir yang mendukung hal tersebut. Aktivitas DKC dan
DKR sangat minim bahkan tidak ada. Hal tersebut dikarenakan faktor geografis
dan ekonomi yang cukup sulit. Belum mampu membuat konsep dan pemahaman
keorganisasian masih kurang.
17

Kaitan Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan


Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja

Undang – Undang Gerakan Pramuka


Undang – Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
mencantumkan DK sebagai bagian dari Gerakan Pramuka dalam penjelasan pasal
23 disebutkan bahwa dalam setiap kwartir dibentuk dewan kerja sebagai badan
kelengkapan kwartir. Pasal 23 menyebutkan kwartir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b terdiri atas :
a. kwartir ranting;
b. kwartir cabang;
c. kwartir daerah; dan
d. kwartir nasional
Menurut undang – undang, setiap kwartir wajib membentuk DK sebagai
badan kelengkapan kwartir, sehingga kwartir ranting sampai kwartir nasional
harus membentuk Dewan Kerja. Dewan Kerja adalah pengelola kegiatan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega, apabila di suatu wilayah kwartir tidak terdapat
golongan Penegak dan atau golongan Pandega tidak perlu dibentuk Dewan Kerja
karena tidak ada peserta didik yang dikelola dan mengelola.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka


Anggaran Dasar Gerakan Pramuka menyebutkan pada pasal 23 ayat (2)
bahwa badan kelengkapan kwartir sebagaimana dimaksud ayat 1, terdiri dari :
a. dewan kehormatan;
b. satuan pengawas internal; dan
c. dewan kerja.
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka menerangkan lebih jauh maksud dari
Undang – Undang Gerakan Pramuka pasal 23 dan penjelasannya. Dewan Kerja
dibentuk oleh setiap kwartir dengan kedudukan sebagai badan kelengkapan
18

kwartir. Sebagai badan kelengkapan kwartir, Dewan Kerja memiliki wewenang


untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya di wilayah kwartir tersebut.
Pasal 35 ayat (1) dewan kerja adalah badan yang dibentuk oleh kwartir dan
bertanggungjawab kepada kwartir. Ayat (2) dewan kerja terdiri dari perwakilan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayahnya. Ayat (3) dewan kerja
berfungsi sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan dan bertugas membantu
pimpinan kwartir dalam mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega.
Pasal 35 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa Dewan
Kerja adalah badan yang dibentuk oleh kwartir dan bertanggung jawab kepada
kwartir. Anggota Dewan Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
wilayah kwartir tersebut.
Saat ini terdapat anggota Dewan Kerja yang tidak berpangkalan di wilayah
kwartirnya. Hal tersebut ada yang menyebabkan permasalahan dan ada yang
tidak. Adanya anggota Dewan Kerja yang tidak berpangkalan di wilayah
kwartirnya disebabkan karena anggota tersebut pindah pangkalan, awalnya
berpangkalan di Sekolah Menengah Atas (SMA) kemudian ia bergabung dengan
satuan yang ada di Perguruan Tinggi (PT). Proses pembinaan keanggotaan yang
berlangsung tidak dapat berjalan optimal baik di pangkalan PT maupun di Dewan
Kerja, walaupun terdapat pengetahuan yang diperoleh di pangkalan PT yang dapat
diterapkan di Dewan Kerja tersebut. Tidak optimalnya proses pembinaan
keanggotaan disebabkan karena padatnya agenda kuliah dan agenda di dalam
Dewan Kerja, sehingga waktu yang dialokasikan untuk mengikuti kegiatan
pembinaan keanggotaan lebih sedikit.
“Dewan Kerja terdiri dari perwakilan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega di wilayahnya.” kalimat tersebut dapat diartikan bahwa setiap daerah
harus ada perwakilan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang bergabung di
Dewan Kerja.
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka pada pasal 52 ayat (2) poin n
menyebutkan pengurus dewan kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
dikukuhkan dengan surat keputusan kwartir yang bersangkutan. Pasal 52 ayat (3)
19

poin m menyebutkan pelantikan pengurus dewan kerja pramuka dilakukan oleh


ketua kwartir yang bersangkutan. Pasal 61 menyebutkan badan kelengkapan
kwartir adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh kwartir untuk melengkapi
satuan organisasi yang sudah ada dengan tugas khusus. Badan kelengkapan
kwartir terdiri atas : Dewan Kehormatan, Satuan Pengawas Internal dan Dewan
Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Secara organisasi, Dewan Kerja merupakan badan kelengkapan kwartir
yang dibentuk oleh kwartir berdasarkan surat keputusan kwartir yang
bersangkutan.
Pasal 64 ayat (1) dewan kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan masa
depan Gerakan Pramuka dan bangsa. Ayat (2) dewan kerja Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega adalah satuan organisasi yang diberi wewenang dan
kepercayaan membantu kwartir dalam menyusun kebijakan dan pengelolaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Ayat (3) dewan kerja Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega putra putri dalam jajaran kwartir dipilih oleh musyawarah
penegak dan pandega putra dan putri jajaran kwartir yang bersangkutan kemudian
dikukuhkan dan dilantik oleh ketua kwartir yang bersangkutan. Ayat (4) masa
bakti dewan kerja pramuka penegak dan pandega sama dengan masa bakti kwartir
yang bersangkutan. Ayat (5) apabila ketua dewan kerja pramuka penegak dan
pandega terpilih seorang putra, maka harus dipilih seorang putri sebagai wakil
ketua atau sebaliknya. Ayat (6) ketua dan wakil ketua dewan kerja Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega adalah ex-officio andalan kwartir.
Dewan Kerja adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi
kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka dan bangsa. Upaya untuk
mewujudkan hal tersebut dengan memberikan tanggung jawab kepada Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun kebijakan pengelolaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. Tugas utama yang diberikan kwartir kepada
Dewan Kerja adalah menyusun kebijakan yang sesuai dengan keinginan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
20

Dewan Kerja memiliki tujuan yang sama, yaitu menghasilkan suatu kebijakan
bagi pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Anggota Dewan Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
dipilih oleh musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega kwartir yang
bersangkutan dan dilantik oleh ketua kwartir yang bersangkutan. Ayat tersebut
telah menjelaskan bahwa anggota Dewan Kerja adalah Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dan menurut Undang-Undang Gerakan Pramuka, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega adalah anggota Gerakan Pramuka yang berusia 16
– 25 tahun.
Masa bakti Dewan Kerja berpengaruh pada dinamika anggotanya. Saat ini,
masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti kwartirnya. Masa bakti kwartir
(kwartir ranting, kwartir cabang, kwartir daerah dan kwartir nasional) adalah 5
tahun. Anggota Dewan Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
yang berstatus sebagai siswa, mahasiswa dan bekerja. Masa bakti yang sangat
lama memungkinkan anggota Dewan Kerja untuk alih golongan dari golongan
penegak ke golongan pandega. Perpindahan golongan ini tidak dapat berjalan
sesuai dengan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega karena
berbagai alasan.
Masa bakti 5 tahun juga berpengaruh pada pola regenerasi Dewan Kerja.
Anggota Dewan Kerja Nasional, Daerah dan Cabang diharapkan pernah menjadi
anggota Dewan Kerja di tingkat kwartir yang lebih rendah (Kwartir Daerah,
cabang dan ranting). Pola tersebut tidak dapat berlangsung apabila Dewan Kerja
tidak dapat mengoptimalkan Pergantian Antar Waktu (PAW). PAW
memungkinkan suatu Dewan Kerja untuk melakukan penerimaan anggota baru
untuk menggantikan anggota yang berhenti atau naik ke Dewan Kerja di kwartir
yang lebih tinggi.
Peran serta Dewan Kerja sebagai pengelola Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega diakomodir oleh kwartir dengan menempatkan ketua dan wakil
ketua Dewan Kerja sebagai ex-officio andalan. Kebijakan pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dapat disampaikan secara langsung oleh Dewan
Kerja melalui ketua dan wakil ketuanya yang berperan sebagai andalan kwartir.
21

Peran ini pula yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh anggota dewasa untuk
melakukan proses kaderisasi kepemimpinan.
Bab VI tentang musyawarah, rapat kerja, dan hal-hal yang mendesak pada
pasal 70 tentang peserta musyawarah nasional menyebutkan pada ayat (2) utusan
pusat terdiri dari sebanyak-banyaknya sepuluh orang yang diberi kuasa oleh ketua
Kwartir Nasional, di antaranya unsur pimpinan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kepramukaan tingkat Nasional, dan Dewan Kerja Nasional. Ayat (3) utusan
daerah terdiri dari sebanyak-banyaknya sepuluh orang yang diberi kuasa oleh
ketua kwartir daerah, di antaranya unsur pimpinan, pusat pendidikan dan pelatihan
kepramukaan tingkat daerah, dan dewan kerja daerah. Pasal 71 tentang peninjau
musyawarah nasional ayat (1) musyawarah nasional dapat dihadiri oleh peninjau
yang terdiri dari :
a. unsur majelis pembimbing;
b. unsur andalan;
c. unsur dewan kerja;
d. anggota kehormatan.
Pasal 79 tentang peserta musyawarah daerah pada ayat (2) menerangkan
utusan daerah terdiri dari sebanyak-banyaknya delapan orang yang diberi kuasa
oleh ketua kwartir daerah, di antaranya adalah unsur pimpinan, pusat pendidikan
dan pelatihan kepramukaan tingkat daerah, dan dewan kerja daerah. Ayat (3)
utusan cabang terdiri dari sebanyak-banyaknya delapan orang yang diberi kuasa
oleh ketua kwartir cabang, diantaranya adalah unsur pimpinan, pusat pendidikan
dan pelatihan kepramukaan tingkat cabang, dan dewan kerja cabang.
Pasal 80 tentang peninjau musyawarah daerah ayat (1) musyawarah daerah
dapat dihadiri oleh peninjau yang terdiri dari :
a. unsur majelis pembimbing;
b. unsur andalan;
c. unsur dewan kerja;
d. anggota kehormatan.
Pasal 88 tentang peserta musyawarah cabang menerangkan pada ayat (2)
utusan cabang terdiri dari sebanyak-banyaknya tujuh orang yang diberi kuasa oleh
22

ketua kwartir cabang, di antaranya adalah unsur pimpinan, pusat pendidikan dan
pelatihan kepramukaan tingkat cabang, dan dewan kerja cabang. Ayat (3) utusan
ranting terdiri dari sebanyak-banyaknya tujuh orang yang diberi kuasa oleh ketua
kwartir ranting, di antaranya adalah unsur pimpinan dan dewan kerja ranting.
Pasal 89, tentang peninjau musyawarah cabang, pada ayat (1)
menerangkan musyawarah cabang dapat dihadiri oleh peninjau yang terdiri dari :
a. unsur manjelis pembimbing;
b. unsur andalan;
c. unsur dewan kerja;
d. anggota kehormatan.
Pasal 97, tentang peserta musyawarah ranting, ayat (2) utusan ranting
terdiri dari sebanyak-banyaknya enam orang yang diberi kuasa oleh ketua kwartir
ranting, di antaranya adalah ketua dewan kerja ranting. Ayat (3) utusan gugus
depan terdiri dari sebanyak-banyaknya empat orang yang diberi kuasa oleh ketua
gugus depan, di antaranya adalah seorang wakil Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega.
Pasal 98 tentang peninjau musyawarah ranting menyebutkan pada ayat (1)
musyawarah ranting dihadiri oleh peninjau yang terdiri dari :
a. unsur majelis pembimbing;
b. unsur andalan;
c. unsur dewan kerja;
d. anggota kehormatan.
Pasal 70, 71, 79, 80, 89, 97 dan 98 menjelaskan mengenai peran serta
Dewan Kerja dalam musyawarah yang diselenggarakan oleh kwartir. Pasal
tersebut menekankan bahwa Dewan Kerja sebagai badan kelengkapan merupakan
salah satu unsur penentu kebijakan kwartir.
Pasal 112 tentang Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
ayat (1) menyebutkan bahwa musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega putri putra (Musppanitra) diselenggarakan sebagai wahana
permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dalam penyelenggaraan kegiatan pembinaan Pramuka Penegak dan
23

Pramuka Pandega. Ayat (2) musppanitra diselenggarakan sebelum musyawarah


kwartir. Ayat (3) hasil Musppanitra nasional merupakan bahan acuan bagi
penyusunan Rencana Strategik Gerakan Pramuka dan hasil Musppanitra daerah,
cabang, dan ranting merupakan bahan acuan bagi penyusunan rencana kerja
daerah, cabang, dan ranting. Ayat (4) peserta Musppanitra terdiri dari dewan kerja
yang bersangkutan, dewan kerja pada kwartir setingkat di bawahnya, sedangkan
untuk Musppanitra kwartir ranting pesertanya adalah utusan dewan ambalan dan
dewan racana. Ayat (5) musppanitra dihadiri pula oleh andalan kwartir yang
bersangkutan sebagai penasihat dan dewan kerja pada kwartir setingkat di atasnya
sebagai narasumber.
Musppanitra merupakan sarana untuk menampung aspirasi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dalam penyelenggaraan pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega tidak hanya mengenai penyelenggaraan kegiatan, tetapi juga mengenai
pencapaian syarat kecakapan, dinamika di masing-masing satuan dan berbagai
aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai pembinaan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega, peserta Musppanitra adalah perwakilan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega di masing-masing wilayah kwartir.
Anggota dewasa, dalam hal ini adalah andalan, sebagai pembimbing
dinamika Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berperan sebagai penasihat.
Harapannya, kehadiran anggota dewasa dapat memberikan masukan berupa saran
untuk menentukan kebijakan pembinaan. Dewan Kerja yang berkedudukan di
kwartir yang lebih tinggi berperan narasumber untuk memberikan penjelasan
apabila ada hal-hal yang memang dianggap perlu penjelasan lebih jauh.
Pasal 113 tentang acara musppanitra pada ayat (1) menjelaskan acara
Musppanitra terdiri atas acara pendahuluan dan acara pokok. Ayat (2) acara
pendahuluan Musppanitra terdiri dari :
a. pembahasan dan pengesahan tata tertib dan agenda Musppanitra;
b. pemilihan pimpinan sidang Musppanitra;
24

c. penyerahan kepemimpinan Musppanitra dari ketua dewan kerja kepada


pimpinan sidang Musppanitra terpilih.
Ayat (3) menjelaskan tentang acara pokok Musppanitra, yaitu :
a. penyampaian, pembahasan, dan pengesahan pertanggungjawaban dewan
kerja selama masa bakti;
b. menetapkan rencana kerja masa bakti berikutnya;
c. membahas materi sebagai masukan untuk kebijakan kwartir dalam
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega;
d. memilih ketua dewan kerja masa bakti berikutnya;
e. memilih anggota formatur untuk bersama ketua dewan kerja terpilih
menyusun pengurus dewan kerja masa bakti berikutnya.
Pengambilan keputusan Musppanitra diatur dalam pasal 114 yang berbunyi :
a. keputusan Musppanitra dicapai atas dasar musyawarah untuk mufakat.
b. Apabila mufakat tidak tercapai keputusan diambil dengan cara
pemungutan suara dan keputusan adalah sah apabila didukung oleh lebih
dari setengah jumlah suara yang hadir.
c. Pemungutan suara dilaksanakan secara langsung kecuali jika sidang
menganggap perlu, pemungutan suara dilaksanakan secara tidak langsung
dan bersifat rahasia.
Musppanitra diselenggarakan setiap akhir masa bakti untuk menyampaikan,
membahas dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban Dewan Kerja selama
masa bakti dan membuat rencana kerja masa bakti berikutnya sebelum
disampaikan pada musyawarah kwartir. Rencana kerja adalah rencana pencapaian
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega selama 1 masa bakti.
Rencana kerja bersifat umum dan akan diturunkan dalam bentuk kegiatan melalui
program kerja yang dibuat setiap tahun.
Pemilihan ketua Dewan Kerja dilakukan secara langsung dalam Musppanitra.
Proses pemilihan ini perlu ditinjau lebih jauh lagi bagaimana dampaknya pada
proses pembinaan di dalam Dewan Kerja itu sendiri. Penggantian ketua Dewan
Kerja dapat terjadi sewaktu-waktu karena terbatasnya masa usia Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega, tuntutan studi dan rencana hidup ke depan. Apabila ketua
25

Dewan Kerja dipilih langsung dalam Musppanitra maka penggantiannya pun juga
harus melalui Musppanitra. Musppanitra yang diselenggarakan di luar waktu yang
sudah ditetapkan disebut Musppanitra Luar Biasa. Tidak semua kwartir dapat
memberikan fasilitas kepada Dewan Kerja untuk menyelenggarakan Musppanitra
Luar Biasa. Anggota Dewan Kerja merupakan perwakilan dari setiap wilayah
sehingga penggantian ketua (apabila tidak dilakukan secara langsung) dapat
dilakukan dalam forum internal Dewan Kerja. Pemilihan pengurus dewan kerja
dilakukan oleh formatur bersama dengan Dewan Kerja terpilih.
Musyawarah merupakan budaya leluhur yang hingga saat ini digunakan
sebagai media untuk mengambil keputusan. Dalam musyawarah, setiap keputusan
diambil berdasarkan pertimbangan dari peserta, tidak hanya pertimbangan dari
pimpinan rapat, tetapi juga dari peserta. Setiap keputusan dalam Musppanitra
hendaknya diputuskan melalui proses musyawarah, apabila dalam musyawarah
belum dapat memunculkan keputusan, maka dilakukan pelobian untuk
membicarakan permasalahan dengan pihak-pihak yang terkait. Pemungutan suara
merupakan langkah terakhir untuk mengambil keputusan apabila proses
musyawarah dan lobi tidak dapat menemukan penyelesaian. Pemungutan suara
yang dilakukan hendaknya bersifat rahasia dan secara tidak langsung.
Penyelenggaraan musyawarah luar biasa dijelaskan pada pasal 115 – 117.
Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa :
a. Musyawarah luar biasa diselenggarakan apabila ada hal-hal yang bersifat
mendesak di luar waktu penyelenggaraan musyawarah.
b. Musyawarah luar biasa diselenggarakan atas prakarsa kwartir atau atas
usul dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah kwartir jajaran di
bawahnya/gugus depan, yang diajukan secara tertulis kepada kwartir yang
bersangkutan dengan disertai alasan yang jelas.
c. Musyawarah luar biasa diselenggarakan selambat-lambatnya enam bulan
setelah usul tertulis diterima kwartir yang bersangkutan.
d. Musyawarah luar biasa dinyatakan sah jika dihadiri sekurang-kurangnya
oleh dua pertiga jumlah kwartir jajawan di bawahnya/gugus depan/yang
berhak hadir.
26

e. Peserta musyawarah luar biasa terdiri atas kwartir jajaran di


bawahnya/gugus depan yang jumlah pesertanya disepakati bersama
berdasarkan kebutuhan.
f. Acara musyawarah luar biasa disesuaikan dengan kebutuhan mendesak
yang menjadi dasar diselenggarakannya musyawarah.
Penyelenggaraan Musppanitra Luar Biasa dilakukan apabila ada hal-hal
mendesak yang perlu disampaikan dan dibuat keputusan bersama, seperti merubah
rencana kerja, sistem dan prosedur atau prosedur tetap Dewan Kerja atau hal-hal
lain yang memang perlu dibuat keputusan bersama misalnya adanya permasalahan
pembinaan yang melibatkan peran serta anggota dewasa. Musppanitra Luar Biasa
dapat diselenggarakan apabila diusulkan oleh dua per tiga dari jumlah dewan kerja
di wilayah kwartirnya.
Musyawarah kerja dijelaskan pada pasal 118 yaitu :
a. Rapat kerja diselenggarakan sebagai langkah pengendalian operasional.
b. Rapat kerja diselenggarakan setiap tahun sekali di awal tahun program.
c. Peserta rapat kerja kwartir terdiri atas pengurus kwartir yang
bersangkutan, ketua dan sekretaris kwartir di tingkat bawahnya atau
pengurus gugus depan untuk kwartir ranting, dan unsur dewan kerja atau
unsur dewan ambalan dan dewan racana untuk kwartir ranting.
d. Rapat kerja yang diselenggarakan oleh dewan kerja disebut sidang
paripurna Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
e. Peserta sidang paripurna Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega terdiri
atas dewan kerja yang bersangkutan, dewan kerja pada kwartir setingkat di
bawahnya atau dewan ambalan dan dewan racana untuk tingkat ranting.
f. Sidang paripurna dihadiri pula oleh andalan sebagai penasihat dan dewan
kerja pada kwartir setingkat di atasnya sebagai narasumber, kecuali sidang
paripurna nasional.
Sebagai bentuk kontrol atas pencapaian program kerja dan rencana kerja
setiap tahun diselenggarakan sidang paripurna Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Peserta, penasihat dan narasumber sama dengan Musppanitra. Kebijakan
27

yang dihasilkan dalam sidang paripurna bersifat teknis yang merupakan


penjabaran dari rencana kerja dan dilaksanakan dalam waktu 1 tahun.
28

Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega


(Polbin TD)
Polbin TD yang akan dibahas adalah Keputusan Kwartir Nasional Nomor
080 Tahun 1988 dan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 Tahun 2013 yang
berlaku saat ini. Perbandingan kedua Polbin TD yang berhubungan dengan DK
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Perbandingan Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
NO. Poin Keputusan Kwarnas Keputusan Kwarnas
Kebijakan Nomor 080 tahun 1988 Nomor 176 tahun 2013
1. Kebijaksanaan a. Memajukan gerak dan Tidak diatur
operasional langkah Dewan Kerja
dari tingkat
Ambalan/Racana sampai
dengan tingkat Nasional,
dengan cara memusatkan
usaha pada sasaran
terpilih
b. Mengembangkan
program kegiatan
terpadu yang didukung
oleh Dewan Kerja di
semua jajaran kwartir,
dengan melancarkan
intensifikasi program
Nasional Pramuka
Penegak dan Pandega
secara bertahap
c. Menyelenggarakan
mekanisme pembinaan
seefektif-efektifnya,
sehingga terwujud
keterpaduan gerak
Dewan Kerja
d. Mengintensifkan
program pengembangan
kepemimpinan Dewan
Kerja, baik melalui
Latihan Pengembangan
Kepemimpinan maupun
melalui cara lain
e. Mengembangkan
penelitian tentang sistem
penelitian melalui
pembahasan peristiwa
(studi kasus), survey,
29

dan/atau penelitian
evaluatif mengenai
penyelenggaraan
program pembinaan
Pramuka Penegak dan
Pandega di seluruh
Indonesia
f. Menyelenggarakan
sistem pemantauan yang
tepat guna dengan
melibatkan seluruh
Dewan Kerja dalam satu
kesatuan sistem

Kebijakan operasional dalam Keputusan Kwarnas Nomor 080 Tahun 1988


menjabarkan aktivitas Dewan Kerja dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai
pengelola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Aktivitas tersebut
adalah :
a. Pelaksanaan program pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Pelaksanaan program pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
tidak hanya menjadi tanggung jawab Dewan Kerja, tetapi seluruh Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang berada di wilayah kwartir tersebut.
Peranan Dewan Kerja akan dirasakan oleh seluruh Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega apabila tercipta suatu keterpaduan gerak dan pentahapan
dalam pelaksanaan program pembinaan. Keterpaduan gerak dan pentahapan
pelaksanaan program pembinaan akan berjalan apabila Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega di wilayah tersebut paham akan program pembinaan yang
akan dijalankan dan tahu bagaimana melaksanakannya.
b. Peningkatan kapasitas anggota Dewan Kerja.
Peningkatan kapasitas anggota Dewan Kerja dilakukan agar setiap anggota
Dewan Kerja mampu menjadi pemimpin dan pelaksana program pembinaan.
Peningkatan kapasitas anggota Dewan Kerja dilakukan dengan berbagai cara
seperti melakukan kajian rutin, mengikuti kegiatan pelatihan dan kursus, dan
menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan.
c. Penelitian, evaluasi dan pemantauan pelaksanaan program.
Pelaksanaan suatu program pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega tentunya diikuti dengan suatu penelitian dan evaluasi untuk
dikembangkan lebih lanjut. Sistem pemantauan yang tepat akan membantu
penelitian, evaluasi dan pengembangan program tersebut.
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 tidak menjelaskan mengenai
kebijakan operasional.
2. Pengembanga a. Merencanakan dan Tidak diatur
n Sistem memfungsikan sistem
terpadu, dengan
mengembangkan
berbagai sub sistem
manajemen, meliputi sub
sistem perencanaan,
pencatatan dan
pelaporan, pengendalian
30

dan pengawasan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, penilaian,
pengadaan dan distribusi
b. Mengembangkan sub
sistim perencanaan
program, dari tingkat
nasional sampai dengan
tingkat
Ambalan/Racana,
sehingga gerak dan
langkah Dewan kerja
berlangsung secara
bersama atas satu tujuan
bersama
c. Mengembangkan sistem
supervisi yang meliputi
usaha bimbing dan
pengawas teknis
pelaksanaan program
secara terpadu, yang
melibatkan tidak saja
unsur Dewan Kerja,
tetapi juga unsur diluar
Dewan Kerja yang tugas
dan fungsinya berkaitan
erat dengan usaha
pembinaan dan
pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega.
d. Meningkatkan usaha
pembinaan wilayah
dalam usaha
meningkatkan
kemampuan Dewan
Kerja merata ke seluruh
Indonesia, sehingga
secara bertahap
pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega
dapat memperoleh
kemajuan yang
mengembirakan
e. Mengembangkan proyek
percontohan yang
mengarah pada usaha
pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega,
yang kemudian
dikembangkan ke
31

seluruh Indonesia
Pelaksanaan program pembinaan tidak terlepas dari cara yang digunakan untuk
melaksanakannya. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 menjelaskan
bagaimana sistem yang digunakan untuk melaksanakan suatu program. Sistem
tersebut terdiri dari :
a. sub sistem manajemen
b. sub sistem perencanaan program
c. sub sistem supervisi.
Pembinaan wilayah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Dewan Kerja agar
kemampuan Dewan Kerja dapat merata dan terdapat perkembangan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega yang baik. Sampai saat ini pembinaan wilayah belum
dapat berjalan maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kajian Dewan Kerja
Daerah yang belum dapat memberikan gambaran jelas bagaimana kondisi di
wilayahnya. Perlu adanya bimbingan dari masing-masing koordinator wilayah untuk
meningkatkan kemampuan Dewan Kerja tersebut.
Pembinaan juga dilakukan dengan cara membuat proyek percontohan untuk
mengembangkan pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega kemudian dari
proyek tersebut dapat dikembangkan di seluruh Indonesia sesuai dengan karakter dan
kemampuan setiap wilayah.
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 tidak menjelaskan mengenai
pengembangan sistem.
3. Wadah Dewan Kerja adalah wadah Dewan Kerja Pramuka
Pembinaan di Kwartir yang Penegak dan Pandega
beranggotakan Pramuka adalah wadah pembinaan
Penegak dan Pandega yang dan pengembangan
dipilih dalam Musyawarah kaderisasi kepemimpinan di
Pramuka Penegak dan tingkat kwartir.
Pandega Puteri Putera, sesuai
petunjuk Penyelenggaraan
Dewan Kerja
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 dan Keputusan Kwartir Nasional
Nomor 176 tahun 2013 menjelaskan bahwa Dewan Kerja adalah wadah pembinaan di
tingkat kwartir namun penekanan kedua keputusan tersebut berbeda. Keputusan
Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 menekankan pada keanggotaan Dewan
Kerja, sedangkan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 menekankan
pada tujuan dibentuknya Dewan Kerja yaitu wadah pembinaan dan pengembangan
kaderisasi kepemimpinan.
4. Pengorganisasi - Pramuka Penegak dan Tidak diatur
an dan Pandega Puteri Putera di
pengelolaan beri kesempatan
pembinaan menerapkan kemampuan
dan keterampilan
berorganisasi dan
mengembangkan
kepemimpinan di Dewan
Kerja
- Pengelola pembinaan
Dewan Kerja adalah
Kwartir
- Kesinambungan
32

pembinaan dalam
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega (Bina
Satuan)
- Dalam rangka
pengembangan
kepemimpinan
dibentuklah Dewan Kerja
yang bertugas membantu
kwartir. Untuk itu
diperlukan kemampuan
merencanakan,
melaksanakan, dan
mengadakan evaluasi
kegiatan yang sesuai
dengan aspirasi mudanya.
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 menjelaskan mengenai fungsi
dibentuknya Dewan Kerja, yaitu sebagai wadah untuk menerapkan kemampuan dan
keterampilan berorganiasi dan pengembangan kepemimpinan dan memiliki tugas
untuk membantu kwartir. Kemampuan yang harus dimiliki oleh Dewan Kerja untuk
menunjang hal tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan dan melakukan evaluasi
kegiatan. Pembinaan Dewan Kerja dikelola oleh kwartir dan Dewan Kerja merupakan
bagian dari Bina satuan.
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 tidak menjelaskan mengenai
pengorganisasian dan pengolaan pembinaan Dewan Kerja.
5. Pembinaan Sasaran Pembinaan Pembinaan di kwartir
Dewan Kerja Pembinaan Dewan Kerja dilaksanakan oleh pimpinan
Pramuka Penegak dan kwartir yang berfungsi
Pandega oleh Kwartir yang sebagai pembimbing,
bersangkutan diarahkan penasehat, narasumber,
untuk mencapai sasaran : pendukung sarana dan
a. Peningkatan prasarana kegiatan,
kemampuan motivator dan konsultan
pengelolaan organisasi Dewan Kerja Pramuka
Gerakan Pramuka. Penegak dan Pandega
b. Penyempurnaan sarana
perangkat kerja staf
kwartir Gerakan
Pramuka serta satuan-
satuan Gerakan
Pramuka.
c. Kesinambungan
pemupukan
kepemimpinan, daya
kreasi, idealisme, dan
patriotisme bagi
kepentingan Gerakan
Pramuka, keluarga,
masyarakat, bangsa,
dan negara.
33

Proses Pembinaan Dewan


Kerja Pramuka Penegak
dan Pandega oleh
Kwartir adalah :
a. Bimbingan dan
pengarahan dalam
perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan
Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega.
b. Kesempatan untuk
melaksanakan
keputusan
Musppanitera yang
telah disahkan oleh
kwartir dan
menyampaikan
pandangan, pendapat,
saran, usul, dan
evaluasi kepada
kwartir tentang
kegiatan serta masalah
yang dihadapi Pramuka
Penegak dan Pandega.
c. Mengikutsertakan
Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega
dalam setiap proses
pelaksanaan kegiatan
kwartir

Pembinaan Dewan Kerja


a. Mekanisme pembinaan
Dewan Kerja
1) Pembinaan Dewan
Kerja ranting
dilakukan oleh
Kwartir Ranting.
2) Pembinaan Dewan
Kerja Cabang
dilakukan oleh
Kwartir Cabang.
3) Pembinaan Dewan
Kerja Daerah
dilakukan oleh
Kwartir Daerah.
4) Pembinaan Dewan
Kerja Nasional
dilakukan oleh
Kwartir Nasional.
34

b. Tanggung jawab
pembinaan Dewan
Kerja
Kwartir di semua
jajaran Gerakan
Pramuka bertanggung
jawab atas
kelangsungan proses
pendidikan bagi
Pramuka Penegak dan
Pandega di wilayah
kerjanya. Sedang
Dewan Kerja Pramuka
Penegak dan Pandega
bertanggung jawab atas
teknis pelaksanaan
program pembinaan
dan pengembangan
Pramuka Penegak dan
Pandega di wilayah
kerjanya, sesuai dengan
yang digariskan oleh
kwartir.

Koordinasi Pembinaan
a. Koordinasi dilakukan
oleh Dewan Kerja
apabila yang
dikoordinasikan :
1) Unsur dari dalam
Kwartir
2) Dewan Kerja dalam
wilayah kerja
Dewan Kerja yang
bersangkutan
3) Unsur dari Pramuka
Penegak dan
Pandega sendiri
4) Koordinasi antara
Dewan Kerja yang
setingkat dapat
dilakukan oleh
salah satu Dewan
Kerja, berdasarkan
kesepakatan mereka
dengan
sepengetahuan dan
persetujuan kwartir.
b. Wadah mekanisme
koordinasi :
35

1) Rapat Konsultasi,
untuk
membicarakan suatu
masalah tertentu
yang berhubungan
dengan tugas Dewan
Kerja, dan perlu
dikonsultasikan
dengan kwartir atau
pihak lain
2) Rapat Koordinasi,
membahas
pelaksanaan tugas
Dewan Kerja yang
perlu
dikoordinasikan
dengan pihak lain
3) Rapat Pengurus
Harian, untuk
menentukan
kebijaksanaan teknis
pelaksanaan tugas
sehari-hari Dewan
Kerja
Pembinaan Dewan Kerja dijelaskan kedua keputusan tersebut. Keputusan Kwarnas
Nomor 080 tahun 1988 menjelaskan secara rinci mengenai sasaran pembinaan,
bagaimana proses, pelaksanaan, tanggung jawab pembinaan dan koordinasi
pembinaan.
Keputusan Kwarnas Nomor 176 tahun 2013 tidak menjelaskan sasaran dan proses
pembinaan Dewan Kerja. Keputusan tersebut menjelaskan bahwa pembinaan Dewan
Kerja dilaksanakan oleh pimpinan kwartir dengan fungsi sebagai pembimbing,
penasihat, narasumber, pendukung sarana dan prasarana kegiatan, motivator dan
konsultan.
Pelaksanaan pembinaan Dewan Kerja pada Keputusan Kwarnas Nomor 080 tahun
1988 tidak ditekankan pada unsur tertentu dalam kwartir sehingga seluruh unsur
kwartir dapat berperan dalam proses pembinaan Dewan Kerja, sedangkan dalam
Keputusan Kwarnas Nomor 176 tahun 2013 memberikan penekanan pada unsur
pimpinan kwartir untuk melaksanakan proses pembinaan. Adanya penekanan tersebut
mempersempit peranan unsur lain dalam kwartir untuk melakukan pembinaan
terhadap Dewan Kerja.
6. Mekanisme a. Hubungan antara Dewan Tidak diatur
hubungan Kerja dengan kwartir
dilakukan baik lisan
maupun tertulis, yang
meliputi hubungan
informasi, konsultasi,
dan koordinasi.
b. Hubungan antara Dewan
Kerja dengan Dewan
Kerja yang setingkat,
36

dalam rangka hubungan


informasi dan konsultasi
dilakukan baik lisan
maupun tertulis, dengan
sepengetahuan dan
persetujuan kwartir.
c. Hubungan antara Dewan
Kerja dengan Dewan
Kerja lain yang ada
dalam wilayah kerjanya,
dalam hubungan
bimbingan, informasi,
konsultasi, dan
koordinasi, dilakukan
baik lisan maupun
tertulis, dengan
sepengetahuan dan
persetujuan kwartir.
d. Hubungan secara lisan
dilakukan antara lain
dalam rapat, kegiatan
pendidikan, ceramah,
dan lain-lainnya; sedang
hubungan tertulis dalam
bentuk surat atau naskah
lainnya diberi tanda
tangan ikut mengetahui
oleh Ketua, Wakil
Ketua, atau Andalan
Urusan Sekretariat
Kwartir
Hubungan kerja Dewan Kerja diatur secara rinci dalam Keputusan Kwarnas Nomor
080 tahun 1988. Mekanisme tersebut meliputi mekanisme hubungan antara Dewan
Kerja dengan kwartir, antar Dewan Kerja yang setingkat, antara Dewan Kerja dengan
Dewan Kerja lain yang berada dalam wilayahnya dan hubungan secara lisan.
Keputusan Kwarnas Nomor 176 tahun 2013 tidak menjelaskan mengenai mekanisme
hubungan Dewan Kerja.
7. Masalah dan a. Pembinaan : perlunya Tidak diatur
pendekatan pembinaan Dewan
Kerja secara intensif
oleh kwartir yang
bersangkutan.
b. Organisasi : perlu
adanya peninjauan atas
struktur dewan Kerja
setiap jangka waktu
tertentu, guna melihat
daya guna dan tepat
gunanya.
Masalah dan pendekatan yang diatur dalam Keputusan Kwarnas Nomor 080 tahun
37

1988 adalah mengenai pembinaan dan organisasi, sedangkan dalam Keputusan


Kwarnas Nomor 176 tahun 2013 tidak diatur. Adanya aturan atau penjelasana
mengenai masalah dan pendekatan ini memperjelas penekanan sebelumnya, yaitu
pembinaan oleh kwartir yang bersangkutan dan keorganisasian Dewan Kerja.
8. Pengertian, Dijelaskan dalam poin Dewan Kerja Pramuka
keanggotaan, kebijakan wadah pembinaan Penegak dan Pandega
sifat, dan beranggotakan pramuka
kedudukan penegak dan pandega yang
dipilih dalam Musyawarah
Pramuka Penegak dan
Pandega Putri Putra
(Musppanitra) bersifat
kolektif dan kolegial yang
merupakan bagian integral
dari kwartir, berkedudukan
sebagai badan kelengkapan
kwartir yang diberi
wewenang dan kepercayaan
untuk mengelola kegiatan
pramuka penegak dan
pandega.
Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 memberikan penekanan khusus
pada pengertian, keanggotaan, sifat dan kedudukan Dewan Kerja. Keputusan Kwartir
Nasional Nomor 080 tahun 1988 mengatur pengertian, keanggotaan dan kedudukan
dalam poin wadah pembinaan namun tidak menjelaskan mengenai sifat kolektif dan
kolegial Dewan Kerja. Adanya penekanan dalam Keputusan Kwarnas Nomor 176
tahun 2013 memperjelas posisi Dewan Kerja di kwartir.

Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja (PPDK)

PPDK yang dibahas pada kajian ini adalah Keputusan Kwarnas Nomor
131 Tahun 2003 dan Keputusan Kwarnas Nomor 214 Tahun 2007. Perbandingan
kedua keputusan kwarnas tersebut tersaji dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. Perbandingan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak


dan Pramuka Pandega
Keputusan Kwarnas 131 Tahun Keputusan Kwarnas 214 Tahun
2003 2007
Umum a. Gerakan Pramuka memberi a. Gerakan Pramuka memberi
kesempatan kepada para kesempatan kepada Pramuka
Pramuka Penegak dan Penegak dan Pramuka Pandega
Pramuka Pandega untuk untuk membina diri menjadi
membina dirinya menjadi kader pemimpin, baik di
kader pemimpin, baik di lingkungan Gerakan Pramuka
lingkungan Gerakan Pramuka maupun lingkungan di luar
maupun di luar Gerakan Gerakan Pramuka.
Pramuka. b. Salah satu usaha untuk
38

b. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut,


melaksanakan gagasan dibentuklah Dewan Kerja
tersebut dibentuklah dewan Pramuka Penegak dan Pramuka
kerja Pramuka Penegak dan Pandega disetiap jajaran Kwartir.
Pramuka Pandega di setiap
jajaran Kwartir.
c. Pengelolaan Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega diatur
dalam suatu petunjuk
penyelenggaraan.
d. Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan pramuka nomor: 022
tahun 1991 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dan
Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka nomor : 012
tahun 1996 tentang Penjelasan
PPDK perlu disempurnakan
sesuai dengan aspirasi
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega, serta
perkembangan Gerakan
Pramuka.
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 menjelaskan latar belakang dilakukannya
penyempurnaan petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja. Keputusan Kwarnas Nomor
214 tahun 2007 tidak menjelaskan latar belakang dilakukannya penyempurnaan petunjuk
penyelenggaraan Dewan Kerja. Adanya penjelasan mengenai latar belakang
dilakukannya penyempurnaan petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja memberikan
gambaran situasi dan kondisi Dewan Kerja pada masa itu.
Saat ini perlu dilakukan pembaharuan PPDK karena terdapat perubahan dasar
penyelenggaraan Gerakan Pramuka dan dasar gerak Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega (Polbin TD).
Dasar a. Anggaran Dasar Gerakan a. Keputusan Presiden Republik
Pramuka Indonesia nomor 104 tahun 2004
b. Anggaran Rumah Tangga tentang Anggaran Dasar Gerakan
Gerakan Pramuka Pramuka.
b. Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka nomor 086
tahun 2005 tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan
Pramuka.
c. Keputusan Kwartir Nasional
Gerkaan Pramuka nomor 080
tahun 1988 tentang Pola dan
Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega.
d. Rencana Strategik Gerakan
39

Pramuka 2004 -2009.


Adanya rincian dasar pembuatan petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja pada
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 memberikan penjelasan secara rinci dasar-
dasar yang digunakan. Adanya rincian tersebut membuat petunjuk penyelenggaraan yang
dibuat tidak fleksibel karena apabila ada peraturan dasar yang dirubah harus dilakukan
penyesuaian peraturan lagi.
Ruang Petunjuk penyelenggaraan ini Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi
lingkup meliputi hal-hal yang berkaitan hal-hal yang ebrkaitan dengan
dan tata dengan pengelolaan Dewan Kerja pengelolaan Dewan Kerja Pramuka
urut Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan
Pandega dengan tata urut sebagai tata urut sebagai berikut :
berikut : a. Pendahuluan
a. Pendahuluan b. Maksud dan Tujuan
b. Maksud dan Tujuan c. Tugas Pokok, Fungsi
c. Tugas Pokok, Fungsi, dan Wewenang dan Tanggung
Tanggung Jawab Jawab
d. Organisasi dan Masa Bakti d. Organisasi dan Masa Bakti
e. Hubungan Kerja dan e. Wilayah Kerja dan Hubungan
Administrasi Kerja
f. Musyawarah Pramuka f. Administrasi Keuangan
Penegak dan Pramuka g. Keanggotaan
Pandega h. Kepengurusan
g. Keanggotaan i. Pembagian Tugas, Fungsi dan
h. Kepengurusan Mekanisme Bidang
i. Pembagian Tugas j. Musyawarah Pramuka
j. Sidang Paripurna dan Rapat Penegak dan Pramuka
k. Penutup Pandega Puteri Putera
k. Formatur
l. Sidang Paripurna dan Rapat-
rapat
m. Penutup
Pembahasan mengenai musppanitera didahulukan, setelah itu membahas mengenai
keanggotaan. Hal tersebut dikarenakan dalam musppanitera terdapat agenda pemilihan
anggota, sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami proses yang berlangsung.
Pengerti Dewan Kerja Pramuka Penegak a. Dewan Kerja Pramuka Penegak
an dan dan Pandega yang selanjutnya dan Pramuka Pandega yang
keduduk disingkat Dewan Kerja adalah selanjutnya disingkat Dewan
an wadah pengembangan Kerja adalah wadah pembinaan
kepemimpinan Pramuka dan pengembangan kaderisasi
Penegak dan Pramuka Pandega kepemimpinan ditingkat
di tingkat Kwartir, Kwartir yang beranggotakan
beranggotakan Pramuka Pramuka Penegak dan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega, Pandega Puteri Putera, bersifat
bersifat kolegial, dan merupakan kolektif dan kolegial yang
bagian dari Kwartir yang merupakan bagian integral dari
mengelola Pramuka Penegak Kwartir, berkedudukan sebagai
dan Pramuka Pandega. badan kelengkapan Kwartir
yang diberi wewenang dan
kepercayaan untuk mengelola
40

Pramuka Penegak dan Pramuka


Pandega.
b. Kolektif mengandung arti
bahwa keputusan dan kebijakan
didalam Dewan Kerja adalah
keputusan atau kebijakan
lembaga Dewan Kerja yang
dilakukan secara bersama atau
secara gabungan dan kolegial
mengandung arti bahwa segala
pelaksanaan tugas pokok,
kebijakan dan tanggungjawab
dalam prosesnya didalam
Dewan Kerja dilaksanakan
dalam suasana kekeluargaan.
Keputusan Kwarnas Nomor 176 tahun 2013 menjelaskan pengertian kolektif dan
kolegial Dewan Kerja, sedangkan Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003
tidak menjelaskannya. Kolektif dan kolegial berarti keputusan dan kebijakan
yang diambil merupakan keputusan atau kebijakan lembaga dan pelaksanaan
tugas pokok, kebijakan dan tanggung jawab dilaksanakan dalam suasana
kekeluargaan.
Maksud Dewan Kerja dibentuk sebagai Dewan kerja dibentuk sebagai
wadah pengembangan wadah pembinaan dan
kepemimpinan Pramuka pengembangan kaderisasi
Penegak dan Pramuka Pandega kepemimpinan masa depan
Gerakan Pramuka
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 menekankan bahwa Dewan Kerja
merupakan wadah pengembangan kepemimpinan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega, sedangkan Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007
menekankan bahwa Dewan Kerja adalah wadah pembinaan dan pengembangan
untuk kaderisasi kepemimpinan masa depan Gerakan Pramuka.
Tujuan Dewan Kerja dibentuk dengan Dewan Kerja dibentuk dengan
tujuan memberi kesempatan tujuan memberi kesempatan kepada
kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pramuka Pandega untuk Pandega untuk menambah
menambah pengetahuan, pengetahuan, keterampilan dan
keterampilan dan pengalaman pengalaman dalam pengelolaan
dalam pengelolaan organisasi, organisasi, pengembangan bakat
pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka upaya
kepemimpinan dalam rangka pengembangan pribadi dan
usaha pengembangan pribadi pengabdiannya kepada Gerakan
dan pengabdiannya kepada Pramuka, masyarakat, bangsa dan
Gerakan Pramuka, masyarakat, negara.
bangsa dan negara.
Tujuan dibentuknya Dewan Kerja adalah untuk menambah pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan
41

bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan


pengabdiannya kepada masyarakat. Pengetahuan dapat diartikan sebagai segala
hal yang harus diketahui oleh Dewan Kerja. Pengetahuan tersebut meliputi
peraturan yang menyangkut Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega,
perkembangan psikologi masa usia penegak dan pandega, dan perkembangan
masyarakat dan ilmu pengetahuan. Keterampilan adalah segala sesuatu yang bisa
dilakukan oleh Dewan Kerja guna menunjang tugasnya sebagai pengelola
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Keterampilan tersebut
antara lain kemampuan dalam mengelola Dewan Kerja sebagai organisasi dan
mengarahkan masa. Aplikasi pengetahuan dan keterampilan anggota Dewan
Kerja menambah pengalaman dalam pengelolaan organisasi dan kepemimpinan
yang selalu diasah juga meningkatkan pengalaman berorganisasi. Pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kepemimpinan yang dimiliki oleh anggota Dewan
Kerja digunakan untuk mengembangkan pribadi dan pengabdiannya.
Tugas Tugas Pokok Tugas Pokok
Pokok a. Melaksanakan Keputusan a. Melaksanakan Keputusan
Musyawarah Pramuka Musyawarah Pramuka
Penegak dan Pramuka Penegak dan Pandega Puteri
Pandega Puteri Putera Putera untuk mengelola
disesuaikan dengan rencana Pramuka Penegak dan
kwartirnya. Pandega sesuai dengan
b. Mengelola kegiatan rencana kerja Kwartirnya.
Pramuka Penegak dan b. Mengelola kegiatan Pramuka
Pramuka Pandega di Penegak dan Pramuka
kwartirnya. Pandega di Kwartirnya.
c. Mendukung Dewan Kerja c. Mendukung Dewan Kerja dan
dan wadah pembinaan wadah pembinaan Pramuka
Pramuka Penegeka dan Penegak dan Pramuka
Pramuka Pandega yang Pandega yang berada di
berada di kwartirnya secara wilayahnya secara koordinatif
koordinatif dan konsultatif. dan konsultatif.
d. Melaksanakan tugas-tugas d. Menyelenggarakan
Kwartir. Musyawarah Pramuka
e. Menyelenggarakan Penegak dan Pramuka
Musyawarah Pramuka Pandega Puteri Putera di
Penegak dan Pramuka tingkat Kwartirnya.
Pandega Puteri Putera di
tingkat Kwartirnya.

Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 menekankan bahwa tugas pokok
Dewan Kerja pada pengelolaan pembinaan Dewan Kerja dengan melaksanakan
keputusan Musppanitra, mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega di kwartirnya, mendukung Dewan Kerja dan wadah pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayahnya secara koordinatif dan
konsultatif dan menyelenggarakan Musppanitra serta melaksanakan tugas – tugas
kwartir. Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 tidak
42

mencantumkan tugas Dewan Kerja untuk melaksanakan tugas-tugas kwartir.


Dewan Kerja memiliki 2 peranan, yaitu sebagai pengelola Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dan sebagai badan kelengkapan kwartir. Sebagai pengelola
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, Dewan Kerja bertugas
untuk melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, dan sebagai badan kelengkapan
kwartir, Dewan Kerja bertugas untuk membantu tugas-tugas kwartir dalam
bidang pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
Fungsi a. Pelaksana rencana kerja a. Pelaksana rencana kerja Kwartir
Kwartir tentang Pramuka tentang Pramuka Penegak dan
Penegak dan Pramuka Pramuka Pandega.
Pandega. b. Pengelola kegiatan Pramuka
b. Pengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Penegak dan Pramuka di Kwartirnya.
Pandega di kwartirnya. c. Penghubung antara Pramuka
c. Penghubung antara Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Penegak dan Pramuka dengan Kwartir.
Pandega dengan Kwartir. d. Pendukung pelaksanaan tugas-
d. Pendukung pelaksanaan tugas Kwartir serta memberikan
tugas-tugas Kwartirnya. sumbangan pemikiran dan
laporan tentang pengelolaan,
penilaian dan pengembangan
Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega pada khususnya dan
Gerakan Pramuka pada
umumnya.

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Dewan Kerja berfungsi sebagai pelaksana


rencana kerja kwartir tentang pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega, pengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega,
penghubung antara Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan kwartirnya
dan pendukung pelaksanaan tugas-tugas kwartirnya. Keputusan Kwarnas Nomor
214 tahun 2007 menekankan fungsi Dewan Kerja untuk membantu kwartir dalam
memberikan masukan dan laporan tentang pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega khususnya dan Gerakan Pramuka pada umumnya. Poin ini
memberikan keleluasaan pada Dewan Kerja untuk berperan serta dalam kegiatan
dan pembinaan yang dilakukan oleh kwartir baik kepada sesama peserta didik
maupun anggota dewasa. Poin ini juga menggambarkan bagaimana peran nyata
Dewan Kerja sebagai kader di Gerakan Pramuka.
Tanggu Dewan Kerja bertanggung jawab Dewan Kerja yang merupakan
ng atas pelaksanaan tugas pokok bagian integral dari Kwartir,
jawab Dewan Kerja kepada bertanggung jawab atas
Kwartirnya. pelaksanaan tugas pokok Dewan
Kerja kepada Kwartirnya.
Dewan Kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokoknya kepada
kwartirnya, karena Dewan Kerja adalah badan integral kwartir.
43

Organis a. Di tingkat Kwartir Nasional a. Di tingkat Kwartir Nasional


asi dibentuk Dewan Kerja dibentuk Dewan Kerja Pramuka
Daerah Pramuka Penegak Penegak dan Pramuka Pandega
dan Pramuka Pandega Nasional yang disebut Dewan
Nasional yang disebut Kerja Nasional disingkat DKN.
Dewan Kerja Nasional b. Di tingkat Kwartir Daerah
disingkat DKN. dibetnuk Dewan Kerja Pramuka
b. Di tingkat Kwartir Daerah Penegak dan Pramuka Pandega
dibetnuk Dewan Kerja Daerah yang disebut Dewan
Pramuka Penegak dan Kerja Daerah disingkat DKD.
Pramuka Pandega Daerah c. Di tingkat Kwartir Cabang
yang disebut Dewan Kerja dibentuk Dewan Kerja Pramuka
Daerah disingkat DKD. Penegak dan Pramuka Pandega
c. Di tingkat Kwartir Cabang Cabang yang disebut Dewan
dibentuk Dewan Kerja Kerja Cabang yang disebut
Pramuka Penegak dan Dewan Kerja Cabang disingkat
Pramuka Pandega Cabang DKC.
yang disebut Dewan Kerja d. Di tingkat Kwartir Ranting
Cabang yang disebut Dewan dibentuk Dewan Kerja Pramuka
Kerja Cabang disingkat Penegak dan Pramuka Pandega
DKC. Ranting yang disebut Dewan
d. DI tingkat Kwartir Ranting Kerja Ranting disingkat DKR.
dibentuk Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega Ranting
yang disebut Dewan Kerja
Ranting disingkat DKR.
Setiap jajaran kwartir membentuk Dewan Kerja sebagai badan kelengkapannya.
Perlu menjadi catatan untuk daerah-daerah yang tidak memiliki satuan penegak
dan satuan pandega tidak perlu membentuk Dewan Kerja, karena tidak ada yang
dikelola dan tidak ada yang mengelola.
Masa 1) Dewan Kerja Nasional a. Masa bakti adalah kurun waktu
Bakti selama 3 tahun berlangsungnya suatu
2) Dewan Kerja Daerah selama kepengurusan Dewan Kerja
3 tahun dalam melaksanakan tugasnya.
3) Dewan Kerja Cabang selama b. Masa bakti Dewan Kerja sama
2 tahun dengan masa bakti Kwartirnya.
4) Dewan Kerja Ranting c. Selama belum terbentuk dan
selama 2 tahun disahkannya Dewan Kerja yang
baru oleh surat keputusan
Kwartir sebagai hasil
Musppanitera, maka pengurus
Dewan Kerja lama tetap
melaksanakan tugasnya.
Masa bakti Dewan Kerja mengalami perubahan karena terdapat perubahan dalam
masa bakti kwartirnya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
44

Pramuka menyebutkan bahwa masa bakti Dewan Kerja sama dengan masa bakti
kwartirnya. Dalam pelaksanaannya, anggota Dewan Kerja mengalami kesulitan
karena masa bakti yang panjang menghambat proses regenerasi anggota dan
penjenjangan Dewan Kerja tidak dapat dilaksanakan.
Anggota Dewan Kerja yang berada di tingkat cabang, daerah dan nasional
diharapkan pernah menjadi Dewan Kerja di tingkat ranting, cabang dan daerah.
Penjenjangan ini dimaksudkan agar anggota yang bersangkutan paham mengenai
tugas dan peranannya dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Semakin rendah tingkat kwartirnya, Dewan Kerja banyak berperan
dalam hal-hal operasional kegiatan pembinaan dan semakin tinggi tingkat
kwartirnya, Dewan Kerja lebih banyak berperan dalam hal konsepsional.
Pembagian peran ini dimaksudkan agar setiap jajaran Dewan Kerja dapat
bersinergi dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Dewan
Kerja Ranting dan Dewan Kerja Cabang lebih mudah mengamati proses
pembinaan yang ada di gugusdepan dan dapat memberikan masukan kepada
daerah dan nasional untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan perkembangan
dinamika Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di daerah tersebut.
Saat ini pemahaman pembagian peran ini belum dipahami sepenuhnya oleh
Dewan Kerja. Dewan Kerja di tingkat daerah dan nasional seringkali masih fokus
pada pelaksanaan kegiatan operasional dan kurang memperhatikan dinamika
pembinaan yang terjadi di wilayah masing-masing. Banyak fenomena di
masyarakat yang luput dari pengamatan dan penanganan oleh Dewan Kerja.
Wilayah Tidak dijelaskan a. Wilayah Kerja adalah wilayah
Kerja berlakunya kewenangan Dewan
Kerja.
b. Wilayah Kerja Dewan Kerja
sama dengan wilayah kerja
Kwartirnya,
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 menjelaskan lebih rinci mengenai
wilayah kerja Dewan Kerja, yaitu sama dengan wilayah kerja kwartirnya.
Hubung Hubungan kerja adalah interaksi Hubungan kerja adalah interaksi
an Kerja yang dilakukan oleh Dewan yang dilakukan oleh Dewan Kerja
Kerja dalam melaksanakan tugas dalam melaksanakan tugas
pokoknya pokoknya
Hubung Bentuk hubungan kerja Dewan Bentuk hubungan kerja Dewan
an Kerja Kerja dengan Pimpinan Kwartir Kerja dengan kwartir dalam
dengan dalam kedudukannya sebagai kedudukannya sebagai badan
(Pimpin bagian dari Kwartir adalah kelengkapan Kwartir adalah
an) hubungan koordinasi, konsultasi, hubungan kordinasi, konsultasi, dan
Kwartir
dan informasi dalam informasi dalam merencanakan,
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
mengorganisasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan
melaksanakan, dan tugas pokoknya.
mengevaluasi pelaksanaan tugas
pokoknya.
Hubung Hubungan antar Dewan Kerja a. Hubungan antar Dewan Kerja
45

an Kerja adalah koordinasi, konsultasi, yang berbeda jajaran adalah dari


antar informasi dan kerjasama. jajaran yang lebih tinggi ke
Dewan bawah, berupa bimbingan,
Kerja koordinasi, konsultasi dan
informasi. Sedangkan dari
jajaran yang lebih bawah keatas
adalah koordinasi, konsultasi
dan pelaporan.
b. Hubungan antar Dewan Kerja
yang setingkat adalah hubungan
koordinasi, informasi dan
kerjasama.
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 menjelaskan lebih rinci bagaimana
bentuk hubungan kerja antar Dewan Kerja. Penjelasan ini membantu Dewan
Kerja di tingkat kwartir yang lebih tinggi untuk mendapatkan gambaran
pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat kwartir yang lebih
rendah.
Hubung 1) Dewan Kerja dapat 1) Dewan Kerja dapat
an kerja menyelenggarakan menyelenggarakan hubungan
dengan hubungan kerjasama kerjasama dengan organisasi di
organisa dengan organisasi di luar luar Gerakan Pramuka.
si di luar Gerakan Pramuka. 2) Bentuk kerjasama dan hal-hal
Gerakan
2) Bentuk kerjasama dan hal- yang berkenaan dengan
Pramuk
a hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kerjasama tersebut
pelaksanaan kerjasama dilakukan dengan
tersebut dilakukan dengan sepengetahuan Kwartir.
sepengetahuan Kwartir.
Adminis a. Sebagai bagian dari a. Sebagai badan kelengkapan
trasi Kwartir, maka sistem Kwartir, maka sistem
administrasi Dewan Kerja administrasi Dewan Kerja
mengikuti sistem mengikuti sistem administrasi
administrasi kwartirnya. Kwartirnya.
b. Sistem administrasi internal b. Sistem administrasi internal
Dewan Kerja diadakan guna Dewan Kerja diadakan guna
menunjang aktifitas Dewan menunjang aktifitas Dewan
Kerja. Kerja, meliputi :
1) Pengarsipan surat menyurat
yang berkaitan dengan
Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
2) Komunikasi dan informasi
internal Dewan Kerja
dengan Kwartirnya.
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 dan Keputusan Kwarnas Nomor 214
tahun 2007 menjelaskan bahwa sistem administrasi Dewan Kerja mengikuti
sistem administrasi kwartirnya dengan tujuan untuk menunjang aktivitas Dewan
46

Kerja. Administrasi yang dimaksud oleh Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun
2003 berbeda dengan Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007. Administrasi
yang dimaksud Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 meliputi administrasi
kesekretariatan dan administrasi keuangan, sedangkan administrasi yang
dimaksud Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 hanya meliputi
administrasi kesekretariatan saja dan administrasi keuangan dijelaskan dalam
poin terpisah.
Keuang Tidak dibahas Keuangan diperoleh, dikelola dan
an dipertanggungjawabkan oleh
Dewan Kerja dalam menjalankan
fungsi dan tugas pokoknya.

Sumber Keuangan :
a. Keuangan Dewan Kerja
diperoleh dari :
1) Kwartir
2) Iuran peserta kegiatan
3) Usaha dana Dewan
Kerja
b. Sumber dana yang berasal
dari luar Kwartir, harus
sepengetahuan Kwartir

Pengelolaan
a. Dana yang digunakan untuk
kegiatan Dewan Kerja
dikelola oleh Dewan Kerja
yang bersangkutan, sesuai
sistem yang berlaku di
Kwartirnya.
b. Dalam pengelolaan dana
kegiatan, Dewan Kerja
senantiasa melakukan
koordinasi dan konsultasi
dengan Kwartir.

Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
pengelolaan dana disusun oleh
Dewan Kerja dan disampaikan
kepada Kwartir.

Hal- hal lain yang berkenaan


dengan pendanaan kegiatan Dewan
Kerja akan diatur oleh Dewan
Kerja yang bersangkutan dengan
47

sepengetahuan Kwartir.
Poin ini merupakan penjelasan rinci Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007
mengenai pengelolaan administrasi keuangan.
Musppa a. Musyawarah Pramuka a. Musyawarah Pramuka Penegak
nitera Penegak dan Pandega Puteri dan Pramuka Pandega Puteri
Putera yang disingkat Putera yang disingkat
Musppanitera adalah suatu Musppanitera adalah suatu
forum atau tempat forum atau tempat pertamuan
pertemuan bagi Pramuka bagi Pramuka Penegak dan
Penegak dan Pramuka Pramuka Pandega Puteri Putera
Pandegaputeri putera di tiap sebagai wahana
jajaran Kwartir sebagai permusyawaratan untuk
wahana permusyawaratan menampung aspirasi Pramuka
untuk menampung aspirasi Penegak dan Pramuka Pandega
Pramuka Penegak dan di tingkat Kwartirnya.
Pramuka Pandega di tingkat b. Hasil Musppanitera merupakan
Kwartirnya. bagian dari rencana kerja
b. Hasil Musppanitera Kwartir.
merupakan bagian Rencana
Kerja Kwartir.
Cukup jelas
Jenis a. Musppanitera a. Musppanitera adalah
Musppa 1) Musppanitera adalah Musppanitera yang
nitera Musppanitra yang diselenggarakan dalam keadaan
diselenggarakan dalam terpenuhi kuorum dan tepat
keadaan terpenuhinya waktu.
korum b. Musppanitera Luar Biasa
2) Kuorum 1) Musppanitera Luar Biasa
a) Kuorum adalah adalah Musppanitera yang
jumlah utusan yang diselenggarakan antara dua
seharusnya hadir Musppanitera karena ada
dalam Musppanitera hal-hal yang bersifat khusus.
sehingga 2) Musppanitera Luar Biasa
Musppanitera dilaksanakan atas usul
memiliki keabsahan Dewan Kerja yang
b) Kuorum terpenuhi bersangkutan atau usul dari
apabila dihadiri oleh sedikitnya dua pertiga
lebih dari setengah jumlah utusan yang
jumlah utusan yang seharusnya hadir.
seharusnya hadir.
b. Musppanitera Luar Biasa Tidak dijelaskan mengenai kuorum
1) Musppanitera luar biasa
adalah Musppanitera
yang diselenggarakan
antara dua Musppanitera
karena ada hal-hal yang
48

bersifat khusus.
2) Musppanitera luar biasa
dilaksanakan atas usul
Dewan Kerja
bersangkutan atau usul
dari sedikitnya dua
pertiga jumlah perutusan
yang seharusnya hadir.
Kekuoruman Musppanitera harus dijelaskan seperti pada Keputusan Kwarnas
Nomor 131 tahun 2003 agar jalannya Musppanitera benar-benar diikuti oleh
seluruh perwakilan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di kwartir tersebut.
Kehadiran tersebut tidak hanya pada awal dan akhir saja, tetapi juga pada setiap
acara Musppanitera.
Pelaksa Pelaksanaan Musppanitera Pelaksanaan Musppanitera
naan berdasarkan Keputusan Kwartir berdasarkan Keputusan Kwartir
Musppa
nitera
Cukup jelas
Tingkat a. Di tingkat Nasional a. Di tingkat Kwartir Nasional
dan diselenggarakan diselenggarakan Musppanitera
Waktu Musppanitera Tingkat Tingkat Nasional selanjutnya
Pelaksa Nasional selanjutnya disebut Musppanitera Nasional
naan disebut Musppanitera yang diselenggarakan setiap 5
Musppa
Nasional yang (lima) tahun sekali.
nitra
diselenggarakan setiap 3 b. Di tingkat Kwartir Daerah
(tiga) tahun sekali. diselenggarakan Musppanitera
b. Di tingkat Daerah Tingkat Daerah selanjutnya
diselenggarakan disebut Musppanitera Daerah
Musppanitera Tingkat yang diselenggarakan setiap 5
Daerah selanjutnya disebut (lima) tahun sekali.
Musppanitera Daerah yang c. Di tingkat Kwartir Cabang
diselenggarakan setiap 3 diselenggarakan Musppanitera
(tiga) tahun sekali. Tingkat Cabang selanjutnya
c. Di tingkat Cabang disebut Musppanitera Cabang
diselenggarakan yang diselenggarakan setiap 5
Musppanitera Tingkat (lima) tahun sekali.
Cabang selanjutnya disebut d. Di tingkat Kwartir Ranting
Musppanitera Cabang yang diselenggarakan Musppanitera
diselenggarakan setiap 2 Tingkat Ranting selanjutnya
(dua) tahun sekali. disebut Musppanitera Ranting
d. Di tingkat Ranting yang diselenggarakan setiap 3
diselenggarakan (tiga) tahun sekali.
Musppanitera Tingkat
Ranting selanjutnya disebut
Musppanitera Ranting yang
diselenggarakan setiap 2
49

(dua) tahun sekali.

Musppanitera dilaksanakan 1 kali pada masa bakti, yaitu pada akhir masa bakti.
Masa bakti Dewan Kerja mengikuti masa bakti kwartirnya, sehingga pelaksanaan
Musppanitera Dewan Kerja di seluruh jajaran kawrtir adalah 5 tahun sekali.
Penyele a. Penyelenggara a. Penyelenggara adalah Dewan
nggara Musppanitera adalah Kerja yang bersangkutan.
Dewan Kerja yang b. Hal-hal yang berkenaan dengan
bersangkutan. pelaksanaan Musppanitera
b. Hal-hal yang berkenaan diatur oleh penyelenggara
dengan pelaksanaannya dengan persetujuan Kwartir.
diatur lebih lanjut dengan
eprsetujuan Kwartir
Cukup jelas
Peserta a. Peserta adalah utusan yang a. Peserta adalah utusan yang
Musppa mempunyai hak dan mempunyai hak dan
nitera kewajiban untuk mengikuti kewajiban untuk mengikuti
Musppanitera, Musppanitera,
b. Peserta Musppanitera b. Peserta Musppanitera Nasional
Nasional adalah : adalah :
1) Anggota Dewan Kerja 1) Anggota Dewan Kerja
Nasional Nasional
2) Utusan Dewan Kerja 2) Utusan Dewan Kerja
Daerah Daerah
c. Peserta Musppanitera c. Peserta Musppanitera Daerah
Daerah adalah : adalah :
1) Anggota Dewan Kerja 1) Anggota Dewan Kerja
Daerah Daerah
2) Utusan Dewan Kerja 2) Utusan Dewan Kerja
Cabang Cabang
d. Peserta Musppanitera d. Peserta Musppanitera Cabang
Cabang adalah : adalah :
1) Anggota Dewan Kerja 1) Anggota Dewan Kerja
Cabang Cabang
2) Utusan Dewan Kerja 2) Utusan Dewan Kerja
Ranting Ranting
e. Peserta Musppanitera e. Peserta Musppanitera Rantiing
Rantiing adalah : adalah :
1) Anggota Dewan Kerja 1) Anggota Dewan Kerja
Ranting Ranting
2) Utusan Dewan Ambalan 2) Utusan Dewan Ambalan
dan atau Dewan Racana dan atau Dewan Racana
f. Apabila dalam suatu Kwartir
Ranting tidak terdapat Dewan
Kerja Ranting, maka utusan
Dewan Ambalan dan Dewan
50

Racana yang berada di Kwartir


Ranting tersebut mewakili
Kwartir Rantingnya sebagai
utusan dalam Musppanitera
Cabang.
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 memberikan penjelasan lebih rinci
mengenai utusan dalam Musppanitera Cabang apabila terdapat Dewan Kerja
Ranting yang tidak aktif.
Utusan a. Utusan a) Utusan
dan Perutusan adalah Pramuka 1) Utusan adalah Pramuka
Mandat Penegak dan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega yang mendapatkan Pandega yang mendapat
mandat untuk mandat untuk
menyampaikan aspirasi menyampaikan aspirasi
Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak dan
Pandega yang berada di Pramuka Pandega di
wilayah kerjanya. Kwartirnya.
b. Mandat 2) Jumlah dan persyaratan
1) Mandat adalah lain yang berkenaan
wewenang yang dengan utusan, diatur lebih
diberikan oleh Kwartir lanjut oleh Dewan Kerja
kepada utusannya untuk penyelenggara.
dapat melaksanakan hak b) Mandat
dan kewajibannya. 1) Mandat adalah wewenang
2) Mandat bagi perutusan yang diberikan oleh
Dewan Kerja Kwartir kepada utusannya
Penyelenggara untuk dapat melaksnakan
diperoleh dari Dewan hak dan kewajibannya.
Kerja penyelenggara. 2) Mandat bagi utusan
3) Mandat bagi Dewan Dewan Kerja diberikan
Kerja diberikan oleh oleh Kwartirnya atas
Kwartirnya atas usulan usulan Dewan Kerja yang
Dewan Kerja bersangkutan.
bersangkutan. 3) Mandat bagi utusan
4) Mandat bagi perutusan Dewan Ambalan dan
Dewan Ambalan Dewan Racana diberikan
diberikan oleh Pembina oleh Pembina Gugusdepan
Gugusdepan atas usulan atas usulan Dewan
Dewan Ambalan dan Ambalan dan Dewan
Dewan Racana racana.
4) Mandat untuk
Musppanitera Cabang bagi
yang tidak terdapat Dewan
Kerja Ranting, mandat
bagi yang mewakili
Dewan Kerja Ranting
51

tersebut diperoleh dari


Kwartir Rantingnya.
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 menjelaskan mengenai mandat yang
diberikan kepada utusan Dewan Kerja penyelenggara, sehingga Dewan Kerja
penyelenggara memiliki dasar yang kuat untuk berperan sebagai peserta
Musppanitera. Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 tidak menjelaskan
mandat yang diberikan kepada anggota Dewan Kerja penyelenggara karena
Dewan Kerja penyelenggara dinilai otomatis menjadi peserta Musppanitera tanpa
adanya mandat tersendiri.
Tidak adanya Dewan Kerja Ranting disebabkan karena 3 hal, yaitu :
a. kwartir ranting yang bersangkutan tidak aktif
b. kwartir ranting yang bersangkutan aktif tetapi tidak memiliki satuan
penegak dan satuan pandega
c. kwartir ranting yang bersangkutan aktif tetapi tidak membentuk Dewan
Kerja Ranting.
Apabila poin (a) yang terjadi, maka Dewan Ambalan dan Dewan Racana akan
kesulitan untuk mendapatkan surat mandat. Tidak adanya surat mandat
mengakibatkan Dewan Ambalan dan Dewan Racana tersebut tidak dapat
mengikuti Musppanitera. Dewan Ambalan dan Dewan Racana di wilayah
tersebut dapat menjadi peserta Musppanitera Cabang dengan membawa surat
mandat dari gugus depan dan dalam Musppanitera tersebut dibahas mengenai
usulan pembentukan kwartir ranting atau pengaktifan kwartir ranting. Apabila
poin (b) yang terjadi maka tidak ada perwakilan dari kwartir ranting tersebut.
Apabila kemudian kwartir ranting tersebut membentuk satuan penegak dan atau
satuan pandega dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan kwartir cabang. Apabila
poin (c) yang terjadi maka Dewan Ambalan dan Dewan Racana dapat
memperoleh surat mandat dan peserta Musppanitera tersebut dapat menjadi
inisiator terbentuknya Dewan Kerja Ranting di wilayah tersebut.
Hak a. Hak suara adalah hak yang a. Hak suara adalah hak yang
Suara, dimiliki masing-masing dimiliki masing-masing utusan
Hak utusan untuk diperhitungkand untuk diperhitungkan dalam
Bicara, alam penghitungan suara bila perhitungan suara bila
dan dilaksanakan pengambilan dilaksanakan pengambilan
(Hak
keputusan. Setiap utusan keputusan, dengan setiap
Pilih)
mempunyai satu hak suara. kwartir berhak atas satu suara.
b. Hak bicara adalah hak yang b. Khusus di tingkat kwartir
dimiliki peserta/perutusan ranting utusan Pramuka
untuk menyampaikan usul, Penegak dan Pramuka Pandega
saran dan pendapat. yang mendapat mandat untuk
menyampaikan aspirasi
pramuka T/D di Ambalan dan
Racana masing-masing.
c. Hak bicara adalah hak yang
dimiliki setiap peserta untuk
menyampaikan usul, saran dan
pendapat.
52

d. Hak pilih adalah hak yang


dimiliki utusan untuk dipilih
dan memilih
e. Hal-hal lain yang berkenaan
dengan mekanisme hak suara
dalam pengambilan keputusan
secara bersama diatur lebih
lanjut dalam Musppanitera.
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 menjelaskan dengan rinci hak-hak
yang dimiliki oleh peserta Musppanitera. Hak pilih dalam keputusan tersebut
mengarah pada proses pemilihan ketua Dewan Kerja dan Formatur.
Keangg Anggota Dewan Kerja adalah Anggota Dewan Kerja adalah
otaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pramuka Penegak dan Pandega
(Umum) Pandega yang mempunyai hak Puteri Putera yang mempunyai hak
dan kewajiban untuk dan kewajiban untuk melaksanakan
melaksanakan tugas pokok tugas pokok Dewan Kerja.
Dewan Kerja.
Cukup jelas
Keangg Persyaratan Persyaratan
otaan a. Persyaratan adalah ketentuan a. Persyaratan merupakan
(Persyar yang harus dipenuhi untuk ketentuan yang harus dipenuhi
atan) menjadi anggota Dewan untuk menjadi anggota Dewan
Kerja. Kerja.
b. Persyaratan terdiri atas : b. Persyaratan terdiri atas:
1) anggota aktif di 1) Umum
Gugusdepannya. a) Anggota aktif di
2) belum menikah Gugusdepannya.
3) minimal telah menjadi b) Belum menikah.
Pramuka Penegak c) Minimal telah menjadi
Bantara atau Pramuka Pramuka Penegak
Pandega Bantara atau Pramuka
4) masih dalam batas usia Pandega
Pramuka Penegak dan 2) Khusus
Pramuka Pandega Persyaratan khusus adalah
persyaratan tambahan
lainnya selain persyaratan
umum yang ditetapkan
berdasarkan kebutuhan yang
ditentukan dalam
Musppanitera, selama tidak
bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 menjelaskan lebih rinci mengenai
persyaratan anggota Dewan Kerja dan memberi kesempatan kepada Dewan Kerja
53

yang bersangkutan untuk menambahkan sayarat khusus yang dipandang sesuai


untuk menunjang kerja Dewan Kerja. Keputusan Kwarnas 131 tahun 2003 ada
klausul masih dalam batas usia pramuka penegak dan pramuka pandega.
Keangg Pemilihan dan pengangkatan Pemilihan dan Pengangkatan
otaan anggota Anggota
(Pemilih a. Pemilihan anggota adalah a. Pemilihan anggota
an dan tata cara memilih anggota 1) Pemilihan anggota adalah
Pengang Dewan Kerja tata cara memilih anggota
katan
b. Pemilihan keanggotaan Dewan Kerja.
Anggota
) dan dapat dilakukan melalui : 2) Pemilihan anggota dapat
formatur 1) Formatur, yang dilakukan melalui:
personalianya dipilih a) Formatur.
dalam Musppanitera, b) Pemilihan langsung
atau atas Ketua Dewan
2) Pemilihan langsung atas Kerja, sedangkan
Ketua dan Wakil Ketua anggota Dewan Kerja
Dewan Kerja, sedangkan lainnya dipilih oleh
anggota Dewan Kerja formatur.
lainnya dipilih oleh c) Pemilihan langsung
formatur. Pemilihan atas Ketua Dewan
langsung ini dapat Kerja dilakukan secara
dilaksanakan bila terpisah yang
memenuhi persyaratan mekanismenya
sebagai berikut: ditetapkan melalui
a) Telah ada nama Musppanitera
calon definitif 3) Pengangkatan anggota
minimal 2 orang disahkan dengan keputusan
putera dan 2 orang Kwartir atas usulan Dewan
puteri paling lambat Kerja yang bersangkutan
3 bulan sebelum b. Pengangkatan anggota
pelaksanaan. disahkan dengan surat
b) Calon-calon tersebut keputusan Kwartir
telah memenuhi
persyaratan sesuai FORMATUR
pasal 27. Pengertian
c. Formatur. Formatur adalah peserta
1) Formatur adalah peserta Musppanitera yang diberi hak dan
yang diberi hak dan kewajiban untuk memilih anggota
kewajiban untuk memilih Dewan Kerja. Formatur dipilih
calon anggota Dewan dalam Musppanitera
Kerja, dan formatur
dipilih dalam Tugas dan Masa Tugas
Musppanitera. a) Formatur bertugas untuk :
2) Tugas dan Masa Tugas 1) Memilih anggota Dewan
Formatur Kerja
a) Formatur bertugas 2) Menyusun anggota terpilih
54

untuk: dalam kepengurusan


(1) Memilih calon Dewan Kerja
anggota Dewan b) Masa Tugas formatur selama 1
Kerja. (satu) bulan sejak Musppanitera
(2) Menyusun berakhir.
anggota terpilih c) Formatur bertanggung jawab
dalam kepada kwartir.
kepengurusan di
Dewan Kerja. Keanggotaan Formatur
b) Formatur bermasa a) Anggota Formatur terdiri atas
tugas selama satu unsur :
bulan sejak 1) Dewan Kerja penyelenggara
Musppanitera 2) Peserta Musppanitera
berakhir. 3) Apabila terjadi pemilihan
c) Formatur langsung, maka Ketua
bertanggung jawab Dewan Kerja terpilih mejadi
kepada Kwartir. Ketua Tim Formatur.
3) Keanggotaan Formatur b) Anggota Formatur berjumlah
a) Anggota formatur paling banyak 7 (tujuh) orang
terdiri atas: dengan secara keseluruhan
(1) Anggota Dewan berjumlah ganjil, yang mewakili
Kerja wilayah secara berimbang.
Penyelenggara c) Hal-hal yang berkenaan tata
(2) Peserta cara pemilihan formatur diatur
Musppanitera dalam Musppanitera.
b) Jumlah anggota d) Formatur dapat menyusun hal-
formatur berjumlah hal yang berkenaan dengan cara
gasal dan tidak lebih pelaksanaan tugasnya dengan
dari 5 orang. persetujuan kwartir.
c) Jika terjadi
pemilihan langsung Penasihat Formatur
atas Ketua dan a) Penasihat formatur adalah
Wakil Ketua Dewan andalan Kwartir yang mendapat
Kerja, maka Ketua mandat dari Kwartir.
dan Wakil Ketua b) Tugas Penasehat Formatur
terpilih menjadi adalah memberikan saran, usul
Ketua dan Wakil dan pendapat kepada formatur.
Ketua Formatur c) Penasehat formatur tidak
d) Hal-hal yang memiliki hak suara.
berkenaan dengan d) Penasehat Formatur
tata cara pemilihan bertanggung jawab kepada
formatur diatur kwartir.
dalam Musppanitera.
4) Penasihat Formatur
a) Penasihat formatur
adalah Andalan
55

Kwartir yang
mendapat mandat
dari Kwartir.
b) Penasihat formatur
mempunya tugas
untuk memberikan
saran, usul dan
pendapat kepada
Formatur.
c) Penasihat Formatur
tidak memiliki hak
suara.
d) Penasihat Formatur
bertanggung jawab
kepada Kwartir.
5) Pengangkatan anggota
disahkan dengan surat
keputusan Kwartir.
Terdapat perbedaan sistematika penulisan antara Keputusan Kwarnas Nomor 131
tahun 2003 dengan Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007. Keputusan
Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 memasukkan formatur dalam mekanisme
pemilihan anggota sehingga dalam memahami sistem pemilihan anggota Dewan
Kerja dapat lebih runtut dan jelas, sedangkan Keputusan Kwarnas Nomor 214
tahun 2007 membahas formatur dalam bab yang berbeda dari mekanisme
pemilihan anggota sehingga dalam memahami sistem pemilihan anggota tidak
dapat runtut.
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 mengatur mengenai mekanisme
pemilihan langsung ketua dewan kerja, sedangkan Keputusan Kwarnas Nomor
214 tahun 2007 tidak mengatur mengenai mekanisme pemilihan ketua. Adanya
mekanisme pemilihan ketua secara langsung memberikan kesempatan kepada
seluruh Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah tersebut memberikan
pandangan dan penilaian terhadap calon yang akan mereka pilih.
Jumlah anggota formatur pada Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003
sebanyak 5 orang, sedangkan pada Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007
berjumlah 7 orang dengan memperhatikan pemerataan perwakilan masing-
masing wilayah.
Keangg Mutasi anggota Penggantian Ketua dan Mutasi
otaan a. Mutasi anggota adalah Anggota
(Mutasi perpindahan fungsi dan a. Penggantian Ketua
Anggota kedudukan anggota dalam Penggantian Ketua dilakukan
dan pelaksanaan tugasnya di apabila Ketua Dewan Kerja:
Penggan
Dewan Kerja. 1) Menikah
tian
Ketua) b. Mutasi anggota dapat 2) Meninggal Dunia
dilakukan pada seluruh 3) Berhalangan tetap,
anggota. sehingga tidak
c. Tata cara mutasi disusun memungkinkan untuk
56

oleh Dewan Kerja dengan dapat melaksanakan hak


sepengetahuan Kwartir. dan kewajibannya sebagai
d. Hasil Pelaksanaan mutasi Ketua Dewan Kerja. Jenis
disahkan dengan keputusan halangan yang dimaksud
Kwartir. diatur lebih lanjut oleh
Dewan Kerja yang
Tidak dijelaskan mengenai bersangkutan dengan
mekanisme penggantian ketua persetujuan Kwartir
4) Mengajukan permintaan
sendiri
5) Telah melewati batas usia
Pramuka Pandega
6) Melakukan kegiatan yang
melanggar Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah
Tangga dan Kode
Kehormatan Gerakan
Pramuka
7) Diusulkan oleh 2/3 jumlah
utusan Dewan Kerja yang
harusnya hadir pada saat
Musppanitera, kecuali
Dewan Kerja Ranting,
diusulkan oleh 2/3 jumlah
utusan Ambalan dan
Racana yang harusnya
hadir pada saat
Musppanitera Ranting.
8) Tata cara penggantian
Ketua diatur oleh Dewan
Kerja dengan
sepengetahuan Kwartir.
9) Penggantian Ketua
disahkan dengan surat
keputusan.
b. Mutasi Anggota
1) Mutasi anggota adalah
perpindahan fungsi dan
kedudukan anggota
Dewan Kerja dalam
pelaksanaan tugas-
tugasnya.
2) Mutasi anggota dapat
dilakukan pada seluruh
jenis, fungsi dan
kedudukan anggota.
57

3) Tata cara mutasi disusun


oleh Dewan Kerja dengan
sepengetahuan Kwartir.
4) Pelaksanaan mutasi
anggota Dewan Kerja
disahkan dengan
keputusan Kwartir.
Keputusan Kwarnas Nomor 131 tahun 2003 hanya menjelaskan hal-hal yang
bersifat umum pada mutasi anggota. Ketua yang merangkap anggota juga dapat
dimutasi melalui mekanisme internal Dewan Kerja yang bersangkutan.
Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 menjelaskan lebih rinci mengenai
mekanisme penggantian ketua dan memberikan kekuatan pada kedudukan ketua
untuk tidak dilakukan mutasi seperti pada mekanisme mutasi pada anggota yang
lain. Ketua yang merangkap anggota seharusnya juga dapat dimutasi seperti
anggota yang lain karena ketua juga merupakan anggota. Perlu adanya penjelasan
lebih lanjut mengenai mekanisme penggantian ketua, karena ketua dipilih melalui
forum Musppanitera.
Keangg Pemberhentian anggota Pemberhentian anggota
otaan a. Pemberhentian anggota a. Pemberhentian anggota adalah
(Pember merupakan tindakan tindakan yang dilakukan untuk
hentian Kwartir untuk menghilangkan hak dan
Anggota mengehentikan hak dan kewajiban seseorang dalam
)
kewajiban seseorang melaksanakan tugas dan
anggota untuk fungsinya sebagai anggota
melaksanakan tugas dan Dewan Kerja.
fungsinya sebagai anggota b. Pemberhentian anggota
Dewan Kerja. dilakukan apabila anggota
b. Pemberhentian anggota Dewan Kerja :
dilakukan apabila anggota: 1) Menikah.
1) Menikah 2) Meninggal dunia.
2) Berhalangan tetap, 3) Berhalangan tetap,
sehingga tidak sehingga tidak
memungkinkan untuk memungkinkan untuk
dapat melaksanakan dapat melaksanakan hak
hak dan kewajibannya dan kewajibannya sebagai
sebagai anggota Dewan anggota Dewan Kerja.
Kerja. Jenis halangan Jenis halangan yang
yang dimaksud diatur dimaksud diatur lebih
lebih lanjut oleh Dewan lanjut oleh Dewan Kerja
Kerja yang yang bersangkutan dengan
bersangkutan dengan persetujuan Kwartir.
sepengetahuan Kwartir. 4) Mengajukan permintaan
3) Mengajukan sendiri.
permintaan sendiri 5) Telah melewati batas usia
4) Telah melewati batas Pramuka Pandega
usia Pramuka Pandega 6) Melakukan kegiatan yang
58

5) Melakukan kegiatan melanggar Anggaran


yang melanggar Dasar, Anggaran Rumah
Anggaran Dasar, Tangga, dan Kode
Anggaran Rumah Kehormatan Gerakan
Tangga dan Kode Pramuka.
Kehormatan Pramuka. c. Jenis pemberhentian anggota
c. Jenis pemberhentian terdiri atas :
anggota terdiri atas: 1) Pemberhentian dengan
1) pemberhentian dengan hormat.
hormat 2) Pemberhentian dengan
2) pemberhentian dengan tidak hormat.
tidak hormat. d. Pemberhentian dengan
d. Pemberhentian dengan hormat dilakukan apabila
hormat dilakukan apabila pemberhentian disebabkan
pemberhentian disebabkan ketentuan Pasal 21 b. (1),
karena ketentuan Pasal Pasal 21 b. (2) dan Pasal. 21
30.b.1), dan Pasal .30.b.2) b. (3) Pasal 21 b.( 4) dan
dan Pasal.30.b.3). Pasal 21 b. (5).
e. Pemberhentian dengan tidak e. Pemberhentian dengan tidak
hormat dilakukan apabila hormat dilakukan apabila
pemberhentian disebabkan pemberhentian disebabkan
karena ketentuan Pasal karena ketentuan Pasal. 21 b.
30.b.5) setelah melalui (6) setelah melalui Dewan
Dewan Kehormatan Kehormatan.
Kwartir. f. Tata cara pemberhentian
f. Tata cara pemberhentian diatur oleh Dewan Kerja
anggota diatur oleh Dewan dengan sepengetahuan
Kerja dengan Kwartir.
sepengetahuan Kwartir. g. Pemberhentian anggota
g. Pemberhentian anggota disahkan dengan surat
disahkan dengan Keputusan keputusan Kwartir.
Kwartir.
Cukup jelas
Keangg Penggantian Anggota Penggantian Anggota
otaan a. Penggantian anggota adalah a. Penggantian anggota adalah
(Pengga penggantian anggota Dewan penggantian anggota Dewan
ntian Kerja yang dilakukan Kerja yang dilakukan apabila
Anggota apabila ada anggota yang ada anggota yang diberhentikan
)
diberhentikan dari dari keanggotaan.
keanggotaan. b. Tata cara penggantian anggota
b. Tata cara penggantian diatur oleh Dewan Kerja yang
anggota diatur oleh Dewan bersangkutan dengan
Kerja yang bersangkutan sepengetahuan Kwartir.
dengan sepengetahuan c. Penggantian anggota disahkan
Kwartir. dengan surat keputusan Kwartir.
c. Penggantian anggota
59

disahkan dengan surat


keputusan Kwartir.
Cukup jelas
Keangg Hak Dan Kewajiban Anggota Hak dan Kewajiban Anggota
otaan a. Pada prinsipnya sebagai a. Pada prinsipnya sebagai badan
(Pengga badan yang bersifat kolegial yang bersifat kolektif dan
ntian setiap anggota mempunyai kolegial, setiap anggota
Anggota hak dan kewajiban yang mempunyai hak dan kewajiban
)
sama dalam pelaksanaan yang sama dalam pelaksanaan
tugas pokok Dewan Kerja. tugas pokok Dewan Kerja.
b. Dalam pelaksanaan b. Dalam pelaksanaan tugasnya,
tugasnya anggota dibagi anggota dibagi dalam suatu
dalam suatu susunan susunan kepengurusan
kepengurusan.
Masa transisi dijelaskan pada poin
Selama belum terbentuk dan masa bakti.
disahkannya Dewan Kerja yang
baru oleh surat keputusan
Kwartir sebagai hasil
Musppanitera, maka pengurus
Dewan Kerja lama tetap
melaksanakan tugasnya.
Kepengurusan Dewan Kerja pada masa transisi tetap dipegang oleh Dewan Kerja
penyelenggara Musppanitera hingga terbitnya surat keputusan baru yang
menyatakan pemberhentian kepada anggota Dewan Kerja penyelenggara
Musppanitera.
Kepeng Pengurus Pengurus
urusan a. Susunan pengurus a. Susunan pengurus Dewan
dan Dewan Kerja adalah Kerja terdiri atas seorang
Pembida seorang Ketua ketua merangkap anggota,
ngan merangkap anggota, seorang wakil ketua
seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
merangkap anggota, Sekretaris merangkap
Sekretaris merangkap anggota, Bendahara
anggota, Bendahara merangkap anggota dan
merangkap anggota dan beberapa orang anggota.
beberapa orang anggota. b. Apabila Ketua dijabat oleh
Apabila ketua dijabat Pramuka Penegak/Pandega
oleh Pramuka Penegak Putera, maka Wakil Ketua
atau Pandega putra, maka dijabat Pramuka
wakil ketua dijabat oleh Penegak/Pramuka Pandega
Pramuka Penegak atau Puteri, dan sebaliknya
Pandega putri, dan c. Komposisi pengurus dalam
sebaliknya Dewan Kerja disusun
b. Pimpinan Dewan Kerja dengan memperhatikan
terdiri atas Ketua, Wakil perbandingan antara putera
60

Ketua, Sekretaris dan dan puteri serta


Bendahara. perbandingan antara
Pramuka Penegak dan
Pengurus Harian. Pramuka Pandega.
a. Jika diperlukan, untuk d. Jumlah anggota Dewan
pelaksanaan tugas Kerja disesuaikan keputusan
administrasi dan Musppanitera dan secara
kesekretariatan Dewan keseluruhan berjumlah
Kerja dapat membentuk ganjil.
Pengurus Harian yang e. Pimpinan Dewan Kerja
terdiri dari beberapa terdiri atas Ketua, Wakil
anggota Dewan Kerja. Ketua, Sekretaris dan
b. Keanggotaan Pengurus Bendahara.
Harian ditentukan dalam
Rapat Pleno Dewan Pembidangan
Kerja, dan disesuaikan a. Pembidangan adalah
dengan program kegiatan pembagian tugas yang
serta kesempatan yang dilakukan sebagai upaya
dimiliki anggota Dewan memperlancar pelaksanaan
Kerja. tugas pokok Dewan Kerja.
c. Jumlah dan susunan b. Pembidangan dalam Dewan
Pengurus Harian diatur Kerja diatur sebagai berikut
berdasarkan kebutuhan. :
Pembidangan 1) Bidang Kajian
a. Pembidangan adalah Kepramukaan
pembagian tugas yang 2) Bidang Kegiatan
dilakukan sebagai upaya Kepramukaan
memperlancar 3) Bidang Pengabdian
pelaksanaan tugas pokok Masyarakat
Dewan Kerja. 4) Bidang Evaluasi dan
b. Pembentukan bidang- Pengembangan
bidang Dewan Kerja
disesuaikan dengan Ada penjelasan terkait pembagian
kondisi dan kebutuhan tugas, fungsi, dan mekanisme bidang.
Dewan Kerja.

Tidak ada penjelasan terkait


pembidangan karena tidak ada
pembidangan.

Keputusan Kwarnas Nomor 214 tahun 2007 tidak mengatur mengenai Pengurus
Harian karena Pengurus Dewan Kerja dianggap sudah cukup untuk menjalankan
tugas harian Dewan Kerja. Pembidangan pada Keputusan Kwarnas Nomor 131
tahun 2003 tidak diatur secara rinci bidang-bidang yang harus dibentuk oleh
Dewan Kerja dan setiap Dewan Kerja dibebaskan untuk membentuk bidang
sesuai dengan kebutuhan Dewan Kerja tersebut. Keputusan Kwarnas Nomor 214
61

tahun 2007 mengatur tentang pembidangan dalam Dewan Kerja dan dijelaskan
pula penekanan tugas masing-masing bidang. Aplikasi pembidangan Dewan
Kerja belum sesuai dengan yang diharapkan karena masih banyak Dewan Kerja
yang tidak paham penekanan masing-masing bidang dan tidak semua Dewan
Kerja dapat menyelenggarakan bidang-bidang tersebut.
Jenis Tidak ada penjelasan jenis rapat a. Rapat Pleno
Rapat Rapat pleno merupakan
forum tertinggi di dalam
Dewan Kerja dalam
pengambilan keputusan
untuk merumuskan
kebijakan yang akan
diambil yang wajib dihadiri
oleh seluruh anggota Dewan
Kerja.
b. Rapat Pimpinan
Rapat Pimpinan adalah
rapat yang dihadiri oleh
pimpinan Dewan Kerja
untuk menentukan rumusan
pelaksanaan kebijakan yang
telah digariskan dalam rapat
pleno.
c. Rapat Bidang
Rapat bidang adalah rapat
yang dilaksanakan oleh
anggota bidang untuk
menjabarkan kebijakan
Dewan Kerja sesuai dengan
bidangnya.
d. Rapat Koordinasi dan
Konsultasi
Rapat koordinasi dan
konsultasi dilaksanakan
oleh Dewan Kerja untuk
membahas hal-hal yang
mendukung pelaksanaan
tugas pokoknya,.baik
dengan pihak kwartir
maupun di luar Gerakan
Pramuka
Penjelasan penyelenggaraan rapat dalam Dewan Kerja membantu berjalannya
mekanisme pengambilan keputusan berdasarakan musyawarah mufakat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Kesimpulan kajian Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja ini adalah :
1. Dewan Kerja sangat dibutuhkan oleh Kwartir sebagai badan kelengkapan
yang bertugas untuk mengelola pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega yang memiliki dinamika sangat beragam.
2. Dewan Kerja juga merupakan wadah kaderisasi kepemimpinan baik bagi
Gerakan Pramuka maupun masyarakat.
3. Pelaksanaan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja belum dapat maksimal karena
terdapat perbedaan pemahaman di setiap Dewan Kerja dan tidak semua
Dewan Kerja melaksanakan keputusan tersebut dengan optimal.
4. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berminat untuk bergabung di
Dewan Kerja tidak banyak.
5. Adanya produk hukum baru sebagai dasar penyelenggaraan Gerakan
Pramuka, yaitu Undang – Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
dan Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega, sehingga perlu dilakukan kajian dan
penyesuaian terhadap penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
6. Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka dan Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega memberikan kesempatan bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega untuk mengelola sendiri pembinaannya dengan bimbingan
anggota dewasa dan PPDK saat ini perlu dilakukan penyempurnaan sesuai
dengan hasil kajian ini.

62
63

SARAN
Saran berdasarkan hasil kajian Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja adalah :
1. Mendorong setiap Kwartir untuk membentuk dan lebih memperhatikan
pembinaan Dewan Kerja di Kwartir masing-masing.
2. Melakukan sosialisasi dan diskusi rutin dengan seluruh anggota Dewan
Kerja untuk membentuk kesepahaman terkait penyelenggaraan Dewan
Kerja.
3. Menyempurnakan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja berdasarkan
hasil kajian Undang – Undang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka dan Petunjuk Penyelenggaraan
Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

BAB V
PENUTUP

Demikian hasil kajian Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak


dan Pramuka Pandega. Semoga laporan ini dapat menjadi panduan untuk
pelaksanaan kajian Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega.

Selamat memandu, salam Pramuka!


Kelompok Kerja PPDK
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Keputusan Musyawarah Nasional Nomor 11/MUNAS/2013 tentang Anggaran


Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Keputusan Kwartir Nasional Nomor 131 tahun 2003 tentang Petunjuk


Penyelenggaraan Dewan Kerja.

Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 tentang Petunjuk


Penyelenggaraan Dewan Kerja.

Keputusan Kwartir Nasional Nomor 176 tahun 2013 tentang Petunjuk


Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.

Afiatin, T.2015.Psikologi Perkembangan Masa Remaja Akhir hingga Masa


Dewasa Muda (makalah disampaikan pada Sidang Paripurna Nasional
2015).

Kwartir Nasional.2011a.Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum


Pramuka Golongan Panegak.Jakarta.

Kwartir Nasional.2011b.Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum


Pramuka Golongan Pandega.Jakarta.

Pusdiklatda DIY. 2011. Buku Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.
Yogyakarta : Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY.

Piaget, J.2000.Commentary on Vygotsky. New Ideas in Psychology, 18, 241–259.

Turner dan Helms. 2005. Lifespan Development Fifth Edition. USA : Holt,
Rinehart, Winston.

64

Anda mungkin juga menyukai