Bab Iv Aspek Finansial
Bab Iv Aspek Finansial
BAB IV
ASPEK FINANSIAL
= 9.732.060,00 : 5
= Rp. 1.946.412,00
Susut/Tahun = (Total Harga – Nilai Sisa) : Umur
= (9.732.060,00 - 1.946.412,00) : 5
= Rp. 1.557.130,00
Dengan dibuatnya Tabel 4.1 Investasi Awal, dapat diketahui modal
sendiri pada PT Amerta Karya Indonesia. Berikut merupakan contoh
perhitungannya.
Modal Sendiri = Total harga x 80%
= 5.176.247.300,00 x 80%
= Rp. 4.140.997.840,00
Dengan dibuatnya Tabel 4.1 Investasi Awal, dapat diketahui modal
pinjaman pada PT Amerta Karya Indonesia. Berikut merupakan contoh
perhitungannya.
Modal Pinjaman = Total harga x 20%
= 5.176.247.300,00 x 20%
= Rp. 1.035.249.460,00
Berdasarkan Tabel 4.1 Investasi Awal terdapat komponen biaya
investasi berupa tanah, bangunan tertutup, bangunan terbuka, keperluan
produksi, keperluan perkantoran, keperluan fasilitas, modal sendiri, dan
modal pinjaman. Tanah merupakan media untuk membangun
perusaahaan yang mana pada PT Amerta Karya Indonesia memiliki aset
tanah sebesar 2869 m2 dengan harga perunit sebesar Rp. 300.000,00 dan
dengan total harga sebesar Rp. 860.700.000,00 yang didapatkan dari
rumus jumlah dikalikan harga perunit yaitu 2869 m2 dikalikan dengan Rp.
300.000,00. Bagunan tertutup merupakan bagunan yang memiliki atap
dan tembok pada PT Amerta Karya Indonesia memiliki ukuran bangunan
tertutup sebesar 2187 m2 dengan harga perunit sebesar Rp. 1.500.000,00,
dengan total harga sebesar Rp. 3.280.500.000,00 yang didapatkan dari
rumus jumlah dikalikan harga perunit yaitu 2187 m2 dikalikan dengan Rp.
1.500.000,00, memiliki umur 20 tahun, memiliki nilai sisa sebesar Rp.
164.025.000,00 yang didapatkan dari rumus total harga dibagi dengan
umur yaitu Rp. 3.280.500.000,00 dibagi dengan 20 tahun, dan memiliki
susut/tahun sebesar Rp. 155.823.750,00 yang didapatkan dari rumus total
harga dikurang dengan nilai sisa lalu kedua perhitungan tersebut dibagi
dengan umur yaitu Rp. 3.280.500.000,00 dikurang dengan Rp.
164.025.000,00 lalu kedua perhitungan tersebut dibagi dengan 20 tahun.
Bagunan terbuka merupakan bagunan yang tidak memiliki penghalang
atau batasan pada PT Amerta Karya Indonesia memiliki ukuran bangunan
terbuka sebesar 682 m2 dengan harga perunit sebesar Rp. 900.000,00,
dengan total harga sebesar Rp. 613.800.000,00 yang didapatkan dari
rumus jumlah dikalikan harga perunit yaitu 682 m2 dikalikan dengan Rp.
900.000,00, memiliki umur 20 tahun, memiliki nilai sisa sebesar Rp.
30.690.000,00 yang didapatkan dari rumus total harga dibagi dengan
umur yaitu Rp. 613.800.000,00 dibagi dengan 20 tahun, dan memiliki
susut/tahun sebesar Rp. 29.155.500,00 yang didapatkan dari rumus total
harga dikurang dengan nilai sisa lalu kedua perhitungan tersebut dibagi
dengan umur yaitu Rp. 613.800.000,00 dikurang dengan Rp. 30.690.000,00
lalu kedua perhitungan tersebut dibagi dengan 20 tahun. Keperluan
produksi merupakan mesin atau alat yang akan digunakan untuk
kegiatan produksi yaitu sebagai contoh meja fabrikasi yang memiliki 2
unit dengan harga perunit sebesar Rp. 2.225.000,00, dengan total harga
sebesar Rp. 4.450.000,00 yang didapatkan dari rumus jumlah dikalikan
dengan harga perunit yaitu 2 dikalikan dengan Rp. 2.225.000,00, memiliki
umur 5 tahun, memiliki nilai sisa sebesar Rp. 890.000,00 yang didapatkan
dari rumus total harga dibagi dengan umur yaitu Rp. 4.450.000,00 dibagi
dengan 5 tahun, dan memiliki susut/tahun sebesar Rp. 712.000,00 yang
didapatkan dari rumus total harga dikurang dengan nilai sisa lalu kedua
295.000,00 dengan total harga sebesar Rp. 295.000,00 yang didapatkan dari
rumus jumlah dikalikan dengan harga perunit yaitu 1 dikalikan dengan
Rp. 295.000,00, memiliki umur 5 tahun, memiliki nilai sisa sebesar Rp.
59.000,00 yang didapatkan dari rumus total harga dibagi dengan umur
yaitu Rp. 295.000,00 dibagi dengan 5 tahun, dan memiliki susut/tahun
sebesar Rp. 47.200,00 yang didapatkan dari rumus total harga dikurang
dengan nilai sisa lalu kedua perhitungan tersebut dibagi dengan umur
yaitu Rp. 295.000,00 dikurang dengan Rp. 59.000,00 lalu kedua
perhitungan tersebut dibagi dengan 5 tahun. Keperluan fasilitas
merupakan sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi yang
dibutuhkan dalam fasilitas yaitu sebagai contoh komponen lain - lain
hydrant air yang memiliki 2 unit dengan harga perunit sebesar Rp.
295.000,00 dengan total harga sebesar Rp. 9.732.060,00 yang didapatkan
dari rumus jumlah dikalikan dengan harga perunit yaitu 2 dikalikan
dengan Rp. 4.866.030,00, memiliki umur 5 tahun, memiliki nilai sisa
sebesar Rp. 1.946.412,00 yang didapatkan dari rumus total harga dibagi
dengan umur yaitu Rp. 9.732.060,00 dibagi dengan 5 tahun, dan memiliki
susut/tahun sebesar Rp. 1.557.130,00 yang didapatkan dari rumus total
harga dikurang dengan nilai sisa lalu kedua perhitungan tersebut dibagi
dengan umur yaitu Rp. 9.732.060,00 dikurang dengan Rp. 1.946.412,00 lalu
kedua perhitungan tersebut dibagi dengan 5 tahun. Modal sendiri
merupakan modal yang dikeluarkan sendiri oleh perusahaan yang mana
modal sendiri ini sebesar Rp. 4.140.997.840,00 yang didapatkan dari rumus
total harga dikalikan dengan 80% yaitu Rp. 5.176.247.300,00 dikalikan
dengan 80%. Modal pinjaman merupakan modal yang dipinjam oleh
pihak perusahaan ke pihak lain yang mana modal pinjaman ini sebesar
Rp. 1.035.249.460,00 yang didapatkan dari rumus total harga dikalikan
dengan 20% yaitu Rp. 5.176.247.300,00 dikalikan dengan 20%.
= Rp. 1.783.530,00
Biaya variabel pada biaya bahan tidak langsung produk dengan warna:
Tempat ATK = Harga/unit x ((kuantias x target
produksi/hari x 298) : isi
kemasan)
= Rp. 1260,00 x ((1 x 117 x 298) :
12)
= Rp. 3.660.930,00
Biaya variabel pada overhead pabrik:
Biaya Listrik = Tabel biaya listrik
= Rp. 9.882.727,00
Biaya variabel pada Gaji TK Langsung = Gaji tenaga kerja x 12
= Rp. 24.410.880,00 x 12
= Rp. 292.930.560,00
Biaya Penanganan Material = Biaya penaganan material x 298
= Rp. 175.324,65 x 298
= Rp. 52.243.765,70
Total Komponen Biaya = Biaya Pra–Investasi + Total
Biaya Tetap + Total Biaya variabel
pada biaya bahan langsung +
Total Biaya overhead pabrik + Gaji
TK langsung + BPM
= 0 + Rp. 964.089.832,00 + Rp.
1.738.182.744,00 + Rp. 9.882.727,00
+ Rp. 292.930.560,00 + Rp.
52.243.765,70
= Rp. 3.057.329.629,17
Total Modal Keja = Total Komponen Biaya + Total
Biaya Bahan Tidak Langsung
= Rp. 120.853.865,75
Bunga Bank Tahun 1 = Hutang Bank Tahun Sebelumnya x 8,70%
= Rp. 1.691.954.121,00 x 8,70%
= Rp. 147.200.008,00
Pmbyrn ke Bank Th 1 = Angsuran Pokok + Bunga Bank
= Rp. 120.853.865,75 + Rp. 147.200.008,00
= Rp. 268.053.874,00
Berdasarkan Tabel 4.5 Angsuran Pokok dan Bunga Bank terdapat
tahun, hutang bank, angsuran pokok, bunga bank, dan pembayaran ke
bank. Tahun pada angsuran pokok dan bunga bank yaitu 14 tahun.
Hutang bank merupakan hutang yang timbul sebagai akibat pinjaman
yang diberikan oleh bank kepada perusahaan yang diperoleh berdasarkan
permohonan perusahaan. Angsuran pokok merupakan angsuran dari
suatu kredit yang mana terdapat tanggal jatuh tempo dalam
pembayarannya. Bunga bank merupakan harga yang harus dibayarkan
oleh bank kepada nasabah yang memiliki simpanan dan harga yang harus
dibayar oleh dasabah kepada bank jika nasabah yang memperoleh
fasilitas pinjaman. Pembayaran ke bank merupakan perusahaan
membayar hutang kepada bank. Hutang bank pada tahun ke nol yaitu
sebesar Rp. 1.691.954.121,00 dengan rumus total biaya modal pinjaman
tabel investasi ditambah dengan total biaya modal pinjaman modal kerja
yaitu Rp. 1.035.249.460,00 ditambah dengan Rp. 656.704.660,50. Angsuran
pokok pada tahun ke nol yaitu sebesar nol karena tahun ke nol
merupakan tahun peminjaman dan angsuran dimulai tahun pertama
yaitu sebesar Rp. 120.853.865,75 dengan rumus hutang bank tahun
sebelumnya dibagi dengan rencana pengembalian pinjaman yaitu Rp.
1.691.954.121,00 dibagi dengan 14. Bunga bank pada tahun ke nol yaitu
sebesar nol karena tidak adanya angsuran maka tidak adanya bunga bank
dan bunga bank pada tahun pertama yaitu sebesar Rp. 147.200.008,00
= Rp. 4.597.206.440,00
Biaya Produksi = Total Komponen Biaya Tahun 0 + Total Komponen
Biaya Tahun 1 + Total Biaya Bahan Tidak Langsung
Produk Tanpa Warna
= Rp. 100.706.000,00 + Rp. 3.057.329.629,17 + Rp.
19.012.429,80
= Rp. 3.177.048.059,00
Pendapatan Kotor = Total Penjualan – Biaya Produksi
= Rp. 4.597.206.440,00 - Rp. 3.177.048.059,00
= Rp. 1.420.158.381,00
Penyusutan B. Inves = Total Susut/Tahun
= Rp. 252.915.352,00
Pendapatan (Sebelum bunga + pajak) = Pendapatan Kotor – Penyusutan
= Rp. 1.420.158.381,00 - Rp. 252.915.352,00
= Rp. 1.167.243.029,00
Pembayaran Ke Bank = Rp. 268.053.874,00
Pendapatan (Sebelum Pajak) = Pendapatan (Sebelum bunga + pajak) -
Pembayaran Ke Bank
= Rp. 1.167.243.029,00 - Rp. 268.053.874,00
= Rp. 899.189.155,00
Pajak Penghasilan (30%) = Pendapatan (Sebelum Pajak) x 30%
= Rp. 899.189.155,00 x 30%
= Rp. 269.756.746,00
Pendapatan Bersih (Setelah Pajak) = Pendapatan (Sebelum Pajak) - Pajak
Penghasilan (30%)
= Rp. 899.189.155,00 - Rp.
269.756.746,00
= Rp. 629.432.408,00
= Rp. 252.915.352,00
Pendapatan (Sebelum bunga + pajak) = Pendapatan Kotor – Penyusutan
= Rp. 1.463.889.788,00 - Rp. 252.915.352,00
= Rp. 1.210.974.436,00
Pembayaran Ke Bank = Rp. 268.053.874,00
Pendapatan (Sebelum Pajak) = Pendapatan (Sebelum bunga + pajak) -
Pembayaran Ke Bank
= Rp. 1.210.974.436,00 - Rp. 256.996.039,00
= Rp. 942.920.562,00
Pajak Penghasilan (30%) = Pendapatan (Sebelum Pajak) x 30%
= Rp. 942.920.562,00 x 30%
= Rp. 282.876.168,00
Pendapatan Bersih (Setelah Pajak) = Pendapatan (Sebelum Pajak) - Pajak
Penghasilan (30%)
= Rp. 942.920.562,00 - Rp.
282.876.168,00
= Rp. 660.044.393,00
Profit on Sales = (Pendapatan Bersih (Setelah Pajak)
/Total Penjualan) x 100%
= (Rp. 660.044.393,00 / Rp.
4.728.400.661,00) x 100%
= 0,1396
Berdasarkan Tabel 4.7 Analisis Laba Rugi Produk Dengan Warna
merupakan proyeksi analisis laba rugi yang dilakukan perhitungan oleh
perusahaan dari produk tempat file. Total penjualan dari produk tempat
file pada tahun pertama mengeluarkan sebanyak Rp. 4.728.400.661,00 yang
didapatkan dari harga pokok penjualan. Biaya produksi dari produk
dimana operasional yang dilakukan dari perusahaan berupa perancangan
dan pembuatan produk dari awal bahan baku sampai dengan barang jadi
Hal – hal yang akan di bahas dalam proyeksi aliran kas yaitu
meliputi initial cash flow (ICF), operational cash flow (OFC), dan terminal cash
flow (TCF).
= Rp. 252.915.352,00
Bunga (1-Pajak 30%) Th 1 = Angsuran Pokok x 70%
= Rp. 120.853.865,75 x 70%
= Rp. 84.597.706,00
Cash In (OCF) Th 1 = Pendapatan Setelah Pajak Tahun 1 +
Penyusutan + Bunga (1-Pajak 30%)
= Rp. 660.044.393,00 + Rp. 252.915.352,00 + Rp.
84.597.706,00
= Rp. 997.557.451,00
Net Cash Th 0 = Cash In – Cash Out
= Rp. 0 – Rp. 8.440.758.173,00
= –Rp. 8.440.758.173,00
Net Cash Th 1 = Cash In – Cash Out
= Rp. 997.557.451,00 – 0
= Rp. 997.557.451,00
Berdasarkan Tabel 4.9 Proyeksi Aliran Kas Dengan Warna terdapat
cash out yang merupakan biaya yang harus dipersiapkan oleh perusahaan
dengan harga sebesar Rp. 8.440.7588.173,00. Pendapatan setelah pajak
didapatkan dari analisis laba rugi dari produk tempat file dimana biaya
yang dikeluarkan sebesar Rp. 660.044.393,00 pada tahun pertama.
Penyusutan yang merupakan biaya yang didapatkan dari biaya
penyusutan sehingga biaya tersebut yang berkurang sesuai waktu
ekonomisnya dengan tahun pertama harus mengeluarkan biaya sebanyak
Rp. 252.915.352,00 pada tahun pertama. Bunga (1-pajak 30%) didapatkan
dari 70% nilai bunga bank sebesar Rp. 84.597.706,00 pada tahun pertama
hingga periode ke-14. Cash in (OCF) merupakan aliran kas biaya yang
memiliki kesinambungan dari kegiatan produksi perusahaan yang
dikeluarkan sebesar Rp. 997.557.451,00 pada tahun pertama. Net cash yang
merupakan biaya yang dilakukan pengurangan antara ICF dan OCF maka
mendapatkan biaya sebesar –Rp. 8.440.758.173,00 pada tahun nol dan Rp.
997.557.451,00 pada tahun pertama.
= –Rp. 8.353.295.359
NPV Th 1 = Net cash x p/f factor 8,70 (%)
= Rp. 966.945.466,00 x 92,00%
= Rp. 889.554.247,00
NPV Kumulatif i1 Th 0 = NPV n + NPV n-1
= –Rp. 8.353.295.359 + 0
= –Rp. 8.353.295.359
NPV Kumulatif i1 Th 1 = NPV n + NPV n-1
= Rp. 889.554.247,00 +(–Rp. 8.353.295.359)
= –Rp. 7.463.741.112,13
NPV Akhir = NPV berkumulatif positif
= Rp. 103.319.188,00
Berdasarkan Tabel 4.10 NPV Tanpa Warna terdapat initial cash flow
(cash out) yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memulai dan menjalankan produksinya dengan harga sebesar Rp.
8.353.295.359,00. Operational cash flow (cash in) adalah biaya aliran kas yang
berhubungan dengan kegiatan operasi dikeluarkan sebesar Rp.
966.945.466,00 pada tahun pertama. Net cash yang merupakan biaya yang
dilakukan pengurangan antara ICF dan OCF maka mendapatkan biaya
sebesar –Rp. 8.353.295.359,00 pada tahun 0 dan Rp. 966.945.466,00 pada
tahun 1. P/f factor 8,70% yang didapatkan dari rumus 1 dibagi hasil
jumlah 1 ditambah interest rate lalu dikuadratkan n, didapatkan hasil
sebesar 100% pada tahun 0 dan 92,00% pada tahun pertama. NPV
merupakan perkalian dari net cash dengan p/f factor 8,70% yaitu sebesar –
Rp. 8.353.295.359 pada tahun 0 dan sebesar Rp. 889.554.247,00 pada tahun
1. NPV Kumulatif i1 didapatkan dari rumus NPV n ditambah dengan
NPV kumulatif n-1 yaitu sebesar –Rp. 8.353.295.359 pada tahun 0 dan
sebesar –Rp. 7.463.741.112,13 pada tahun pertama. NPV akhir merupakan
NPV berkumulatif positif pertama yaitu sebesar Rp. 103.319.188,00.
Selain produk tanpa warna terdapat juga produk dengan warna. Berikut merupakan Tabel 4.11 NPV Produk
Dengan Warna.
Tabel 4.11 Net Present Value Produk Dengan Warna
Tahun
Period 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Initial Cash Flow (Cash Out) Rp 8,440,758,173 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Operational Cash Flow (Cash In) Rp - Rp 997,557,451 Rp 1,039,554,145 Rp 1,053,935,614 Rp 1,068,457,513 Rp 1,083,122,650 Rp 1,097,933,890 Rp 1,112,894,154 Rp 1,128,006,424 Rp 1,143,273,739 Rp 1,158,699,201 Rp 1,174,285,971 Rp 1,190,037,277 Rp 1,205,956,409 Rp 1,222,046,724
Net Cash Rp (8,440,758,173) Rp 997,557,451 Rp 1,039,554,145 Rp 1,053,935,614 Rp 1,068,457,513 Rp 1,083,122,650 Rp 1,097,933,890 Rp 1,112,894,154 Rp 1,128,006,424 Rp 1,143,273,739 Rp 1,158,699,201 Rp 1,174,285,971 Rp 1,190,037,277 Rp 1,205,956,409 Rp 1,222,046,724
p/f factor 8,70 (%) 100.00% 92.00% 84.63% 77.86% 71.63% 65.89% 60.62% 55.77% 51.31% 47.20% 43.42% 39.95% 36.75% 33.81% 31.10%
NPV (Rp8,440,758,173) Rp917,716,146 Rp879,808,242 Rp820,588,541 Rp765,312,983 Rp713,723,370 Rp665,577,951 Rp620,650,419 Rp578,728,967 Rp539,615,395 Rp503,124,269 Rp469,082,129 Rp437,326,744 Rp407,706,408 Rp380,079,279
NPV Kumulatif i1 Rp (8,440,758,173) (7,523,042,026.33) (6,643,233,784.21) (5,822,645,243.06) (5,057,332,259.86) (4,343,608,889.80) (3,678,030,939.18) (3,057,380,520.60) (2,478,651,553.93) (1,939,036,159.26) (1,435,911,890.54) (966,829,761.54) (529,503,017.67) (121,796,610.13) 258,282,669.22
Interest Rate 8.70%
NPV Rp 258,282,669
Berdasarkan Tabel 4.11 Net Present Value Produk Dengan Warna memiliki contoh perhitungan, berikut
merupakan contoh perhitungan dari masing-masing tabel.
= Rp. 917.716.146,00
NPV Kumulatif i1 Th 0 = NPV n + NPV n-1
= –Rp. 8.440.758.173,00 + 0
= –Rp. 8.440.758.173,00
NPV Kumulatif i1 Th 1 = NPV n + NPV n-1
= Rp. 917.716.146,00 +(–Rp. 8.440.758.173,00)
= –Rp. 7.523.042.026,33
NPV Akhir = NPV berkumulatif positif
= Rp. 258.282.669,00
Berdasarkan Tabel 4.11 NPV Dengan Warna terdapat initial cash
flow (cash out) yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memulai dan menjalankan produksinya dengan harga
sebesar Rp. 8.440.7588.173,00. Operational cash flow (cash in) adalah biaya
aliran kas yang berhubungan dengan kegiatan operasi dikeluarkan
sebesar Rp. 997.557.451,00 pada tahun pertama. Net cash yang merupakan
biaya yang dilakukan pengurangan antara ICF dan OCF maka
mendapatkan biaya sebesar –Rp. 8.440.758.173,00 pada tahun 0 dan Rp.
997.557.451,00 pada tahun 1. P/f factor 8,70% yang didapatkan dari rumus
1 dibagi hasil jumlah 1 ditambah interest rate lalu dikuadratkan n,
didapatkan hasil sebesar 100% pada tahun 0 dan 92,00% pada tahun
pertama. NPV merupakan perkalian dari net cash dengan p/f factor 8,70%
yaitu sebesar –Rp. 8.440.758.173,00 pada tahun 0 dan sebesar Rp.
917.716.146,00 pada tahun 1. NPV Kumulatif i1 didapatkan dari rumus
NPV n ditambah dengan NPV kumulatif n-1 yaitu sebesar –Rp.
8.440.758.173,00 pada tahun 0 dan sebesar –Rp. 7.523.042.026,33 pada
tahun pertama. NPV akhir merupakan NPV berkumulatif positif pertama
yaitu sebesar Rp. 258.282.669,00.
desimalnya saja dikali dengan dua belas yaitu 0,7212 dikali dengan 12.
Payback period hari sebesar 22 didapatkan dari rumus hasil tahun yang
diambil hanya desimalnya saja dikali dengan tiga puluh yaitu 0,7212
dikali dengan 30.
PT Amerta Karya Indonesia memiliki payback period produk tanpa
warna dan produk dengan warna. Berikut merupakan Tabel 4.13 Payback
Period Dengan Warna.
Tabel 4.13 Payback Period Produk Dengan Warna
Tahun Bulan Hari
Payback Period 13.320 4 10
= Rp. 966.945.466,00
p/f factor Th 0 = 1/(1 + interest rate)^n
= 1/(1 + 8,71%)^0
= 100%
p/f factor Th 1 = 1/(1 + interest rate)^n
= 1/(1 + 8,71%)^1
= 91,99%
NPV Th 0 = Net cash x p/f factor 8,71 (%)
= –Rp. 8.353.295.359,00 x 100%
= –Rp. 8.353.295.359,00
NPV Th 1 = Net cash x p/f factor 8,71 (%)
= Rp. 966.945.466,00 x 91,99%
= Rp. 889.472.419,00
NPV Kumulatif i2 Th 0 = NPV n + NPV n-1
= –Rp. 8.353.295.359,00 + 0
= –Rp. 8.353.295.359,00
NPV Kumulatif i2 Th 1 = NPV n + NPV n-1
= Rp. 889.472.419,00 +(–Rp. 8.353.295.359)
= –Rp. 7.463.882.940,32
IRR = (Interest Rate + (Nilai NPV Kumulatif Positif
Pertama)/(Nilai NPV Kumulatif Positif
Pertama - Nilai NPV Kumulatif Negatif
Terakhir)) x (I2 - Interest Rate)
= (8,70 + ((Rp. 98.339.202,96)/( Rp.
98.339.202,96) - (– Rp. 271.742.248,31)) x (8,71 –
8,70)
= 8,70265723134%
Berdasarkan Tabel 4.14 Internal Rate of Return Tanpa Warna
terdapat net cash yang merupakan biaya yang dilakukan pengurangan
antara ICF dan OCF maka mendapatkan biaya sebesar –Rp. 8.353.295.359,00 pada tahun 0 dan sebesar Rp. 966.945.466,00
pada tahun 1. P/f factor 8,71% (i2) yang didapatkan dari rumus 1 dibagi hasil jumlah 1 ditambah interest rate lalu
dikuadratkan n, didapatkan hasil sebesar 100% pada tahun 0 dan sebesar 91,99% pada tahun 1. NPV merupakan
perkalian dari net cash dengan p/f factor 8,71% yaitu sebesar –Rp. 8.353.295.359,00 pada tahun 0 dan sebesar Rp.
889.472.419,00 pada tahun 1. NPV Kumulatif i2 didapatkan dari rumus NPV n ditambah dengan NPV kumulatif n-1
yaitu sebesar –Rp. 8.353.295.359,00 pada tahun 0 dan sebesar –Rp. 7.463.882.940,32 pada tahun 1. IRR didapatkan sebesar
8,70265723134%.
PT Amerta Karya Indonesia memiliki produk tanpa warna dan produk dengan warna. Berikut merupakan Tabel
4.15 Internal Rate of Return Dengan Warna.
Tabel 4.15 Internal Rate of Return Dengan Warna
Tahun
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Net Cash Rp (8,353,295,359) Rp 966,945,466 Rp 1,008,942,160 Rp 1,023,323,630 Rp 1,037,845,529 Rp 1,052,510,665 Rp 1,067,321,905 Rp 1,082,282,170 Rp 1,097,394,439 Rp 1,112,661,754 Rp 1,128,087,216 Rp 1,143,673,986 Rp 1,159,425,292 Rp 1,175,344,425 Rp 1,191,434,739
p/f factor 8,70 % (i1) 100% 92.00% 84.63% 77.86% 71.63% 65.89% 60.62% 55.77% 51.31% 47.20% 43.42% 39.95% 36.75% 33.81% 31.10%
NPV (8,353,295,358.97) 889,554,246.84 853,900,330.85 796,754,216.15 743,386,281.27 693,551,611.16 647,020,674.72 603,578,407.63 563,023,344.82 525,166,800.52 489,832,093.78 456,853,817.19 426,077,146.99 397,357,192.38 370,558,382.24
NPV Kumulatif i1 (8,353,295,358.97) (7,463,741,112.13) (6,609,840,781.28) (5,813,086,565.13) (5,069,700,283.86) (4,376,148,672.70) (3,729,127,997.98) (3,125,549,590.35) (2,562,526,245.53) (2,037,359,445.01) (1,547,527,351.23) (1,090,673,534.04) (664,596,387.05) (267,239,194.67) 103,319,187.57
Net Cash Rp (8,353,295,359) Rp 966,945,466 Rp 1,008,942,160 Rp 1,023,323,630 Rp 1,037,845,529 Rp 1,052,510,665 Rp 1,067,321,905 Rp 1,082,282,170 Rp 1,097,394,439 Rp 1,112,661,754 Rp 1,128,087,216 Rp 1,143,673,986 Rp 1,159,425,292 Rp 1,175,344,425 Rp 1,191,434,739
p/f factor (i2) 100.00% 91.99% 84.62% 77.84% 71.60% 65.86% 60.59% 55.73% 51.27% 47.16% 43.38% 39.91% 36.71% 33.77% 31.06%
NPV (Rp8,353,295,359) Rp889,472,419 Rp853,743,241 Rp796,534,361 Rp743,112,789 Rp693,232,678 Rp646,663,649 Rp603,189,862 Rp562,609,148 Rp524,732,180 Rp489,381,694 Rp456,391,755 Rp425,607,058 Rp396,882,278 Rp370,081,451
NPV Cumulative i2 Rp (8,353,295,359) (7,463,822,940.32) (6,610,079,699.17) (5,813,545,337.94) (5,070,432,548.97) (4,377,199,870.76) (3,730,536,222.20) (3,127,346,360.52) (2,564,737,212.83) (2,040,005,033.08) (1,550,623,338.87) (1,094,231,584.17) (668,624,526.38) (271,742,248.31) 98,339,202.96
IRR 8.70265723134%
Berdasarkan Tabel 4.16 Titik Impas Tanpa Warna terdapat fixed cost,
variabel cost, produk/tahun, harga jual/unit, BEP, dan BEP Unit. Berikut
merupakan contoh perhitungan produk tanpa warna tahun 1.
fixed cost = Total Biaya Tetap Tahun 1 dan Tahun 0 Pada Modal Kerja
= Rp. 984.795.832,00
variabel cost = (Total Komponen Biaya Tahun 0 + Total Komponen Biaya
Tahun 1 + Total Biaya Bahan Tidak Langsung Produk
Tanpa Warna) - fixed cost
= (Rp. 100.706.000,00 + Rp. 3.057.329.629,17 + Rp.
19.012.429,80) - Rp. 984.795.832,00
= Rp. 2.192.252.227,00
produk/thn = Jumlah produksi/hari x 298
= 57 x 298
= 16986
H. Jual/Unit = Harga Jual/Unit di Tabel Harga Pokok Penjualan
= Rp. 270.647,00
BEP = fixed cost : (1 – (variabel cost : produk/tahun) : harga
jual/unit)
= Rp. 984.795.832,00 : (1 – (Rp. 2.192.252.227,00 : 16986) : Rp.
270.647,00
= Rp. 1.882.493.112,14
= 6.787
Berdasarkan Tabel 4.16 Titik Impas Tanpa Warna terdapat fixed cost
yang merupakan biaya tetap dari tanah, bangunan tertutup, penyusutan,
gaji tenaga kerja tidak langsung perkantoran, dan gaji tenaga kerja tidak
langsung non perkantoran yang dijumlahkan dengan hasil sebesar Rp.
984.795.832,00 pada tahun pertama dan sebesar 977.899.202,00 pada tahun
kedua. Variable cost merupakan biaya dari total komponen biaya tahun 0,
total komponen biaya tahun 1, dan total biaya bahan tidak langsung
produk tanpa warna yang dijumlahkan lalu kemudian dikurangkan
dengan biaya fixed cost mendapatkan hasil sebesar Rp. 2.192.252.227,00
pada tahun pertama. Variabel cost merupakan biaya dari total komponen
biaya tahun 2, dan total biaya bahan tidak langsung produk tanpa warna
yang dijumlahkan lalu kemudian dikurangkan dengan biaya fixed cost
mendapatkan hasil sebesar 2.228.110.838,00 pada tahun kedua.
Produk/tahun merupakan barapa banyak produk yang dihasilkan dalam
1 tahun yaitu 16986 unit. Harga jual/unit merupakan harga jual setiap
satu produknya pada tabel harga pokok penjualan yaitu sebesar Rp.
270.647,00 pada tahun pertama dan sebesar Rp. 268.789,00 pada tahun
kedua. BEP yaitu sebesar Rp. 1.882.493.112,14 pada tahun pertama dan
sebesar Rp. 1.824.177.548,53 pada tahun kedua. BEP unit yaitu 6.956 unit
pada tahun pertama dan 6.787 unit pada tahun kedua.
PT Amerta Karya Indonesia memiliki produk tanpa warna dan
produk dengan warna. Berikut merupakan Tabel 4.17 Titik Impas Dengan
Warna.
= 13.686
Berdasarkan Tabel 4.17 Titik Impas Dengan Warna terdapat fixed
cost yang merupakan biaya tetap dari tanah, bangunan tertutup,
penyusutan, gaji tenaga kerja tidak langsung perkantoran, dan gaji tenaga
kerja tidak langsung non perkantoran yang dijumlahkan dengan hasil
sebesar Rp. 984.795.832,00 pada tahun pertama dan sebesar 977.899.202,00
pada tahun kedua. Variable cost merupakan biaya dari total komponen
biaya tahun 0, total komponen biaya tahun 1, dan total biaya bahan tidak
langsung produk tanpa warna yang dijumlahkan lalu kemudian
dikurangkan dengan biaya fixed cost mendapatkan hasil sebesar Rp.
2.279.715.041,00 pada tahun pertama. Variabel cost merupakan biaya dari
total komponen biaya tahun 2, dan total biaya bahan tidak langsung
produk tanpa warna yang dijumlahkan lalu kemudian dikurangkan
dengan biaya fixed cost mendapatkan hasil sebesar 2.205.573.652,00 pada
tahun kedua. Produk/tahun merupakan barapa banyak produk yang
dihasilkan dalam 1 tahun yaitu 34866 unit. Harga jual/unit merupakan
harga jual setiap satu produknya pada tabel harga pokok penjualan yaitu
sebesar Rp. 135.616,00 pada tahun pertama dan sebesar Rp. 134.711,00
pada tahun kedua. BEP yaitu sebesar Rp. 1.901.636.218,57 pada tahun
pertama dan sebesar Rp. 1.843.653.909,34 pada tahun kedua. BEP unit
yaitu 14.023 unit pada tahun pertama dan 13.686 pada tahun kedua.