Jurnal Heni Septiani New 2
Jurnal Heni Septiani New 2
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran keluarga dalam
membentuk kerja sama anak dan untuk mengetahui hambatan keluarga dalam membentuk
kerja sama anak di kp. Parakan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode
kualitatif deskriptif, data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Objek penelitian adalah anak usia 4-5 tahun dan orang tua
anak. Teknis analisis data dalam penelitian ini ada beberapa tahapan diantaranya:
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dalam membentuk kerja sama anak yang diterapkan oleh
orang tua di kp. Parakan dengan cara merintah anak atau mencontohkan untuk saling
membantu dalam segala kegiatan. Simpulannya yaitu peran keluarga dalam membentuk
kerja sama anak dengan cara saling membantu, saling gotong royong, dan saling berbagi.
Namun, peran orang tua dalam memperhatikan anak ketika sedang bermain perlu
ditingkatkan lagi, karena dengan bermain bersama nilai kerja sama anak itu sangat
dibutuhkan. Dan hambatan yang dialami yaitu karena kondisi prilaku anak yang masih
belum stabil dan orang tua harus terus membiasakannya dalam menghadapi prilaku anak
tersebut. Saran untuk peran keluarga dalam menumbuhkan rasa kerja sama anak perlu di
sesuaikan sesuai indikator kemampuan, dan harus tetap memperhatikan anak, dan perlu di
stimulasi seperti mengenalkan permainan-permainan yang bersifat kelompok,
menunjukkan rasa kasih sayang, menunjukkan sikap gotong royong, sikap saling berbagi,
dan sikap kesungguhan hati dalam membantu orang lain sehingga kemampuan kerja sama
anak dengan temannya berkembang dengan optimal.
Kata kunci: peran keluarga, membiasakan kerja sama anak, melalui bermain
Abstract: The purpose of this study were: to determine the role of the family in
forming children's cooperation and to determine family barriers in forming
children's cooperation in kp. Parakan. The research method used is descriptive
qualitative method, The research data were obtained using observation, interview
and documentation techniques. The object of research is children aged 4-5 years
and parents of children. The data analysis technique in this study has several
Heni Septiani PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK
MELALUI BERMAIN DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG
stages including: data collection, data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The results showed that in forming children's cooperation that was
implemented by parents at the Kp. Parakan by ordering the child or giving an
example to help each other in all activities. The conclusion is the role of the
family in forming children's cooperation by helping each other, mutual
cooperation, and sharing. However, the role of parents in paying attention to
their children while playing needs to be improved, because by playing together
the value of children's cooperation is very much needed. And the obstacles
experienced are due to the condition of the child's behavior which is still unstable
and parents must continue to get used to it in dealing with the child's behavior.
Suggestions for the role of the family in fostering a sense of children's
cooperation need to be adjusted according to the indicators of ability, and must
continue to pay attention to children, and need to be stimulated such as
introducing group games, show affection, show mutual cooperation, an attitude of
sharing, and an attitude of sincerity in helping others so that the child's ability to
work together with their friends develops optimally.
Keywords: Family Role, Familiarize Children's Cooperation, Through Play
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
usia dini berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada masa ini adalah masa golden
age yaitu masa peka anak untuk menerima rangsangan atau stimulasi di
lingkungan sekitar anak, baik yang berkaitan dengan aspek moral agama, sosial
emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Potensi-potensi tersebut distimulus
dan dikembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Anak usia dini
juga disebut sebagai masa kritis, sebab jika dalam masa ini anak kurang mendapat
perhatian dalam hal pendidikan, perawatan, pengasuhan, dan layanan kesehatan
serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anak tidak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal.
Anak merupakan pribadi yang unik dalam melewati berbagai tahap
perkembangan kepribadiannya. Maka lingkungan yang diupayakan yang dapat
memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman
dengan berbagai suasana. “Pendidikan anak usia dini bertugas upaya
menstimulus, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran
2
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
3
aṣ-ṣibyān Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Vol.4, No.1, Juni 2019, 1-17
(P) ISSN. 2541-5549 (E) ISSN. 2685-1326
5
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang diteliti. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan
tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan laporan,
photo, dokumen pribadi, dan dokumentasi lainnya.
1. Lokasi Penelitan
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Kp. Parakan Ds.
Banyumas Pandeglang Banten.
2. Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta dilapangan. Teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling starategis dalam penelitian. Teknik
penelitian yang digunakan adalah Observasi, Wawancara, dan
Dokumentasi.
Observasi
Observasi merupakan cara yang sangat baik untuk meneliti perilaku
manusia. Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi dimaksudkan
sebagai kegiatan yang dilakukan secara terencana untuk menggambarkan
peristiwa dan perilaku (Jafar Ahiri, 2008).
Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan secara
sistematik kejadian-kejadian perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal
lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan
data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus
melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai mereduksi data atau
informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola
perilaku yang terus menerus terjadi.
Langkah-langkah observasi yang dilakukan peneliti yaitu terjun
langsung ke lapangan dan mengamati kegiatan bermain anak terlebih
dahulu ketika anak sedang bermain dengan teman-temannya, di amati
bagaimana kerja sama anak ketika anak sedang bermain dengan temannya,
setelah itu mengamati prilaku kerja sama anak dengan keluarga ketika di
dalam rumah dan mengamati peran keluarga dalam menumbuhkan kerja
sama kepada anak.
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengamati secara
langsung untuk mengetahui prilaku sosial kerja sama anak.
6
Heni Septiani PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK
MELALUI BERMAIN DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG
Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu (Sugiyono, 2016).
Langkah-langkah wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu
melakukan tanya jawab dengan narasumber yang mendukung penelitian ini.
Adapun narasumber dalam penelitian ini terdiri dari bapak kepala Desa
Banyumas, ketua RT 004 Kp. Parakan dan para orang tua yang diteliti.
Wawancara yang dilakukan kepada kepala desa mengenai profil Desa
Banyumas. Wawancara yang dilakukan kepada bapak ketua RT 004 Kp.
Parakan mengenai gambaran umum Kp. Parakan, dan wawancara dilakukan
pula kepada orang tua tentang gambaran proses mengenai peran keluarga
dalam membiasakan kerja sama anak.
Untuk mendapatkan hasil dari permasalahan ini, peneliti menyiapkan
pedoman lembar wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada informan dengan tujuan untuk memudahkan dalam melakukan
wawancara, pengelolaan data dan informasi terkait peran keluarga dalam
membiasakan kerja sama anak melalui bermain.
Dokumentasi
Melalui kajian dokumen adalah teknik pengumpulan data dan informasi
melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono,
2016).
Dokumentasi ini digunakan sebagai data pendukung hasil wawancara
dan observasi yang bertujuan agar dalam observasi dan wawancara tidak
menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti
melakukan dokumentasi berupa gambaran umum seperti profil Kp. Parakan,
profil Desa Banyumas, sejarah desa, visi, misi, program kerja desa, data
anak dan orang tua, serta struktur desa dan foto-foto kegiatan berupa
tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan anak dalam kerja sama
nya ketika bermain, dan peran keluarga dalam membiasakan kerja sama
anak.
Dengan dokumentasi ini, peneliti dapat memperoleh data atau informasi
dari berbagai sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan,
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat mendukung
dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu masalah.
7
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
3. Analisis Data
Teknik analisis data di lapangan yang digunakan penulis yakni dengan
model Miles dan Huberman yaitu analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
data dianggap kredibel. Adapun langkah-langkah dalam analisis data dalam
penelitian ini, yaitu: Data Reducation (Reduksi Data), Data Display
(Penyajian Data), Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan
dan verifikasi).
Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data mengenai
“Peran Keluarga dalam Membiasakan Kerja Sama Anak Melalui Kegiatan
Bermain”.
Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data atau menyajikan data. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi, dari informasi yang kompleks ke informasi yang sederhana,
sehingga mudah dipahami maknanya.
Conslusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan/verifikasi)
Metode ini digunakan untuk mengklarifikasi data yang diperoleh untuk
disimpulkan. Proses analisis dimulai dengan menelaah data yang tersedia
dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi,
gambar, foto dan sebagainya.
Hasil Penelitian dan Analisis
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan fokus membahas pada Peran
Keluarga dalam Membiasakan Kerja Sama anak dalam kegiatan Bermain di
kp. Parakan Pandeglang Banten. Dimana data tersebut peneliti dapatkan
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengambil suatu
keputusan yang objektif dan berfungsi sebagai fakta. Berikut ini hasil
observasi dan wawancara kepada lima orang tua anak yang akan diteliti
yaitu Ibu Yuliani, Ibu Fadlah, Ibu Jumiati, Ibu Adah, dan Ibu Bainatu.
8
Heni Septiani PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK
MELALUI BERMAIN DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG
Peran Keluarga dalam Membentuk Kerja Sama Anak di Keluarga
Kp.Parakan
Wawancara dengan Ibu Yuliani orang tua dari Marwah tentang
mengajarkan anak agar saling membantu menyatakan bahwa:
“Membiasakan anak agar saling membantu yang dilakukan di dalam rumah
biasanya membiasakan dengan cara merintahnya, misalnya ketika sedang
masak ada bumbu yang kurang saya merintah anak ke warung. Dengan cara
seperti itu secara tidak langsung mengajarkan anak saling membantu
terhadap keluargaWawancara guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.”
Wawancara dengan Ibu Siti Fadlah orang tua dari Fajri mengenai
mengajarkan anak agar saling membantu menyatakan bahwa: “Saya
membiasakan minta tolong dalam kehidupan sehari-hari, jadi saya minta
fajri membantu dalam merapihkan di dalam rumah sesuai dengan
kemampuannya, misalnya ketika rumah sedang acak-acakan bekas ia
bermain saya minta ia yang merapihkan nya sendiri agar ia merasa
bertanggung jawab dan hal lain dalam membantu di keluarga biasanya
dengan cara merintahnya juga agar anak terbiasa dalam saling membantu
selalu bersikap baik juga terhadap temannya.”
11
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
Membiasakan kemampuan kerja sama dalam kegiatan bermain ini sangat
diperlukan. Karena di dalam bermain dapat melatih anak agar saling
berinteraksi, adanya prilaku saling berbagi, saling menghargai, dan saling
membantu antara satu sama lain didalamnya. Setiap permainan yang anak
lakukan ini ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan
pembagian peran diantara anak yang terlibat di dalam suatu permainan.
Seperti gambar dibawah ini:
13
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
membiasakan kerja sama anak yaitu dengan cara bermain, dimana anak
dapat menyelesaikan suatu tugas bersama untuk mencapai suatu permainan,
anak dapat memberi atau saling berbagi mainan maksudnya anak saling
meminjamkan mainan-mainan yang ia sedang mainkan tanpa ada paksaan
dari orang tua, dan anak aktif dalam bermain bersama teman-temannya.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di
Kp. Parakan, Ds. Banyumas, Kec. Bojong, Kab. Pandeglang, peran keluarga
dalam membentuk kerja sama anak yaitu dengan:
14
Heni Septiani PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK
MELALUI BERMAIN DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG
1. Faktor Penghambat: Kondisi prilaku anak yang masih belum stabil, dan
sikap egosentris anak yang masih tinggi. Maka dari itu, orang tua harus
selalu memberi arahan, memberi contoh terlebih dahulu kepada anak
jangan hanya memerintahnya saja, dan beri stimulasi kerja sama tanpa
adanya rasa tekanan kepada anak. Karena stimulasi kerja sama akan
optimal jika anak tidak merasa tertekan
15
PERAN KELUARGA DALAM MEMBIASAKAN KERJA SAMA ANAK MELALUI BERMAIN
DI KP. PARAKAN DS. BANYUMAS PANDEGLANG Heni Septiani
16
aṣ-ṣibyān Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Vol.4, No.1, Juni 2019, 1-17
(P) ISSN. 2541-5549 (E) ISSN. 2685-1326