Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lailaturohmah Kurniawati/ 132014153025

Tugas Ujian Akhir Semester Keperawatan Bencana 2022


Topik : “Penguatan RPB Berbasis Pentahelix Pengelolaan Bencana”

Judul :
Sinergitas Penguatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Pentahelix pada
Fenomena Bencana Non Alam Wabah COVID-19 yang Bermutasi
A. Pendahuluan
Virus COVID-19 muncul pertama di Kota Wuhan, China pada Desember tahun 2019
dan telah menyebar hampir keseluruh belahan dunia. Melihat kondisi tersebut, selang beberapa
bulan setelahnya yaitu, pada tanggal 11 Maret 2020 akhirnya World Health Organitation
(WHO) secara resmi menyatakan bahwa COVID-19 menjadi pandemi berskala global. Negara-
negara di dunia juga mengambil beberapa kebijakan seperti, lockdown, social distancing,
penutupan sekolah dan lainnya. Dimana kebijakan tersebut bertujuan untuk meminimalisir
adanya kerumunan massa (Gössling et al., 2020). Di Indonesia sendiri, pada tanggal 2 Maret
2020 telah mengumumkan kasus COVID-19 pertamanya. Setelah pengumuman tersebut, kasus
positif COVID-19 di Indonesia terus meningkat secara tajam. Banyak upaya yang sudah
dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder salah satunya kegiatan new normal, Work From
Home (WFH), vaksin, dan pembatasan wilayah skala PSBB. Data kemenkes kasus Covid 19
(09/01/2022) Jumlah total kasus COVID-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020
hingga hari ini menjadi 4.266.195 kasus (Kuswoyo, 2021).
Dewasa ini kasus COVID-19 selalu bermutasi dan semakin menghawatirkan sejak
akhir 2021 hingga tahun 2022 ini. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa kasus mutasi terbaru
diantaranya varian delta yang menimbulkan dampak kerugian dan korban jiwa, Ada kurang
lebih dari B.16.17:2 yang dikenal sebagai varian Delta sudah punya turunannya 22 yang sudah
teridentifikasi di Indonesia (Muhith et al., 2021). Ada juga yang terbaru sebuah mutase yang
dilabeli sebagai Delta Plus atau AY.4.2. Kasus varian mutase yang paling update dan terdapat di
Indonesia pada awal tahun 2022 yaitu varian Omicron B.1.1.529 asal mula dari Afrika.
Kementerian Kesehatan (kemenkes) mengungkap total konfirmasi omicron mencapai 333 orang
terhitung (08/01/2022). Berdasarkan lokasinya, 97 persen kasus didominasi oleh pelaku
perjalanan luar negeri dan ada di Provinsi DKI Jakarta (Widyanto & Putri, 2021). Secara gejala
semua varian COVID-19 hampir sama, namun yang menghawatirkan adalah tingkat penyebaran,
paparan, tingkat imunitas virus yang tinggi yang berdampak buruk bagi masyarakat.
B. Gagasan Tertulis (Kondisi Terkini, Solusi, Kebijakan/RPB dan Langkah Strategis)
Peningkatan kasus baru secara signifikan menjadi tamparan keras bagi semua pihak
bukan hanya pemerintah saja. Baik pemerintah maupun masyarakat dan juga stakeholder lain
harus saling mendukung dan berkolaborasi agar pandemic segera berakhir. Penambahan kasus
serta masuknya varian baru harusnya dapat dijadikan evaluasi oleh stakeholder terkait yang
1
bertanggungjawab dalam upaya penanganan pandemi COVID-19. Perlu adanya peningkatan
kembali upaya atau rencana penanganan bencana wabah COVID-19 di Indonesia. Dari data di
atas juga dapat ditarik satu benang merah bahwa, Indonesia termasuk negara dalam kategori
kasus COVID-19 yang tinggi. Hal tersebut diperkuat juga oleh pendapat Muhith et al., (2021)
yang mengatakan jika pandemi COVID-19 di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di
dunia, hal ini didasari dengan melihat data di beberapa daerah yang menunjukkan lonjakan
orang yang terpapar virus COVID-19 bahkan sampai berujung kematian.
Solusi yang tepat yaitu rencana penanggulangan wabah pandemic dengan model
kolaborasi pentahelix. Model kolaborasi pentahelix dianggap paling mumpuni untuk
diimplementasikan dalam upaya penanganan bencana wabah COVID-19 (M. Alie Humaedi, Sri
Sunarti Purwaningsih, Letsu Vella Sundary, 2021). Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Doni
Monardo selaku Ketua Satgas COVID-19 yaitu, kolaborasi model pentahelix berbasis nilai-nilai
kedaerahan atau kearifan lokal dapat dijadikan alternatif untuk menekan angka penyebaran virus
COVID-19 (Radjab & Fuady, 2021). Dalam kolaborasi model pentahelix terdapat lima unsur
yang harus ada yaitu, pemerintah, pebisnis, komunitas masyarakat, akademisi dan juga media.
Kolaborasi model pentahelix dipercaya dapat mewujudkan kemandirian masyarakat secara lebih
cepat sehingga tidak terlalu bergantung kepada pemerintah pada saat atau pasca terjadinya
bencana (Rizkiyah & Liyushiana, 2019).

Gambar 1. Penta Helix Model


Di Indonesia, terminologi Penta Helix pertama kali diperkenalkan secara resmi oleh
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam dokumen Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Nomor
14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Konsep Penta Helix
adalah media sehingga konsep Penta Helix khususnya di Indonesia merupakan interaksi dan
kolaborasi dari kalangan akademisi di universitas, pelaku industri usaha (bisnis), pemerintah,
komunitas masyarakat sipil dan media (Syapitri et al., 2021). Menurut Alivia & Nurani (2020),
Setiap unsur dalam kolaborasi model pentahelix memilki fungsi masing-masing yang sesuai

2
dengan kapasitasnya. Fungsi-fungsi tersebut yang nantinya akan menciptakan interaksi antar tiap
unsur hingga terwujudlah sebuah kolaborasi (Ibrahim & Nugrahani, 2021).
Tabel 1. Elemen dan Peranan Kolaborasi Penta Helix pada Wabah COVID-19 yang Bermutasi

Elemen Peranan/ Fungsi


Pemerintah Pemerintah sebagai regulator, koordinator dan kontroler, dengan fungsi tersebut
menjadikan pemerintah terlibat dalam semua kegiatan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, pemantauan, pengendalian, penganggaran, perizinan
program, perundang-undangan hingga pengembangan kebijakan public terutama
penanganan COVID-19 yang bermutasi.
Pebisnis/ pelaku usaha Fungsi elemen pebisnis sebagai penyokong atau penyedia infrastruktur,
pengembang sumber daya manusia serta sebagai promotor yang turut menyokong
anggaran membantu pemerintah terutama penanganan COVID-19 yang bermutasi.
Akademisi Ketiga fungsi elemen akademisi sebagai konseptor seperti, melakukan perumusan
standari terhadap kebijakan atau program yang akan dilaksanakan. Akademisi juga
sebagai sumber pengetahuan dan teori-teori yang relevan agar kebijakan yang
dirumuskan berjalan dengan efektif dan efisien rencana RPB COVID-19 sesuai
BNPB.
Komunitas/Masyaraka Keempat fungsi elemen komunitas masyarakat sebagai akselelator, dimana
t komunitas masyarakat harus memiliki tujuan yang sama yaitu mengurangi dampak
COVID-19. Komunitas masayarakat juga memiliki peran sebagai penghubung
antara masyarakat kepada pemangku kebijakan.
Media Kelima fungsi elemen media sebagai publikator atas kebijakan atau program yang
tengah dilakukan, unsur media menjadi aktor yang krusial dalam upaya penangnan
bencana wabah COVID-19 karena mampu mempengaruhi beberapa hal seperti,
psikologis masyarakat, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan dapat
mempengaruhi opini public terhadap bahaya COVID-19.

Kebijakan dan langkah strategis RPB Menurut Renas PB 2022-2024 (BNPB, 2019) :
Penyelenggaraan penanggulangan bencana Indonesia berkembang sesuai dengan pembangunan
nasional. Arah kebijakan penanggulangan bencana selaras dengan skala prioritas pembangunan
jangka menengah. Skala prioritas ini termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Periode 2005-2025. Arah kebijakan RENAS PB 2020-2024 juga merupakan
terjemahan Visi Penanggulangan Bencana 2020-2044 yaitu: "Mewujudkan Indonesia Tangguh
Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan". Arah Kebijakan Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana periode 2020-2024 adalah: “Peningkatan Ketangguhan Bencana
Menuju Kesejahteraan yang Berketahanan untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Tangguh
bencana bermakna bahwa Indonesia mampu menahan, menyerap, beradaptasi, dan memulihkan
diri dari akibat bencana dan perubahan iklim secara tepat waktu, efektif, dan efisien.
Peningkatan ketangguhan bencana perlu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Skala
prioritas pembangunan RPJMN 2020-2024 : mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,

3
maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompe-
titif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Kebijakan Nasional penanggulangan bencana secara umum terdiri dari (BNPB, 2019):

1) Penguatan dan Harmonisasi Sistem, Regulasi serta Tata Kelola PB yang efektif dan efisien,
dengan strategi : a.Penguatan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan
penanggulangan bencana, b. Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin
profesional, transparan, dan akuntabel
2) Peningkatan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan dalam
penanggulangan bencana, dengan strategi: Penerapan riset inovasi dan teknologi
kebencanaan melalui integrasi kolaboratif multi pihak
3) Penguatan investasi pengelolaan risiko bencana sesuai dengan proyeksi peningkatan risiko
bencana, dengan strategi: a. Peningkatan Sarana Prasarana Mitigasi dan Pengurangan Risiko
Bencana;, b. Penguatan Sistem Kesiapsiagaan Bencana;, c. Pemberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan rekayasa sosial yang kolaboratif
(collaborative social engineering);, d. Peningkatan perlindungan terhadap kerentanan
lingkungan di daerah rawan bencana.
4) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas penanganan kedaruratan bencana yang cepat dan andal,
dengan strategi: Penguatan Sistem dan Operasionalisasi Penanganan Darurat Bencana;
5) Percepatan pemulihan daerah dan masyarakat terdampak bencana untuk membangun
kehidupan yang lebih baik, dengan strategi: Percepatan Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi di daerah terdampak bencana.
C. Kesimpulan
Penguatan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) pada beberapa bencana di
Indonesia tidak lepas dari rencana nasional pemerintah sesuai dengan kebijakan arahan BNPB.
Trend saat ini yaitu bencana non alam pandemic COVID-19 menjadi focus pemerintah,
pemangku kebijakan dan stakeholder lain nya, sehingga dibutuhkan kolaborasi yang sinergis
guna mengurangi dampak dan kerugian korban yang ditimbulkan. Kolaborasi yang digunakan
yaitu Model Penta Helix interaksi dari kalangan akademisi di universitas, pelaku industri usaha
(bisnis), pemerintah, komunitas masyarakat sipil dan media.
Daftar Pustaka :

Alivia, S., & Nurani, F. (n.d.). Analisis Collaborative Leadership dengan Model Pentahelix terhadap
Permasalahan Depresiasi Rupiah di Indonesia (Tinjauan Literatur).

4
BNPB. (2019). Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2020-2024. Rencana Nasional Penanggulangan
Bencana 2020-2024, 1–115. https://www.bnpb.go.id//uploads/renas/1/BUKU RENAS PB.pdf
Gössling, S., Scott, D., & Hall, C. M. (2020). Pandemics, tourism and global change: a rapid assessment of
COVID-19. Journal of Sustainable Tourism, 29(1), 1–20.
Ibrahim, A., & Nugrahani, H. S. D. (2021). Startegi Implementasi Kebijakan Penanganan Covid 19 untuk
Ketahanan Nasional Berbasis Community Development (Konsep Pentahelix) Di Propinsi Maluku Utara.
Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(2), 500. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i2.2247
Kuswoyo, D. (2021). Pencegahan Penularan Covid-19 dengan Pemberlakuan Perilaku 3M. Jurnal Peduli
Masyarakat, 3(2), 123–128.
M. Alie Humaedi, Sri Sunarti Purwaningsih, Letsu Vella Sundary, R. F. (2021). Membangun
Kegotongroyongan Dan Mengaktifkan Peran Kepemimpinan Lokal: Strategi Pentahelix Penanganan
Dampak Covid-19. Urnal Masyarakat Dan Budaya, 23(1), 39–58.
https://doi.org/10.14203/jmb.v23i1.1203
Muhith, S., Ekawati, D., Rosalina, S., & Zaman, C. (2021). Analisis Kepatuhan Penerapan Protokol Kesehatan
Covid-19. Jurnal’Aisyiyah Medika, 6(2).
Radjab, S., & Fuady, M. I. N. (2021). The Indonesian Government’s Inconsistency in Handling The Covid-19
Pandemic. Yuridika, 36(3), 745–758.
Rizkiyah, P., & Liyushiana, H. (2019). Sinergitas pentahelix dalam pemulihan pariwisata pasca bencana erupsi
gunung api sinabung Di kabupaten karo, sumatera utara. Jurnal IPTA P-ISSN, 7(2), 2019.
Syapitri, H., Tarigan, F., & Saragih, O. (2021). Sinergi Pentahelix Sebagai Komitmen Memutus Mata Rantai
Penularan Covid-19 Melalui Pos Gagah Di Wilayah Mebidang. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM), 4(2), 417–424.
Widyanto, G., & Putri, N. A. (2021). Reporting Tendencies Restrictions On Wna Entry Permits To Indonesia
Due To The Emergence Of New Variant Covid-19 Omicron. Jurnal Ilmiah Kajian Keimigrasian, 4(2),
137–155.

Anda mungkin juga menyukai