Anda di halaman 1dari 4

Manfaat Amira E.

Tawashy et al, (2010) aerobic exercise untuk pasien spinal cord


injury yaitu sebagai:
1. Terapi supportif
2. Terapi kebugaran pada pasien dengan kondisi khusus SCI
3. Meminimalkan kelelahan otot
4. Mengurangi kebosanan
5. Pasien dengan SCI biasanya komplikasi pada tetraplegia/quadriplegia yaitu
kondisi kelumpuhan pada empat bagian tungkai, badan. maka dari itu dengan
terapi supportive aerobic exercise dapat mengurangi komplikasi tsb karena
terapi ini dapat meningkatkan kinerja kardiovaskular.
6. Meningaktkan substansial dalam penyerapan oksigen puncak (20%) dan
toleransi ortostatik.

Pada terapi aerobic exercise pada SCI. American College of Sports Medicine
(ACSM) merekomendasikan frekuensi latihan minimal 3 kali per minggu dan durasi
minimum 20 hingga 30 menit. ACSM menyarankan bahwa intensitas latihan 70%
hingga 80% dari HRR diperlukan untuk menghasilkan efek yg baik (1). Namun
semua tergantung kondisi. Tingkat kapasitas fisik yang rendah pada populasi SCI
menuntut aktivitas fisik untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran fisik untuk
kebugaran kardiorespirasi, orang dewasa dengan SCI harus melakukan 20 menit
latihan aerobik intensitas sedang hingga kuat 2 kali per minggu (2)
Pasien dengan status dan/atau gejala positif COVID-19 memerlukan
pertimbangan khusus lebih lanjut. Di sini, keputusan untuk operasi dipertimbangkan
sesuai dengan risiko antara menunda operasi versus keparahan gejala COVID-19, dan
konsensus dari tim peri-operatif diperlukan,(3). Pada masa pandemic covid 19
tindakan perioperative sangat diperhatikan. Diantaranya yaitu ; Pertimbangan
Anestesi, Evaluasi Pra-operasi ; Pada hari operasi, evaluasi sekunder dapat dilakukan
oleh ahli anestesi, dengan fokus pada penilaian kardiopulmoner dan menilai kembali
faktor risiko untuk COVID-19, Perawatan Intraoperatif, Penggunaan Steroid dan
Obat Anti Inflamasi Non Steroid pada Pasien Bedah Tulang Belakang.
Kesimpulannya, tim operasi tulang belakang perlu mendefinisikan ulang antara risiko
versus manfaat dari operasi selama pandemi COVID-19. Jika memungkinkan, adalah
menunda operasi. Dan secara khusus dibutuhkan data tentang berapa banyak pasien
yang membutuhkan intervensi bedah, jenis dan indikasi untuk operasi, dan bagaimana
penundaan itu mempengaruhi perjalanan penyakit dan perkembangannya. Khusus
untuk operasi tulang belakang, efek menunda operasi elektif pada nyeri dan konsumsi
opioid harus diukur dan pasien yang membutuhkan peningkatan dosis opioid harus
diidentifikasi.
Yg membedakn adlh penggunaan APD tim, kewaspadaan anestesi AGP (airway
advanced, ventilasi tekanan positif), kewaspadaan bedah yakni kmungkinan
tindakan bs di tunda sampai test PCR negatif atau melakukan tindakan dg
mempertimbangkn manfaat dan resiko

1.Triase
2. Sesuaikan teori middle kep
3. Mental pasien yg terintegrasi

Perbedaan penatalaksanaan sebelum covid ?

Daftar pustaka ;

1. Akkurt H, Karapolat HU, Kirazli Y, Kose T. The effects of upper extremity


aerobic exercise in patients with spinal cord injury: A randomized controlled
study. Eur J Phys Rehabil Med. 2017;53(2):219–27.
2. Jesus I, Michel-Flutot P, Deramaudt TB, Paucard A, Vanhee V, Vinit S, et al.
Effects of aerobic exercise training on muscle plasticity in a mouse model of
cervical spinal cord injury. Sci Rep. 2021;11(1):1–16.
3. Soffin EM, Reisener MJ, Sama AA, Beckman JD, Liguori GA, Lebl DR, et al.
Essential Spine Surgery During the COVID-19 Pandemic: A Comprehensive
Framework for Clinical Practice from a Specialty Orthopedic Hospital in New
York City. HSS J. 2020;16:29–35.
1. Akkurt H, Karapolat HU, Kirazli Y, Kose T. The effects of upper extremity
aerobic exercise in patients with spinal cord injury: A randomized controlled
study. Eur J Phys Rehabil Med. 2017;53(2):219–27.
2. Jesus I, Michel-Flutot P, Deramaudt TB, Paucard A, Vanhee V, Vinit S, et al.
Effects of aerobic exercise training on muscle plasticity in a mouse model of
cervical spinal cord injury. Sci Rep. 2021;11(1):1–16.
3. Soffin EM, Reisener MJ, Sama AA, Beckman JD, Liguori GA, Lebl DR, et al.
Essential Spine Surgery During the COVID-19 Pandemic: A Comprehensive
Framework for Clinical Practice from a Specialty Orthopedic Hospital in New
York City. HSS J. 2020;16:29–35.

Anda mungkin juga menyukai