LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi
disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, dapat karena kekurangan konsumsi atau gangguan absorpsi. Zat
gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B6 yang berperan sebagai
katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemglobin, vitamin C, zinc
yang mempengaruhi absorpsi besi dan vitamin E yang mempengaruhi
stabilitas membran sel darah merah. Sebagian besar adalah anemia gizi besi.
Penyebab anemia gizi besi adalah kurangnya asupan besi, terutama dalam
bentuk besi-hem.
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi anemia di
Indonesia sebesar 21,7%. Prevalensi anemia pada wanita di Indonesia sebesar
23,9%, sedangkan prevalensi anemia pada wanita umur 5 – 14 tahun sebesar
26,4% dan umur 15-25 tahun sebesar 18,4%.
Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu untuk
mensintesis hemoglobin. Kelebihan zat besi disimpan sebagai protein feritin
dan hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang, dan selebihnya di
simpan dalam limfa dan otot. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar feritin yang diikuti dengan penurunan kejenuhan
transferin atau peningkatan protoporfirin. Keadaan yang terus berlanjut akan
menyebabkan anemia defisiensi besi, dimana kadar hemoglobin turun di
bawah nilai normal.
B. Permasalahan
Desa Janegara dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu perhatian
dikarenakan tingginya tingkat perawakan pendek atau stunting. Hal ini dapat
berhubungan dengan risiko kejadian anemia pada remaja di desa tersebut.
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2020 pukul
10.30-11.30 di Posyandu Remaja 2 Desa Janegara. Berikut susunan kegiatan:
1. Pembukaan dan Perkenalan
2. Pemberian materi “Anemia pada Remaja” oleh dr. Nur Intan Maulidia
3. Sesi tanya jawab
4. Sesi Games
5. Pembagian Makanan Pendamping
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Program Gizi PKM Jatibarang, Ibu Kader
Posyandu Janegara, dan remaja wanita sejumlah 10 orang. Adapun isi
pembahasan dari materi Anemia pada Remaja yang dibahas yaitu
1) Definisi anemia
2) Penyebab anemia
3) Tanda dan Gejala Anemia
4) Dampak anemia pada remaja
5) Cara mengatasi anemia
Kemudian dilanjutkan kegiatan sesi tanya jawab dan didapatkan 2
pertanyaan dari peserta remaja. Kemudian dilanjutkan games berupa
pertanyaan dari pelaksana dan setiap peserta yang menjawab cepat diberikan
hadiah sebagai apresiasi telah antusias dalam pemberian materi. Kemudian
acara dilanjutkan dengan pembagian makanan tambahan untuk remaja Desa
Janegara yang hadir.
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi
disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin, dapat karena kekurangan konsumsi atau gangguan absorpsi. Zat
gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B6 yang berperan sebagai
katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemglobin, vitamin C, zinc
yang mempengaruhi absorpsi besi dan vitamin E yang mempengaruhi
stabilitas membran sel darah merah. Sebagian besar adalah anemia gizi besi.
Penyebab anemia gizi besi adalah kurangnya asupan besi, terutama dalam
bentuk besi-hem.
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita
anemia. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi anemia di
Indonesia sebesar 21,7%. Prevalensi anemia pada wanita di Indonesia sebesar
23,9%, sedangkan prevalensi anemia pada wanita umur 5 – 14 tahun sebesar
26,4% dan umur 15-25 tahun sebesar 18,4%.
Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu untuk
mensintesis hemoglobin. Kelebihan zat besi disimpan sebagai protein feritin
dan hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang, dan selebihnya di
simpan dalam limfa dan otot. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar feritin yang diikuti dengan penurunan kejenuhan
transferin atau peningkatan protoporfirin. Keadaan yang terus berlanjut akan
menyebabkan anemia defisiensi besi, dimana kadar hemoglobin turun di
bawah nilai normal.
B. Permasalahan
Desa Janegara dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu
menjadi perhatian dikarenakan tingginya tingkat perawakan pendek atau
stunting. Hal ini dapat berhubungan dengan risiko kejadian anemia pada
remaja di desa tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan kejadian
anemia di Desa tersebut dengan kegiatan pemberian tablet tambah darah.
dr. Nur Intan Maulidia
D. Pelaksanaan
Kegiatan pemberian tablet tambah darah dilaksanakan pada hari Sabtu, 28
November 2020 pukul 10.00-10.30. Berikut kegiatan yang dilaksakan pada
Sabtu Cerita:
1. Pembukaan dan Perkenalan
2. Pemberian materi “Anemia pada Remaja” oleh dr. Nur Intan Maulidia
dan dr. Nur Dian Afrida
3. Sesi tanya jawab
4. Sesi Games
5. Minum tablet tambah darah bersama
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Program Gizi PKM Jatibarang, Ibu Kader
Posyandu Janegara, dan remaja wanita sejumlah 12 orang. Adapun isi
pembahasan dari materi Anemia pada Remaja yang dibahas yaitu
1) Definisi anemia
2) Penyebab anemia
3) Tanda dan Gejala Anemia
4) Dampak anemia pada remaja
5) Cara mengatasi anemia
Kemudian dilanjutkan kegiatan sesi tanya jawab dan didapatkan 2
pertanyaan dari peserta remaja. Kemudian acara dilanjutkan dengan games
berupa kuis yang diberikan oleh pelaksana. Games bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan peserta mengenai anemia dan pemahaman peserta
terhadap materi yang telah disampaikan. Ketua program Gizi memberikan 3
pertanyaan dan peserta mengangkat tangan tercepat dipersilahkan
dr. Nur Intan Maulidia
Pembimbing
LAPORAN KEGIATAN
F. Latar Belakang
Gagal Tumbuh adalah suatu keadaan terjadinya keterlambatan
pertumbuhan fisik pada bayi dan Anak usia bawah dua tahun yang ditandai
dengan kenaikan berat badan di bawah persentil 5 dari standar tabel kenaikan
berat badan.
Sedangkan Gizi Buruk adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan
kondisi sangat kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki,
berat badan menurut panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan
kurang dari -3 standar deviasi dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5
cm pada Anak usia 6-59 bulan.
Kejadian Gizi buruk dapat dideteksi dini melalui intensitas pemantauan
tumbuh kembang di Posyandu, dilanjutkan dengan penentuan status gizi oleh
bidan desa atau petugas kesehatan Iainnya. Skrining pertama dilakukan di
Posyandu, jika ditemukan balita berada di bawah garismerah (BGM) atau dua
kali tidak naik (2T), maka dilakukan evaluasinstatus gizi. Jika ternyata balita
tersebut merupakan kasus gizi buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi
buruk sesuai dengan pedoman di Posyandu dan Puskesmas, jika ternyata
terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas,
maka segera dirujuk ke Rumah Sakit.
G. Permasalahan
Risiko kesakitan dan kematian meningkat akibat salah satu faktor yaitu
kekurangan gizi seimbang pada bayi dan balita. Pemerintah memiliki strategi
untuk memberi makanan tambahan serta contoh pembuatan makanan gizi
seimbang tiap bulan.
I. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 21 November 2020 pukul 10.30
– 12.00 di Balai Desa Janegara Kecamatan Jatibarang. Berikut kegiatan :
• Penimbangan dan Pengukuran Tingi badan
• Demo membuat makanan Gizi Seimbang : Pergedel Tahu.
• Pembagian Makanan Gizi Seimbang dan makan bersama.
• Penyuluhan tentang Gizi Seimbang “ ISI PIRINGKU” dan Gizi
Kurang oleh dr. Nuan Syafrina
• Sesi tanya jawab .
J. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan berjalan dengan lancar. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Gizi PKM
Jjatibarang, Bidan Desa, Ibu kader sejumlah 5 orang, dan staff puskesmas
sejumlah 2 orang. Peserta posyandu yang hadir ada 35 peserta di Balai Desa
Janegara Kecamatan Jatibarang.
Pembimbing