Anda di halaman 1dari 16

‘’KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN’’

‘’MANAJEMEN RESIKO ASUHAN KEPERAWATAN’’

OLEH:

IMAN GAGA LABAJO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PROFESI NERS

2021/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat
-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Keselamatan Pasiendan Keselamatan Kesehatan Kerja” yang akan membantu dalam menambah
pengetahuan mahasiswa. Dan terimakasih kepada dosen  pengajar kami Bapak Supirno, S.Kep
Ns, M.Kes, M.Kep dan Bapak H. Amir, S.Kep, Ns, MM yang telah mengajari kami.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, karena kami masih tahap belajar. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak, atas bantuan serta dukungan dan doanya.

Gorontalo, 4 September 2021

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHAHULUAN................................................................................................ 1

Latar Belakang....................................................................................................................... 1

Tujuan ................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

Pengertian Manajemen Resiko.............................................................................................. 2

Pengertian Asuhan Keperawatan .......................................................................................... 2

Resiko pada Pengkajian......................................................................................................... 2

Resiko pada Diagnosis........................................................................................................... 4

Resiko pada Intervensi .......................................................................................................... 5

Resiko pada Implementasi..................................................................................................... 6

Resiko pada Evaluasi............................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 9

Kesimpulan............................................................................................................................ 9

Saran...................................................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu (Tarwaka,
2008). Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian
yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya
harta benda, penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan, yang
diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan
manusia serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004).

2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui pengertian Resiko
b. Untuk mengetahui manajemen resiko di tahapan asuhan keperawatan
c. Untuk mengetahui upaya pencegahan supaya tidak terjadi resiko di tahapan asuhan
keperawatan
d. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan jika resiko tersebut sudah terjadi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Resiko


Risiko adalah gabungan dari kemungkinan atau frekuensi dan akibat atau
konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh
untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima.Manajemen
risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi penilaian dan pengendalian
risiko. Manajemen risiko terdiri dari tiga langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya,
penilaian risiko, dan pengendalian risiko (Ramli ,2010).
Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan dan
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko (risk) yaitu menyatakan
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu (Tarwaka,
2008). Risiko adalah probabilitas timbulnya konsekuensi yang merusak atau kerugian
yang sudah diperkirakan seperti hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya
harta benda, penghidupan, dan aktivitas ekonomi, atau rusaknya lingkungan, yang
diakibatkan oleh adanya interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau diakibatkan
manusia serta kondisi yang rentan (ISDR, 2004).
2. Pengertian Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk
pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan memberikan
asuhan keperawatan. Standar asuhan keperawatan ini tercantum dalam standar praktik
klinis keperawatan yang terdiri dari lima fase asuhan keperawatan. Lima (5) fase tersebut
yaitu: Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Asuhan
keperawatan memiliki manfaat untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dalam
bidang keperawatan.
3. Pengkajian Risiko Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan didefinisikan sebagai pemikiran dasar dari proses
keperawatanyang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien,

2
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah – masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995 dalam
Fitriyanti, 2012).
Contoh Risiko dan Hazard bagi Perawat saat Melakukan Pengkajian
 Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga.
 Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian.
 Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat.
 Risiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan fisik.
 Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya.

Berikut beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah dan mengatasi
terjadinya kekerasan fisik dan verbal pada perawat saat melakukan pengkajian

 Perawat harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk


apapun kepada pihak rumah sakit.
 Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia
dengan dasar martabat dan rasa hormat.
 Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar
yang baik. Salah satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah
wawancara. Saat melakukan wawancara, perawat harus mampu menempatkan diri
sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin.
 Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari
tindakan kekerasan verbal dan fisik.
 Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk
didekati, perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih
dahulu.
 Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata – kata yang menyinggung
pasien dan keluarganya.
 Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan
dari pasien terlebih dahulu.

3
 Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri untuk
menghadapi risiko dan hazard.
 Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan –
laporan kekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat.
 Memodifikasi lingkungan yang nyaman di rumah sakit mulai dari poli, ruangan
rawat inap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan
suasana hati pasien dan keluarga.

Upaya mencegah dan Meminimalkan Resiko pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja

 Batasi akses ke tempat isolasi.


 Menggunakan APD dengan benar.
 SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh yang tidak tertutup
APD.
 Petugas tidak boleh menyentuh wajahnya sendiri.
 Membatasi sentuhan langsung ke pasien.
 Cuci tangan dengan air dan sabun.
 Bersihkan kaki dengan di semprot ketika meninggalkan ruangan tempat melepas
APD.
 Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja.
 Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.

b. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang merupakan
bagian dari penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga, atau
masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual/potensial/proses kehidupan. Diagnosis
keperawatan mendorong praktik independen perawat (misalnya, kenyamanan atau
kelegaan pasien) dibandingkan dengan intervensi dependen yang didorong oleh
perintah dokter (misalnya, pemberian obat)

4
Masalah atau resiko yang ditimbulkan pada tahap diagnosis adalah jika kita salah
melakukan pengkajian maka pada tahap diagnosis juga akan salah karena pada
umumnya mendiagnosis dilakukan dengan cara melihat data yang telah diambil dari
proses pengkajian
Upaya untuk mencegah terjadi resiko kesalahan mendiagnosis adalah :
 Melakukan pengkajian dengan cara mengmpulkan data pasien dengan benar
seperti data objektif maupun subjektif yang diperoleh dari pasien atau keluarga
pasien
 Melakukan pengkajian diwaktu yang tepat saat pasien sedang bangun dan sehat
 Menimbulkan rasa saling percaya antara pasien, keluarga dan perawat
 Mendokumentasikan data yang dikumpulkan
Upaya untuk mengatasi jika resiko tersebut sudah terjadi adalah
 Mengkonfirmasi data kepada perawat yang melakukan pengkajian
 Melakukan pengkajian kembali pada pasien
c. Intervesi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan
dari klien, dan atau/atau rencana tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantuk klien mencapai hasil yang diharapkan
(Deswani, 2009).
Contoh resiko dalam intervensi keperawatan adalah Kesalahan saat merencanakan
pengkajian dapat saja terjadi, jika perawat salah dalam mengkaji maka Perawat akan
salah dalam memberikan proses perawatan atau pengobatan yang pada akhirnya akan
mengakibatkan kesehatan pasien Malah semakin terganggu.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko pada tahap perencanaan
tindakan / intervensi adalah :
 Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat menyusun rencana
keperawatan
 Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya
potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan kerja saat
menyusun perencanaan keperawatan

5
 Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun rencana tindakan
keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan bahaya, mengganti
sumber risiko dengan sarana atau peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko
yang lebih rendah
 Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman pada
pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang ada
 Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi waktu
pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk menjadi indikator
evaluasi keperawatan.
Upaya yang dilakukan saat sudah terjadi resiko pada saat intervensi adalah
 Melakukan pengkajian dan mendiagnosis kembali jika kesalahan terdapat pada
tahap awal asuhan keperawatan
 Menyusun rencana sesuai tahapam dan pedoman rencana asuhan keperawatan
 Memakai alat pelindung diri jika melakukan intervensi keperwatan
 Melaporkan kepada ketua tim / kepala ruangan jika terjadi kesalahan
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi merupakan tahap proses
keperawatan dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak
langsung terhadap pasien.
 kecelakaan pada pasien atau perawat, misalnya kesalahan dalam pemberian obat
kepada pasien, dikarenakan perawat lupa membaca instruktur atau catatan an-nur
dokumen rekam medik dari pasien tersebut.
 Kesalahan juga dapat berupa kesalahan dalam melakukan tindakan
 Pada saat melakukan intervensi perawat dapat tertular penyakit dari pasien karena
kurangnya perlindungan diri terhadap perawat.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam resiko pada implementasi


keperawatan adalah :

6
 Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik
seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap, menggunakan alat kesehatan
dalam keadaan steril
 Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dan tidak
terburu-buru dalam melakukan tindakan
 Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang benar susunan
sel hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat menghindari kontak langsung
dengan segala macam cairan klien, apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang
menurun atau tidak menggunakan APD
 Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat serta
menerapkan pola hidup yang sehat pula
 Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang tinggi, dan
ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan yang beresiko kepada
pasien
 Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah disediakan
oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko cedera baik bagi klien
maupun bagi perawat sendiri.

Upaya yang dilakukan jika sudah terjadi Resiko pada saat melakukan imlementasi
adalah

 Jika salah melakukan tindakan maka melaporkan masalah tersebut kepada ketua
tim atau kepala ruangan
 Meminta maaf dan mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan
 Melakukan tindakan sesuai Standan Operasional Prosedur
 Jika tertusuk jarum saat melakukan tindakan maka harus mencuci tangan
kemudian memeriksakan diri lebih lanjut
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan
yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

7
Contoh resiko dalam evaluasi keperawatan adalah pendokumentasian Asuhan
Keperawatan yang kurang data yang sudah dilakukan oleh perawat. Terkadang
perawat lupa mengkonfirmasi ke dalam dokumentasi asuhan keperawatan, sehingga
yang tertulis atau yang telah dilaksanakan oleh perawat kepada pasiennya tidak ada
dalam dokumentasi asuhan keperawatan.
Upaya yang dilakukan dalam mencegah resiko evaluasi keperawatan adalah :
 Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun evaluasi
keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian
yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik pada klien maupun kepada diri
perawat sendiri
 Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan atau
ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan keperawatan.
 Medokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

Upaya yang dilakukan jika sudah terjadi resiko pada evaluasi keperawatan

 Mengkonfirmasi kembali tindakan yang sudah dilakukan kepada perawat


sebelumnya
 Melakukan tindakan sesuai prosedur melakukan pendokumentasian jika selesai
melakukan tindakan

8
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan atau frekuensi dan akibat atau
konsekuensi dari terjadinya bahaya tersebut penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh
untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima.Manajemen
risiko adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi penilaian dan pengendalian
risiko. Manajemen risiko terdiri dari tiga langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya,
penilaian risiko, dan pengendalian risiko (Ramli ,2010).

2. Saran
Pentingnya melakukan pengkajian, rencana dan intervensi sesuai SOP (standar
oprasional prosedur) agar tidak terjadi bahaya resiko pada tahapan asuhan keperawatan.

9
’KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEPERAWATAN’’

‘’ PULUHAN DOKTER, PERAWAT RSUP KARIADI TERTULAR CORONA”

OLEH:

IMAN GAGA LABAJO

10
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

PROFESI NERS

2021/2021

Kasus : Petugas Medis di Jawa Tengah Terinfeksi Corona di Rumah Sakit

SEMARANG, iNews.id – Seorang petugas medis di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah


(Jateng), menceritakan kronologi dirinya tertular virus corona kepada Gubernur Jateng Ganjar
Pranowo. Dia berharap, pengalamannya menjadi pelajaran untuk warga agar tidak panik dan
lebih mewaspadai virus itu.
“Mbak, boleh cerita tidak awalnya kok bisa kena atau tertular virus corona,” kata Ganjar
Pranowo, saat menelepon tenaga medis bernama Dian itu, Sabtu (28/3/2020).
Dian pun menjelaskan, dirinya tertular corona saat menangani seorang pasien beberapa waktu
lalu. Sebagai pegawai di bagian rekam medis, dia melayani pasien yang baru datang ke rumah
sakit itu.
Seperti biasanya, dia menanyakan apa keluhan pasien yang mendaftar itu. Pasien mengaku
batuk-batuk. Pasien itu juga membawa surat rujukan yang menyebutkan dia tidak mengalami
pneumonia, salah satu gejala pasien yang terinfeksi Covid-19. Baik dia dan pasien sama-sama
tidak mengenakan masker.
Pasiennya datang, seperti biasa, juga tidak membawa masker. Saya mendaftarkan dia dengan
keluhan batu-batuk. Trus saya berkontak sama pasien itu. Dari situ kan ada surat rujukan bahwa
dia itu bukan sakit pneumonia. Makanya ketika dia batuk, saya tanya, lho bu keluhannyanya
apa,” kata Dian.
Setelah itu, pasien yang batuk-batuk tersebut masuk dan diperiksa. Tidak lama kemudian, dia
baru tahu pasien yang didaftarkannya tersebut ternyata suspect corona.
Hasil tes selanjutnya menyebutkan pasien positif corona. Dia pun mulai waswas. Lima hari
setelah menangani pasien itu, dia mulai merasakan gejala yang mirip dengan orang terinfeksi
Covid-19 seperti batuk-batuk, demam, dan gejala lain yang dialami suspect corona.
“Pas waktu dia dinyatakan positif, saya sudah mulai merasa gejala, gejala demam, dan yang
lainnya, seperti batuk itu sudah mulai malam hari. Sekitar lima hari kemudian,” katanya.
Karena curiga, dia akhirnya memeriksakan kondisinya. Petugas juga mengambil sampel
swabnya. Hasil tes menunjukkan, dia positif terinfeksi corona dan harus menjalani isolasi.

11
Kondisinya terus membaik hingga akhirnya bisa pulang ke rumah dan dilanjutkan untuk
menjalani karantina atau isolassi diri di rumah.
“Saya sehat, saya membaik, saya dipulangkan ke rumah, untuk karantina atau isolasi di rumah,”
ujarnya.
Yang membuat dia merasa bersedih sejak dinyatakan positif corona hingga akhirnya membaik,
tidak bisa bertemu dengan putranya. Dari pengalamannya itu, dia berpesan kepada masyarakat
agar selalu menjaga kesehatan dan tidak panik.
“Saya minta tolong sama semua masyarakat itu, jangan terlalu panik. Jaga kesehatan diri sendiri,
sering-sering aja cuci tangan. Jaga jarak juga perlu karena kan juga buat kebaikan kita semua.
Kayak saya dengan anak saya sampai sekarang juga belum bisa bertemu,” kata Dian sambil
menangis.
Mendengar ceritanya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan motivasi dan dukungan
agar petugas medis itu segera sembuh dan bisa bertemu kembali dengan putranya. Ganjar juga
mengatakan, masyarakat selalu mendukung para tenaga medis yang telah bekerja keras
menangani pasien corona.
“Mbak segera sehat ya, semangat terus ya. Jaga semangatnya. Banyak teman-teman yang
mendoakan dan selalu mendukung para tenaga medis,” kata Ganjar.
Dalam video yang diposting Ganjar Pranowo di Instagram-nya, Ganjar pun mengatakan tenaga
medis menjadi kalangan paling rentan terpapar corona. Dia mendoakan kesehatan para tenaga
medis.
“Saya berdoa semoga Allah memberikan kesembuhan padanya dan melindungi seluruh tenaga
medis di mana pun berada,” kata Ganjar.

Upaya Untuk mencegah tertularnya Covid 19 adalah :


1. Sering cuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbahan alkohol
apabila tangan tidak terlihat kotor (Pastikan mencuci tangan secara teratur setelah
menyentuk hewan maupun produk hewani)
2. Menjaga higienitas pernafasan dengan mennggunakan masker apabila sedang sakit,
menutup mulut dan hidung apabila batuk dan bersin dengan tisu lalu segera buang tisu
tersebut ke tempat sampah dan bersihkan tangan dengan sabun di air mengalir atau
antiseptik berbasis alkohol
3. Menjaga jarak dengan orang lain yang sedang sakit terutama sedang batuk, bersin dan
demam setidaknya 1 meter (tiga kaki)
4. Hindari menyentuh bagian mata, hidung dan mulut. Sebab tangan sering melakukan
aktivitas yang menyentuh pada banyak permukaan sehingga dapat terkontiminasi virus
5. Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernafas maka segera cari perawatan medis
sejak dini
6. Menghindari konsumsi produk hewani yang mentah atau setengah matang

12
7. Menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terkontaminasi, hewan sakit, cairan
tanah, fasilitas pasar yang berisiko terkontaminasi virus

13

Anda mungkin juga menyukai