E-HEALTH
A. Latar Belakang
Internet saat ini sudah menjadi sarana komunikasi yang penting dan efektif di seluruh
dunia dan banyak bidang yang menggunakannya. Aplikasi e-learning dalam bidang
pendidikan, e-commerce dalam bidang bisnis, dan e-government dalam bidang pemerintahan
sudah banyak diimplementasikan dan terbukti memberi manfaat untuk masyarakat. Bidang
kesehatan pun kini sudah melirik potensi internet ini. Sekarang ini, internet menjadi sarana
pembelajaran dan pertukaran informasi yang berguna untuk penyedia layanan kesehatan
(provider) dan pengguna layanan kesehatan (consumer).
Berdasarkan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan akses layanan
kesehatan yang praktis dan efisien, lahirlah konsep e-Health sebagai jawaban atas tuntutan
tersebut. Di negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman, atau Australia, e-Health sudah
diimplementasikan dan terus berkembang. Bahkan di Eropa, e-Health sudah mulai
dikembangkan sejak tahun 1989 (Liikanen, 2004).
Indonesia dalam upaya peningkatan kapasitas pelayanan di bidang kesehatan berusaha
mengembangkan dan memaksimalkan program tele-Health atau e-Health, yaitu pelayanan
kesehatan jarak jauh. Secara umum, konsep e-Health meliputi 5 bagian, yaitu pengambilan
data medis dari tubuh pasien, transmisi medis penyimpanan data, analisa medis dan
penanganan medis. Dengan adanya teknologi informasi yang sekarang memungkinkan
seluruh proses tersebut tidak harus dilakukan secara langsung (bertemu). Pada skala yang
paling sederhana tele-Health ini bersifat lokal atau hanya menjangkau area tertentu.
E-Health sendiri termasuk ke dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Berikut ini beberapa hal untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
menurut Supriyatno dan Romzi (2006):
1. Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 574/Menkes/SK/IV/2000.
2. Kemunculan dan pertumbuhan teknologi komunikasi dan informasi, menyentuh banyak
lapisan hidup. Ini dicerminkan di dalam Millennium Development Goals (MDG),
terutama pada target 18: “In cooperation with the private sector, make available the
benefits of new technologies, especially information and communications”.
3. e-Health for All pada tahun 2012 (3rd e-Health European Ministerial Conference,
Tromsoe, Norway), merupakan target dari bagi WHO.
4. WHO sudah bertahun-tahun mengerjakan aktivitas dengan menggunakan teknologi
informasi untuk pelayanan kesehatan dan tujuan medis. Sebagai contoh, konferensi
internasional yang diadakan oleh WHO (Desember 1997) memberikan masukan tentang
“Telematics” yang dimasukkan pada kebijakan WHO.
5. Negara Anggota WHO sedang menyusun strategi untuk mengembangkan e-Health, dan
organisasi lain sudah mempersiapkan strategi untuk teknologi komunikasi dan
informasi. E-Health adalah salah satu topik yang dibahas pada Pertemuan Puncak Dunia
Masyarakat Informasi.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian e-Health
2. Untuk mengetahui sejarah e-Health
3. Untuk memahami konsep e-Health
4. Untuk memahami manfaat e-Health
5. Untuk mengetahui sistem e-Health
6. Untuk mengetahui produk dan layanan e-Health
7. Untuk mengetahui perkembangan dan prospek aplikasi e-Health di Indonesia
BAB II
ISI
A. Pengertian E-Health
E-Health (electronic Health) adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(termasuk pula elektronika, telekomunikasi, komputer, informatika) untuk memproses
(dalam arti yang luas) berbagai jenis informasi kedokteran, guna melaksanakan pelayanan
klinis (diagnosa dan terapi), administrasi serta pendidikan (Soegijoko, 2010). E-Health juga
di definisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung
bidang kesehatan dan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk pelayanan
kesehatan, pengawasan kesehatan, literatur kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan
dan penelitian (Blaya, 2010).
Menurut WHO, e-Health adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) untuk kesehatan. E-Health adalah pengembangan teknologi yang luas seperti internet,
telepon, komunikasi nirkabel dan akses langsung ke penyedia layanan kesehatan,
manajemen keperawatan, pendidikan dan kesehatan. Teknologi yang didalamnya terdapat
catatan pasien secara elektronik, sistem telehealth dan telecare, sumber pengetahuan yang
didapat secara online, web berbasis informasi pasien dapat dikatakan sebagai e-Health
(Cheeseborough, 2010).
Pengertian e-Health yang diungkapkan beberapa ahli merujuk pada satu kesimpulan,
yaitu e-Health adalah pemanfaatan TIK di sektor kesehatan terutama untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
B. Sejarah E-Health
Kata e-Health “e(electronic)” yang berarti electronic dan “health” yang berarti
kesehatan masyarakat secara umum. Istilah e-Health mulai muncul pada akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20. Teknologi telekomunikasi yang digunakan pada mulanya adalah
teknologi telepon analog, yang digunakan untuk komunikasi antar pasien dan dokter,
layanan rumah sakit, dan pertukaran data electrodiagrams. Pada masa ini, teknologi tersebut
kemudian dikenal dengan istilah telemedicine. Telemedicine atau telemedika adalah
pelayanan kesehatan jarak jauh yang mengandung semua aktivitas medik, yaitu diagnosa,
pemeriksaan, pencegahan wabah penyakit, pendidikan kesehatan berkesinambungan, serta
penelitan dan evaluasi (Cipolat and Geiges, 2003).
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam Global Information Society Watch
(GISW) 2007, meminta negara anggota menerapkan TIK dalam infrastruktur pembangunan
yang terintegrasi. Sistem informasi yang dikembangkan meliputi seluruh aspek kehidupan
negara baik, e-Goverment, e-Business, e-Learning (e-Education), e-Health, e-Employee, e-
Environment, e-Agriculture, bahkan e-Science (United Nations, 2007). Proses
pengembangan infrastruktur terintegrasi tersebut tidak bisa dijalankan perseorangan
sehingga PBB membuka saluran informasi dan koordinasi melalui badan-badan yang fokus
terhadap kegiatan tersebut.
WHO (World Health Organization) sebagai badan yang menangani masalah
kesehatan dunia mendukung GISW dalam pengembangan e-Health (telemedicine) melalui
program Global Observatory for e-Health (GOe). Tujuan program tersebut adalah
mendukung negara-negara dalam pengembangan sistem kesehatan dengan peningkatan
akses, kualitas, dan efisiensi melalui penggunaan TIK. Program ini diaplikasikan dalam
sebuah resolusi WHA 58.28 (World Health Assembly Resolution on eHealth, Mei 2005)
yang mengandung penggunaan TIK untuk mendukung permasalahan kesehatan yang
meliputi pelayanan perawatan, pengawasan, literatur, pendidikan, pengetahuan, dan
penelitian kesehatan.
Terciptanya e-Health tidak lepas dari tokoh atau pemeran utamanya. Menurut JC
Healy (2008) pemeran utama dalam ligkungan e-Health adalah:
1. Agensi dari PBB dan Badan Internasional yang berhubungan dengan kesehatan,
komunikasi, dan perdagangan
2. Otoritas pemerintah tingkat nasional sampai daerah yang berhubungan dengan
kesehatan dan telekomunikasi
3. Institusi pendidikan dan riset
4. Para professional di bidang kesehatan beserta asosiasinya
5. Para pelanggan, pasien dan asosiasinya
6. Organisasi non pemerintah
7. Pihak industri kesehatan dan telekomunikasi
8. Media massa
C. Konsep E-Health
E-Health adalah aplikasi internet atau teknologi lain yang berkaitan di industri
pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses, efisiensi, efektivitas, dan
kualitas dari proses medis dan bisnis, yang melibatkan organisasi pelayanan medis (rumah
sakit atau klinik), praktisi medis (dokter atau terapis), laboratorium, apotek, asuransi, dan
pasien sebagai konsumen. Aplikasi atau solusi e-Health meliputi produk, sistem dan
pelayanan yang menjadi lebih sederhana dengan aplikasi berbasis internet. E-Health
meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan yang lebih baik daripada
sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan pasien. Sebagai contoh adalah health
information networks, electronic medical records, telemedicine services, personal wearable
and portable communicable systems, health portals, dan banyak teknologi komunikasi dan
informasi lain yang bertujuan membantu pencegahan, diagnosa, perawatan, monitoring
kesehatan, dan manajemen gaya hidup (Supriyatno dan Romzi, 2006).
E-Health dapat dilihat sebagai solusi enterprise dalam bidang kesehatan yang
melibatkan dukungan seluruh aspek tatanan pemerintahan, seperti rumah sakit, puskesmas,
dinas kesehatan, industri farmasi, institusi pendidikan tinggi (yang berhubungan dengan
kesehatan), poliklinik dan sebagainya. Jika e-Health ini di dukung sepenuhnya oleh pihak
kependudukan dan administrasi masyarakat dalam lingkup daerah, kota, provinsi dan
nasional, maka e-Health akan menjadi sebuah aplikasi masa depan cerah dalam rangka
optimalisasi sistem kesehatan masyarakat. Oleh G Eysenbach (2001) awalan “e” tidak hanya
menunjuk elektronik, tetapi dijabarkan sebagai berikut :
1. Efisiensi, salah satu tujuan ditetapkannya e-Health adalah efisiensi kesehatan,
menurunkan biaya kesehatan, seperti menurunkan biaya untuk diagnosa atau konsultasi
antara dokter dengan pasien.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan informasi–informasi yang
berkualitas dan sumber yang sudah dipercaya di harapkan informasi yang diperoleh
pasien lebih tepat.
3. Berbasis bukti, dimana semua informasi harus berdasakan penelitian ilmiah.
4. Pemberdayaan konsumen dan pasien, dengan informasi pengetahuan tentang
kedokteran, pengobatan, dan catatan elektronik pribadi, diharapkan pelayanan kesehatan
dapat berpusat pada pasien.
5. Menciptakan hubungan baru antara pasien dan profesional kesehatan, menuju kemitraan
sejati, dimana keputusan yang dibuat secara bersama.
6. Pendidikan bagi para dokter dan pasien dari sumber online.
7. Memungkinkan standarisasi pertukaran dan komunikasi antara perusahaan yang
bergerak di bidang industri kesehatan.
8. Memperluas cakupan pelayanan kesehatan secara global, karena teknologi komunikasi
sudah dapat mewujudkannya dengan teknologi internet.
9. Etika, adanya tantangan baru dalam etika profesi dan privasi pasien.
10. Ekuitas, pelayanan kesehatan selanjutnya dapat menjangkau semua orang dari berbagai
golongan.
E-Health mungkin sering terdengar dikaitkan dengan telemedika. Telemedika
(telemedicine) dan e-Health merupakan dua bidang cakupan teknik biomedika, yang juga
bersifat multidisiplin. Istilah telemedika kebetulan telah diperkenalkan lebih awal
dibandingkan dengan istilah e-Health, namun sebenarnya telemedika adalah bagian dari e-
Health. Bedanya, telemedika lebih menitikberatkan pada fungsi transfer (mengirim dan/atau
menerima), sedangkan e-Health memproses informasi (dalam arti yang luas).
D. Manfaat E-Health
Manfaat e-Health sebagai layanan aplikasi medis mencakup tiga aspek yang saling
terkait, yaitu pasien, rumah sakit, dan dokter. Manfaat langsung bagi pasien adalah
percepatan akses pasien ke pusat-pusat rujukan, mendapatkan pertolongan pertama sambil
menunggu pertolongan langsung dari dokter pribadi, pasien merasakan tetap dekat dengan
rumah di mana kerabat dapat memberikan dukungan, serta menyeleksi pasien yang perlu
rawat inap dan yang tidak. Manfaat bagi rumah sakit adalah jaminan pelayanan berkualitas
(service quality assurance) bagi publik dengan sistem operasional manajemen rumah sakit
yang terotomasi. Sedangkan bagi dokter (atau paramedis) adalah percepatan transformasi
informasi sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan serta kedekatan dengan
pasien yang tak terbatas.
E-Health diterapkan dalam aplikasi sektoral, regional, maupun nasional. Aplikasi
sektoral hanya terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran atau bidang layanan
kesehatan. Aplikasi regional mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada
wilayah tertentu dalam suatu negara. Sedangkan aplikasi nasional mencakup seluruh bidang
layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara.
Mengembangkan layanan e-Health akan membantu pihak-pihak penyedia layanan
kesehatan termasuk pemerintah untuk menanggulangi biaya pelayanan kesehatan,
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. E-Health akan memberikan kesempatan kepada
semua pihak untuk melakukan kolaborasi, pengumpulan dan analisa data kesehatan yang
melampaui batasan fisik dan waktu. Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk
membantu pemerintah mengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam
medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi dengan memberi
layanan jasa kesehatan lainnya secara real-time melalui internet. Layanan kesehatan seperti
ini akan memberikan banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi
layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik
kepada pasien dengan lebih cepat (Wahyudin, 2009).
Pemberi layanan jasa kesehatan, seperti dokter dan rumah sakit, juga dapat
mengembangkan layanan jasa kesehatan berbasis internet. Program Dokter Keluarga yang
tengah diperkenalkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) misalnya; berupaya untuk
mengembangkan konsep dokter sebagai pengelola data kesehatan masyarakat. Tujuan
program dokter keluarga adalah memberikan peranan lebih besar kepada dokter untuk
menjaga kesehatan masyarakat, ketimbang untuk mengobati. Dengan memanfaatkan basis
data kesehatan masyarakat yang dilayaninya, seorang dokter keluarga dapat menentukan
program kesehatan apa yang paling tepat untuk masyakarat tersebut karena dengan
melakukan analisa data kesehatan masyakarat, dapat diketahui pola dan kecenderungan
penyakit yang mungkin terjadi dan dapat dilakukan analisa sebab dan akibat. Untuk itulah
dalam program dokter keluarga, komputer dikatakan sebagai stetoskop kedua para dokter.
Pertukaran jasa layanan kesehatan melalui internet juga harus didukung oleh
infrastruktur komunikasi pita lebar karena data yang dipertukarkan tidak hanya berupa teks,
tetapi berupa data multimedia. Pada akhirnya, pelayanan jasa kesehatan dengan TIK, atau e-
Health memerlukan komitmen dari penyelenggara jasa kesehatan untuk melakukan
modernisasi dari perangkat dan infrastruktur yang digunakannya. Dalam tahapan awal,
memang hal tersebut akan merupakan investasi dari sisi biaya, namun dalam tahapan
berkelanjutan, penerapan e-Health akan memberikan keuntungan dari penghematan biaya-
biaya (Wahyudin, 2009).
E. Sistem E-Health
Sistem e-Health dituntut mampu mengintegrasikan proses dunia medis yang sangat
luas dan kompleks dan harus mengakomodasi kepentingan semua pihak yang tergabung
dalam sistem. Alur informasi diantara stakeholder sistem ini sangat kompleks, artinya rumah
sakit tidak hanya dapat berkomunikasi antar rumah sakit, tetapi juga harus dapat
berkomunikasi dengan dokter secara privat, dimana dokter juga harus dapat berkomunikasi
dengan apotek, laboratorium, dan penanggung jawab biaya.
E-Health memiliki karakteristik yang unik baik pada tipe interaksi, tipe data, maupun
perangkatnya (Briggs, 2004). Tipe interaksi telemedika bersifat real-time dan store-and-
forward, artinya proses arus informasi berlangsung saat itu juga di manapun dan kapan pun
serta data yang ada disimpan dan diteruskan dalam bentuk informasi. Tipe data
menunjukkan bentuk-bentuk data yang ditransfer apakah berbentuk teks, suara, gambar,
ataupun kombinasi ketiganya. Jenis tipe data ini akan menentukan saluran informasi yang
layak digunakan dengan perangkat jaringan yang ada baik untuk tujuan umum ataupun
khusus. Aplikasi dasar yang ada dalam e-Health antara lain pencatatan dan pelaporan data
pasien, basis data dan evaluasi pelayanan kesehatan, pencatatan dan pelaporan data obat,
telekoordinasi, telekonsultasi sederhana, dan pendidikan medis jarak jauh (Soegijoko et. al.,
2006).
1. Diagram Blok Sederhana Sistem e-Health
Suatu sistem e-Health yang disederhanakan dapat terdiri atas sebuah komputer
(PC) berikut paket perangkat lunak aplikasi, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Selanjutnya komputer tersebut dapat diperluas menjadi jaringan komputer dengan
berbagai jenis konfigurasi jaringan. Dengan demikian dapat diperoleh suatu sistem e-
Health yang makin kompleks dengan aplikasi yang makin beragam. Suatu sistem e-
Health dapat pula terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” (Medical Station) yang satu
sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (network).
Suatu stasiun medis dapat terdiri atas: sebuah komputer (dengan perangkat lunak
aplikasi yang sesuai), sebuah antar-muka pasien, sejumlah instrumen biomedika
(tergantung keperluan), sebuah antar muka pengguna (berikut alat input-output yang
diperlukan), sebuah antar-muka telekomunikasi (telecommunication interface) yang
sesuai, serta jaringan telekomunikasi yang tersedia. Pada dasarnya, setiap stasiun medis
(atau terminal) dapat berhubungan dengan terminal lainnya secara:
a. Real-time (secara Sinkron, synchronous)
b. Store-and-Forward (asynchronous), pengiriman informasi dan pembacaannya tidak
pada saat yang sama.
Services receivers:
Receives
Patients
Minimal
information
flows
Playing authorities:
Hospitals Provides
Playing authorities: doctors, dentist
Private HI care facilities
Statutory HI pharmacies
Other Insurance pharmaceutical
Patients industry
other therapists
Pays
Conceptual Relationship
Information
Gambar 2.2 Stakeholder dalam sistem e-health
(Sumber: Andhini, 2007)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian e-Health yang diungkapkan beberapa ahli merujuk pada satu kesimpulan,
yaitu e-Health adalah pemanfaatan TIK di sektor kesehatan terutama untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk, pengawasan kesehatan, literatur
kesehatan, pendidikan kesehatan, pengetahuan dan penelitian.
2. Istilah e-Health mulai muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Terciptanya
e-Health tidak lepas dari tokoh atau pemeran utama dalam lingkungan e-Health yaitu
agensi dari PBB dan Badan Internasional yang berhubungan dengan kesehatan,
komunikasi, dan perdagangan; Otoritas pemerintah tingkat nasional sampai daerah yang
berhubungan dengan kesehatan dan telekomunikasi; Institusi pendidikan dan riset; Para
professional di bidang kesehatan beserta asosiasinya; Para pelanggan, pasien dan
asosiasinya; Organisasi non pemerintah; Pihak industri kesehatan dan telekomunikasi;
Media massa.
3. E-Health meliputi aplikasi untuk para profesional dan otoritas kesehatan yang lebih baik
daripada sistem kesehatan pribadi untuk masyarakat dan pasien. Sebagai contoh adalah
health information networks, electronic medical records, telemedicine services,
personal wearable and portable communicable systems, health portals, dan banyak
teknologi komunikasi dan informasi lain yang bertujuan membantu pencegahan,
diagnosa, perawatan, monitoring kesehatan, dan manajemen gaya hidup. Huruf “e”
dalam e-Health berarti efisiensi, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
informasi–informasi yang berkualitas dan sumber yang sudah dipercaya di harapkan
informasi yang diperoleh pasien lebih tepat, berbasis bukti, pemberdayaan konsumen
dan pasien, menciptakan hubungan baru antara pasien dan profesional kesehatan,
pendidikan bagi para dokter dan pasien dari sumber online, memungkinkan standarisasi
pertukaran dan komunikasi antara perusahaan yang bergerak di bidang industri
kesehatan, memperluas cakupan pelayanan kesehatan secara global, etika dan ekuitas.
4. Manfaat e-Health sebagai layanan aplikasi medis mencakup tiga aspek yang saling
terkait, yaitu pasien, rumah sakit, dan dokter. Manfaat langsung bagi pasien adalah
percepatan akses pasien ke pusat-pusat rujukan, mendapatkan pertolongan pertama
sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter pribadi, pasien merasakan tetap
dekat dengan rumah di mana kerabat dapat memberikan dukungan, serta menyeleksi
pasien yang perlu rawat inap dan yang tidak. Manfaat bagi rumah sakit adalah jaminan
pelayanan berkualitas (service quality assurance) bagi publik dengan sistem operasional
manajemen rumah sakit yang terotomasi. Sedangkan bagi dokter (atau paramedis)
adalah percepatan transformasi informasi sehingga memudahkan dalam pengambilan
keputusan serta kedekatan dengan pasien yang tak terbatas.
5. E-Health memiliki karakteristik yang unik baik pada tipe interaksi, tipe data, maupun
perangkatnya. Tipe interaksi telemedika bersifat real-time dan store-and-forward,
artinya proses arus informasi berlangsung saat itu juga di manapun dan kapan pun serta
data yang ada disimpan dan diteruskan dalam bentuk informasi. Stakeholder atau aktor
pada sistem e-Health dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan fungsionalitasnya, yaitu
penerima servis (pasien), penyedia servis (rumah sakit, dokter, laboratorium, apotek,
industri farmasi, terapis, dan fasilitator medis lainnya) dan penanggung jawab
biaya/pembayar (pasien, perusahaan/institusi, asuransi, atau asosiasi dokter).
6. Produk dan layanan e-Health dikategorikan ke dalam 4 kategori, yang disebut 4C yaitu
content (isi) berupa informasi kesehatan); connectivity (hubungan) seperti pendaftaran
online, mengirim medical record pasien, diagnosis dari dokter, tindakan medis yang
perlu diambil oleh pasien, resep obat, dan hasil laboratorium, serta rekapitulasi biaya
melalui website, konsultasi online dengan dokter, interaksi pasien dengan laboratorium
lebih sederhana, memberikan resep obat lebih mudah, proses pembayaran yang
melibatkan asuransi dapat dilakukan dengan mudah; care (perawatan) berupa informasi
letak rumah sakit/tempat pengobatan/dokter spesialis yang paling dekat atau paling tepat
bagi pasien serta meng-update medical record pasien dan memberikan informasi jenis
treatment baru yang potensial; commerce (bisnis) untuk mempermudah pembayaran
administrasi pasien.
7. Dengan jumlah puskesmas di seluruh Indonesia lebih dari 8600 buah yang diperkirakan
melayani lebih dari 50% penduduk, maka tantangan (dan peluang) penggunaan e-
Health dan telemedika dalam membantu memecahkan masalah pelayanan kesehatan
masyarakat menjadi makin besar. E-health di Indonesia dapat dmaksimalkan melalui
sistem telemedika Puskesmas, sistem telemedika untuk pengelolaan wabah, sistem resep
elektronik (e-prescription system), sistem e-health untuk manajemen penyakit TBC,
sistem telemedika bergerak (mobile telemedicine system with multi communication
links), sistem e-psychology (cyber psychology), sistem m-health (mobile e-health),
sistem e-health berbasis pengolahan citra serta sistem open EHR, open MRS.
B. Saran
1. Penerapan e-Health diharapkan dapat mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
2. Pemerintah terus mengembangkan aplikasi e-Health yang dapat meningkatkan pelayanan
di sektor kesehatan.
Untuk memaksimalkan e-Health perlu juga dilakukan pelatihan terhadap petugas
kesehatan di daerah selain mempekerjakan petugas kesehatan yang memang ahli di bidang
teknologi, informasi, dan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/259777149/E-health-Kelompok-6-Sistem-Informasi-
Kesehatan-Kelas-A
https://www.academia.edu/16672300/E-health_dalam_dunia_IT