ASUHAN SEMINAR KASUS KDP Nyeri Ruang Ebony
ASUHAN SEMINAR KASUS KDP Nyeri Ruang Ebony
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu fisik (berhubungan dengan
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan), dan
lainnya). Secara umum nyeri merupakan suatu rasa yang tidak nyaman, baik
mengalaminya.
Nyeri ialah sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
sensasi dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut
menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. Penyebab
psikis.
Ketidaknyamanan fisik pada individu salah satunya ialah nyeri baik itu
nyeri akut (nyeri yang berlangsung kurang dari 6 bulan) maupun nyeri
kronis (nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan). Gangguan rasa nyaman
simple bila hanya melibatkan kulit, dan kompukatum, bila melibatkan kulit
pada masalah kebutuhan dasar: Nyeri pada Tn. Z di ruangan Ebony Rumah
Sakit Umum Daerah Tora Belo Kabupaten Sigi. Dengan kasus nyeri ini
proses keperawatan.
1. Tujuan Umum
kepada pasien Tn. Z di ruangan Ebony Rumah Sakit Umum Daerah Tora
2. Tujuan Khusus
Sigi,
nyeri pada Tn. Z di ruangan Ebony Rumah Sakit Umum Daerah Tora
D. Tempat
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
rasa yang tidak aman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir
yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi
intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di
lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
2. Anatomi
Nyeri dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem saraf. Nyeri
yang berasal dari luar sistem saraf dinamakan nyeri nosiseptif. Sedangkan
dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh saraf. (Price and Wilson,
2006).
Jalur nyeri di sistem saraf pusat terbagi dua menjadi, jalur asendens
dan desendens. Pada jalur asendens, serat saraf C dan A-δ aferen yang
(Price dan Wilson, 2006). Jalur ini terkait dengan respon emosional.
(Harrison, 2008).
dikendalikan oleh sistem saraf kita. Jika ada stimulasi, maka sistem saraf
menganalisis pesan-pesan ini dan memberitahu kita mana yang sakit dan
kronis, sistem ini menyala dan tetap aktif bahkan jika kerusakan jaringan
sistem saraf sensorik akan mengaktifkan struktur jauh di dalam otak kita
menangis. Hal ini karena anak-anak memiliki kontrol yang minimal atas
3. Fisiologi
a. Reseptor Nyeri
berlebihan.
proteolitik.
4. Patofisiologi
persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami). Antara stimulus cedera jaringan
spinal.
ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan mungkin juga
5. Perubahan Fungsi
a. Activation Stage
Dimulai persepsi nyeri sehingga terjadi reaksi fight of fight. Efek yang
Nyeri hebat tapi singkat. Efek yang terjadi diantaranya yaitu tekanan darah
c. Adaptation Stage
vasomotor menurun.
6. Pemeriksaan Fisik
nyeri
Q Quality atau kualitas nyeri
R Region atau daerah perjalanan ke daerah lain
S Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya
T Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab
7. Pemeriksaan Diagnostik
abdomen.
8. Tindakan Penanganan
a. Penanganan keperawatan
4) Kompres hangat
b. Penanganan medis
1) Pemberian analgesic
2) Plasebo
Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena faktor
a. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita
bawah, dll.
a. Nyeri Akut
c. Ansietas
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
kriteria Hasil
Nyeri akut NOC : NIC :
diamati
menghindari nyeri
Dilatasi pupil
verbal
Gangguan tidur
kriteria Hasil
mengganggu
c. Ansietas
Hasil
Ansietas NOC NIC
produktivitas rub
buruk kecemasan
menimbulkan
- Wajah tegang,
kecemasan
tremor tangan
- Dorong pasien untuk
- Peningkatan
mengungkapkan
keringat
perasaan, ketakutan,
- Gemetar
persepsi
- Simpatik
- Instruksikan pasien
- Anoreksia
menggunakan teknik
- Diare, mulut kring
relaksasi
- Wajah merah
- Berikan obat untuk
- Jantung berdebar-
kecemasan
debar
- Peningkatan TD,
Nadi dan RR
- Nyeri abdomen
- Penurunan TD
- Diare, mual
- Letih, gangguan
tidu
- Kognitif
- Kesulitan
berkonsentrasi
- Melamun
- Cenderung
menyalahkan orang
lain
Faktor yang
berhubungan
- Infeksi
- Stress, ancaman
kematian
- Kebutuhan yang
tidak dipenuhi
- Penyalahgunaan zat
Ruangan : Ebony
No Register : 041273
1. PengkajianKeperawatan
A. Identitas Klien
Nama : Tn. Z
Umur : 60 Tahun
Jeniskelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Kaili
Jeniskelamin : Perempuan
Pndidikan : S1
Agama : Islam
Suku : Kaili
B. Riwayat Penyakit
bagian atas, nyeri timbul ketika mulut digerakkan, nyeri terasa seperti
menit
akibat jatuh dari motor, wajah klien terbentur dan tergesek dijalan
tidak bisa tidur nyenyak, Klien mengatakan tidur hanya 3-4 jam, Klien
mengatakan, klien tidur siang ±30 menit dan tidur malam ±3-4 jam, Klien
dari hasil pemeriksaan klien tampak menguap berulang kali dan klien
Genogram 3 generasi
X X X
X XX
Laki-laki : Menikah :
Perempuan : Keturunan :
Klien : Meninggal :X
Tinggal serumah :
Dari genogram diatas dijelaskan bahwa kedua orang tua klien telah
klien, ayah dari istri klien juga telah meninggal dunia dengan penyakit
a. Persepsi kesehatan
kondisi kesehatannya
b. Pola Nutrisi
jam
Saat sakit : sulit untuk tidur dan sulit untuk tidur kembali, klien
e. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB dan BAK lancer, tidak ada gangguan eliminasi
f. Pola aktivitass
g. Pola perseptual
Saat sakit : klien sudah bisa mengenali atau menilai nyeri yang
dirasakan
masalah ksesehatan
kondisinya
kepada yang
kesembuhannya..
D. Pemeriksaan Fisik
BB sebelum sakit : 93 kg
N : 100x/m SB : 36,7° C
nyeri tekan
b. Mata
c. Hidung
sebelah kanan.
d. Telinga
baik,
e. Mulut
lidah kotor.
f. Leher
g. Dada
h. Abdomen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa, hepar tidak
j. Ekstremitas Atas
55
benjolan, rom aktif, kekuatan
55
55
edema, rom aktif, kekuatan
55
k. Ekstremitas Bawah
l. Kulit
jahitan
Hasil Laboratorium :
Umur : 60 Tahun
No Rm : 041273
/Hemoglobin
X-RAY/THORAX
Kesan :
- Cardiomegaly
F. Terapi / tindakan
IVFD RL 20 tpm
Ranitidine 50gr/12/IV
Piracetam 2gr/8jam/IV
Merawat luka
tidur nyenyak
lemas
mengunyah makanan
sedikit
sendok
menelan
ANALISA DATA
seperti diiris-iris
digerakkan perifer
DO kimia, histamine,
- Klien Nampak
- Obs. TTV
R: 20x/m
Sb: 36,3
korteks serebsi
nyeri
ANALISA DATA
nyenyak
lemas Thalamus
DO
lemah
- Terdapat lingkaran
- Klien tampak
ulang
- Obs TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 86 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.3℃
sulit untuk
makanan jaringan
- Klien mengatakan
- Klien mengatakan
Makan berkurang
- Kesadaran Compos
mentis
- Terdapat peradangan
- BB sebelum : 93 kg
BB sesudah : 90 kg
Obs TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 86 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.3℃
- Klien mengatakan
dibagian wajah
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
RR : 86 x/m
N : 20 x/m
SB : 36,20c
DO
- Keadaan umun : lemah
- Kesadaran Compos mentis
- Nampak luka jahitan di bagian bibir atas
- Obs TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 86 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.3℃
(peningkatan kontraksi organ) selama 3x8 jam, masalah 1. Kaji nyeri secara 1. Untuk mengetahui dan
Domain : 12 (Kenyamanan) nyeri akut dapat teratasi komprehensif menentukan intervensi yang
nyeriakut (00132) frekwensi, dan tanda 2. Observasi reaksi non 2. Membantu untuk
bagian luka jahitan di bibir nyeri berkurang dengan 3. Gunakan teknik 3. Membantu dalam
dirasakan seperti di iris-iris - Menyatakan rasa 4. Kaji kultur yang dapat 4. Membina hubungan saling
- Klien mengatakan nyeri nyaman setelah nyeri mempengaruhi nyeri percaya pada klien agar klien
digerakkan dirasakan
DO :
N : 86 x/m
R : 20 x/m
berhubungan dengan status tindakan keperawatan 1. Identifikasi pola aktifitas 1. Pola aktifitas dan tidru klien
Kategori : Fisiologis gannguan pola tidur gangguan pola tidur pada klien
No dx : 00055 1. klien dapat tidur pengganggu tidur faktor apa saja yang bias
bisa tidur nyenyak - Dewasa 6-8 jam 4. Batasi waktu tidur siang tidur malam nanti
hanya 3-4 jam 2. Klien mengatakan 5. Lakukan prosedur untuk 5. Posisi yang nyaman bagi pasien
- Klien mengatakan, klien merasa segar dan puas meningkatkan dapat membuat klien nyaman
tidur siang ±30 menit dan 3. Istirahat dan tidur kenyamanan tidur
klien bangun klien merasa 6. Jelaskan pentingnya 6. Agar klien dapat memahami
DO
- Kesadaran Compos mentis kebiasaan waktu tidur 7. Agar klien dapat membiasakan
semangat
8. Ajarkan teknik guided
- Terdapat lingkaran hitam
imaginery 8. Agar klien dapat tidur dengan
di bawah mata
nyaman
- Klien tampak menguap
Kolaborasi
berulang ulang
9. Kolaborasi pemberian
- Obs TTV
obat analgetik 9. Agar mengurangi pencetus dari
TD : 130/80 mmHg
gangguan pola tidur
N : 86 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.3℃
No dx : 0019 teratasi dengan criteria - Identifikasi makanan - agar klien menyukai makanan
DS : 1. Asupan makanan
- Klien mengatakan sulit 2. 2 hasrat untuk makan - Monitor berat badan - melihat perkembangan klien
menelan
- BB sebelum : 93 kg pernapasan
BB sesudah : 90 kg
Class : 2 (cederafisik) ngangguan integritas 2. Monitor kulit 2. Untuk menilai adanya tanda
DO perbaikan kulit
5. Bersihkan daerah luka 5. Untuk menghindari terjadinya
- Keadaan umun : lemah
Nyeri dirasaakan dibagian luka jahitan dibagian luka jahitan dibibir atas
Ttv: O :
terapeutik N : 80x/menit
mandiri
7. Memberikan analgetik, kolaborasi
15.00 pemberianobat
Dengan hasil :
NO.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX.
2 Selasa, 12 Januari 16.00 - mengidentifikasi pola aktifitas dan Jam 13.20
2021 tidur S:
Terapeutik
prntingnya tidur
16.25 - Mengajarkan teknik guided
A. Masalah keperawatan Gangguan
imaginery
pola tidur belum teratasi
- Dengan hasil : klien paham dan
tidur
imaginery
analgetik
NO.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX.
3 Selasa, 12 Januari 16.35 - mengidentifikasi alergi dan intoleran Jam 13.30
kg
18.00 - memberikan makanan tinggi serat O :
- Obs TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/m
R : 20 x/m
A :
belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
disukai
pemberian antibiotik
NO
. HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX.
2 Selasa 09.00. - Menjaga kebersihan kulit Jam 12.00
klien dengan waslap atau tisu basah waslap atau tisu basah
09.10 - memonitor kulit kemerahan
- Dengan hasil:
luka jahitan
6. Ganti balutan
NO.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX.
1 Rabu 09.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif Jam 13.00
Nyeri dirasaakan dibagian luka jahitan dibibir luka jahitan dibibir atas
atas, nyeri dirasakan seperti diiri-iris, nyeri timbul - Klien mengatakan masih nyeri ketika
Ttv:
TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit O :
R : 20x/menit - Ku lemah
dalam
obat analgetik
CATATAN PERKEMBANGAN
kenyamanan
gr/IV/8jam N : 85 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.℃
pola teratasi
P. Pertahankan Intervensi
tidur
tidur
tidur
meningkatkan kenyamanan
imaginery
analgetik
CATATAN PERKEMBANGAN
NO.
HARI/TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX.
O :
atas
- Obs TTV
N : 85 x/m
R : 20 x/m
SB : 36.℃
A :
belum teratasi
P :
Lanjutkan intervensi
pemberian antibiotik
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
DX.
Kulit dalam keadaan bersih, keluarga membantu - Klien mengatakan klien sudah
Dengan hasil:
O :
Kulit tidak tampak kemerahan
09.17 3. membersihkan, memantau dan meningkatkan - Ku lemah
SB : 36,30C
P : Lanjutkan Intervensi
1,
hari), trasenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri),
yakni gangguan rasa nyaman (nyeri). Nyeri akut merupakan pengalaman sensori
dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual
for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
dengan memberikan terapi relaksasi. Selain itu dapat juga dengan menggunakan
nyaman dan rileks pada pasien, dapat mengurangi intensitas nyeri, serta dapat
pada nyeri dan merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik
Pemberian yeknik relaksasi napas dalam terhadap intensitas nyeri pada asuhan
keperawatan Ny S dengan post operasi fraktur radius sinistra 1/3 distal diruang
didapatkan hasil pada hari pertama nyeri dirasakan klien berkurang yakni dari
skala 6 (skala 1-10) sedang mengalami penurunan ke skala nyeri 5 (skala 1-10)
sedang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan terkait pengaruh
Masalah keperawatan yang kedua adalah Gangguan Pola tidur seperti yang
periode tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini
bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh
sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau
hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.
kesehatan, ketika pola tidur berubah akan membuat gangguan pada pola tidur
seseorang.
Gangguan Pola tidur merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan
kuantitas waktu tidur seseorang akibat factor eksternal. Meski banyak beragam
beberapa kondisi medis yang mengakibatkan seseorang sulit untuk mengatur pola
tidurnya,
Sihite, Putri Surya. 2017. Asuhan Keperawatan pada Tn.B dengan Prioritas
Kementerian Kesehatan
Sianipar, santi ending, 2015. pengaruh terapi relaksasi nafas dalam terhadap
https://digilib.esaunggul.ac.id/pengaruh-terapi-relaksasi-nafas-dalam-
terhadap-penurunan-nyeri-pada-pasien-dengan-vulnus-laceratum--grade-i-
post-kecelakaan-lalu-lintas-di-rumah-sakit-royal-taruma-jakarta-barat-