0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Teknik penentuan seleksi pohon plus meliputi metode okuler, pohon pembanding, sistem garis dasar, dan standar absolut. Seleksi pohon bertujuan memilih individu dengan sifat tertentu seperti tinggi, diameter, daya lepas cabang, bentuk batang, dan ketahanan terhadap hama.
Teknik penentuan seleksi pohon plus meliputi metode okuler, pohon pembanding, sistem garis dasar, dan standar absolut. Seleksi pohon bertujuan memilih individu dengan sifat tertentu seperti tinggi, diameter, daya lepas cabang, bentuk batang, dan ketahanan terhadap hama.
Teknik penentuan seleksi pohon plus meliputi metode okuler, pohon pembanding, sistem garis dasar, dan standar absolut. Seleksi pohon bertujuan memilih individu dengan sifat tertentu seperti tinggi, diameter, daya lepas cabang, bentuk batang, dan ketahanan terhadap hama.
Oleh : Nama Anggota : 1. Megi Toto (M011191085) 2. Wawan Setiawan (M011181083) Kelompok :9 Kelas : Tekben (B)
LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN FISIOLOGI POHON
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021 Pengertian Pohon Plus Pohon induk merupakan pepohonan terpilih diantara pepohonan yang ada di suatu areal pengelolaan hutan yang ditunjuk sebagai pohon tempat pengambilan organ generatif (biji) atau organ vegetatif untuk bahan tanaman. Pohon induk disebut juga pohon plus, mengingat pohon tersebut memiliki sifat - sifat unggul yang tampak pada ekspresi fenotipenya. Beberapa sumber bahan tanaman yang baik antara lain pohon plus, tegakan benih, area pengumpulan benih, kebun benih semai, kebun benih klon, kebun benih pangkas dan bank klon. Teknik Seleksi Pohon Plus Teknik seleksi pohon plus yang akan digunakan dalam program pemuliaan pohon tergantung pada jenis dan tujuan penggunaannya. Sifat/karakter yang dibutuhkan untuk tujuan kayu pertukangan akan berbeda dengan tujuan bahan baku kertas (pulp and paper). Beberapa Teknik yang sering digunakan dalam pemilihan pohon plus adalah sebagai berikut : 1. Metode Okuler Metode ini merupakan metode yang paling sederhana. Pemilihan pohon plus tanpa didasarkan kepada pengukuran atau penilaian suatu sifat/karakter, tetapi hanya berdasarkan penampakan (performa) dari pohon itu. Jika pohon tersebut terlihat sehat, lurus dan bagus secara kasat mata maka akan dipilih sebagai calon pohon plus. Metode ini bisa dipakai dengan pertimbangan bahwa nilai heritabilitas sifat yang diseleksi sangat rendaha, sehingga kemajuan seleksi hanya akan efisien melalui uji keturunan. Bisa juga diterapkan apabila nilai heritabilitasnya sangat tinggi, sehingga fenotipa mencerminkan genotipa. 2. Metode Pohon Pembanding Metode ini menggunakan pohon pembanding sebagai dasar penentuan calon pohon plus. Biasanya yang dijadikan pohon pembanding adalah pohon yang termasuk kualitas bagus, sejenis dan seumur dengan calon pohon plus yang akan dinilai. Metode pohon pembanding akan efisien pada tegakan seumur dibandingkan dengan tegakan tidak seumur atau tegakan campuran. Metode ini sering dipergunakan dengan kombinasi skor untuk sifat kualitatif. 3. Metode Sistem Garis Dasar (base line system) Metode ini didasarkan pada variable bergantung dan bebas, misalnya tinggi dan umur pada 10 - 20 pohon dominan atau kodominan pada suatu tegakan; kemudian garis regresi dibuat. Calon pohon plus bila melampaui nilai rata - rata atau terletak diatas garis regresi akan ditetapkan sebagai pohon plus. Metode ini akan cocok digunakan pada tegakan tidak seumur dan tegakan campur. 4. Metode Standar Absolut Suatu sifat, misalnya diameter atau tinggi, dibandingkan dengan tabel volume pada bonita tertentu pada daerah tertentu. Pohon plus harus melampaui nilai standar yang ditentukan. Pohon plus juga harus memenuhi sifat kualitatif yang lain, seperti untuk batang, percabangan dan sebagainya. Seleksi Pohon Seleksi pohon merupakan proses pemurnian hutan yang dilakukan dengan memilih individu - individu pohon dengan sifat tertentu dan baik, serta disukai untuk dikembiakkan. Sifat - sifat pohon yang biasanya diseleksi antara lain tinggi pohon yang unggul, diameter batang pohon yang unggul, daya lepas cabang yang baik, batang yang lurus, percabangan yang mendatar, tajuk yang sempit, tajuk yang padat dan simetris terhadap sumbu batang, tahan terhadap hama dan penyakit, tahan terhadap kekeringan, dan mempunyai kualitas kayu yang baik. Seleksi pohon dapat dilakukan dengan tiga acara, antara lain sebagai berikut : 1. Seleksi massa yaitu pemilihan pohon - pohon yang didasarkan atas penilaian sifat fenotipe individu pohon dalam populasi. Seleksi ini paling sering dipergunakan pada tahap permulaan dari program pemuliaan dan pada kegiatan penetapan pohon - pohon induk untuk membangun TB, APnB, KBS, dan KBK. 2. Seleksi famili yaitu pemilihan pohon - pohon yang didasarkan atas penilaian sifat fenotipe induk betinanya. 3. Seleksi berulang yaitu pemilihan pohon - pohon hasil keturunan dari pohon - pohon induk hasil seleksi massa ataupun seleksi famili, oleh karena itu seleksi ini disebut dengan seleksi dua tahap. Karakter umum yang biasa dipergunakan dalam seleksi pohon plus antara lain sebagai berikut : 1. Pertumbuhan riap 2. Bentuk batang 3. Kemampuan pruning secara alami yang bagus 4. Tajuk sempit, rapi dan bagus bentuknya 5. Sehat (tahan penyakit) 6. Sudah mengalami pembungaan (mampu berbunga) 7. Kualitas kayu bagus Sumber : https://id.scribd.com/document/383391892/Pohon-Plus https://www.slideshare.net/SmartEduCafe/manual-seleksi-pohon-plus