Anda di halaman 1dari 12

Makalah Api dan Kebakaran

oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Indonesia, Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang
 B. Rumusan Masalah

 BAB II PEMBAHASAN

 A. Pengertian Api dan Kebakaran

 B. Penyebab Kebakaran

 1. Faktor manusia

 2. Faktor teknis

 3. Faktor alam/bencana alam

 C. Segitiga Api

 1. Bahan bakar

 2. Sumber panas

 3. Oksigen

 D. Klasifikasi Kebakaran

 1. Kelas A

 2. Kelas B

 3. Kelas C

 E. Media Pemadam Api

 1. Media pemadam api foam

 2. Media pemadam api cair

 3. Media pemadam api CO2


 4. Media pemadam api dry chemical powder

 F. Alat Pemadam Api

 1. Apar atau alat pemadam api ringan

 2. Alat pemadam api portabel

 3. Thermatic system (sistem sprinkler) atau alat pemadam api

 4. Trolley

 5. Hydrant

 G. Pemercik Air Otomatis

 1. Penggunaan pemercik otomatis

 2. Jenis sistem pemercik otomatis

 a. Sistem pipa basah

 b. Sistem pipa kering

 c. Deluge system

 d. Pre-action system

 3. Kepala pemercik otomatis

 BAB III PENUTUP

 A. Kesimpulan

 B. Saran

 DAFTAR PUSTAKA
 Download Contoh Makalah Api dan Kebakaran.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energi. Siklus ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa
(event dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta
konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi
dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra kejadian.
Kebakaran selalu menelan banyak kerugian baik moril, materil bahkan sering kali
juga keselamatan manusia. Bila kebakaran tersebut menimpa fasilitas publik
misalnya pasar, pabrik industri, gedung swalayan, perumahan dan lain
sebagainya maka yang menderita kerugian tentu masyarakat banyak. Di lihat dari
segi rehabilitasi fasilitas maka kecelakaan akibat kebakaran memerlukan waktu
yang relatif lama belum lagi kerugian yang mustahil direcoveri seperti arsip,
barang antik, sertifikat dan lain sebagainya.
Oleh karena itu mencegah terjadinya kebakaran merupakan pilihan utama
dalam teknologi penanggulangan kebakaran. Dari sisi legal formal disebutkan
dalam UU No. 1 Tahun 1970 “dengan perundangan ditetapkan persyaratan
keselamatan kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran”.
Kemudian diikuti dengan peraturan lain misalnya: Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No. 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja dan Lain, sebagainya menyebutkan dalam pasal ayat 1 “pengurus atau
perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
menyelenggarakan latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja”.
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan
kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu
kerugian yang sangat besar baik kerugian materil maupun kerugian immateril.
Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya
suatu produksi/aktivitas, jika tidak ditangani dengan segera, maka akan
berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk
sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi
daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat
disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya kebakaran
akan bertambah besar.
Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin
pesat, risiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Penduduk semakin padat,
pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan perumahan, industri yang
semakin berkembang sehingga menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi
kebakaran membutuhkan penanganan secara khusus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian api dan kebakaran?
2. Apa penyebab kebakaran?
3. Apa yang dimaksud dengan segitiga api?
4. Apa saja klasifikasi kebakaran?
5. Apa saja media pemadam api?
6. Apa saja alat pemadam api?
7. Apa yang dimaksud pemercik air otomatis?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Api dan Kebakaran
Pengertian api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk
dari 3 unsur yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang menghasilkan
panas dan cahaya. Sedangkan pengertian kebakaran adalah nyala api baik kecil
maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang
bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran juga
termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi darurat di lingkungan
perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja.

B. Penyebab Kebakaran
Secara umum, kebakaran disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor
manusia dan faktor teknis.
1. Faktor manusia
Sebagian besar kebakaran yang disebabkan oleh faktor manusia timbul
karena kurang pedulinya manusia tersebut terhadap bahaya kebakaran dan juga
kelalaian. Sebagai contoh:
 Merokok di sembarang tempat, seperti di tempat yang sudah ada tanda
“dilarang merokok”.
 Menggunakan instalasi listrik yang berbahaya, misalnya sambungan yang
tidak benar, mengganti sekering dengan kawat.
 Melakukan pekerjaan yang berisiko menimbulkan kebakaran tanpa
menggunakan pengamanan yang memadai, misalnya mengelas bejana bekas
berisi minyak atau bahan yang mudah terbakar.
 Pekerjaan yang mengandung sumber gas dan api tanpa mengikuti
persyaratan keselamatan, misalnya memasak menggunakan tabung gas LPG
yang bocor dan lain-lain.
2. Faktor teknis
Faktor teknis lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai hal-hal yang memicu terjadinya kebakaran, misalnya:
 Tidak pernah mengecek kondisi instalasi listrik, sehingga banyak kabel
yang terkelupas yang berpotensi terjadi korsleting yang bisa memicu terjadinya
kebakaran.
 Menggunakan peralatan masak yang tidak aman, misalnya menggunakan
tabung yang bocor, pemasangan regulator yang tidak benar, dan lain-lain.
 Menempatkan bahan yang mudah terbakar di dekat api, misalnya
meletakkan minyak tanah atau gas elpiji di dekat kompor.
 Menumpuk kain-kain bekas yang mengandung minyak tanpa adanya
sirkulasi udara. Bila kondisi panas, kondisi seperti ini bisa memicu timbulnya
api.
3. Faktor alam/bencana alam
 Alat, disebabkan karena kualitas alat yang rendah, cara penggunaan yang
salah, pemasangan instalasi yang kurang memenuhi syarat. Sebagai contoh:
pemakaian daya listrik yang berlebihan atau kebocoran.
 Alam, sebagai contoh adalah panasnya matahari yang amat kuat dan terus
menerus memancarkan panasnya sehingga dapat menimbulkan kebakaran.
 Penyalaan sendiri, sebagai contoh adalah kebakaran gudang kimia akibat
reaksi kimia yang disebabkan oleh kebocoran atau hubungan pendek listrik.
 Kebakaran disengaja, seperti huru-hara, sabotase, dan untuk mendapatkan
asuransi ganti rugi.
C. Segitiga Api
Segitiga api adalah elemen-elemen pembentuk api yang dirangkai dalam
suatu segitiga yang menggambarkan proses terjadinya api. Elemen-elemen
tersebut jika bersatu dan dalam porsi tertentu maka akan menimbulkan reaksi
kimia dan menghasilkan api. Elemen-elemen dalam segitiga api yang merupakan
elemen pembentuk api yaitu:
1. Bahan bakar
Bahan bakar yang dimaksud adalah bahan-bahan yang mudah bereaksi
dengan reaksi pembakaran atau bahan mudah terbakar. Bahan tersebut dapat
berupa:
 Zat padat mudah terbakar contohnya kertas, sampah kering, kayu, kain,
dan lain-lain.
 Zat cair mudah terbakar contohnya minyak tanah, bensin, spiritus, alkohol,
dan lain-lain.
 Zat gas mudah terbakar contohnya karbit, LPG, dan LNG.
Ketiga bahan-bahan tersebut tentunya sudah tidak asing karena sering kita
jumpai di kegiatan sehari-hari. Untuk itu penggunaan bahan-bahan mudah
terbakar sebaiknya dijauhkan dari sumber panas atau api.
2. Sumber panas
Sumber panas merupakan salah satu unsur terbentuknya api. Contoh
sumber panas yaitu:
 Faktor alam: seperti petir atau panas dari gunung berapi.
 Energi panas listrik: panas listrik dapat timbul dari arus pendek, korsleting,
percikan api karena listrik, pemanasan dielektrik seperti pada microwave
(gelombang mikro), dan listrik statis.
 Energi panas mekanis: panas mekanis dapat terjadi karena adanya gesekan.
 Energi panas kimia: contoh dari energi panas kimia yaitu reaksi panas
pembakaran, panas akibat dekomposisi, panas larutan, dan pemanasan
spontan.
 Energi panas nuklir.
 Energi panas matahari.
3. Oksigen
Di dalam udara yang kita hirup terdapat bermacam-macam unsur seperti
nitrogen, argon, dan salah satunya adalah oksigen. Oksigen dengan kadar
minimum 16% dapat menjadi unsur penting pembentuk api. Sedangkan dalam
udara normal yang kita hirup terdapat kandungan 20% oksigen. Sehingga
pasokan oksigen idealnya sewaktu-waktu bisa mendukung terjadinya api.
D. Klasifikasi Kebakaran
Berdasarkan bahan yang terbakar, api terbagi menjadi beberapa jenis kelas,
di antaranya:
1. Kelas A
Api yang melibatkan bahan-bahan seperti kayu, kertas, dan pakaian. Api
kelas a biasanya lambat dalam proses penyalaan dan pertumbuhannya, dan
karena material yang terbakar berbentuk solid maka penanganan api ini lebih
mudah. Api kelas a akan meninggalkan abu setelah seluruh material terbakar.
2. Kelas B
Api yang melibatkan cairan dan gas yang mudah terbakar, seperti minyak,
gasolin, dan propana. Api jenis ini akan mudah menyala dan menyebar.
Pemadaman api kelas b lebih sulit dibandingkan api kelas A. Api kelas B tidak
meninggalkan abu ketika seluruh material telah terbakar.
3. Kelas C
Api yang melibatkan peralatan listrik seperti mesin/motor. Di dalam
kenyataan sirkuit kelistrikan merupakan penyebab utama dari api kelas C, setelah
api menyala biasanya akan melibatkan bahan lain sebagai bahan bakar api. Katika
arus listrik dimatikan, maka klasifikasi api tidak lagi menjadi kelas C namun
menjadi kelas sesuai dengan bahan yang sedang terbakar.

E. Media Pemadam Api


Jenis media pemadam api yang sering digunakan di Indonesia ada empat
yaitu foam, cair, CO2, dan dry chemical powder. Keempat media tersebut
memiliki kemampuan dan keefektifan masing-masing yang dibuat khusus untuk
menangani klasifikasi kelas kebakaran tertentu. Untuk itu pemilihan media yang
tepat juga sangat mempengaruhi upaya pemadam api jika terjadi kebakaran.
1. Media pemadam api foam
Media ini terbuat dari air dan biang foam (biang busa) yang dapat
memadamkan api dengan cara mendinginkan titik api, sehingga api akan padam
dengan sempurna. Alat pemadam api dengan media foam dapat digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas a dan kebakaran kelas b. Sebaiknya tidak
menggunakan alat pemadam api media foam pada kebakaran yang disebabkan
oleh listrik (elektrikal) atau kebakaran kelas c. Karena dikhawatirkan adanya
kandungan air yang bersifat konduktor (menghantarkan listrik).
2. Media pemadam api cair
Media ini cocok untuk mengatasi kebakaran kelas a karena sifatnya yang
dapat menembus material yang terbakar sehingga pengapian akan terhenti.
Selain itu alat pemadam api dengan media cair juga cocok digunakan untuk
mengatasi kebakaran kelas b karena sifatnya yang mendinginkan titik api.
3. Media pemadam api CO2
Media pemadam api CO2 atau karbon dioksida cocok digunakan pada
kebakaran kelas b dan c karena sifatnya yang dapat menghilangkan unsur
oksigen sehingga menghentikan pengapian dan adanya efek dingin pada gas.
Karena wujud media ini berupa gas menjadikan media ini tidak bersifat
konduktor sehingga aman digunakan pada kebakaran yang disebabkan aktivitas
elektrikal terutama kebakaran pada peralatan elektronik. Media ini juga tidak
meninggalkan residu sehingga praktis dan aman bagi peralatan elektronik.
Namun penggunaannya perlu memperhatikan pasokan oksigen bagi pengguna.
Gunakan breathing apparatus atau alat bantu pernafasan agar paru-paru tetap
mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
4. Media pemadam api dry chemical powder
Media pemadam api dry chemical powder berbentuk seperti bubuk yang
mampu menutupi area kebakaran dan mencegah kontak dengan oksigen yang
merupakan salah satu pembentuk api (segitiga api). Dalam penggunaan alat
pemadam api dengan media dry chemical powder sebaiknya menggunakan alat
bantu pernafasan seperti breathing apparatus atau masker agar bubuk tidak
terhirup dan mengganggu sistem pernafasan.

F. Alat Pemadam Api


1. Apar atau alat pemadam api ringan
Apar merupakan alat pemadam kebakaran yang mudah untuk dibawa dan
dapat dioperasikan satu orang. Yang dilengkapi alat pengukur tekanan (pressure
gauge) yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan pada tabung. Hal tersebut
dapat membantu memudahkan kita untuk dapat mengontrol kinerja dari tabung
pemadam. Untuk ukurannya alat pemadam api ringan memiliki berat dari 1-9 kg.
Khusus untuk tabung pemadam api berisi karbon dioksida memiliki berat 2-7 kg
(standar).
2. Alat pemadam api portabel
Alat pemadam api portabel merupakan alat pemadam api dapat dengan
mudah dibawa dan dapat dioperasikan oleh satu orang saja. Salah satu
contohnya adalah fire stop (alat pemadam api mini portabel). Alat pemadam api
fire stop dapat digunakan untuk memadamkan api kecil. Umumnya alat
pemadam api portabel memiliki berat 1-2 kg dan hanya dapat digunakan sekali
pakai atau tidak dapat diisi ulang kembali.
3. Thermatic system (sistem sprinkler) atau alat pemadam api
Thermatic merupakan alat pemadam api otomatis. Untuk thermatic system
terpasang secara modul air yang terdapat di plafon. Pemasangan dan banyaknya
modul dapat disesuaikan dengan ukuran dan kebutuhan ruangan yang akan
dilindungi. Alat pemadam api otomatis ini akan berfungsi jika ada asap atau
adanya api yang menyala dan terdeteksi oleh sensor.
Alat pemadam api otomatis yang terpasang dalam satu ruangan akan
berfungsi secara bersamaan dikarenakan pada ujung sprinkler untuk alat ini
sudah dilengkapi dengan actuator yang merupakan sistem elektronik. Alat ini
memiliki fungsi sebagai thermatic yang artinya bila adanya kegagalan fungsi
elektronik, maka akan tetap bekerja dari panas temperatur ± 68° C.
4. Trolley
Trolley merupakan alat pemadam api berat (APAB) yang memiliki roda. Alat
pemadam api ini dilengkapi regulator yang berfungsi untuk mengatur tekanan
dari gas CO2/N2. Alat pemadam api ini umumnya ditempatkan di area pengisian
bahan bakar. Untuk tabung pemadam api ini memiliki berat dari 20-80 kg dan
harus dioperasikan oleh 2 orang atau lebih. Khusus bagi alat pemadam api yang
memiliki isi karbon dioksida memiliki ukuran berat dari 9-45 kg (standar).
5. Hydrant
Hydrant merupakan alat pemadam api yang berfungsi sebagai sumber air
untuk memadamkan api saat terjadinya kebakaran. Umumnya hydrant terletak di
area tertentu di trotoar. Hydrant memiliki bentuk standar dan memiliki tanda
khusus untuk setiap hydrant.

G. Pemercik Air Otomatis


1. Penggunaan pemercik otomatis
Pemercik air otomatis (automatic sprinklers) merupakan sarana pemadam
kebakaran instalasi tetap yang paling sering digunakan/dipasang pada gedung-
gedung. Sistem ini bekerja apabila gelas (quartzoid bulb) pada kepala sprinklers
pecah karena panas. Dengan pecahnya quartzoid bulb ini maka air bertekanan
memercik ke seluruh tempat yang kebakaran dan memadamkan api.
2. Jenis sistem pemercik otomatis
Secara garis besar sistem pemercik otomatis dikategorikan menjadi (1)
sistem pipa basah, (2) sistem pipa kering, (3) sistem deluge dan (4) pre action
system.
a. Sistem pipa basah
Pemercik otomatis disebut sebagai sistem pipa basah (wet pipe system)
ialah apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi air bertekanan.
Sistem ini memakai kepala sprinkler otomatis. Apabila gelas pada kepala
sprinklers pecah karena panas maka air bertekanan segera memancar keluar
memadamkan area yang terbakar. Air akan memancar hanya pada daerah yang
sprinklernya pecah saja.
b. Sistem pipa kering
Pada sistem pipa kering pipa distribusi tidak terisi air. Sistem ini dipakai
apabila tempat atau bangunan yang dilindungi mempunyai kemungkinan
bertemperatur dingin sedemikian sehingga air di dalam pipa distribusi dan
sprinklers membeku. Tempat seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di
tempat dingin dan lain sebagainya. Di dalam pipa distribusi tidak berisi air
melainkan gas nitrogen atau udara bertekanan. Apabila terjadi kebakaran maka
sprinklers akan pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan kontrol aliran
air bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk memadamkan kebakaran.
Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya pecah saja.
c. Deluge system
Deluge system atau sistem banjir atau sistem pancaran serentak biasanya
dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi material mudah terbakar
secara keseluruhan misalnya gudang busa poliester, bagian pengeringan
hardboard, polyurethane, hanggar pesawat terbang dan lain sebagainya. Pada
sistem ini semua sprinkler dalam keadaan terbuka, kemudian apabila ada sinyal
kebakaran dari sistem deteksi maka seluruh sprinkler akan memancarkan air. Jadi
sistem pancaran serentak ini dihubungkan dengan pengontrol lain yang
berfungsi untuk memberitahu adanya kebakaran pada tempat itu.
d. Pre-action system
Sistem ini bertujuan untuk membantu mempercepat aliran air pada sistem
kering. Pada dasarnya konstruksi terdiri dari gabungan standar sprinkler system
dengan alat pengindra kebakaran (baik smoke ataupun heat detector). Pada saat
awal pengindra mencium adanya bahaya kebakaran maka sistem langsung
bekerja mengisi air pada pipa distribusi springkler, sehingga air sudah terisi
sebelum sprinkler pecah karena panas. Jadi ketika sprinkler pipa sistem kering
pecah maka di dalam pipa sudah berisi air yang langsung memancar pada
tempat yang terbakar.
3. Kepala pemercik otomatis
Kepala pemercik otomatis bertugas untuk memancarkan air apabila telah
mendapat sinyal deteksi kebakaran. Kepala pemercik otomatis akan aktif
memancarkan air bila temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan
quartozoid bulb (jenis A) atau memutus pengunci (jenis B). Temperatur ini
disebut “temperature rating” dan biasanya besarnya sekitar 60o C sampai 70o C.
Namun untuk beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran juga
tersedia kepala pemercik dengan temperature rating yang lebih tinggi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Api sangat berbahaya bagi manusia maupun alam karena bersifat merusak
dan memusnahkan suatu benda. Dari materi yang telah kami sampaikan bahwa
kebakaran merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh beberapa faktor, karena
manusia, alam, maupun kedua-duanya. Kebakaran bisa dicegah melalui beberapa
cara, di antaranya yaitu mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan, misalnya
menaruh barang mudah terbakar seperti alkohol atau bahan bakar bensin ke
tempat yang teduh dan jauh dari sumber panas. Jika semua itu kita lakukan maka
kelak kecelakaan seperti kebakaran pun tak akan pernah terjadi.

B. Saran
Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam
menggunakan barang atau bahan yang mudah terbakar.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemadam_api

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/10/faktor-
penyebab-kebakaran-dan-upaya.html

Anda mungkin juga menyukai