Anda di halaman 1dari 23

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

EFEK OBAT DENGAN STATUS GIZI PADA KASUS OBESITAS

OLEH
ANGGOTA KELOMPOK 2

1. INAS NAMIRA (NIM. P07131221069)


2. MARCI LARATIH (NIM. P07131221070)
3. MUSLIKHATIN AHMALIAH (NIM. P071312268)
4. RATI META SARI (NIM. P07131221071)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Efek Obat dengan Status Gizi
pada Kasus Obesitas” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyelesaian makalah ini juga tidak luput dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.
Selaku dosen pengajar Mata Kuliah Interaksi Obat dan Makanan yang
memberikan bimbingan, koreksi, serta pengarahan tentang tema yang
penulis angkat sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
2. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu, yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah baik secara material maupun
non material.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki lagi melalui
pemberian saran dan kritik dari para pembaca yang budiman.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan bisa menambah pengetahuan pembaca tentang efek obat dengan
status gizi pada kasus obesitas.

Palembang, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Obat Orlistat (Xenical)................................................................ 3
B. Obat Sibutramin (Meridia, Reductil)........................................... 5
C. Obat Rimonabant (Acomplia)...................................................... 7
D. Obat Apisate................................................................................ 7
E. Obat Phentermine........................................................................ 9
F. Obat-Obatan Golongan Laksatif.................................................. 10
G. Obat-obatan Diuretik................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 18
B. Saran............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan
lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas
merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan
dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan
Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan
dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang utama.
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah global
yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara berkembang
termasuk Indonesia. Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional
dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di
Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang
kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum mendapat perhatian
khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah obesitas pada
anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian
hari.
Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan
yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang mendukung terjadinya
kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Berbagai upaya untuk
melangsingkan tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan pengaturan
makanan, merubah gaya hidup, pemberian obat dan pembedahan
untuk mengurangi lemak atau mengangkat sebagian usus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis obat dan bagaimana mekanisme aksi obat pada pasien obesitas ?
2. Bagaimana farmakokinetik, dosis, dan durasi obat pada pasien obesitas ?
3. Bagaimana efek samping obat pada pasien obesitas ?

1
4. Bagaimana interaksi obat dan makanan pada pasien obesitas ?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
1. Untuk memahami jenis obat dan mekanisme aksi obat pada pasien obesitas.
2. Untuk memahami farmakokinetik, dosis dan durasi obat pada pasien obesitas.
3. Untuk memahami efek samping obat pada pasien obesitas.
4. Untuk memhami interaksi obat dan makanan pada pasien obesitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Obat Orlistat (Xenical)


1. Tentang Obat Orlistat
Golongan : Obat anti obesitas
Kategori : Obat resep
Manfaat : Menurunkan berat badan dengan cara mengurangi
penyerapan lemak oleh tubuh.
Dikonsumsi oleh : Penderita obesitas usia 18 tahun ke atas
Bentuk obat : Kapsul
Orlistat telah dipasarkan sebagai obat penurunan lemak sejak tahun 1998.
Konsumsi obat orlistat harus dibarengi dengan diet rendah kalori. Apabila setelah
12 minggu tidak dicapai penurunan berat badan minimal 5% dari berat badan
sebelumnya, pengobatan harus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek orlistat terhadap penurunan
berat badan tidak terlalu besar. Kelompok individu yang diberi orlistat selama 1
tahun tidak menunjukkan kehilangan berat badan yang terlalu besar, yakni hanya
10,2%. Sementara ini, kelompok individu yang tidak diberi orlistat menunjukkan
kehilangan berat badan sebesar 6,1%.
2. Peringatan Mengkonsumsi Obat Orlistat
o Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis orlistat dengan anjuran dokter.
Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui dilarang untuk mengonsumsi
obat ini.
o Orlistat hanya boleh dikonsumsi oleh penderita obesitas berusia di atas 18
tahun.
o Harap berhati-hati bagi penderita kolestasis atau gangguan saluran empedu ke
hati, gangguan penyerapan makanan yang disebut sindrom malabsorbsi kronis,
diabetes, dan gangguan ginjal.
o Jika mengonsumsi makanan tanpa lemak, terlebih lagi jika belum makan apa
pun, maka jangan menggunakan orlistat karena obat ini hanya bereaksi pada
makanan yang mengandung lemak.

3
o Orlistat dapat mengganggu kinerja sejumlah obat-obatan (terutama obat
kontrasepsi), dan menghalangi penyerapan vitamin A, D, E, dan K jika
dikonsumsi secara bersamaan.
o Ukurlah terlebih dahulu indeks massa tubuh (IMT) sebelum mengonsumsi
orlistat karena obat ini hanya direkomendasikan pada IMT 28 kg/m² atau lebih.
Rumus yang dipakai dalam penghitungan IMT adalah berat tubuh dalam
kilogram dibagi dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat (m²). Sebagai
contoh jika berat badan seseorang adalah 66 kilogram dan tingginya adalah
1,65 meter, maka penghitungannya adalah 66/(1,65 X 1,65) = 24,24 kg/m².
3. Dosis Obat
Orlistat hanya boleh dikonsumsi oleh penderita obesitas berusia 18 tahun
ke atas. Dosis yang direkomendasikan adalah 60 mg sebanyak tiga kali sehari.
4. Mekanisme Kerja Obat
Obat ini menggurangi penyerapan lemak di usus dengan cara menghambat
enzim lipase dari pankreas. Lipase adalah enzim yang bertugas menguraikan
lemak. Pemblokiran enzim lipase di pankereas menyebabkan lemak (trigliserida)
dari makanan tidak dipecah menjadi asam lemak bebas dan gliserol, padahal asam
lemak dan gliserol adalah bentuk lemak yang dapat diabsobpsi manusia.
Orlistat mampu menyebabkan 30% lemak di dalam makanan tidak
terserap oleh tubuh dan dibuang bersama tinja. Obat ini bisa menyebabkan feses
menjadi berlemak, perut kembung, dan kontrol BAB terganggu. Padahal, dalam
keadaan normal, tubuh hanya mampu membuang 4-5% lemak dari makanan yang
dikonsumsi melalui tinja. Tapi efek samping ini bisa dikurangi jika asupan
makanan berlemak di kurangi.
5. Cara Mengonsumsi Obat Orlistat dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan orlistat
sebelum mulai mengonsumsinya. Telanlah kapsul orlistat dengan disertai air
minum dan jangan mengunyah atau membuka kemasan kapsul terlebih dahulu.
Obat ini bisa dikonsumsi maksimal satu jam sebelum atau sesudah makan.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.

4
Bagi pasien yang lupa mengonsumsi orlistat, abaikan dan minum dosis
berikutnya seperti biasa. Jangan menggandakan dosis orlistat pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Pengobatan dengan orlistat dalam menurunkan berat badan juga harus
didukung oleh gaya hidup sehat. Disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah
kalori dan lemak, makanan yang kaya serat, serta berolah raga secara rutin.
Sebaiknya penerapan gaya hidup sehat tetap dilakukan meskipun pengobatan
dengan orlistat telah berakhir guna mencegah obesitas datang kembali.
6. Efek Samping dan Bahaya Obat Orlistat
Sama seperti obat-obat lain, orlistat juga berpotensi menyebabkan efek
samping. Efek samping terhadap konsumsi orlistat sering dilaporkan tetapi tidak
serius. Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi obat
antiobesitas ini diantaranya gangguan lambung-usus, seperti flatulensi, sakit perut,
diare, dan kejang lambung (Tjay, 2007).

B. Obat Sibutramin (Meridia, Reductil)


Obat ini bekerja secara sentral menekan nafsu makan, dengan mengatur
ketersediaan neurotransmiter di otak, yaitu menghambat re-uptake serotonin dan
norepinefrin. Oleh karena itu, sibutramin mampu menciptakan rasa kenyang
sesudah makan. Namun obat ini harus digunakan secara hati-hati karena dapat
meningkatkan tekanan darah, menyebabkan mulut kering, konstipasi, sakit kepala,
dan insomnia.
1. Mekanisme Kerja Obat
Cara kerjanya hampir mirip seperti obat-obat golongan katekolamin dan
turunannya. Ini mengingatkan pada salah satu obat yang cukup terkenal dan
menghebohkan, yaitu fenilpropanolamin (PPA), yang juga banyak dijumpai pada
komposisi obat flu. Di Amerika, PPA banyak dipakai sebagai pelangsing dengan
dosis jauh lebih tinggi dari dosis yang dipakai untuk efek pelega hidung
tersumbat. Dan ternyata, PPA ini meningkatkan risiko kejadian stroke hemoragik.
Saat ini PPA tidak lagi dipakai sebagai obat pelangsing di sana.
2. Dosis Obat
o Dosis awal : 10 mg melalui mulut (per oral), tiap hari

5
o Boleh tingkatkan dosis menjadi 15 mg melalui mulut (per roal), tiap hari
jika respon tidak cukup (penurunan berat badan sebesar 2 kg dalam 4 minggu
atau berat badan berkurang sebesar 5 kg dalam 3 bulan), dijelaskan bahwa 10
mg dapat ditoleransi dengan baik.
3. Pelaksanaan
Teguk seluruh botol pada pagi hari dengan cairan yang cukup.
4. Efek Samping
1) Kebanyakan terjadi selama 4 minggu pertama terapi, tingkat keparahan
dan frekuensi berkurang seiring waktu.
2) Hentikan pengobatan jika berat badan dapat kembali ≥ 3 kg.
3) Awasi tekanan darah dan detak jantung sesering mungkin : setiap 2
minggu selama 2 bulan, kemudian lakukan tiap bulan.
5. Instruksi Khusus
1) Berkontraindikasi dengan pasien obesitas yang disebabkan oleh disfungsi
organik, pasien dengan riwayat gangguan makan, pasien dengan penyakit
mental, pasien yang mengkonsumsi obat lain untuk mengatasi CNS, pasien
yang memiliki riwayat atau yang baru mengalami penyakit arteri koroner
(CAD), gagal jantung kongestif (CHF), gangguan irama jantung, meliputi
tachycardia, penyakit arteri oklusif, penyakit cerebrovaskuler, pasien dengan
hipertensi yang tidak cukup terkontrol, hipertiroidisme, BPH (benign prostatic
hyperplasia) dengan penyimpanan urine, pheochromocytoma atau penyempitan
sudut glukoma.
2) Gunakan dengan hati-hati pada pasien kejang, disfungsi liver ringan-sedang,
atau riwayat keluarga mengenai gerakan "tics" (berulang).
Sibutramin dianggap lebih ampuh dalam membantu menurunkan berat
badan. Rata-rata penurunan berat badan yang dapat dicapai dengan penggunaan
sibutramin selama enam bulan dengan dosis 15 mg/hari ditambah dengan
kombinasi diet adalah 11 kg (6-8%). Sementara itu, jika dikonsumsi tanpa
kombinasi diet, rata-rata penurunan berat badan yang dicapai hanya 1% (Tjay,
2007). Penderita obesitas diharapkan menghentikan konsumsi sibutramin jika
penurunan berat badan selama 4 minggu hanya mencapai kurang dari 2 kg.

6
C. Obat Rimonabant (Acomplia)
Rimonabant adalah derivat-pepridinil. Obat ini mampu menekan nafsu
makan yang bekerja dengan menghambat receptor canabionoid (RC). RC terdapat
dipermukaan sel-sel otak, antara lain dari hipotalamus. Selain rimonabant, obat-
obatan cannabis, seperti marihuana dan hashiz serta zat endo-cannabinoida yang
dihasilkan oleh tubuh manusia sendiri juga mampu menekan nafsu makan dengan
menekan RC di hipotalamus.
Orang-orang dengan kelebihan berat badan membentuk terlalu banyak RC
sehingga mengalami peningkatan nafsu makan lebih dari normal. Oleh karena itu,
pemblokiran RC oleh rimonabant dapat membantu menurunkan berat badan
melalui penekanan terhadap nafsu makan tersebut. Selain itu, rimonabant juga
dapat menurunkan kadar trigliserida dan glukosa darah serta meningkatkan HDL
darah. Bahkan, rimonabant juga mampu menurunkan hasrat untuk merokok dan
minum alkohol.
Rimonabant biasanya diberikan kepada para penderita overweight dengan
gangguan metabolisme, yaitu kolesterol tinggi dan diabetes mellitus. Selain itu,
rimonabant juga sering digunakan untuk mengobati para pecandu obat-obatan,
alkohol, dan rokok (Gail L, et al., 2006)
Rimonabant diijinkan beredar di Indonesia pada tahun 2007. Akan tetapi,
badan POM mencabut izin edar obat ini dan segala produk yang mengandung zat
ini pada tangga 15 Agustus 2008. Hal ini terkait dengan press release yang
dilakukan oleh European Medicine Agency dan hasil review oleh Committee for
Medicine Product Human Use (CHMP). Keduanya menyebutkan bahwa terjadi
peningkatan kasus efek samping yang serius berupa gangguan psikiatri, terutama
depresi. Oleh karena itu, CHMP menganggap bahwa efek samping yang muncul
lebih besar dari manfaat yang diberikan oleh obat tersebut dan merekomendasikan
untuk mencabut edar rimonabant.

D. Obat Apisate
Apisate merupakan tablet yang bekerja dengan membantu mengurangi
nafsu makan dan sekaligus memberikan asupan nutrisi terhadap tubuh agar tidak

7
mengalami kekurangan vitamin saat sedang menjalani program penurunan berat
badan.
Secara umum obat ini bekerja dengan memberikan stimulasi pada sistem
saraf pusat dengan dampak mengurangi nafsu makan, serta menjaga vitalitas,
meningkatkan daya konsentrasi, dan membantu meningkatkan proses
metabolisme tubuh. Tiap tablet obat ini mengandung diethylpropion
hydrochloride 75 mg dan vitamin B kompleks yang terdiri dari, vitamin B1
atau thiamine 5 mg, vitamin B2 atau riboflavin 4 mg, vitamin B6
atau pyridoxine 2 mg, vitamin B atau nicotinamide 30 mg.
Secara umum diethylpropion hydrochloride digunakan sebagai obat
tambahan pada pengelolaan kasus obesitas oksogen (disebabkan oleh pola makan
yang berlebihan) dalam jangaka pendek (beberapa minggu) yang tidak
memberikan respon yang signifikan pada pengelolaan dengan cara diet dan atau
olahraga saja. Vitamin B1 secara umum memiliki fungsi sebagai kofaktor enzim
yang digunakan tubuh dalam metabolisme glukosa yang pada efek besarnya dapat
menambah nafsu makan, memperbaiki kerja sistem saraf, otak, otot, dan masih
banyak kegunaan lainnya. vitamin B2 berfungsi sebagai kofaktor enzim yang
digunakan dalam proses respirasi dari jaringan tubuh kita. Vitamin B6 berfungsi
untuk membantu menjaga keseimbangan natrium dan kalium dalam tubuh serta
membantu dalam pembentukan sel darah merah. Sedangkan vitamin B3 berfungsi
sebagai kofaktor enzim yang digunakan dalam memproduksi energi
berupa adenosine triphospate (ATP).
Obat ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada orang yang
menderita penyakit arteriosklerosis, hipertensi, hipertiroid, orang dengan
hipersensitivitas terhadap obat golongan sympatomimetic amine, glaukoma,
agitasi, riwayat penyalahgunaan obat terlarang, ibu hamil dan menyusui, orang
dalam pengobatan obat depresi golongan monoamine oxydase inhibitor (MAO
inhibitor), ataupun dikombinasikan dengan agen anoreksia lainnya.
Efek samping yang umum ditimbulkan jika mengkonsumsi obat ini
berupa, peningkatan tekanan darah, jantung berdebar-debar, kemerahan pada
kulit, sembelit, mual-muntah, mulut kering, keram perut, nyeri kepala, sulit tidur,

8
pandangan kabur, rasa gelisah, gangguan menstruasi, gangguan libido, impotensi,
dan reaksi alergi terhadap zat yang terkandung.
Dosis penggunaan obat apisate, yakni dewasa : 1 kapsul, 1x/hari. Perlu
diperhatikan bahwa kandungan vitamin B kompleks yang terdapat pada obat ini
secara keseluruhan melebihi angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan pada
orang dewasa. Disarankan untuk tidak mengkonsumsi obat ini secara rutin dan
hanya terbatas untuk pemakaian dalam jangka pendek.

E. Obat Phentermine
Phentermine adalah obat yang digunakan bersama dengan diet rendah
kalori, olahraga, dan program perubahan kebiasaan untuk membantu menurunkan
berat badan. Obat ini digunakan pada orang yang mengalami kelebihan berat
badan (obesitas) dan belum mampu menurunkan berat badan yang cukup dengan
diet dan olahraga. Obat ini bekerja dengan mengurangi nafsu makan,
meningkatkan jumlah energi yang digunakan oleh tubuh. Obat ini adalah penekan
nafsu makan dan termasuk kelas obat yang disebut amina simpatomimetik.
Obat ini dapat menyebabkan reaksi sakau, terutama jika sudah digunakan
secara teratur untuk waktu yang lama atau dalam dosis tinggi. Dalam kasus
tersebut, gejala sakau (seperti depresi, kelelahan yang parah) dapat terjadi jika
tiba-tiba berhenti menggunakan obat ini. Untuk mencegah reaksi ini, dapat
mengurangi dosis secara bertahap.
Dosis normal untuk orang dewasa menurunkan berat badan yaitu 15-37,5
mg diminum sekali sehari sebelum sarapan atau 1 sampai 2 jam setelah sarapan.
Dosis normal untuk remaja untuk menurunkan berat badan 17 tahun atau lebih
tua:
15-37,5 mg diminum sekali sehari sebelum sarapan atau 1 sampai 2 jam setelah
sarapan.
Efek samping :
 Merasa sesak napas, bahkan dengan tenaga ringan
 Nyeri dada, merasa seperti anda akan pingsan
 Bengkak di pergelangan kaki atau kaki
 Detak jantung berdebar kencang

9
 Kebingungan atau lekas marah, pikiran atau perilaku yang tidak biasa
 Perasaan kebahagiaan atau kesedihan ekstrem
 Tekanan darah tinggi (sakit kepala parah, penglihatan kabur, berdengung di
telinga, kecemasan, nyeri dada, sesak napas, detak jantung yang tidak reguler,
kejang)

F. Obat-Obatan Golongan Laksatif


Selain obat-obat di atas, obat-obat lain yang sering dipakai untuk
mengurangi berat badan adalah golongan laksatif atau pencahar. Dengan
melancarkan BAB (buang air besar) diharapkan berat badan juga relatif terkontrol.
Banyak sediaan suplemen yang mengandung high-fiber yang ”diindikasikan”
untuk melangsingkan tubuh dan dapat diperoleh secara bebas. Serat tinggi tadi
diharapkan mengembang di saluran cerna dan memicu gerakan peristaltik usus
sehingga akan memudahkan BAB. Walaupun mungkin berhasil, tetapi efeknya
umumnya tidak terlalu signifikan. Selain sejenis fiber ini, beberapa pencahar lain
juga sering dipakai sebagai pelangsing. Penggunaan pencahar sebagai pelangsing
dalam waktu lama tidak disarankan karena usus akan menjadi “malas”, akan
bekerja jika ada pemicunya, dan hal ini akan menjadikan semacam
“ketergantungan”.
Seperti kebanyakan obat-obatan, laksatif juga memiliki beberapa efek
samping. Mulai dari yang ringan hingga berat, namun biasanya efek ini akan
berhenti segera setelah penggunaannya dihentikan. Efek samping obat pencahar
umumnya meliputi: lembung, nyeri perut, kram, kelebihan gas perut, dehidrasi,
hingga membuat pusing, sakit kepala, dan urin berwarna lebih gelap. Jangan
biasakan langsung mengonsumsi laksatif untuk mengurangi sembelit yang terjadi.
Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan diare
parah, hingga obstruksi usus (saluran usus terhalang oleh kotoran) serta terjadinya
ketidakseimbangan kadar garam dan mineral dalam tubuh.

G. Obat-Obatan Diuretik
Obat-obat diuretik (pelancar air seni) juga sering dipakai sebagai obat
pelangsing. Tapi sebenarnya efeknya tidaklah signifikan dalam mengurangi berat

10
badan. Justru penggunaannya harus diperhatikan karena dapat mengganggu
keseimbangan elektrolit dalam tubuh karena banyak ion-ion tubuh yang mungkin
akan terbawa melalui urin. Jika berat badannya disebabkan karena timbunan
cairan, maka diuretik memang pilihan yang tepat, tetapi jika karena timbunan
lemak, tentu diuretik tidak akan berefek signifikan. Umumnya teh-teh pelangsing
mengandung senyawa alam yang bersifat diuretik sehingga memberikan efek
kesan melangsingkan. Diuretik terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Thiazide. Diuretik thiazide merupakan obat diuretik yang bekerja dengan
cara mengurangi penyerapan natrium dalam ginjal, sehingga meningkatkan
produksi urine. Selain itu, thiazide dapat melebarkan pembuluh darah sehingga
lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah. Diuretik jenis thiazide ini
merupakan obat yang dianjurkan sebagai lini pertama dalam mengatasi
hipertensi. Contoh obat jenis thiazide antara lain adalah chlorthalidone,
hydrochlorothiazide, dan indapamide.
 Diuretik loop. Diuretik loop merupakan obat diuretik yang bekerja pada
loop (lengkung) Henle di dalam ginjal. Obat jenis ini bekerja dengan
menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium sehingga memaksa ginjal
meningkatkan jumlah urine. Dengan produksi urine yang meningkat, tekanan
darah akan turun serta kelebihan cairan yang menumpuk di dalam tubuh dan
paru-paru akan berkurang. Contoh obat jenis diuretik loop, antara lain adalah
bumetanide dan
 Diuretik hemat kalium. Ini merupakan jenis diuretik yang mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan natrium dalam urine tanpa ikut membawa
kalium keluar dari tubuh. Diuretik hemat kalium tepat digunakan untuk
mencegah hipokalemia. Contoh diuretik golongan ini antara lain adalah
amiloride, eplerenone, spironolactone, dan triamterene.
 Penghambat karbonat anhidrase. Obat diuretik jenis ini bekerja dengan
cara meningkatkan konsentrasi asam bikarbonat, natrium, kalium, dan air yang
dikeluarkan dari ginjal. Penghambat karbonat digunakan untuk menurunkan
jumlah cairan di dalam bola mata dan terkadang mengatasi penyakit akibat
ketinggian. Salah satu contoh obat ini adalah acetazolamide.

11
 Diuretik osmotik. Obat jenis ini meningkatkan jumlah cairan tubuh yang
disaring keluar oleh ginjal, sekaligus menghambat penyerapan cairan kembali
oleh ginjal. Contoh obat diuretik jenis ini adalah mannitol.
Beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak menggunakan obat
diuretik, antara lain adalah:
 Jangan mengonsumsi obat diuretik jika mengalami permasalahan buang
air kecil atau jika memiliki alergi terhadap obat diuretik.
 Hindari mengonsumsi obat diuretik jika mengalami dehidrasi, menderita
penyakit liver, penyakit ginjal, atau gangguan irama jantung.
 Ibu hamil (terutama di trimester terakhir) sebaiknya menghindari
penggunaan obat diuretik.
 Hati-hati penggunaan diuretik bila Anda berusia 65 tahun atau lebih.
 Informasikan kepada dokter bila Anda memiliki alergi terhadap obat
golongan sulfonamida atau sulfa, seperti kotrimoksazol.
 Penggunaan diuretik bersamaan dengan kemoterapi berbahan dasar
platinum, seperti cisplatin dan obat aspirin, bismuth, serta antibiotik
aminoglikosida dapat memperburuk efek samping gangguan pendengaran.
Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat
diuretik, antara lain adalah:
 Pusing atau sakit kepala.
 Sering merasa haus.
 Perubahan gairah seksual atau gangguan siklus haid.
 Peningkatan kadar glukosa dan kolesterol dalam darah.
 Gatal-gatal dan ruam pada kulit.
 Kekurangan kalium, natrium, dan magnesium pada diuretik loop.
 Kram otot dan telinga berdenging pada diuretik loop.
 Hiperkalemia pada penggunaan diuretik hemat kalium.
 Ginekomastia pada laki-laki untuk penggunaan spironolactone.
Dosis Obat Diuretik
Rincian dosis obat diuretik jenis thiazide dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Jenis Obat Merk Dagang Keperluan
Indapamide Natrilix SR, Aldapres, Pengobatan edema
Bioprexum plus 2,5-5 mg satu kali per hari.

12
Pengobatan hipertensi
1,25-2,5 mg sekali sehari.
Dapat dikombinasikan dengan
obat anti hipertensi lain.
Hydrochlorothiazide Hydrochlorothiazide, Pengobatan hipertensi
Co-irvell, Blopress Dewasa : 12,5-50 mg sekali
plus, Olmetec plus, sehari. Obat ini dapat
Lodoz, Irtan plus, dikombinasikan dengan obat
Coaprovel antihipertensi lainnya.
Pengobatan edema
25-100 mg/hari, 1-2 kali/hari
atau sesuai anjuran dokter.
Anak < 6 bulan : 1-3 mg/kg
berat badan (BB)/hari, 1-2 kali
per hari. Dosis maksimum
37,5 mg/hari.
Anak 6 bulan sampai 2 tahun:
1-2 mg/kgBB/hari, 1-2 kali per
hari. Dosis maksimum 37,5
mg/hari.
Anak > 2-12 tahun: 1-2
mg/kgBB/hari, 1-2 kali per
hari. Dosis maksimum 100
mg/hari.
Untuk lanjut usia, dosis akan
dikurangi sesuai anjuran
dokter.
Chlorthalidone - Pengobatan hipertensi
Dewasa: 12,5-25 mg per hari.
Dapat dikombinasikan dengan
antihipertensi yang lain.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB
per 48 jam.

13
Pengobatan diabetes
insipidus
Dewasa : 25-100 mg, dua kali
sehari.
Anak-anak : 0,5-1,7 mg/kgBB
per 48 jam.
Pengobatan edema dan gagal
jantung
Dewasa: 25-200 mg per hari
atau sesuai dengan anjuran
dokter.
Anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB
per 48 jam.
Rincian dosis obat diuretik jenis diuretik loop dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis Obat Merk Dagang Keperluan
Bumetanide - Pengobatan edema
1 mg diminum langsung pada pagi
atau sore hari, dilanjutkan dengan
1 mg setelah 6-8 jam kemudian.
Pemberian pada orang tua dan
dosis untuk suntikan sesuai dengan
anjuran dokter.
Furosemide Diuvar, Edemin, Pengobatan edema paru
Farsix, Lasix, 40 mg diberikan melalui suntikan
Roxemid, Uresix di pembuluh darah vena (IV)
lambat. Dosis dapat ditambahkan
hingga 80 mg jika diperlukan.
Pengobatan edema dan gagal
jantung
40 mg per hari dalam bentuk tablet
minum. Dosis dapat diturunkan
hingga 20 mg per hari atau setiap 2
hari. Khusus lansia, dimulai dari

14
dosis yang kecil, bila perlu dosis
dinaikkan.
Dapat juga diberikan dalam bentuk
IV pelan atau suntikan ke otot
sebanyak 20-50 mg. Dosis
maksimum 1.500 mg per hari
Anak-anak: 0,5-1,5 mg/kgBB per
hari. Dosis maksimum 20 mg per
hari.
Pengobatan hipertensi
40-80 mg/hari. Dapat
dikombinasikan dengan obat
hipertensi lainnya sesuai
kebutuhan.
Rincian dosis obat diuretik jenis diuretik hemat kalium dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Jenis Obat Merk Dagang Keperluan
Amiloride Lorinide mite Pengobatan edema
2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum
20 mg per hari.
Eplerenone - Pengobatan gagal jantung
setelah serangan jantung25-50
mg/hari, dapat disesuaikan dengan
kadar kalium dalam darah atau
sesuai dengan anjuran dokter.
Pengobatan hipertensi
Dosis awal 50 mg/hari.
Maksimum 50 mg dua kali sehari.
Dapat dikombinasikan dengan anti
hipertensi lainnya.
Spironolactone Carpiaton 25, Pengobatan edema, sirosis, dan
Carpiaton 100, asites
Spirolacton, Dewasa: 100-400 mg/hari, atau

15
Aldactone, Spirola sesuai anjuran dokter.
Anak-anak: 3 mg/kgBB dibagi
dalam beberapa dosis, atau sesuai
dengan respon dan anjuran dokter.
Pengobatan hipertensi
50-100 mg/hari yang dapat
diminum sekaligus atau dibagi
menjadi dua dosis. Dosis dapat
disesuaikan dengan anjuran
dokter.
Pengobatan gagal jantung
Dewasa: 25-50 mg per hari, dapat
diturunkan menjadi setiap 2 hari.
Anak-anak: 3 mg/kgBB, atau
sesuai dengan respons obat dan
anjuran dokter.
Orang tua: dimulai dari dosis
rendah, dan bila perlu dinaikkan
perlahan.
Rincian dosis obat diuretik jenis penghambat karbonat anhidrase dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Jenis Obat Merk Dagang Keperluan
Acetazolamide Glauseta Pengobatan glaukoma
250-1.000 per hari dalam bentuk
oral, dibagi dalam beberapa dosis
atau sesuai dengan anjuran dokter.
Pencegahan penyakit akibat
ketinggian
500-1.000 mg per hari, dibagi
dalam beberapa dosis. Diminum
24-48 jam sebelum naik ke
ketinggian.
Dosis suntikan akan diberikan

16
sesuai dengan ajuran dokter.
Rincian dosis obat diuretik jenis diuretik osmotik dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Jenis Obat Merk Dagang Keperluan
Manitol Infusan M20, Otsu- Edema otak, peningkatan
Manitol tekanan dalam otak dan bola
mata
0,25-2 g/kgBB melalui infus,
diberikan dalam waktu 30-60
menit.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.

B. Saran
1. Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan
sehat serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Pengurangan kalori dan
meningkatkan olah raga merupakan cara alami yang  murah meskipun tidak
mudah untuk mempertahankan  dalam jangka waktu   lama.
2. Bila perubahan cara hidup gagal menurunkan berat badan, perlu diberikan
obat-obatan yang aman dan efektif, sebaiknya dipilih obat yang bekerja lokal
pada usus karena efek samping nya lebih kecil dibandingkan dengan
yang sistemis.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arul. 2009. Obesitas. Sedia online :


https://adul2008.wordpress.com/2009/04/11/obesitas/ (diakses pada Sabtu,
10 Februari 2018).
Budiasa, Ketut. 2016. Menentukan Dosis Obat dan Cara Pemberiannya.
Universitas Udayana : Fakultas Kedokteran Hewan.
Arif, Azalia. 2000. Obat-Obat Obesitas. Meditek, Vol. 8, No. 23. Jakarta :
Universitas Kristen Krida Kencana (UKRIDA).
Tjay, Tan Hoan, Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komutindo.
Sudatgo, Toto, dkk. 2014. Pola Makan dan Obesitas. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Traub, G. What Foods are High in Lysine and Low in Arginine. Sedia online :
http://www.sandiegohomeopathy.com/downloads/Lysine_Arginine_Foods.p
df (diakses pada Sabtu, 10 Februari 2018).

Anda mungkin juga menyukai

  • Inovasi Iva Test
    Inovasi Iva Test
    Dokumen11 halaman
    Inovasi Iva Test
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Edukasi Gizi Seimabng
    Edukasi Gizi Seimabng
    Dokumen15 halaman
    Edukasi Gizi Seimabng
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Stunting Ngulak
    Intervensi Stunting Ngulak
    Dokumen6 halaman
    Intervensi Stunting Ngulak
    muslikhatin ahmliah
    Belum ada peringkat
  • Surat Tugas BKP
    Surat Tugas BKP
    Dokumen8 halaman
    Surat Tugas BKP
    Al Hadist Budiman
    Belum ada peringkat
  • Giat Promkes
    Giat Promkes
    Dokumen16 halaman
    Giat Promkes
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Stunting Gizi PKM Ngulak
    Stunting Gizi PKM Ngulak
    Dokumen19 halaman
    Stunting Gizi PKM Ngulak
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • NEW UNDANGAN Camat
    NEW UNDANGAN Camat
    Dokumen1 halaman
    NEW UNDANGAN Camat
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • RPJ Gaji
    RPJ Gaji
    Dokumen1 halaman
    RPJ Gaji
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Permintaan Gizi
    Permintaan Gizi
    Dokumen2 halaman
    Permintaan Gizi
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • New Undangan SMP Sma
    New Undangan SMP Sma
    Dokumen2 halaman
    New Undangan SMP Sma
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • SK Uks
    SK Uks
    Dokumen3 halaman
    SK Uks
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat
  • Uas Konseling
    Uas Konseling
    Dokumen12 halaman
    Uas Konseling
    muslikhatin ahmaliah d4gizi
    Belum ada peringkat