Disusun Oleh :
Fani Oktaviani
3720210054
A. DEFINISI
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau
sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Bayi
premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan
memendek.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang
dari 28 minggu.
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara
bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat
lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan
mortalitas neonatus.
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.
15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam
rahim terdapat lebih dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran
bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan di negeri yang sedang
berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes
mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi
dimana uterus tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada
pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi
ganda, cidera radiasi (Sacharin. 1996).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a) Kehamilan
1) Malformasi Uterus
2) Kehamilan ganda
3) TI. Servik Inkompeten
4) KPD
5) Pre eklamsia
6) Riwayat kelahiran premature
7) Kelainan Rh
b) Penyakit
1) Diabetes Maternal
2) Hipertensi Kronik
3) UTI
4) Penyakit akut lain
c) Sosial Ekonomi
1) Tidak melakukan perawatan prenatal
2) Status social ekonomi rendah
3) Mal nutrisi
4) Kehamilan remaja
3. Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
1) Ras
2) Usia (40 tahun)
3) Status sosio ekonomi rendah
4) Belum menikah
5) Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
1) Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
2) Abortus trimester kedua (lebihdari 2x abortus spontan atau
elektif)
3) Anomali uterus
4) Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
5) Resiko kehamilan saat ini :
6) Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil,
7) masalah-masalah plasenta (misal :plasentaprevia,
solusioplasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly
janin.
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
1) Nutrisi buruk
2) Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
3) Penyalah gunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
4) Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
1. Stres
2. Iritabilitas uterus
3. Peristiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
4. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
5. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
6. Defisiensi progesteron
C. KLASIFIKASI
Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA KETERANGAN
Sangat Usia kehamilan 24-30 Sangat sulit untuk hidup,
premature minggu kecuali dengan inkubator
BB bayi 1000-1500 g canggih
Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur Usia kehamilan 31-36 Dengan perawatan cangih
Sedang minggu masih mungkin hidup tanpa
BB bayi 1501-2000 g dampak sisa yang berat
Premuatur Usia kehamilan 36-38 Masih sangat mungkin
borderline mingu hidup tampa dampak sisa
Berat bayi 2001-2499 g yang berat
Lingkaran kepala 33 Perhatikan kemungkinan :
cm - Ganguan napas
Lingkaran dada 30 cm - Daya isap lemah
Panjang badan sekitar - Tidak tahan terhadap
45cm hipotermia
- Mudah terjadi infeksi
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara
jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada
ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya
perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama
kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi
pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga
menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan
terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayi untuk keluar
sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur
memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak
dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini
disebabkan karena respon menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga
tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stress
dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver.
Sebagai respons terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan
mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari
cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa
oleh darah ke jaringan. Sterss dingin dapat menyebabkan hipoksia,
metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai
respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan
oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan,
tekanan oksigen berkurang ( hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih
buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen darah
dan kelaina paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit terolong
oleh haemoglobin fetal ( HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak
sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen
yang kurang.
Stress akan direspons oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya, menurunkan keefektifan
ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang. Keadaan ini
menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob
yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaandengan
metabolisme lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga
meningkatkan konstribusi terjadinya asidosis.
Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih
banyak dari pada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya
hipoglikemia. Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat
lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak
adekuat.
Termoregulasi. Bayi prematur umurnya relatif kurang mampu
untuk bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur
dan fungsi biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua.
Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk
mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi
prematur dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas
normal, karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur,
kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat sebagai sumber kalori.
Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang
relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih
banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi
tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol
refleks kapiler kulit juga masih kurang.
E. PATHWAY
Gangguan pertukaran gas asidosis respiratori odem paru pola nafas tidak efektif
Daya tahan tubuh Asidosis metabolik Intoleransi aktifitas nutrisi < kebutuhan
Penurunan
perfusi jaringan resiko infeksi
Mengenai otak
Glikogen jantung
kematian
sel otot jantung
HR – TD – Bradikardi
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi Klinis Bayi Prematur adalah :
1. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.
2. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm.
3. Lingkaran dada kurang dari 30 cm.
4. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm.
5. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
6. Kepala relative lebih besar dari badannya, kulit tipis, transparan,
lanugonya banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltic
usus.
7. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan tidak teratur dan sering
timbul apnea.
8. Reflek tonik leher lemah danr efleks morro positif.
9. Alat kelamin pada bayi laki- laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora belum tertutup labia mayora.
10. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannnya
lemah.
11. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
12. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang mengakibatkan reflex
hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif.
13. Tulang rawan dan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga
(Surasmi, 2003).
14. Pergerakannya kurang dan masih lemah, pernapasan belum teratur
15. Otot-otot masih hipotonik
16. Pernapasan sekitar 45 sampai 50 kali per menit
17. Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit
18. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea (gagalnapas)
19. Kepala tidak mampu tegak
G. KOMPLIKASI
1. Asfiksia\
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis
secara spontan dan teratur stelah lahir(Aminullah,2006, hal 709).
2. Hipotermia
Hipotermia adalah peristiwa kehilangan panas yang terjadi bila suhu
tubuh bayi turun di bawah suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5oC
- 37oC (suhu aksila).Gejala hipotermia apabila suhu < 36 oC atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermia menyebabkan
terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan
terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen,
mengakibatkan hipoksemia dapat berlanjut dengan kematian
(Prawirohardjo, 2006, hal 373).
3. Infeksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi.Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatifbelum
sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi
terhadap peradangan belum baik(Budjang, 2006, hal 780).
4. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi,
sianosis, peningkatan usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik,
hipotensi dan syok
5. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea,
dan faring. (Whaley & Wong, 1995)
6. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
7. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
2. Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
3. Pemantauan gas darah arteri
4. Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg
dan kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94
%.
5. Kimia darah sesuai kebutuhan
a. Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl
b. Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
c. LED darah lengkap untuk anak – anak
Menurut :
Westerfreen : 0 – 10 mm/jam
Wintrobe : 0 – 13 mm/jam
d. Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP
bervariasi dari 6.000 – 225.000/ mm³.
e. Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³.
f. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 – 27 mEq/ L
g. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari)
Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³.
h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³
i. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5
j. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
k. Penyimpangan darah tali pusat
I. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan
lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan
suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian
oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat
besi.
2. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan
lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu
diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh
bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan
untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator
berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan
pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator
dapat diturunkan 1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg
dan secara berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat
tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak
ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan memasang
lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah dengan
memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada bayi dalam
incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas karena
radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan incubator yang
dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini
ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat
servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat
bermanfaat untuk bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin
untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku,
warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang
diderita dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan
dapat dilaksanakan secepatnya.
3. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat
diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi
ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature berbeda dengan
komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan
dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Jadi
apabila bayi lahir sangant premature.
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan
premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan
bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi
untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks,
peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan
ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras
ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada
bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung.
Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu
gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari
– hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI
donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari.
Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34
minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah
ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali
sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 –
31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan
ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
4. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama
lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari
dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik
– baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup
bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar
bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan
cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia
esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga
dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya
bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada
ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu
menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari
pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik
intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5
ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12
jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap
hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
5. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh
karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan
pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan
sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan,
keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening
(TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran
dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik
antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun
dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang
melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan
dengan bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi
yang tidak terkena infeksi
Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi
(paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu
untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik)
Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu
Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang
telah disediakan
Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya
Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
6. Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi
mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa
menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan
pipet.
7. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya.
Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian
menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si
bayi jarang disentuh.
8. Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah
suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah
boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan
patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya
mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus
dengan kondisi kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).