ْالَ َت ُزو ُل َقدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َح َّتى يُسْ أ َ َل َعنْ عُمْ ِر ِه فِي َما أَ ْف َناهُ َو َعنْ عِ ْل ِم ِه فِي َما َف َع َل َو َعن
َُمالِ ِه ِمنْ أَي َْن ْاك َت َس َب ُه َوفِي َما أَ ْن َف َق ُه َو َعنْ ِجسْ ِم ِه فِي َما أَ ْبالَه
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya
mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3)
hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di
manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
ك ِ
َ َوفَرا َغ، َو ِغنَاءَ َك َقْب َل َف ْق ِر َك، ك
َ ك َقْب َل َس َق ِم َ ك َقْب َل َهَرِم
َ َ َو ِص َّحت، ك ٍ ْاِ ْغتَنِ ْم مَخْ ًسا َقْبل مَخ
َ َ َشبَاب: س َ
ِ
َ ِك َقْب َل َم ْوت
ك َ ِ َو َحيَات، ك
َ َقْب َل ُش ْغل
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: waktu mudamu sebelum masa tuamu,
waktu sehatmu sebelum waktu sakitmu, waktu kayamu sebelum waktu fakirmu, waktu
luangmu sebelum waktu sibukmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim
dalam Al-Mustadrok, 4: 341. Hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Ghanim bin Qais berkata,
ِ وما خلَ ْقت اجْلِ َّن واإْلِ نْس إِاَّل لِيعب ُد
ون ُْ َ َ َ ُ َ ََ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku.” (QS. Adz- Dzariyat: 56)
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَ َح ِسْبتُ ْم أَمَّنَا َخلَ ْقنَا ُك ْم َعبَثًا َوأَنَّ ُك ْم إِلَْينَا اَل ُت ْر َجعُو َن
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-
main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun:
115).
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan
hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?”
(Madaarijus Salikin, 1: 98). Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin,
manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa
diperintah dan tanpa dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
Imam Asy-Syafi’I rahimahullah mengatakan,
ب
ُ َب َوالَ يُ َعاق
ُ َالَ يُثا
“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat Madaarijus Salikin, 1:
98)
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR.
Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih).
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Al-Fawaid berkata,
ِ اآلخر ِة واملو
ِ ِ ِ ْضاعةَ الوقِ ت اَش ُّد ِمن ِ اِل
ِ ُضاعةِ
ك َع ِن
َ ُت َي ْقطَع ْ َ َ ك َع ِن اهلل َوالدَّا ِر
َ ُت َت ْقطَع َ َ َ املوت َ َّن ا
ْ َ َ ْالوق َ َ َا
الد ْنيَا َواَ ْهلِ َها
ُّ
“Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu
memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya
memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.”
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang
berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya.” (HR.
Tirmidzi no. 2377 dan Ibnu Majah no. 4109, hadits dari ‘Alqamah, dari ‘Abdullah. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Teman Dekatmu Akan Membuatmu Sengsara atau Selamat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ت
ُ استَطَ ْع ْ ِيد إِاَّل اإْل
ْ صاَل َح َما ُ إِ ْن أُِر
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan.” (QS. Hud: 88)
artikel : rumaysho