Anda di halaman 1dari 12

Makalah Produk Penyempurnaan pada Tekstil atau Garmen

Membuat Pakaian Syar’i untuk Umroh dan Hajj anti-uv

Disusun oleh :

 Galih Febianti (17040008)

 Miranda Amelia (17040018)

 Mutia Annisa F. (17040020)

 Nur Oktia M. (17040025)

 Syifaa Febriana (17040037)

Jurusan :

Produksi Garmen Kons. Fashion Design

Dosen :

Nyimas Susiami

Politeknik STTT Bandung

2019/2020
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Karena perubahan yang cepat dalam iklim dan polusi lingkungan yang semakin serius,
pemakainya secara bertahap merasakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh cuaca panas.
Oleh karena itu, produk serat dengan pendinginan dan anti-UV, antibakteri, penyerapan
kelembaban dan penyerapan air dll fungsi menjadi kebutuhan mendesak. (lanjutin ya gais)

Titanium Dioksida (TiO2) memiliki daya pencekalan ultraviolet yang baik dan sangat menarik
dalam aplikasi praktis karena keuntungan seperti non toksisitas, stabilitas kimia pada suhu
tinggi, dan stabilitas permanen di bawah paparan UV, misalnya. Pengembangan nanosains
dan-teknologi menyediakan cara-cara baru untuk pengobatan yang lebih baik untuk film UV-
resistant dan kain menggunakan TiO2. (lanjutin ya gais)

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan

(tujuan penyempurnaan)
BAB II

PEMBAHASAN

Pakaian muslim untuk Umroh dan pergi Haji

(dicari materinya dan dilanjutkan ya gais)

Nano-teknologi khususnya Anti-UV pada produk tekstil

Teknologi mikro telah diterapkan pada berbagai hal, mulai dari teknologi awal sampai akhir
(produk dan pemanfaatan secara umum). Namun, seiring perkembangan zaman, teknologi
mikro pun dirasa belum cukup, sehingga teknologi yang memiliki dimensi lebih kecil lagi, yakni
teknologi nano (nanotechnology) dikembangkan lebih lanjut dan intensif. Teknologi mikro serta
nano memiliki peranan yang sangat besar sebab dua hal ini mampu menciptakan penghematan
seperti bahan baku, biaya produksi, energi, serta ruang. Aplikasi nano-teknologi pada bahan
tekstil memungkinkan tekstil untuk bersifat multi-fungsi dan menghasilkan kain dengan fungsi
khusus, misalnya anti UV, anti bakteri, penyerap atau anti infra merah dan anti api. Kain-kain
seperti ini digunakan untuk pembuatan seragam militer, pakaian medis dan seragam pemadam
kebakaran.

Secara garis besar, pembentukan partikel nano dapat dilakukan dengan metoda top down
(fisika) dan bottom up (kimia).Dengan metoda fisika, partikel nano terbentuk dengan cara
memecah padatan logam atau material lain yang berukuran besar menjadi partakel-partikel
kecil berukuran nano, sedangkan metode kimia dilakukan dengan cara menumbuhkan partikel-
partikel nano dari atom yang didapat dari prekursor molekuler atau ionik, diantaranya dengan
metode sol-gel.

Pada metode sol-gel terjadi proses pembentukan senyawa anorganik melalui reaksi kimia
dalam larutan pada suhu rendah, dimana dalam proses tersebut terjadi perubahan fasa dari
suspensi koloid (sol) membentuk fasa cair kontinyu (gel). Diantara zat kimia nano yang banyak
menarik perhatian adalah penggunaan material semi konduktor seperti ZnO, TiO2, CdS, dan
Fe2O3. TiO2 banyak dikenal sebagai fotokatalis karena kemampuannya mengabsorpsi sinar
UV. Salah satu pemanfaatan material semi konduktor partikel nano ZnO dan TiO2 dalam
aplikasi di bidang tekstil adalah untuk teknologi UV Protection. Kira-kira 10% dari radiasi sinar
matahari, yang berarti pula adanya radiasi UV, dapat mengakibatkan resiko kerusakan pada
kulit.
TiO2 berfungsi sebagai tabir surya memiliki kemampuan absorbing sinar UV yang kuat dan
memiliki indeks refraksi yang tinggi. Dengan kemampuan seperti itu, TiO2 bisa memantulkan
kembali Sinar UVA dan UVB sekaligus. Nanopartikel TiO2 memiliki energi gap 3,2 eV sehingga
dapat menghamburkan sebagian besar UV dan menyerap sebagian lainnya dan sangat sedikit
sekali yang diteruskan. Dari segi toksisitasnya, TiO2 tergolong aman atau tidak beracun
dengan ikatan kimia yang cukup stabil terhadap sinar UV. Fotokatalis merupakan suatu proses
yang dibantu oleh adanya cahaya pada material katalis (dalam hal ini TiO2). Sifat fotokatalis
pada TiO2 memiliki keunggulan dimana polutan organik dapat didegradasi menjadi senyawa
yang tidak berbahaya seperti air dan karbon dioksida, serta lebih hemat pemakaian bahan kimia
dan energinya (Dumitriu, 2000).

Rekayasa bahan anti UV dengan menyisipkan nano-partikel TiO2 telah banyak diteliti oleh para
ilmuwan. Beberapa penerapan nanopartikel TiO2 sebagai anti UV adalah pada produk
kosmetik dan tekstil. Semakin tinggi kadar TiO2 pada kain maka semakin besar absorbsi sinar
UV pada kain tersebut. Selain itu jika pelapisan partikel TiO2 dilakukan pada kain poliester
menyebabkan kenaikan rating ultraviolet protection factor (UPF) dengan menggunakan alginat
sebagai pengikat (Mythilirani, 2010). Selain mempunyai sifat fotokatalis, TiO2 juga mempunyai
sifat hidrofilik. Sifat hidrofilik dari material yang dilapisi oleh TiO2 ini ditemukan pada tahun
1990-an, berbagai jenis material yang fungsional mulai dikembangkan. Sifat hidrofilik yang
dimiliki oleh TiO2 mengakibatkan permukaan material yang dilapisi TiO2 menjadi bersifat anti
fogging dan swabersih (self-cleaning) karena sudut kontak tetesan air di atas permukaan
tersebut hanya sekitar 100 dan akan terus berkurang hingga mencapai 0 jika disinari dengan
sinar ultraviolet.

Berkaitan dengan produk akhir tekstil, sejauh ini belum banyak produk yang memberikan
jaminan finish sun protection. Sinar matahari mengeluarkan 3 jenis sinar UV yaitu UV-A, UV-B
dan UV-C, dengan spektrum panjang gelombang nya dari 400 -700 nm, dengan panjang
gelombang spesifik untuk sinar UV A 320– 400 nm, UV B 280–320 nm dan UV C 100 - 290 nm.
Aktual kerusakan kulit pada manusia dari radiasi sinar UV umumnya terjadi akibat paparan
sinar UV pada panjang gelombang 305–310 nm. Oleh karena itu, upaya perlindungan kulit dari
radiasi sinar UV merupakan hal yang penting. Perkembangan teknologi functional textiles atau
protective textiles akhir-akhir ini semakin meningkat karena kekhawatiran terhadap radiasi sinar
UV yang dapat merusak kesehatan kulit. Diantara teknologi yang telah banyak dikembangkan
yaitu UV blocking, sehingga paparan dari sinar UV dapat dihindari agar tidak langsung
berhubungan dengan kulit.
Salah satu metoda yang dilakukan pada penyempurnaan tekstil untuk anti-UV ini yaitu dengan
pad-dry-cure untuk dapat membentuk suatu lapisan dengan bantuan suhu tinggi yang akan
berpolimerisasi masuk kedalam serat. Partikel yang digunakan adalah ukuran nano, dengan
ukuran nano yang terbungkus dalam suatu matriks polymer mempunyai potensi sebagai UV
blocking dan lebih stabil. Hal ini telah dilakukan pada material semi-konduktor contohnya ZnO
nano dan TiO2 nano. TiO2 dan material semi konduktor lainnya mempunyai kapasitas
penyerapan daerah UV pada 280-400 nm, hal ini dikarenakan mempunyai band gap energy
yang tidak terlalu lebar yaitu 3,2 – 3,7 eV. Energi celah (band-gap energy) semi-konduktor yang
tidak terlalu besar ini akan memungkinkan beberapa elektron untuk naik (melompat) melalui
celah antara pita valensi yang terisi ke pita konduksi yang kosong. Elektron dari pita valensi
titanium dioksida tereksitasi ketika disinari oleh cahaya. Energi yang dihasilkan dari elektron
yang tereksitasi ini menyebabkan elektron berada pada pita konduksi TiO2 dan menghasilkan
pasangan elektron bermuatan negatif (e-) dan hole positif (h+) dan disebut sebagai semi-
konductor photo-excitation state. Hal ini menjelaskan bagaimana TiO2 dapat berfungsi sebagai
Anti UV. Density struktur kristal TiO2 4,25 g/cm3 lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur
kristal anatase 3,89 g/cm3, yang menerangkan bahwa pada density struktur kristal rutile lebih
tinggi jika dibandingkan dengan anatase artinya banyaknya electron yang tereksitasi sehingga
memungkinkan bahwa struktur rutile dapat digunakan sebagai UV blocking. Dengan ukuran
partikel nano diharapkan mempunyai kemampuan membentuk suatu lapisan dan dapat
terimobilisasi ke dalam bahan tekstil.

Kain yang digunakan untuk memproduksi pakaian umroh dan hajj :

Adanya pemakaian TiO2 yang termobilisasi pada bahan katun (kapas), ketika terkena cahaya
matahari maka elektron akan tereksitasi menyebabkan elektron berada pada pita konduksi TiO2
dan menghasilkan elektron yang bermuatan negative (e-) dan hole yang bermuatan positif (h+)
disebut sebagai semikonduktor photo-excitation state, hal ini dapat berfungsi sebagai Anti UV
(UV Blocking).

Zat penyempurnaan yang digunakan : (resin dan resep)

Titanium Dioksida (TiO2)


titanium tetraklorida (TiCl4) 0,3 M
NH4OH 25 %
Aqua bidestilled water
kanji 1 %
kitosan1%.
Suhu 500˚C
Waktu 2 jam

Partikel nano TiO2 berbasis air dengan pH basa disintesis dengan menggunakan metode sol-
gel dengan menggunakan prekursor TiCl4 pada konsentrasi 0,3 M, lalu menggunakan templat
kanji dengan proses kalsinasi pada suhu 500˚C selama 2 jam, diimobilisasi pada kain katun
(kapas 100%) dengan menggunakan kitosan sebagai zat pengikat silang. Sintesis dilakukan
dengan prekursor Partikel nano TiO2 diaplikasikan ke kain kapas dengan metoda pad-dry-cure
dan menggunakan kitosan sebagai crosslinking agent.

Berdasarkan hasil Scanning Electron Microscope (SEM), diketahui bahwa morfologi partikel
TiO2 berbentuk spherical dengan ukuran nano (kurang dari 100 nm). Karakterisasi X-Ray
Diffraction (XRD) menunjukkan adanya tiga tipe struktur kristal utama, yaitu (100), (101) dan
(102) dengan fasa kristal yang terbentuk adalah anatase dan rutile. Pada karakterisasi
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) terhadap serbuk dari TiO2 yang telah
diaplikasikan ke permukaan kain kapas, terlihat adanya imobilisasi partikel nano TiO2 melalui
ikatan hidrogen silang dengan kitosan pada kain kapas. Hasil memperlihatkan puncak serapan
terdapat pada bilangan gelombang 3495 cm-1,  yang diasumsikan sebagai adanya vibrasi gugus
fungsi O-H, N-H dan Ti-O-Ti. Hasil Scanning Electron Microscope (SEM) menunjukkan pula
bahwa kristal nano yang terbentuk diantaranya adalah fasa rutile, yang berdasarkan literatur
terbukti dapat berfungsi sebagai anti UV.

Fungsi zat yang diberikan pada proses penyempurnaan

Oksida logam berskala nano seperti TiO2, Al2O3, ZnO, dan MgO memiliki kemampuan foto-
katalitik, konduktivitas elektrik, absorpsi UV, dan kapasitas fotooksidasi terhadap senyawa kimia
atau spesies biologi. Kain yang diproses dengan oksida logam ini akan menghasilkan sifat
antimikroba, dekontaminasi sendiri (membersihkan diri sendiri) dan menghambat UV. Pelapis
nano TiO2 ketika ada sinar UV akan mengoksidasi banyak bahan organik menjadi partikel yang
lebih kecil seperti CO2 dan air. Sifat ini merupakan potensi aplikasi yang dapat menghasilkan
kain fotokatalis antibakteri yang mampu membersihkan sendiri dari pengotor organik, polutan
lingkungan dan mikroorganisme yang membahayakan.
Proses sintesis TiO2 dengan metoda sol-gel berbasis air dengan ukuran kurang dari 100 nm
yang dilakukan dengan menggunakan prekursor TiCl4, yang dilarutkan dengan air dan
digabungkan dengan kanji sebagai templat, dengan adanya proses kalsinasi pada suhu tinggi
500˚C.

Fungsi kanji sebagai template pada umumnya, templat akan mengintroduksi semi-konduktor
kedalam pori dari material mesopori yang mampu menghasilkan nano-partikel yang lebih
seragam dengan kontrol ukuran dan distribusi yang bagus. Pada proses sintesis ini, kanji akan
lepas, sehingga morfologi dari kanji akan ditempati oleh TiO2 lalu memberikan morfologi yang
berbentuk spherical, dengan distribusi ukuran yang terkontrol pada produk akhir dengan ukuran
partikel 170 – 200 nm, dengan fasa kristal yang terbentuk yaitu rutile dan anatase. Partikel TiO 2
fasa rutile dapat dijadikan sebagai bahan kimia untuk aplikasi Anti UV pada bahan tekstil. Fasa
kristal rutile yang terbentuk sangat baik digunakan untuk UV blocking, untuk fasa kristal anatase
umumnya digunakan untuk proses fotokatalisis.

Lalu adanya penambahan amoniak dan pH basa (NH4OH) pada saat sintesis dapat
mempercepat terjadinya pengendapan, menghasilkan ukuran partikel yang kecil dan cenderung
beraglomerasi. Selanjutnya diketahui bahwa gugus-gugus fungsi pada permukaan kapas
dengan partikel nano diantaranya adalah :

- gugus O-H,gugus ini memiliki daerah penyerapan sinar inframerah pada bilangan gelombang
sekitar 3000-3700 cm-1, hal ini mengindikasi adanya gugus OH dari senyawa kitosan dan
bahankapas.

- gugus N-H memiliki daerah penyerapan sinar infra merah pada bilangan gelombang sekitar
35002900cm-1. Adanya gugus ini membuktikan adanya kitosan di dalam sampel karena pada
setiap struktur kitosan akan mengandung gugus NH yang berasal dari senyawa amina yang
terikat pada strukturnya.

- gugusO-H hidrogen bonded carboxylic acid, gugus ini memiliki daerah penyerapan sinar infra
merah pada panjang gelombang sekitar 2538,32 cm-1.

Jadi fungsi dari penambahan kitosan adalah sebagai zat pengikat silang.

Pengujian yang diperlukan untuk membuktikan sifat penyempurnaan tersebut


- FTTS-FA-005-2010 (Test method for the textile perfomance in water-vapor resistance),

- CNS 15687 (Standard applies for testing the cool feeling fabric),

- AATCC 183 (Test method for transmittance or blocking of erythermally weighted ultraviolet
radiation through fabrics).

(cari lagi kalau nemu)

Care label yang harus diberikan pada produk tersebut

Lanjutkan gais
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran
Daftar Pustaka

Jurnal :

Komalasari M., Sunendar B., (2013), THE UTILIZATION OF TiO2 NANOPARTICLES YIELD
FROM WATER BASE SYNTHESIS USING SOL-GEL METHOD ONTO COTTON FABRIC AS
AN APPLICATION FORANTI UV-TEXTILE: Jurnal Ilmiah Arena Tekstil. 28 (1): 1–46.

Lee D.S.,Liu T.K., (2002), Preparation of TiO2 Sol Using TiCl4 as a Precursor, Journal of Sol-
Gel Science and Technology, 25,121-131.

Zhu Y.H., and Pan. N., (2004), Studying Mechanisms of Titanium Dioxside as Ultraviolet-
Blocking Additive for Films and Fabrics by an Improve Scheme, J.App. Poly.Sci., 92, 3201-
3210.

Laila S., Astuti, (2013), PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN
SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING: Jurnal Fisika Unand, 2
(1): 20-25.

Internet :

https://moalberenyaho.wordpress.com/2012/06/18/artikel-kimia-tekstil/ Diakses pada 5 April


2020

Isi isi ya gais, tolong dibenerin cara tulis dafpus dari internet

Anda mungkin juga menyukai