Anda di halaman 1dari 2

Super Hidrofilik Membran Berbasis Kain Katun Berlapis Silika dan Green Synthesized

Nano TiO2 – Sinar UV untuk Pengolahan Limbah Berminyak

Poster mahasiswa pembuat super hidrofilik membran berbasis kain katun berlapis silika dan
Green Synthesized Nano TiO2 – Sinar UV. (Sumber: Dok. Pribadi)

Citizen Journalism – Tahukah kamu bahwa proses industri logam, otomotif, makanan,
petrokimia, dan tekstil di dunia menghasilkan limbah berminyak? Limbah berminyak ini bila
dilepaskan ke lingkungan tanpa pemrosesan akan meracuni hewan, tanaman dan ekosistem di
sekitarnya. Metode yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan senyawa kimia EOR
surfaktan, ekstraksi pelarut, dan oksidasi, namun bahan kimia ini dapat merusak lingkungan.
Sedangkan bahan tanpa kimia menggunakan sentrifugasi. Namun metode ini masih
memerlukan biaya tinggi. Membran merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah
berminyak dengan prinsip filtrasi karena ramah lingkungan dan simpel. Namun, proses ini
masih terkendala kinerja membran yang kurang baik karena adanya fouling serta biaya
produksinya yang mahal. Oleh karena itu, pengembangan membran untuk pengolahan limbah
berminyak sangat penting untuk dilaksanakan.

Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang terdiri dari Widhiyanto Enggartyasto,
Nicola Ardana Sola Gracia, Andono Kusuma Jati, dan Salsabella Indy Laes di bawah
bimbingan Nita Aryanti mengembangkan solusi untuk masalah limbah berminyak ini.
Keempat mahasiswa tersebut membuat superhidrofilik membran berbasis kain katun yang
dilapisi silika dan Green Synthesized Nano TiO 2 – Sinar UV. Penggunaan bahan kain katun
untuk menekan biaya produksi, jika dibandingkan dengan selulosa asetat dan poliamid
aromatik, kain katun lebih mudah untuk didapatkan.

Prinsip dari membrane sendiri adalah Filtrasi. Kemampuan hidrofiliknya membantu


memisahkan antara limbah minyak dan air. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
semakin besar konsentrasi Nano TiO2 maka permukaan membran akan menjadi semakin
hidrofilik dikarenakan semakin banyaknya gugus hidroksil (OH) yang mampu mengadsorpsi
molekul air sehingga contact angle semakin kecil. Ditemukan juga semakin lama permukaan
membrane disinari sinar UV maka permukaan membrane semakin hidrofilik. Sehingga lebih
efektif memisahkan antara minyak dan air.
Dengan semakin kecil contact angle menandakan membran semakin bersifat hidrofilik, di
mana membran akan mudah berikatan dengan air dan aktivitas membran semakin bagus,
kenapa? Karena air lebih mudah lewat dan minyak lebih mudah tertahan sehingga pemisahan
antara minyak dan air lebih baik. Limbah minyak berhasil dipisahkan dan limbah proses
industri dapat lebih ramah lingkungan. Harapan kedepannya, hasil penelitian ini dapat
digunakan di industri dan bermanfaat bagi dunia.

Penulis: Andono Kusuma Jati, mahasiswa Teknik Kimia 2018


Editor: Aslamatur Rizqiyah

Anda mungkin juga menyukai