Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303736772

Pengolahan Limbah Tekstil dengan Teknologi Membran

Article · June 2016

CITATION READS

1 9,637

1 author:

Kevino Hasan
Bandung Institute of Technology
2 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Kevino Hasan on 02 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Pengolahan Limbah Tekstil dengan Teknologi Membran
Kevino

Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia


kevinohsn@students.itb.ac.id

Abstrak
Industri tekstil memiliki peranan yang sangat penting di dunia ini karena produk yang dihasilkannya
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Industri tekstil dan pakaian merupakan industri yang
luas dan beragam yang mencakup berbagai aktivitas, mulai dari transformasi bahan baku menjadi
serat, benang dan kain hingga produksi berbagai jenis barang seperti tekstil sintesis berteknologi
tinggi, benang wol, sprei, saringan untuk industri, geotekstil, serta pakaian jadi. Namun, dari setiap
proses yang berlangsung dalam industri tekstil ini menghasilkan limbah yang dapat membahayakan
lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pengolahan dari limbah tekstil ini wajib dilakukan untuk menjaga
kelestarian lingkungan sekitar. Pada makalah ini akan dijelaskan kontribusi teknologi membran untuk
pengolahan limbah tekstil dan pengolahan kembali bahan baku yang tersisa hasil proses industri
tekstil. Pengolahan kembali limbah tekstil ini dapat dilakukan dengan proses teknik membran seperti
ultrafiltrasi dan nanofiltrasi. Kelebihan dan kekurangan dari setiap proses berbasis membran tersebut
juga telah dijelaskan dengan baik pada jurnal ini. Berbagai macam ilustrasi transportasi membran
untuk proses pengolahan limbah tekstil ini juga terdapat pada makalah ini. Selain itu, kebutuhan
ekonomi untuk proses pengolahan limbah dengan teknologi membran ini juga sudah dibahas.
Kata kunci: tekstil, air, limbah, membran, pengolahan limbah

1. Pendahuluan. merupakan non product output dari kegiatan


industri tekstil. Khusus industri tekstil yang
Pada era sekarang ini dunia menjadi saksi
di dalam proses produksinya mempunyai unit
akan revolusi ekonomi sosial dari berbagai
Finishing- Pewarnaan (dyeing) mempunyai
macam jenis perindustrian. Namun,
potensi sebagai penyebab pencemaran air
kemajuan industri ini tidak seimbang antara
dengan kandungan amoniak yang tinggi. Air
proses yang terdapat dalam industri tersebut
limbah pabrik tekstil rata-rata mengandung
dengan limbah yang dihasilkan sehingga
pewarna, Chemical oxygen demand, bahan-
terjadi pencemaran lingkungan yang sangat
bahan kimia berbahaya, asam, garam
berbahaya untuk kelestariannya.
anorganik, dan kandungan amoniak yang
Salah satu industri terbesar didunia adalah
tinggi (Verma dkk, 2012). Dari berbagai
industri tekstil. Dalam proses yang
macam bahan yang terkandung dalam limbah
berlangsung dalam industri tekstil ini banyak
tekstil ini, limbah zat pewarna tekstil
digunakan air, pewarna, dan juga bahan-
merupakan limbah yang paling
bahan kimia yang digunakan untuk
membahayakan dan yang menjadi sumber
menghasilkan produk tekstil. Oleh karena
dari kontaminasi. Apabila limbah ini dibuang
digunakannya bahan-bahan tersebut makan
secara sembarang dan bercampur dengan air
dari hasil akhir proses ini banyak dihasilkan
bersih. Hal ini bisa menyebabkan
limbah yang tidak bisa digunakan lebih
terkontaminasinya air bersih tersebut
lanjut. Limbah tekstil ini akan sangat
sehingga mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya bagi lingkungan apabila dibuang
yang berbahaya serta penurunan kadar
begitu saja tanpa diolah terlebih
oksigen (Duarte dkk, 2013; Wang dkk, 2009).
dahulu. Limbah tekstil merupakan limbah
Selain itu limbah pabrik tekstil ini juga sangat
yang dihasilkan dalam proses pengkanjian,
beracun untuk kehidupan flora dan fauna
proses penghilangan kanji, penggelantangan,
yang ikut menggunakan air yang sudah
pemasakan, merserisasi, pewarnaan,
terkontaminasi tersebut (Wang dkk, 2009).
pencetakan dan proses penyempurnaan
sebuah bahan tekstil. Limbah dan emisi
Bahaya terbesar untuk kelestarian masih sering terganggu oleh kemampuan dari
lingkungan ditimbulkan oleh jumlah kontaminan biologis untuk melakukan
konsumsi air sebagai bahan utama yang regenerasi konstituen organik pada pewarna
sangat banyak digunakan pada industri tekstil.
tekstil, yang mengakibatkan menipisnya Teknologi pengolahan limbah dengan
persediaan air bersih yang tersedia. cara adsorpsi masih belum banyak
Pertumbuhan industri yang semakin dimanfaatkan karena keterbatasan yang
signifikan akan menyebabkan penggunaan ditimbulkan dari terbatasnya jumlah
air besih yang semakin banyak pula sehingga adsorben untuk pengolahan ini. Adsorben
dapat mengurangi persediaan air (Parvathi yang digunakan juga tidak bisa untuk
dkk, 2009). Hal ini mendorong para peneliti diregenerasi kembali sehingga akan
untuk mengembangkan teknologi untuk mengakibatkan butuhnya biaya yang tinggi
mengolah air limbah industri tekstil agar untuk adsorben serta biaya pemeliharaan
tidak terlalu berbahaya. Tujuan utama dari yang tinggi (Robinson dkk, 2001).
hal ini adalah untuk merancang dan Proses lainnya seperti proses ozonisasi
mengembangkan teknologi untuk tidak murah secara ekonomis dan juga proses
pengolahan air limbah industri tekstil yang ozonisasi ini memiliki kekurangan karena
ramah lingkungan, hemat biaya , dan juga mempunyai waktu paruh yang singkat (Ong
dapat mengurangi berbagai kontaminan yang dkk, 2014). Adapun bahan kimia yang
terdapat dalam limbah tekstil industri, agar diganakan dalam proses operasi pengolahan
limbah tersebut layak untuk dibuang limbah seperti koagulasi dan klorinasi tidak
sehingga tidak mencemari lingkungan. hanya meningkatkan biaya pengolahan,
Pengolahan limbah ini juga harus diiringi tetapi juga cenderung untuk menghasilkan
dengan reklamasi air yang digunakan dalam produk dan residu dalam jumlah yang besar.
proses industri tekstil, hal ini sangat penting Hal ini dapat menyebabkan residu yang
dilakukan untuk pembangunan kedepannya dihasilkan berkembang menjadi sumber
di sector industri dan Negara secara polutan sekunder yang juga dapat mencemari
keseluruhan lingkungan
Berbagai teknik untuk pengolahan dan Kelemahan-kelemahan dari metode-
pengobatan untuk mengurangi kontaminan metode tersebut dapat diatasi dengan proses
dari air limbah tekstil telah banyak dilakukan, pengolahan limbah industri tekstil dengan
baik dengan cara konvensional maupun menggunakan membran yang didasarkan
sekarang ini banyak dengan menggunakan pada proses membran mikrofiltrasi,
proses rekayasa dengan menggunakan ultrafiltrasi, nanofiltrasi, reverse osmosis
teknologi. Namun, banyak dari metode yang yang dapat menguntungkan untuk
digunakan ini masih mempunyai banyak pengolahan limbah tersebut (Dutta, 2007).
kekurangan. Contohnya, proses pengolahan Meningkatnya regulasi tentang
secara biologis seperti system lumpur aktif penyediaan,pengelolahan air limbah yang
(Lotito dkk, 2011) atau pengolahan limbah lebih baik, meningkatkan kebutuhan air,
tekstil anaerobic dengan proses bioremediasi desakan pasar untuk pengembangan dan
(Turgay dkk, 2011) memiliki kekurangan komersialisasi teknologi membran , serta
fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena biaya teknologi membran yang terus
kandungan biologis yang terdapat dalam air menurun akibat pengembangan intesif
limbah yang membuatnya untuk terus teknologi membran, menjadi factor-faktor
beregenerasi dalam limbah sehingga terjadi yang mendorong penggunaan membran
variasi pH air limbah, suhu, konsentrasi di air dalam pengolahan air limbah (Wenten dkk,
limbah tekstil yang terus berubah-ubah. 2014). Teknologi membran terkenal sebagai
Selain itu, metode pengobatan biologis ini teknologi yang bersih dan ramah lingkungan.
tidak membawa lengkap kontaminan pada zat Teknologi membran yang relatif sederhana,
pewarna. Karena hal ini limbah yang dibuang penyediaan desain modular untuk menangai

2
volume limbah industri skala besar, tidak airnya. Sedangkan, pada proses pengolahan
digunakannya zat aditif merupakan beberapa kering, limbah yang dihasilkan merupakan
keuntungan dari pengolahan limbah industri limbah padat. Industri tekstil merupakan
tekstil dengan teknologi membran. Selain itu, industri yang menggunakan air sebagai bahan
tidak ada limbah dengan produk atau polutan utamanya. Air banyak digunakan untuk
sekunder yang dihasilkan. Keuntungan- membersihkan bahan baku dan untuk proses
keuntungan ini yang membuat semakin yang membutuhkan pembilasan seperti
banyak minat untuk pengolahan limbah pemutihan, pencelupan, pencucian,
industri tekstil dengan teknologi membran. netralisasi, desizing, dan mercerizing
Namun, kelemahan utama dari teknologi merupakan proses dalam pembuatan tekstil
membran ini adalah fouling membran (Van yang banyak menggunakan air. Namun
der Bruggen dkk, 2008). Adapun pencegahan seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
fouling membran dan pengurangan biaya konsumsi air bervariasi tergantung dengan
penggantian membran dapat dilakukan masing-masing proses. Misalnya proses
dengan cara pembersihan membran yang operasi tertentu seperti pencelupan dan
dilakukan secara teratur dan pemilihan teknik mencuci memerlukan air yang leibh banyak
filtrasi yang sesuai dengan karakteristik dibanding proses yang lainnya. Hal lainnya
aliran limbah tekstil. Pengolahan limbah yang mempengaruhi penggunaan air adalah
dengan membran juga telah dibuktikan pemilihan bahan baku. Bahan baku seperti
membutuhkan biaya yang relative hemat wol akan mengkonsumsi air lebih banyak
daripada proses lainnya. Membran saat ini dari serat sintetis agar bisa diproses lebih
dipandang sebagai teknologi yang maju dan lanjut. Selain itu, peralatan yang berbeda-
pilihan ekonomis yang menguntungkan beda juga memiliki kebutuhan air sesuai
untuk perawatan limbah industri tekstil. dengan kebutuhan alat tersebut. Misalnya,
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai hank machines dan dyeing machines adalah
keberhasilan dari beberapa proses peralatan dengan penggunaan air terbesar,
penyaringan membran dalam pengolahan dengan konsumsi air mulai dari 0,02-0,03 m3
limbah industri tekstil untuk mengurangi / kg (Volmajer Valh dkk, 2011). Oleh karena
kontamin yang terdapat dalam limbah. Disini itu, komposisi dan karakteristik dari limbah
juga akan dibahas proses-proses berbasis tekstil yang dibuang sangat bervariasi karena
membran yang digunakan untuk pengolahan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor ini
limbah serta solusi untuk masalah yang meliputi jenis dan dosis bahan baku yang
terdapat pada teknologi membran untuk digunakan, komposisi serta dalam efek
pengolahan limbah industri tekstil ekotoksikologi darilimbah tekstil dibuang
dari sumber bervariasi dapat dikaitkan
2. Karakteristik air limbah industri tekstil
dengan sejumlah faktor. Parameter ini
Teknik pengolahan yang digunakan pada meliputi jenis dan dosis yang diatur oleh para
berbagai pabrik tekstil secara umum dibagi ahli di setiap pabrik sehingga didapatkan
menjadi dua yaitu pengolahan basah dan kualitas akhir produk tekstil sesuai yang
pengolahan kering (Verma dkk, 2012). diinginkan oleh industri tekstil tersebut.
Sesuai dengan sifat-sifat limbah yang
2.1. Limbah air pada industri tekstil
dihasilkan, limbah yang dihasilkan dari
pabrik tekstil pada pengolahan basah sangat Limbah air dari industri tekstil berasal dari
bervariasi dalam komposisi dan kandungan air yang digunakan untuk proses pembuatan
bahan kimia beracun. Hal ini tergantung dari tekstil, air pembersih, air pendingin, dan
bahan baku utama untuk membuat produk stormwater (Verma dkk, 2012).
tekstil tersebut. Pada tahap pengolahan ini,
mesin-mesin dan peralatan yang digunakan,
air yang digunakan untuk proses pengolahan
seluruhnya dipantau untuk penggunaan

3
Gambar 1. Skema pengolahan bahan dasar tekstil
Sumber: www.pustakamateri.web.id

Limbah air dari industri tekstil ini banyak seperti pelumas, reside insektisida, pectin,
dihasilkan juga dari tahap-tahap proses lilin, disinfektan, deterjen merupakan sumber
pengolahan tekstil. Komposisi dan utama dari kandungan berbahaya pada
karakteristik dari limbah air sangat bervariasi limbah air yang dihasilkan. Pada umumnya
yang di sebabkan oleh sejumlah faktor. Sifat proses desizing menyumbang sekitar 50%
fisik dan kimia dari pewarna yang digunakan dari seluruh air limbah tekstil yang dihasilkan
dapat mempengaruhi hasil limbah air. Hal (Babu dkk, 2007; Volmajer Valh dkk, 2011).
lain yang bisa mepengaruhi limbah yaitu
3. Pengolahan limbah tekstil
seperti generator dalam proses pembuatan
tekstil. Misalnya, generator yang bervolume Pemilihan teknologi membran yang baik
besar dapat mencakup proses pencucian dari untuk pengolahan limbah bergantung pada
persiapan dan pewarnaan. Limbah yang bahan dari membran yang digunakan. Bahan
dihasilkan dari generator ini akan membran ini memiliki sifat-sifat khusus baik
mengandung banyak residu pewarna, garam, dari sifat fisik, kimia, ketahanan terhadap
asam, dan zat aditif berbahya lainnya yang panas, mekanik, dan juga kerentanan
terkandung dalam limbah. Tahapan-tahapan membran untuk fouling. Hal lain yang juga
proses ini juga dapat mengakibatkan penting untuk diperhatikan yaitu ukuran pori
meningkatknya kerusakan untuk biochemical membran yang menentukan zat yang bisa
oxygen demand (BOD), chemical oxygen melewati membran tersebut dan
demand (COD), total dissolved solids (TDS) kemampuannya untuk tidak tersumbat
and total suspended solids (TSS). Selain itu merupakan hal yang perlu diperhatikan.
sisa bahan kimia yang terdapat pada tempat Pemilihan membran ini juga bergantung pada
pembuangan aliran umpan limbah dan bahan kimia lainnya
yang berkontak langsung dengan membran.

4
Oleh karena itu, pengolahan konsentrat harus 3.1. Mikrofiltrasi
diperhatikan dalam hal biaya, energy,
Mikrofiltrasi memiliki keterbatasan untuk
efesiensi, dan keramah lingkungan sebelum
aplikasinya dalam pengolahan limbah air
residu dari membran dibuang ke lingkungan
tekstil karena prosesnya memiliki kemiripan
(Chelme-Ayala dkk, 2009). Misalnya,
dengan proses filtrasi konvensional.
pembuangan langsung konsentrat dari hasil
Membran mikrofiltrasi biasanya memiliki
pengolahan proses membran nanofiltrasi dan
ukuran pori disekitaran 0,1-10 µm (Dutta,
reverse osmosis akan menghasilkan residu
2007). Pemisahan dengan mikrofiltrasi
yang tidak ramah lingkungan, karena terdiri
dilakukan pada beda tekan rendah sekitar 2
dari unsur organtik seperti pewarna dan aditif
bar. Mikrofiltrasi terutama digunakan untuk
, komponen garam. Penggunaan kembali
penghapusan partikel suspensi dan pewarna
aliran limbah yang sangat bewarna ini juga
koloid.Namun, membran mikrofiltrasi
tidak mungkin. Kasus degradasi anaerobik
mengizinkan bahan kimia tambahan yang
digunakan dalam hubungan dengan membran
tidak dikonsumsi, terlarut polutan organik
proses berdasarkan bisa menjadi pilihan yang
dan kontaminan terlarut lainnya untuk lolos
layak. Mengingat kurangya fleksibilitas dari
dari permeat (Juang dkk, 2013). Oleh karena
dari teknik-teknik pengolahan limbah
itu, mikrofiltrasi jarang digunakan sendiri
biologi, membran distilasi (MD) dari
dalam teknik pengobatan untuk remediasi
nanofiltrasi dan reverse osmosis konsentrat
limbah industri yang kompleks. Karena itu,
diikuti oleh pembakaran MD dipandang
sebagian besar mikrofiltrasi digunakan
sebagai skenario yang paling menjanjikan,
sebagai langkah pre-treatment dalam sistem
karena terkait keuntungan / biaya yang cukup
hybrid sehingga dapat melengkapi proses
tinggi. Aplikasi membran untuk
penyerta lainnya yang biasanya menargetkan
menggantikan klarifier sekunder dalam
pewarna dan polutan larut lainnya,
system lumpur aktif konvensional
Mikrofiltrasi banyak digunakan sebagai
menghasilkan system pengolahan limbah
langkah pre-treatment sebelum masuk ke
yang mememrlukan area pengolahan yang
proses nanofiltrasi dalam pengolahan limbah
lebih sempit dengan kualitas keluaran yang
air tekstil. Perbandingan untuk hasil
sangat baik (Wenten dkk, 2014) MD distilat
pengolahan limbah dari cara konvensional
ini digunakan kembali dalam proses
seperti koagulasi/flokulasi dibandingkan
finishing, sedangkan penambahan nilai dari
dengan mikrofiltrasi/nanofiltrasi yang
pemulihan energi yang berasal dari proses
mempunyai faktor reduksi volume yang sama
pembakaran selanjutnya bergantung pada
sekitar 8, menghasilkan bahwa permeat dari

Gambar 2. Skema proses kerja mikrofiltrasi (Sumber: www.omicsonline.org)


berbagai tahap pengolahan limbah tekstil nanofiltrasi dengan pre-treatment akan
berikutnya. terdapat hasil sebanyak 34 L/h m² , perolehan

5
ini lebih besar dari permeat yang didapatkan utama dari pembuatan tekstil. Ultrafiltrasi
pada pengolahan dengan teknik digunakan sebagai pre-treatment untuk
koagulasi/flokulasi yang hasilnya sebanyak system yang menginginkan tingkat
14 L/h m². Tujuan dari dilakukannya semua kemurnian yang tinggi, proses ini dilanjutkan
hal ini adalah untuk menghasilkan metode oleh proses nanofiltrasi, reverse osmosis agar
pengolahan limbah air tekstil yang saling air hasil pengolahan limbah yang dihasilkan
melengkapi satu sama lainnya untuk layak untuk digunakan kembali dengan
menghilangkan kandungan kontaminan dari kualitas yang baik
limbah (Ellouze dkk, 2012).
3.2 Ultrafiltrasi
3.3 Nanofiltrasi
Ultrafiltrasi merupakan proses membran
yang umumnya digunakan untuk pemisahan Secara karakteristik, proses membran
makromolekul dan juga koloid dari secara nanofiltrasi terkletak ditempatkan di
larutannya. Zat terlarut yang dipertahankan antara ultrafiltrasi dan reverse osmosis .
biasanya memiliki berat molekul sekitar Nanofiltrasi semakin populer untuk
beberapa ribu Daltons(Dutta, 2007). Proses digunakan dalam pengolahan limbah industri
membran ini banyak berhasil digunakan tekstil karena manfaatnya yang sangat baik
untuk mengolah kontaminan yang berasal dalam hal pengurangan pencemaran
dari limbah industri kimia, makanan, dan lingkungan, pengurangan, pemulihan, dan
biofarmasi (Wenten,2015) . Namun, proses penggunaan kembali pewarna tekstil,
ultrafiltrasi mempunyai keterbatasan dalam pengurangan bahan kimia berbahya,

Gambar 3. Skema proses kerja Nanofiltrasi (Sumber:www.file.scirp.org)


aplikasinya di industri tekstil, hal ini pemulihan dan penggunaan kembali air
disebabkan oleh berat molekul dari pewarna garam Selain itu, kualitas permeat yang
yang terdapat pada tekstil jauh lebih rendah dihasilkan dimungkinkan untuk penggunaan
dari kemampuan pemisahan berat molecular kembali air limbah yang digunakan undtuk
dari membran ultrafiltrasi. Karena ini, bahan dalam dalam proses utama seperti
pengurangan zat pewarna dari proses pewarnaan dan finishing. Nanofiltrasi
ultrafiltrasi sendiri biasanya tidak lebih dari beroperasi pada relatif tekanan rendah, yang
90% (Ounia dan Dhahbi, 2010). Air yang berkisar 500-1000 kPa; hal ini
didapatkan hasil pengolahan limbah dari memungkinkan retensi rendah ion
ultrafiltrasi hanya bisa digunakan untuk monovalen dan juga memungkinkan hampir
proses samping atau proses yang kecil saja 100% penolakan ion multivalent. Penolakan
pada industri tekstil. Air yang diperoleh hasil spesies di nanofiltrasi diatur kebanyakan oleh
pengolahan limbah tidak dapat memenuhi sterik dan kekuatan tolakan. Keuntungan
kualifikasi untuk digunakan pada proses lainnya dari menggunakan proses membran

6
nanofiltrasi yang termasuk permeabilitas Percobaan lebih lanjut untuk
pelarut yang tinggi, retensi zat terlarut membandingkan kinerja antara nanofiltrasi
bermuatan terlarut seperti molekul organik, dan reverse osmosis yaitu dengan melakukan
dengan berat molekul yang lebih besar dari studi banding berdasarkan efisiensi
150 Da, kemudahan pembersihan kimia dan penolakan NF dan RO modul. Didalamnya
kemampuan NF membran untuk menahan efektivitas spiral NF dan RO modul, yang
suhu tinggi, sampai sekitar 70 C, yang merupakan pilot plant, dievaluasi dalam
mengurangi energi yang dikonsumsi untuk simulasi mengobati campuran limbah
memanaskan air segar(Schafer dkk, 2005). terkontaminasi dalam hal warna dan
pengurangan garam Na2SO4 pada berbagai
konsentrasi umpan dan tekanan umpan
3.4 Reverse osmosis dengan menggunakan metil orange (MO)
sebagai model senyawa pewarna Penolakan
RO adalah proses yang efektif dalam metil oranye diperoleh melalui RO (99,99%)
menghilangkan makromolekul serta ion dari sedikit lebih tinggi daripada penolakan
limbah tekstil; limbah yang telah melalui dibawa oleh NF (99%), sedangkan penurunan
proses pengolahan secara RO biasanya dalam fluks permeat mungkin bisa dikaitkan
dihasilkan tanpa warna dan memiliki jumlah dengan polarisasi konsentrasi dan fouling
salinitas rendah. Namun, penggunaan membran. Selain itu, untuk kedua NF dan RO
membran polimer padat dan tekanan osmotik percobaan, tingkat penghapusan TDS, retensi
tinggi karena adanya konsentrasi garam yang natrium dan konduktivitas keseluruhan relatif
tinggi sangat membatasi fluks permeat, dan sama dengan pewarna metil oranye (Nataraj
pada saat fouling terjadi, hal ini dkk, 2009).
mempengaruhi kinerja membran. Oleh 3.5 Elektrodialisis
karena itu, di RO, tekanan trans-membran Elektrodialisis juga cukup banyak
lebih besar dari 2000 kPa diperlukan untuk digunakan dalam industri tekstil untuk
mempertahankan proses pengolahan yang pengur. Jangan kontaminan dari limbah air
baik, sehingga kebutuhan ini akan tekstil. Elektrodialisis mempunyai ciri khas
mengakibatnya naiknya biaya ekonomi untuk spesial dalam kemampuannya untuk
proses ini (Schafer dkk, 2009). mengolah limbah air tekstil. Proses ini sangat
Penilaian komparatif telah dilakukan untuk baik daya gunanya untuk menghilangkan
membandingkan efektivitas dari nanofiltrasi kandungan klorida dari limbah tekstil.
dan reverse osmosis dalam mengolah limbah Karena dalam industri tekstil banyak
tekstil bedasarkan evaluasi kualitas permeat digunakan natrium klorida yang dominan,
yang diperoleh setiap proses, pengurangan sehingga proses ini bagus untuk diterapkan.
COD dan BOD, dan konten salinasi. Tes ini Selain itu, elektrodialisis dengan membran
dilakukan dengan menggunakan bipolar baru-baru ini telah menarik minat
menggunakan BW30 reverse osmosis dan banyak pabrik karena efesiensi energi yang
NF90 nanofiltrasi dengan berbagai rasio tinggi dan biaya yang lebih rendah
konsentrasi dan dalam kondisi hidrodinamik dibandingkan dengan proses membran
yang berbeda. Proses yang diperlakukan reverse osmosis.
dalam kedua kasus, memenuhi kriteria Elektrodialisis (ED) juga dapat juga
reklamasi dan didapatkan air yang digunakan untuk mengurangi beban volume
berkualitas baik untuk digunakan kembali pada evaporator melalui konsentrasi yang
yang dihasilkan masing-masing membran. dari limbah yang diperoleh dari proses
Air daur ulang tersebut bisa digunakan reverse osmosis. Keefektifan proses
kembali untuk proses tekstil seperti mencuci membran elektrodialisis dalam mencapai
dan pewarnaan, sehingga menghemat air konsentrasi yang diinginkan dari limbah
bersih dan juga energi yang digunakan (Liu reverse osmosis dapat mencapai 6 kali jumlah
dkk, 2011).

7
garam yang dihasilkan oleh proses reverse ditingkatkan dengan permutasi dan
osmosis (Praneeth dkk, 2014). kombinasi dari teknik pengolahan yang
Pengolahan Air EDI atau continou saling melengkapi satu sama lainnya.
selectrodeionization (CEDI )merupakan Banyak percobaan yang telah dilakukan
teknologi yang mulai berkembang pada akhir untuk merancang proses membran hybrid
tahun 1950an dengan tujuan untuk untuk pengolahan limbah, hal ini dilakukan
meminimalisasi fenomena konsentrasi dengan kombinasi dari proses pengolahan
polarisasi yang ada pada system berbasis membran yang berbeda-beda.
elektrodialisis .Ketika kompartemen dilute Contohnya, studi banding dilakukan antara
dikemas dengan material penukarion, NF langsung dan campuran proses UF
kompartemen tersebut bertindak sebagai dengan NF dilakukan untuk pengolahan
konduktor karena adanya gugus fungsi,yang limbah air tekstil (Fersi dan Dhahbi, 2008).
berperan sebagai jembatan diantara membran Hasil percobaan ini menunjukan keuntungan
penukar ion.(Wenten,2015) yang lebih dari proses integrasi UF dengan
NF dibanding hanya NF saja. Retensi zat
3.6 Proses Integrasi pewarna dari proses hibrid ini dapat
mencapai lebih dari 95%, retensi garam
Para peneliti mengklaim proses membran terlarut dapat mencapai 80%, serta retensi ion
campuran akan sangat menguntungkan untuk bivalen dapat mencapai lebih dari 95% .
pengolahan limbah kompleks seperti limbah Selain itu studi juga dilakukan untuk
tekstil, yang merupakan limbah sangat menggunakan UF sebagai proses pre-
merugikan karena limbah tersebut sangat treatment yang kemuudian dilakukan

Gambar 4. Unit RO dengan pre-treatment ekstensif (Sumber: Wenten dkk, 2014)


beranekaragam, dan adanya konstituen yang nanofiltrasi dan reverse osmosis. Pada proses
kompleks dan sulit diolah, seperti pewarna, ini menghasilkan bahwa dengan proses hibrid
garam dan bahan kimia tambahan ini akan menguntungkan karena terjadi
(Koltuniewicz dan Drioli, 2008). Penggunaan penurunan fouling yang banyak pada
volume material bahan yang besar dan energi membran nanofiltrasi. Intinya, proses
yang tinggi pada industri tekstil membuat integrasi ini dapat saling melengkapi antara
munculnya teknologi pengolahan limbah kelebihan satu sama lain dari proses berbasis
tekstil berbasi membran campuran (hybrid). membran sehingga pengolahan limbah
Hal ini dilakukan untuk memastikan hasilnya industri tekstil dapat berlangsung lebih baik
akan ramah lingkungan, mengurangi (Arnal dkk, 2008)
pengeluaran energi, dan juga mengurangi
kontaminan yang terkandung. Selektivitas
dan efektivitas proses hibrid ini dapat cocok

8
4. Transportasi zat pada membran membran (Fersi dkk, 2009). Model yang
Proses pengolahan berbasis membran tidak digunakan adalah dinyatakan sebagai:
lengkap tanpa diperhatikannya mekanisme
yang mengatur transportasi zat terlarut
melintasi membran dan permodelan
komprehensif dari teknik berbasis membran. di mana resistensi, Rm, yang bedasarkan
Simulasi dari berbagai kinerja proses bahan membran, ketahanan,Rcp, karena
berbasis membran merupakan hal yang polarisasi konsentrasi, dan fouling
sangat diperlukan untuk pemantauan zat yang membran,Rf adalah resistensi filtrasi yang
melintasi membran (Foley, 2013). mempengaruhi resistansi total filtrasi Rtot.
Pada proses membran berbasis gaya Hambatan fouling, Rf dilihat sebagai
dorong tekanan, masing-masing proses dapat penjumlahan dari hambatan reversibel RRF
dikelompokan bedasarkan ukuran pori, fouling dan hambatan ireversibel fouling Rif.
dimana ukuran pori MF>UF>NF>RO
(Wenten dkk, 2014). 5. Evaluasi secara ekonomi untuk
Perumusan yang akurat untuk model pengolahan limbah tekstil dengan proses
membran apapun untuk teknik pemisahan berbasis membran
harus memperhatikan tiga masalah dasar
untuk transportasi zat terlarut yang terdiri Dalam dunia industri, salah satu hal yang
dari: transfer pelarut dan zat terlarut yang sangat penting untuk diperhatikan adalah dari
menyertainya (1) dalam konsentrasi pada segi ekonomi proses yang dipilih. Oleh
lapisan batas fase, (2) melalui pori membran, karena itu, sejumlah evaluasi dilakukan oleh
(3) dan yang terdapat di dalam pori-pori berbagai ilmuwan untuk memastikan
membran (Banerjee dan De, 2010a; Dutta, kelayakan ekonomi teknik berbasis membran
2007). untuk berkembang dalam idustri tekstil(He
dkk, 2011; Ranganathan dkk, 2007; Van der
Bruggen dkk, 2004).Sebuah evaluasi techno-
economical dari ultrafiltrasi dan reverse
osmosis untuk unit pengolahan air limbah
berdasarkan skala pilot dilakukan oleh
Model perumusan yang menunjukkan Ciardelli dkk, (2000) menggunakan limbah
mekanisme pengikatan pewarna ke polimer sekunder dari pewaranaan dan finishing ;
dinyatakan sebagai: limbah pada awalnya diolah dengan cara
di mana Ka melambangkan disosiasi konstan oksidasi lumpur aktif. Evaluasi ekonomi
untuk konversi dari bentuk terprotonasi dari untuk ultrafiltrasi sebagai pre-treatment
monomer (LH) ke bentuk non-terprotonasi aliran limbah tekstil T juga dilakukan oleh
nya (L) dan K1 menunjukkan konstanta Simonic (2009).
pembentukann kompleks untuk reaksi antara Vergili dkk, (2012) menganalisis
(L) dan molekul dye independen (D) yang efektivitas dalam aspek tekno-ekonomi
menghasilka monomeredye kompleks (LD). pengolahan air limbah tekstil melalui proses
Pengaruh co-ion yang hadir pada retensi membran terintegrasi. Proses-proses ini
pewarna juga dihitung modelnya. Nilai-nilai terdiri dari gabungan proses ultrafiltrasi (UF),
dari berbagai parameter kinetik dihitung nanofiltrasi longgar (NF1), nanofiltrasi ketat
sesuai dengan data eksperimen yang (NF2) dan reverse osmosis (RO). Dilakukan
dilakukan. analisis biaya untuk empat kombinasi yang
Permodelan untuk hambatan dari model berbeda, yaitu, UF / NF2 (S (I)), NF1 / NF2
telah banyak digunakan untuk mengevaluasi (S (II)), NF1 / RO (S (III)) dan UF / NF2 / RO
penurunan fluks yang terjadi pada saat proses (S (IV))) dimana setiap skenario berikutnya
berbasis membran berlangsung. Hambatan dilanjutkan dengan proses distilasi membran
ini akan berbeda-beda untuk setiap proses (MD) . Parameter yang dievaluasi termasuk
biaya modal dan operasional, pendapatan,

9
rasio keuntungan / biaya (K/B). Kombinasi juga banyak diterapkan karena dapat
ketiga dan keempat merupakan kombinasi melengkapi kekurangan satu sama lain dari
yang tidak efektif, karena pada hasil limbah proses membran agar dihasilkan pengolahan
setelah pengolahan masih terdapat abu dan limbah tekstil yang baik dan ramah
NaCl yang harus didaur kembali. Biaya lingkungan. Selain itu, persamaan yang
perawatan unit untuk skenario S ditemui saat dilakukan pemodelan
(I), S (II), S (III) dan S (IV) adalah sebesar pengolahan limbah berbasis membran, dapat
1,37, 1,38, 2,16 dan 2,01 $ / m3 secara diselesaikan dengan menggunakan aplikasi
berturut-turut dan waktu yang dibutuhkan seperti MATLAB. Teknologi membran
untuk mendapatkan kembali modal adalah sekarang ini dianggap sebagai terobosan
0.87, 0.91, 2.07 dan 1.51 tahun. Selain itu, revolusioner dalam bidang teknologi, dan
rasio K / B 3,58 dan 3,55 untuk skenario S (I) sangat menjanjikan untuk masa depan.
dan S (II) masing-masing. Maka dari hasil ini,
disarankan proses pengolahan limbah yang
baik adalah dengan kombinasi S (I) dan S (II)
dari sudut pandang teknologi dan ekonomi.
Dengan demikian, penerapan pengolahan
limbah tekstil dengan menggunakan proses
berbasis membran banyak membawa
keberhasilan untuk industri-industri tekstil
dengan unsur keberlanjutan dari proses dan
juga menguntungkan baik secara ekonomi
maupun untuk kelestarian lingkungan lebih
terjaga karena limbah yang dibuang sudah
jauh lebih bersih (Van der Bruggen dkk,
2004).

6. Kesimpulan
Pengolahan limbah tekstil yang dilakukan
dengan menggunakan proses berbasis
membran sekarang ini sudah banyak
digunakan. Proses berbasis membran ini
bermacam-macam seperti mikrofiltrasi,
nanofiltrasi, ultrafiltrasi, reverse osmosis,
elektrodialisis, dan proses hibrid. Pemilihan
proses membran tersebut didasarkan pada
limbah industri tekstil yang akan diolah, hasil
dari pengolahan limbah dengan proses
membran tersebut juga akan sangat
bervariasi. Misalnya, kualitas air hasil
pengolahan limbah dengan mikrofiltrasi atau
ultrafiltrasi biasanya tidak memenuhi kriteria
untuk digunakan kembali dalam proses
pembuatan tekstil. Namun, pengolahan
dengan proses nanofiltrasi atau reverse
osmosis akan menghasilkan air hasil
pengolahan limbah yang dapat digunakan
kembali untuk proses primer pembuatan
tekstil. Proses hibrid yang merupakan proses
gabungan dari beberapa proses membran

10
Daftar Pustaka Volume Set: Theory and Practice.
REFERENCES Wiley-VCH Verlag GmbH &
Babu, B.R., Parande, A.K., Raghu, S., Co.KGaA, Weinheim.
Kumar, T.P., 2007. Cotton textile Liu, M., Lü, Z., Chen, Z., Yu, S., Gao, C.,
processing: waste generation and 2011. Comparison of reverse osmosis
effluent treatment.Textile technology. and nanofiltration membrans in the
J. Cotton Sci. 11, 141-153. treatment of biologically treated textile
Chelme-Ayala, P., Smith, D.W., El-Din, effluent for water reuse. Desalination
M.G., 2009. Membran concentrate 281, 372-378.
management options: a comprehensive Lotito, A.M., Fratino, U., Mancini, A.,
critical review. Can. J. Civil Eng. 36, Bergna, G., Di Iaconi, C., 2012b.
1107-1119. Effective aerobic granular sludge
Ciardelli, G., Corsi, L., Marcucci, M., 2000. treatment of a real dyeing textile
Membran separation for wastewater wastewater. Int. Biodeterior.
reuse in the textile industry. Resour. Biodegrad. 69, 62-68.
Conserv. Recyc. 31, 189-197. Nataraj, S.K., Hosamani, K.M., Aminabhavi,
Duarte, F., Morais, V., Maldonado-H_odar, T.M., 2009. Nanofiltration and reverse
F.J., Madeira, L.M., 2013. Treatment osmosis thin film composite membran
of textile effluents by the module for the removal of dye and
heterogeneous Fenton process in a salts from the simulated mixtures.
continuous packed-bed reactor using Desalination 249, 12-17.
Fe/activated carbon as catalyst. Chem. Ong, Y.K., Li, F.Y., Sun, S.-P., Zhao, B.-W.,
Eng. J. 232, 34-41. Liang, C.-Z., Chung, T.-S., 2014.
Dutta, B.K., 2007. Principles of Mass Nanofiltration hollow fiber membrans
Transfer and Separation Processes. for textile wastewater treatment: lab-
PHI Learning Pvt. Ltd., New Delhi. scale and pilotscale studies. Chem.
Fersi, C., Dhahbi, M., 2008. Treatment of Eng. Sci. 114, 51-57.
textile plant effluent by ultrafiltration Parvathi, C., Maruthavanan, T., Prakash, C.,
and/ or nanofiltration for water reuse. November 2009. Environmental
Desalination 222, 263-271. impacts of textile industries. Indian
Fersi, C., Gzara, L., Dhahbi, M., 2009. Flux Text. J. Magaz. 22-26. IPF online
decline study for textile wastewater limited.
treatment by membran processes. Praneeth, K., Manjunath, D., Bhargava, S.K.,
Desalination 244, 321-332. Tardio, J., Sridhar, S., 2014.
He, Y., Li, G., Jiang, Z., Wang, H., Zhao, J., Economical treatment of reverse
Su, H., Huang, Q., 2011. Diafiltration osmosis reject of textile industry
and concentration of Reactive Brilliant effluent
Blue KN-R solution by two-stage Robinson, T., McMullan, G., Marchant, R.,
ultrafiltration process at pilot scale: Nigam, P., 2001. Remediation of dyes
technical and economic feasibility. in textile effluent: a critical review on
Desalination 279, 235-242. current treatment technologies with a
Juang, Y., Nurhayati, E., Huang, C., Pan, proposed alternative. Bioresour.
J.R., Huang, S., 2013. A hybrid Technol. 77, 247-255.
electrochemical advanced Schafer, A.I., Fane, A.G., Waite, T.D. (Eds.),
oxidation/microfiltration system using 2005. Nanofiltration: Principles and
BDD/Ti anode for acid yellow 36 dye Applications, first ed. Elsevier, UK.
wastewater treatment. Sep. Purif. Skema Pengolahan Bahan Dasar Tekstil,
Technol. 120, 289-295. Available:
Koltuniewicz, A.B., Drioli, E., 2008. http://www.pustakamateri.web.id/seja
Membrans in Clean Technologies 2 rah-tekstil/, diakses 04-10-2016.

11
Skema Proses Kerja Mikrofiltrasi, Wang, Q., Luan, Z., Wei, N., Li, J., Liu, C.,
Available:http://www.omicsonline.org 2009. The color removal of dye
/, diakses 04-10-2016. wastewater by magnesium
Skema Proses Kerja Nanofiltrasi, Available: chloride/red mud (MRM) from
http://www.file.scirp.org, diakses 04- aqueous solution. J. Hazard. Mater.
10-2016. 170, 690-698.
Türgay, O., Ers€oz, G., Atalay, S., Forss, J.,
Welander, U., 2011. The treatment of
azo dyes found in textile industry
wastewater by anaerobic biological
method and chemical oxidation. Sep.
Purif. Technol. 79, 26-33.
Van der Bruggen, B., M€antt€ari, M.,
Nystr€om, M., 2008. Drawbacks of
applying nanofiltration and how to
avoid them: a review. Sep. Purif.
Technol. 63, 251-263.
Verma, A.K., Dash, R.R., Bhunia, P., 2012.
A review on chemical
coagulation/flocculation technologies
for removal of colour from textile
wastewaters. J. Environ. Manage. 93,
154-168.
Volmajer Valh, J., Majcen Le Marechal, A.,
Vajnhandl, S., Jeri_c, T., _Simon, E.,
2011. 4.20-Water in the Textile
Industry, Reference Module in Earth
Systems and Environmental Sciences,
Treatise on Water Science. Elsevier,
pp. 685-706.
Wenten, I.G.; “Industri Membran dan
Perkembangannya.” Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung, 2015.
Wenten, I.G.; “Teknologi Membran: Prospek
dan Tantangannya.” Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung, 2015.
Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; Hakim, A.N.;
“Teknologi Membran Dalam
pengolahan Air.” Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung, 2014.
Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; Khoiruddin;
“Teknologi Membran dalam
Pengolahan Limbah.” Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung, 2014.
Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Aryanti, P.T.P.;
“Bioreaktor Membran untuk
Pengolahan Limbah Industri.” Teknik
Kimia Institut Teknologi Bandung,
2014.

12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai