Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/304134594

Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion dalam Industri Kimia

Article · June 2016

CITATIONS READS

0 1,955

1 author:

Ivan Wijaya Husada


Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ivan Wijaya Husada on 20 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proses-proses Berbasis Membran Penukar Ion dalam Industri Kimia

Ivan Wijaya Husada

Teknik Kimia, ITB, Jl. Ganesha No. 10, Bandung, Indonesia


ivan_wijayahusada@students.itb.ac.id

Abstrak
Perkembangan industri yang diinisiasi pada abad ke 18 akhir merupakan salah satu peristiwa paling berpengaruh bagi
peradaban umat manusia. Perkembangan industri ini mengkataliskan adanya era baru dimana produksi bahan-bahan
dapat dilakukan secara massal. Produksi ini tidaklah terlepas dari industri kimia yang memproduksi bahan-bahan
prekursor untuk diolah lebih lanjut. Dimulai dari era distilasi yang sampai sekarang masih tetap digunakan pada
sebagian besar industri kimia, teknologi membran merupakan salah satu teknologi yang viable untuk diaplikasikan
untuk menjawab kebutuhan teknologi baru yang handal untuk proses pemisahan dan aplikasi lainnya. Salah satu
membran yang dapat digunakan adalah membran penukar ion (ion exchange membrane). Penerapan dari membran
penukar ion meliputi sintesis electrochemical, konversi dan penyimpanan energi, deionisasi larutan, desalinasi air laut,
elektrodialisis,dan sintesis klorin. Sejatinya, pengaplikasian membran penukar ion dapat dikelompokkan kedalam dua
kelompok. Yaitu, yang proses pengaplikasiannnya sudah berkembang dan umum digunakan, dan yang masih dalam
tahap awal pengembangan. Pada publikasi tulisan ini, akan dijelaskan mengenai proses dari membran penukar ion,
aplikasinya dalam proses industrial-komersil, produk-produk terkini dari membran penukar ion, serta potensi kedepan
dari membran penukar ion. penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk pengaplikasian membran penukar ion agar
dapat digunakan secara lebih umum.

Kata Kunci : tugas, membran penukar ion, penerapan membran penukar ion, proses industri kimia

1. Pendahuluan menurut bahan dan strukturnya. Membran penukar ion


dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu :
Abad ini, membran penukar ion bukanlah hal yang asing  Membran penukar kation [6] (selektif dengan ion
untuk ditemukan pada hampir setiap industri proses bermuatan negatif)
berskala besar. Dari proses elektrodialisis, difusi dialisis,  Membran penukar anion [6] (selektif terhadap ion
elektrodialisis membran, pengolahan air, sampai bermuatan positif)
elektrodeionisasi [1] . Belakangan ini, minat akan  Membran bipolar (mengandung kedua jenis
pengembangan aplikasi-aplikasi lain pada memberan membran diatas)
penukar ion seperti disosiasi air secara elektrodialitik
dengan memberan bipolar atau deionisasi kapasitif Disamping ketiga kategori diatas, membran penukar ion
berkembang pesat [2]. Bukti dari perkembangan pesat ini juga dapat digolongkan berdasarkan kekuatan drajat
terlebih pada pengembangan aplikasi memberan penukar disosiasi dari gugus bermuatan (fixed ions) dari membran
ion untuk konversi energi dan sistem penyimpan energi tersebut menjadi membran asam kuat, membran asam
seperti fuel cell [3]. Potensi besar ini menunjukkan, bahwa lemah, membran basa kuat dan membran basa lemah [4].
membran penukar ion kedepannya dapat memainkan peran
yang penting terhadap pembangkitan green energy, Membran penukar ion diharapkan memiliki
sustainable zero emission energy, recovery asam-basa dari permselektivitas yang tinggi (permeabel untuk
limbah suatu industri, dan lain-lain. counterions, tetapi impermeabel untuk co-ions), memiliki
resistansi elektrik yang rendah, berstruktur mekanis yang
2. Definisi, Struktur, dan Metode Preparasi kuat, derajat perubahan bentuk yang rendah, stabil secara
Membran Penukar Ion kimia dan bentuk.
Membran penukar ion adalah salah satu jenis membran
yang termasuk dalam golongan yang driving forcenya Sifat-sifat dari membran penukar ion ditentukan
adalah beda potensial listrik. Pemindahan ion dari berdasarkan meterial pembentuknya, tipe dan konsentrasi
membran penukar ion terjadi karena permselektivitas dari dari fixed ions. Kebanyakan, membran penukar ion yang
membran penukar ion, beda potensial listrik dan kimia [4]. diperuntukkan untuk keperluan komersil berbasiskan
Membran penukar ion, merupakan key tool dalam proses hidrokarbon atau polimer hidrokarbon yang difluorinasi
pemisahan dan proses konversi energi [5]. Membran ini [7].
terbuat dari material polimer yang tergabung dengan ion-
ion bermuatan. Pengklasifikasikan membran penukar ion Ion-ion yang sering digunakan sebagai muatan tetap
dapat melalui fungsinya sebagai media separasi atau didalam membran penukar ion adalah –SO3- dan –COO-
untuk membran penukar kation. Untuk membran penukar
anion, digunakan -N+HR2 dan –N+R3.
2.1. Metode Preparasi Membran Penukar Ion

Seperti yang telah diketahui, bahwa membran penukar ion


memiliki struktur yang identik dengan resin penukar ion.
Akan tetapi, karena struktur dan kekuatan resin penukar
ion, pembuatan membran penukar ion dari resin penukar
ion harus ditreat terlebih dahulu agar resin penukar ion
dapat diproduksi secara lembaran atau dengan bentuk lain
[8,9].

Secara umum, preparasi dari membran penukar ion


Resin Penukar Ion
bergantung terhadap jenis membran penukar ion yang akan
dibuat dan metode preparasinya dapat diketahui dari
literatur-literatur. Sebagai contoh, Naragale [10] membagi Gambar 2. Struktur membran heterogen. Gambar
metode preparasi menjadi lima bagian, yaitu untuk diadaptasi dari [5]
preparasi membran penukar ion homogen, membran
penukar ion heterogen, preparasi interpenetrating network Pada pembuatan membran heterogen, rasio volume resin
(IPN) polymer ion-exchange membranes, preparasi terhadap matriks dijaga sebesar 0,6 sampai 0,7 untuk
membran bipolar, dan preparasi dengan metode grafting. mendapatkan membran yang memiliki resistansi relatif
rendah [5]. Bila rasio volume resin penukar ion terhadap
Metode preparasi membran penukar ion homogen juga polimer terlalu rendah, membran memang yang didapat
dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu dengan memang akan berstruktur kuat, tetapi resistansinya akan
cara polimerisasi monomer, penambahan moiety pada sangat tinggi dan menyebabkan proses akan lebih mahal
kation atau anion dalam film padatan, dan penambahan dan tidak ekonomis. Tetapi, bila rasionya terlalu tinggi,
moiety pada kation atau anion dalam polimer [4]. membran penukar ion akan memiliki resistansi yang
Sementara itu, preparasi membran penukar ion heterogen rendah, tetapi struktur dari membran itu sendiri akan
adalah dengan cara menambahkan powder resin penukar sangat lemah dan rentan terhadap kerusakan. Terlebih, air
ion dengan polimer perekat. Contoh dari preparasi ini yang masuk dalam larutan elektrolit akan menyebabkan
adalah pencampuran polivinilklorida atau polietilen struktur dari membran dan penyangga ikut berubah dan
kemudian mengextrude campuran film pada temperatur menyebabkan kerusakan modular. Secara umum,
dekat titik leleh dari polimer [5]. resistansi pada membran heterogen akan lebih tinggi
dibandingkan dengan membran homogen, tetapi,
permselektivitas pada membran heterogen akan lebih
rendah dibandingkan terhadap membran homogen.

3. Proses Berbasis Membran Penukar Ion

Proses-proses berbasiskan membran penukar ion serperti


elektrolisis (ED), dan elektrodialisisi merupakan “ibu
kandung”, “ujung tombak” dan “seni” dari membran
penukar ion. Proses ini memiliki pengaruh yang besar
bukan hanya terhadap perkembangan teknologi dari
membran penukar ion, tetpi juga memiliki potensi
komersil yang luar biasa besar [1]. Proses-proses lain
berbasiskan membran penukar ion seperti elektrodialisis
Gambar 1. Struktur membran homogen dari membran dengan membran bipolar dan elektrodeionisasi juga
penukar ion. Gambar diadaptasi dari [5] merupakan aplikasi proses membran penukar ion yang
sukses dikomersilkan dalam beberapa dekade belakangan
Struktur homogen seperti yang ditunjukkan gambar 1 ini [11]. Proses-proses lain seperti reverse elecctrodialysis
diatas menunjukkan bahwa matriks polimer memiliki ion- juga memiliki potensi komersil yang besar, tetapi
ion negatif tetap dan counterion yang bebas bergerak pengembangan lebih lanjut akan teknologi ini masih
melalui membran. Struktur ini dapat mengandung co-ion diperlukan untuk menyempurnakan proses dan
secara terbatas yang seharusnya berjumlah kecil untuk penerapannya. Berikut adalah tabel dari aplikasi-aplikasi
menaikkan permselektivitas dari membran. Pada gambar membran penukar ion yang digolongkan kedalam tiga
2,yaitu struktur heterogen, membran penukar kation golongan :
dikelilingi oleh matriks polimer hidrophobik yang
terkoneksi satu dengan lainnya. Matriks dapat dikatakan
impermeabel untuk ion, yang hanya dapat dilewati pada
tempat kontak antar matriks. Struktur heterogen ini Tabel 1. Proses yang menggunakan membran penukar
menunjukkan bahwa jalur melewati membran makin jauh ion dan aplikasinya. Tabel diadaptasi dari [5].
dan mengindikasikan resistansi membran yang besar.
Golongan Nama Proses Aplikasi dari Pada elektrodialisis, polarisasi konsentrasi adalah akibat
Proses dari perbedaan bilangan transport dari ion diantara larutan
Proses yang Elektrodialisis Desalinasi air dan membran. Bilangan transpor dari counterion pada
sudah Elektolisis [12] membran penukar ion biasanya mendekati 1 dan co-ion
berkembang Dialisis dengan Pemekatan mendekati nol sementara pada larutan, bilangan transpor
dan umum metode difusi garam
dari anion dan kation tidak jauh berbeda. Hal ini
digunakan Produksi klorin-
akalin menyebabkan profil konsentrasi pada kedua sisi membran
Recovery asam- penukar kation seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.
basa dari air Pada sisi dati anion, konsentrasi ion berkurang karena
buangan kation ditarik melalui membran menuju katoda dengan
Proses yang Membran Produksi asam bilangan transpor yang lebih tinggi daripada larutan,
cukup umum elektrodialisis dan basa spesifik sementara anion ditarik menuju anoda dengan sedikit
digunakan bipolar Pemrosesan air anion yang melalui membran penukar kation. Pada gambar
dan masih Elektrodeionisasi dan penjernihan 3 a, dapat dilihat arah dari flux Ji da profil konsentrasi pada
tergolong secara continious air kedua sisi dari membran penukar kation.
“baru” Konversi energi Pembuatan fuel
kimia-listrik cells
Proses yang Reverse Pembangkitan
memerlukan electrodialysis energi secara
pengembang Capacitive elektrodialitik
an lebih deionization Water softening
lanjut Penyimpanan Desalinasi air
energi dengan Pemekatan aliran
cara baterai
elektrodialitik

3.1. Proses membran yang umum digunakan dan aplikasi-


aplikasinya

Pada abad ini, salah satu proses membran penukar ion


yang paling sering digunakan adalah elektrodialisis (ED).
Peran elektrodialisis sangat sudah sangat pesat
berkembang dan digunakan pada berbagai industri. Sebut
saja desalinasi air, proses deionisasi baik untuk industri
pangan maupun kimia, elektrodialisis mengambil andil
yang besar pada produksi-produksi tersebut [13]. Proses-
proses lain seperti elektrolisis dan dialisis juga kerap kali
digunakan dalam industri-industri besar lainnya, walaupun
tidak sebesar elektrodialisis impact komersilnya.

3.2. Elektrodialisis

Perinsip dasar dari elektrodialisis adalah pemasangan Gambar 3. Ilustrasi dari profil konsentrasi garam dari
membran penukaran anion-kation. Membran penukar membran penukar kation (a) dan fungsi aliran sebagai
kation dan anion dipasang secara bergantian sehingga fungsi dari arus (b). Gambar diadaptasi dari [5].
membentuk ruangan-ruangan atau sel untuk larutan yang
akan dilewatkan. Ketika ED diberi perbedaan potensial Akumulasi dari ion-ion pada sisi yang terkonsentrasi pada
listrik diantara elektroda telah terjadi, kation akan membran dapat menyebabkan pengendapan dari garam
bermigrasi menuju katoda. Kation-kation tersebut akan ketika konsentrasi melebihi batas kelarutan pada elektrolit.
melewati membran penukar kation tetapi akan ditahan oleh Pada sel cair (encer), konsentrasiakan berkurang sesuai
membran penukar anion. Hal ini berlaku secara vice versa dengan gambar 3a. Gambar 3b menunjukkan bahwa
untuk anion, yang akan bermigrasi melewati anoda tapi densitas arus merupakan fungsi dari voltase yang
tertahan setelah melewati membran penukar anion karena dimasukkan pada stack elektrolisis. Kurfa menunjukkan
tertolak pada membran penukar kation. Untuk kebutuhan tiga wilayah yaitu wilayah 1, yang menunjukkan kenaikan
industri, biasanya dibutuhkan 100-400 pasang sel diantara densitas arus yang hampir linier pada arus yang
tiap elektrodanya.sel disusun sedemikian rupa sehingga dimasukkan. Pada wilayah 2, penambahan arus pada
membentuk tumpukan-tumpukan berjenis tertentu dengan sistem hanya mengakibatkan sedikit kenaikan pada arus
desain yang bertujuan untuk meningkatkan keefisienan dan pada wilayah 3, penambahan voltase akan
dari sel-sel tersebut [14]. meningkatkan densitas arus lagi secara signifikan seperti
yang dapat dilihat pada wilayah 3 karena pada daerah
tersebut, air telah berdisosiasi dan akan etrdapat
elektrokonveksi pada membran [15]. Pada pengaplikasian membran, sementara itu  merupakan efisiensi arus listrik.
secara nyata, batas pada densitas arus tidak dianjurkan Total dari biaya investasi bukan hanya harus dihitung dari
untuk dilewati, karena disosiasi air tidak akan biaya operasi dan biaya awal membran, tetapi juga harus
meningkatkan separasi ion, tetapi hanya mengakibatkan dihitung biaya penggunaan air selama 5-8 tahun. Biaya
penurunan pH (pengasaman) pada larutan. Pada operasional pada plant akan dipengaruhi oleh biaya
konsentrasi garam yang rendah, area membran perawatan, biaya energi yang dikeluarkan untuk
pendukungnya haruslah besar pada proses desalinasi [16]. pengoperasian plant, dan biaya untuk pembayaran tenaga
kerja. Gambar 5 berikut menunjukkan diagram berbagai
Proses elektrodialisis dapat berkurang efisiensinya karena faktor yang berkontribusi dalam biaya plant.
adanya fouling pada membran. Fouling terjadi karena
adanya padatan suspensi yang memiliki muatan baik itu
positif maupun negatif. Contoh dari padatan suspensi
meliputi surfaktan, asam humat, polielektrolit, dan
material-material biologis. Komponen-komponen ini akan
mengumpul pada permukaan membran dan akan
mengakibatkan resistansi membran meingkat. Biasanya,
untuk mengatasi masalah-masalah diatas, polaritas pada
membran dibalik sehingga padatan suspensi yang densitas arus
bermuatan itu dapat dibuang. Proses tersebut kerap kali
disebut dengan teknik “Clean in Place” [17]. Gambar 4 Gambar 5. Garis berwarna kuning meunjukkan kenaikan
mengilustrasikan proses tersebut. biaya energi. Garis berwarna hijau menunjukkan biaya
membran, dan garis berwarna merah menunjukkan biaya
total.

Terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari


elektrodialisis. Keunggulan utama dari elektrodialisis
adalah proses ini tangguh dan sudah teruji selama lebih
dari 50 tahun. Proses ini mudah diaplikasikan untuk proses
desalinasi air dan tidak memerlukan pre-treatment yang
banyak seperti yang diperlukan dalam proses reverse
osmosis (RO), umur yang panjang dari membran penukar
ion juga merupakan keunggulan dari elektrodialisis
walaupun feed memiliki kandungan yang buruk dan
Gambar 4. Ilustrasi pembuangan deposit bermuatan umumnya dapat merusak pada proses RO. Tetapi, bila
negatif dari membran penukar anion dengan metode clean dibandingkan dengan RO, elektrodialisis memiliki
in place. Gambar diadaptasi dari [5] beberapa kelemahan yaitu komponen-komponen tak
bermuatan tidak akan dieliminasi. Jadi, mikroorganisme,
Biaya total dari proses elektrodialisis adalah jumlah dari atau virus tidak dapat dieliminasi oleh membran penukar
fixed costs yang berhubungan dengan pembelian plant ion. Kelemahan lain dari elektrodialisis adalah kebutuhan
elektrodialisis dan pengoprasian plant tersebut.biaya pada energinya bergantung pada jumlah ion yang harus
proses elektrodialisis kebanyakan berasal dari banyaknya dipisahkan. Sehingga, bila konsentrasi ion yang harus
luas area membran yang dibutuhkan untuk jumlah feed dan dipisah tinggi, maka biaya operasional dari membran
konsentrasi produk yang dikehendaki. Semakin pekat penukar ion adalah tinggi. Biaya investasi juga akan
konsentrasi produk yang diinginkan dan bila semakin membengkak bila produk yang diinginkan harus memiliki
besar kapasitas dari plant, maka biaya akan semakin besar. konsentrasi ion atau garam yang rendah.
biaya operasional dari plant bergantung pada besarnya
kapasitas dari plant tersebut. Semakin banyak proses- 3.2.1. Difusi Dialisis
proses yang membutuhkan energi seperti pemompaan,
kontrol dan pemonitoran pada proses dan produk, maka Umumnya, aplikasi dan kegunaan difusi dialisis pada
biaya operasional akan makin besar. membran penukar ion adalah untuk recover asam atau basa
dari campuran yang mengandung garam [18]. Proses ini
Total area membran yang dibutuhkan untuk produksi didasarkan pada sifat dari membran penukar ion yang
dapat dihitung sebagai fungsi dari densitas arus, feed, dan memiliki permeabilitas tinggi pada counterion sementara
konsentrasi produk itu lebih tidak permeabel bagi co-ion. Sebagai contoh,
digunakan membran penukar anion, dimana larutan
𝑑
𝐹𝑄𝑠𝑡 (𝐶 𝑓 − 𝐶 𝑑 ) mengandung asam dan garam dialirkan pada salah satu sisi
𝐴=
𝑖 membran dan air pada sisi lainnya untuk recovery asam.
Mekanisme transpor pada difusi dialisis lebih kompleks
i merupakan densitas arus listrik yang dibutuhkan, Q dibandingkan dengan dialisis konvensional karena karena
merupakan laju alir volum, Cf merupakan konsentrasi feed, adanya interaksi elektrostatik diantara muatan positif dan
dan Cd merupakan konsentrasi larutan setelah melewati negatif. Sementara itu, proses dan peralatan pada difusi
dialisis ini hampir identik bila dibandingkan terhadap NaCl 25%-berat, dan kompartemen lainnya mengandung
dialisis konvensional. pada proses difusi dialisis ini, NaOH encer.
driving force dari transportasi ion melalui membran
penukar ion adalah gradien dari potensial kimianya saja.
Sehingga, tidaklah dibutuhkan potensial elektrik seperti
yang dibutuhkan pada elektrodialisis. Proses umum pada
difusi dialisis ini dapat dilihat dari ilustrasi yang terdapat
pada gambar 6.

Gambar 7. Ilustrasi dari produksi elektrolitik dari klorin


dan NaOH. Gambar diadopsi dari [5]
Gambar 6. Ilustrasi perinsip kerja dari difusi dialisis.
Gambar diadaptasi dari [5]. Ketika terdapat beda potensial elektrik antara elektroda,
ion klorin pada kompartemen anoda akan bermigrasi
Gambar 6 diatas menunjukkan proses difusi dialisis untuk meuju anoda dimana ion tersebut akan dioksidasi dan
recovery HCl dari campuran garam. Ilustrasi diatas membentuk gas klorin. Sementara itu, ion natrium dari
menunjukkan membran penukar anion membentuk sel larutan garamakan bermigrasi melalui membran penukar
untuk mengalter larutan feed yaitu larutan HCl/FeCl2. kation menuju katoda dimana ion tersebut akan direduksi
Karena membran penukar anion dapat dilewati oleh ion- menjadi logam natrium. Pada proses ini, digunakan
ion H+,Cl-, dan permeat H+, sementara itu, ion besi tidak membran yang terperfluorinasi dan memiliki stabilitas
dapat melewati membran tersebut. kimia dan performansi yang tinggi. Disamping proses
diatas, penerapan dari sintesis elektrokimia dengan
Transfer massa pada proses difusi dialisis ditentukan oleh penggunaan membran penukar ion dapat diaplikasikan
transportasi ion dan fluks air secara osmotik yang juga untuk produksi klorin-alkalin, dan hidrogen-oksigen.
melewati membran.pada kenyataannya, fluks osmotik dari
air memainkan peran yang cukup signifikan karena 3.3. Proses dengan Membran Penukar Ion yang
mempengaruhi beda konsentrasi antara dua larutan.untuk Potensial Komersilnya dapat Meningkat
proses recovery yang biasanya diaplikasikan untuk proses
industri, volume dari stripping solution berkurang sampai Dekade ini, perkembangan aplikasi dari membran penukar
dengan 20%. ion kian bertambah. Kini, membran penukar ion tidak lagi
hanya digunakan untuk desalinasi air, tetapi dapat
Akan tetapi, untuk proses difusi dialisis ini belum diaplikasikan untuk elektrodialisis dengan membran
diaplikasikan untuk industri yang berskala komersil. Hal bipolar, dan deionisasi dan tidak berhenti disitu, membran
ini disebabkan karena tingginya biaya dan stabilitas kimia penukar ion juga dapat digunakan untuk sintesis
membran yang kurang baik sehingga mempengaruhi elektrokimia.
efisiensi dari proses.

3.2.2. Sintesis Elektrokimia dengan Membran Penukar 3.4. Elektrodialisis dengan Membran Bipolar
Ion
Pada elektrodialisis yang dilakukan secara konvensional,
Pada proses sintesis elektrokimia, seperti yang terjadi pada apabila dikombinasikan dengan membran bipolar, proses
pembuatan soda kaustik, produksi klorin secara ini dapat menghasilkan asam dan basa spesifik dari larutan
elektrolitik, produksi hidrogen dan oksigen, membran garam [20]. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
penukar ion memegang andil yang cukup besar. proses ini membran bipolar adalah membran penukar kation dan
kerap kali digunakan karena tidak menghasilkan produk membran penukar anion yang dipasang secara bersamaan
samping yang berbahaya, hemat energi, dan ramah seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut.
lingkungan [19]. Proses sintesis elektrokimia dapat
dideskripsikan oleh gambar 7, dimana ditunjukkannya sel Pada unit stack elektrodialisis, stack terdiri dari tiga sel,
elektrolitik yang dipisahkan oleh membran penukar yaitu dua sel yang merupakan membran monopolar dan 1
kation. Kompartemen tempat anoda mengandung larutan sel yang merupakan membran bipolar. Diantara kedua
elektroda pada sistim, biasanya hanya dipasang 50-100
unit sel yang diulang (1 unit sel terdiri dari 2 sel monopolar ion yang diisikan melenyapkan baik kation maupun anion
membran dan 1 sel adalah bipolar membran). Hal ini dari feed yang dilewatkan melalui membran dan proses ini.
terjadi karena penurunan voltase pada proses ini besar. EDI memiliki beberapa keunggulan salah satunya dapat
menghilangkan ion-ion lemah seperti amonia, boron, dan
Untuk kebutuhan industri, penggunaan elektrodialisis silika. Contohnya, pada pembuatan semikonduktor, silika
dengan membran bipolar untuk produksi asam dan basa memiliki kadar baik feed maupun diluat yang tinggi, dan
dari garam-garam spesifik memiliki potensi ekonomi yang dapat menyebabkan endapan sehingga menyebabkan
tinggi dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi [21]. Pada gagalnya proses pembuatan chip. Akan tetapi, dengan
membran bipolar, membran penukar anion dan membran menggunakan proses elektrodeionisasi, silika dapat
penukar anion biasanya memiliki ketebalan transisi dipisahkan bahkan lebih dari 99%, sehingga kadar silika
katalitik sepanjang 4-5 nm. Air akan terdifusi melalui dapat dikendalikan dalam air [11].
kedua sisi dari membran dan akan bermigrasi meuju layer
transisi, dimana air akan terdisosiasi menjadi ion-ionnya. Aplikasi dari elektrodeionisasi adalah untuk produksi air
Ion H+ akan bermigrasi menuju katoda dan ion OH- ultramurni, yang biasa digunakan untuk proses industri,
menuju anoda. sterilisasi UV, dan untuk water softening, produksi
semikonduktor, farmasi, dan umpan boiler. Keunggulan
Terdapat beberapa kelemahan dalam membran bipolar. dari proses ini adalah proses yang lebih tidak kompleks
Walaupun membran bipolar dapat diaplikasikan untuk dibandingkan dengan mixed bed ions exchanger, konsumsi
produksi berbagai macam produk seperti proses lanjut air feed yang lebih rendah, dan juga biaya yang lebih
kimia, pemisahan asam-basa, wastewater treatment, dan murah [23].
food processing, tetapi membran bipolar memiliki sifat
yang lebih tidak stabil, dan selektrif terhadap kondisi pH, 3.4.2. Membran Penukar Ion untuk Konversi Energi
permselektivitas yang rendah, dan umur pakai yang
pendek. Hal inilah yang menyebabkan membran bipolar Membran penukar ion memiliki peran yang makin penting
hanya cocok untuk industri berskala kecil-menengah dan untuk penyimpanan dan konversi energi [24]. Sistem
aplikasinya terbatas untuk kegunaan lab pilot. separasi atau pemisahan baterai dan fuel cells dapat
menggunakan sistem membran penukar ion, dan dapat
3.4.1. Elektrodeionisasi menghasilkan energi hanya dengan mencampurkan larutan
garam dengan air.
Elektrodeionisasi (ED) merupakan salah satu proses yang
sejatinya hampir sama dengan proses elektrodialisis Aplikasi yang paling mutakhir pada pertukaran ion dalam
konvensional. Tetapi, perbedaannya adalah sel diisi bidang sistem konversi energi adalah fuel cells
dengan resin penukar ion. Hal ini menyebabkan bertemperatur rendah. Konsep dasar dari fuel cell didasari
konduktivitas larutan diluat yang makin tinggi sehingga dengan oksidasi elektrokimia dari hidrogen oleh oksigen.
produk terdeionisasi akan berkualitas tinggi.
Unit sel yang terdiri dari dua elektroda berpori dan dua
Dalam proses kerjanya, elektrodeionisasi memiliki dua layer katalis yang dipisahkan dengan membran penukar
tahapan, yaitu pengikatan ion-ion umpan oleh resin kation. Gas hidrogen masuk, melalui anoda berpori dan
penukar ion, dan pada tahap kedua, migrasinya ion-ion bereaksi didalam katalis. Gas kemudian membentuk
karena dorongan arus listrik [10, 22]. Skema dari EDI proton dan melepaskan elektronpada anoda kepada sirkuit
dapat dilihat pada gambar 8 elektrik. Kemudian, proton berdifusi membran penukar
ion dan bereaksi didalam katalis pada permukaan pori
katoda dengan gas oksigen dan membentuk air. Reaksi
total dari fuel cell ini adalah reaksi pembentukan air dari
hidrogen dengan oksigen.

3.5. Proses-proses dengan membran penukar ion yang


masih dalam tahap awal pengembangannya

Terdapat banyak proses-proses yang dapat dikembangkan


dengan menggunakan membran penukar ion sebagai
komponen utamanya. Akan tetapi, proses-proses tersebut
masih dalam tahap awal dan masih harus dikembangkan
lebih lanjut agar potensi komersialnya dapat diterapkan.
Hampir semua dari proses-proses dibawah ini hanya dapat
Gambar 8. Ilustrasi skematik dari proses EDI [11] diaplikasikan didalam skala labolatorium saja.

Dibandingkan dengan elektrodialisis biasa, 3.5.1. Deionisasi Kapasitif


elektrodeionisasi ini memiliki perbedaan kontruksi pada
stacknya, dan pada pengisian diluate cells. Resin penukar
Deionisasi kapasitif adalah proses penyerapan elektron
yang dapat digunakan untuk menghilangkan larutan aquos
[25,26]. Sel deionisasi kapasitif terdiri dari dua elektroda
yang dibuat dengan karbon aktif, dan dipisahkan dengan
spacer yang bertindak sebagai celah tempat dilewatinya
larutan yang mengandung ion. Sistem ini bila dilihat
sekilas akan menyerupai kapasitor yang dapat dilalui. Bila
elektroda-elektrodanya diberi muatan, ion akan dibuang
dari larutan input dan akan diabsorbsi pada permukaan
elektroda yang bermuatan tersebut. Skema dari proses ini
dapat dilihat pada gambar 10, dimana unit deionisasi dan
unit transpor pada proses desorpsi dan absorbsi pada
proses deionisasi ditunjukkan.

Gambar 10. Gambar skematik konsep dari reverse


electrodialysis dalam pembangkitan energi. Gambar
diadaptasi dari [5]

Desain stack pada proses ini memiliki banyak kesamaan


dengan stack yang digunakan pada elektrodialisis.
Perbedaannya adalah sel disusun secara paralel diantara
elektroda-elektrodanya. Penghitungan energi maksimum
yang dapat dibangkitkan melalui metode ini dapat
dituliskan sebagai berikut:

∆𝐺𝑚 = (𝐺𝑐 − 𝐺𝑑 ) − 𝐺𝑏

Gm adalah perubahan energi bebas Gibbs pada


pencampuran sementara Gc merupakan energi bebas Gibbs
Gambar 9. Diagram skematik deionisasi kapasitif.
pada konsentrat, yaitu air laut dan Gd adalah energi bebas
Gambar diadaptasi dari [5] Gibbs pada air tawar. Secara toeritis, 1m3 air laut dapat
Komponen utama dari proses ini ada pada elektroda membangkitkan listrik sebesar 0.4kWh.
karbon. Jumlah dari ion-ion yang diabsorbsi pada Proses ini masih memiliki banyak kekurangan dan
elektroda proporsional terhadap luas permukaan dari luas penelitian lebih lanjut perlu dilaksanakan karena energi
permukaan elektroda karbon. Jadi, luas area dari elektroda yang dapat dibangkitkan per meter kubiknya masih sangat
karbon hasud dimaksimalkandan pada kebutuhan industri, sedikit. Terlebih, untuk negara-negara yang memiliki
luas elektroda dapat mencapai 1100m2/gram.parameter akses air laut-air tawar yang kecil, proses ini cenderung
lainnya yang berpengaruh adalah perbedaan potensial tidak menguntungkan dan tidak efisien.
yang tidak boleh melebihi nilai tertentu untuk mencegah
terjadinya pemisahan air pada reaksi didalam elektroda. 4. Kesimpulan
Limit maksimum beda tegangan elektroda adalah 1,2 V.
Secara umum, membran penukar ion merupakan teknologi
Pada proses ini, keuntungannya adalah energi yang rendah yang masih dapat dikatakan anyar. Tetapi, membran
untuk menginisiasi reaksi. Tetapi, terdapat beberapa penukar ion ini sudah teruji keberhasilannya untuk
kekurangan dalam metode deionisasi kapasitif, yaitu diaplikasikan kedalam beberapa proses. Penelitian lebih
kebutuhan luas area yang besar pada asam borat elektroda lanjut akan membran penukar ion akan memaksimalkan
ketika feed memiliki konsentrasi garam yang tinggi dan potensi dari membran penukar ion ini dan akan
penggunaan arus yang relatif buruk [27]. memungkinkan adanya peluang-peluang baru dimana nilai
ekonomi dari membran penukar ion ini dapat
3.5.2. Reverse Electrodialysis dimanfaatkan.
Produksi energi dengan pencampuran air laut dengan air
tawar melalui membran penukar ion merupakan konsep
dasar daripada proses reverse electrodialysis [28]. Proses
yang ramah lingkungan ini dapat digambarkan dalam
gambar 11 [29].
References Recover Acids by Diffusion Dialysis. J.Membr. Sci.
Daftar Pustaka 1987, 175−173.
[1] Schaffer, L. H.; Mintz, M. S. Electrodialysis. In [19] Coulter, M. O., Ed. Modern Chlor-Alkali
Principles of Desalination; Spiegler, K. S.; Technology; Ellis Horwood, Ltd.: Chichester, U.K.,
Academic Press: New York, 1966; pp 3− 15. 1980; Vol. 1 (published for the Society of Chemical
[2] Welgemoed, T. J.; Schutte, C. F. Capacitive De- Industry).
Ionization Technology: an Alternative Desalination [20] Wilhelm, F. G.; Pünt, I.; Van der Vegt, N. F. A.;
Solution. Desalination 2005, 183, 327−340. Strathmann, H.; Wessling, M. Asymmetric Bipolar
[3] Williams, K. R. An Introduction to Fuel Cells; Membranes in Acid-Base Electrodialysis. Ind. Eng.
Elsevier: London, 1966. Chem. Res. 2002, 579-586.
[4] Khoiruddin. Pembuatan Membran Penukar Ion [21] Liu, K. J.; Chlanda, F. P.; Nagasubramanian, K. J.
Heterogen. Teknik Kimia Institut Teknologi Use of Bipolar Membranes for Generation of Acid
Bandung, 2013. and Base: An Engineering and Economic Analysis.
J. Membr. Sci. 1977, 2, 108−120.
[5] Strathmann, H.; Grabowski, Andrej, Eigenberger,
Gerhart. Ion-Exchange Membranes in the Chemical [22] Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Khoiruddin;
Process Industry. Stuttgart, 2013. “Elektrodeionisasi.” Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2014.
[6] Wenten, I.G.; Hakim, A.N.; Khoiruddin; “Peristiwa
Perpindahan dalam Membran Penukar Ion.” Teknik [23] Grabowski, A. Electromembrane Desalination
Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014. Processes for Production of Low Conductivity
Water; Logos: Berlin, 2010.
[7] Xu, T. W. Ion exchange Membranes : State of their
Development and Perspective. J. Membr. Sci. 2005, [24] Joerissen, L.; Garche, J.; Fablan, Ch.; Tomazic, G.
1-29. Possible use of vanadium redox-flow batteries for
energy storage in small grids and stand-alone
[8] Strathmann, H. Ion-Exchange Membrane
photovoltaic systems. J. Power Sources 2005,
Separation Processes. Membr. Sci. Vol. 9. 2004:
101−104.
Elsevier.
[25] Porada, S.; Bryjak, M.; van der Wal, A.;
[9] Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; Khoiruddin, Hakim,
Biesheuvel, P. M. Effect of electrode thickness
A.N.; “Proses Pembuatan Membran.” Teknik
variation on operation of capacitive deionization.
Kimia Institut Teknologi Bandung, 2011.
Electrochim. Acta 2012, 148-152.
[10] Wenten, I.G.; Aryanti, P.T.P.; Khoiruddin;
[26] Biesheuvel, P. M.; van der Wal, A. Membrane
“Teknologi Membran dalam Pengolahan Limbah.”
Capacitive Deionization. J. Membr. Sci. 2010.
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014.
[27] Wenten, I.G.; Khoiruddin; Hakim, A.N.; Aryanti,
[11] Kemperman, A. J. B. Handbook Bipolar Membrane
P.T.P.; “Teori Perpindahan dalam Membran.”
Technology; Twente University Press: Endschede,
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2012.
The Netherlands, 2000
[28] Dlugolecki, P.; Nymeiyer, K.; Metz, S. J.;
[12] Wenten, I.G.; “Teknologi Membran: Prospek dan
Wessling, M. Current Status of Ion-Exchange
Tantangannya.” Teknik Kimia Institut Teknologi
Membranes for Power Generation From Salinity
Bandung, 2015.
Gradients. J. Membr. Sci. 2008, 319, 212−219.
[13] Wenten, I.G.; “Industri Membran dan
[29] Długołęcki, P.; Dąbrowska, J.; Nijmeijer, D. C.;
Perkembangannya.” Teknik Kimia Institut
Wessling, M. Ion Conductive Spacers for Increased
Teknologi Bandung, 2015.
Power Generation in Reverse Electrodialysis. J.
[14] Huffmann, E. L.; Lacey, R. E. Engineering and Membr. Sci. 2010, 100−109.
Economic Considerations in Electromembrane
Processing. In Industrial Processing with
Membranes; Lacey, R. E., Loeb, S., Eds.; Wiley:
New York, 1972; pp 40−50.
[15] Rubinstein, I.; Zaltzman, B.; Futerman, A.; Gitis,
V.; Nikonenko, V. V. Reexamination of
electrodiffusion time scales. Phys. Rev. E 2009, 79
[16] Ibanez, R.; Stamatialis, D. F.; Wessling, M. Role of
Membrane Surface in Concentration Polarization at
Cation-Exchange Membranes. J. Membr. Sci. 2004,
120−128.
[17] Katz, W. E. The Electrodialysis Reversal Process.
Desalination 1979, 28.
[18] Kobuchi, Y.; Motomura, H.; Noma, Y.; Hanada, F.
Application of Ion-Exchange Membranes to

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai