Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MERCHANDISING

Garment Measurement

Dosen pengampu mata kuliah Merchandising :


Alex T., A.T.

Disusun Oleh : 3G5


- Dian Dwi Widiasari (17040002)
- Fairuz Khoerunnisa (17040006)
- Galih Febianti (17040008)
- Ghina Faridah (17040009)
- Ismi Fauziyah Asri (17040012)
- Laras Kurniyando A (17040013)
- Mika Yudika (17040017)
- Miranda Amelia (17040018)
- Mutia Annisa Firdaus (17040020)

PROGRAM STUDI PRODUKSI GARMEN KONS. FASHION DESIGN


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merchandising adalah pekerjaan penanganan order produksi baik pesanan ataupun order
sendiri berikut produk jadinya. Merchandiser merupakan jembatan penghubung antara
pemanufaktur dengan pembelinya (buyer). Pekerjaan merchandising dikerjakan oleh seorang
merchandiser. Departemen Merchandising berkewajiban untuk menghubungkan dan
melakukan koordinasi dengansemua departemen yang ada di sebuah industri fesyen (cutting,
produksi, paking, pengendali mutu, retail shop dsb.) demi tercapainya tujuan akhir
pembuatan produk serta menjaga hubungan baikdengan pembeli. Atau dengan kata lain
merchandiser bertugas untuk mewujudkan sebuah model / style apparel dari bentuk disain
hingga produk sampai ke retail ataupun ke tangan konsumennya. Sedangkan Follow Up
berfungsi sebagai “jembatan” penghubung antara merchandiser atau marketing dengan unit
produksi. Namun seringkali pengertian Merchandiser dengan Follow Up dirancukan sama.
Politeknik STTT Bandung merupakan perguruan tinggi yang mendalami ilmu mengenai
tekstil dan mencetak ahli-ahli tekstil. Mahasiswa jurusan Produksi Garmen dituntut untuk
dapat menguasai bagaimana mekanisme merchandising dalam industri garmen. Salah satu
aspek yang harus dikuasai adalah garment measurement.

1.2. Tujuan Pengujian

Tujuan dari pengujian ini yaitu agar peneliti mampu menerapkan kaidah-kaidah mengukur
produk garmen yang baik dan tepat yang berpengaruh pada keakuratan data dan
mengefisienkan waktu pengukuran secara optimal. Selain itu juga, melalui pengujian ini,
diharapkan penguji dapat melakukan perhitungan yang mendukung kesesuaian produk jadi
garmen terhadap data size specification yang didapatkan.
1.3. Dasar Teori
1.3.1. Pengukuran dan Size Specification

Pengertian pengukuran (measurement) menurut Ign. Masidjo (1995:14) pengukuran adalah


suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan – aturan tertentu sehingga
kuantitas yang diperoleh benar – benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.

Pakaian (garmen) dibuat baik dalam jumlah sedikit ataupun banyak yang tentunya
berdasarkan ukuran. Ukuran pakaian menadi acuan dalam perencanaan pembuatan, proses
produksi, dan sekaligus menjadi target standar akhir produk. Sesuai tidaknya garmen yang
telah dibuat dan bias tidaknya garmen tersebut dipakai akan tegantung pada sesuai atau
tidaknya garmen tersebut dengan ukuran yang diminta. Dalam mendapatkan ukuran tersebut
maka dilakukan pengukuran gamen (garment measurement).

Pengukuran pada garmen yaitu proses untuk mengetahui besaran dimensi bagian tertentu dari
produk garmen. Pengetahuan terhadap poin yang diukur, pita ukur dan cara pengukuran yang
benar akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran yang kemudian akan menujujukan size
specification atau besaran angka yang menunjukkan dimensi atau ukuran bagian – bagian
garmen.

Penentuan pada besaran angka ditentukan oleh beberapa hal baik yang berhubungan dengan
proporsi bagian tubuh tertentu dari pemakai ataupun standar yang ditetapkan. Hal utama dari
penentuan size specification adalah terciptanya kenyaman pemakai dari garmen tersebut bagi
konsumennya.

Dalam size specification dikenal pula istilah grading yang berarti pergeseran proporsional
atas besaran dimensi baik mengecil maupun membesar tergantung pada variasi ukuran,
proporsi tubuh dan perubahan rentang ukuran garmennya.

1.3.2. Polo Shirt dan T-Shirt

Polo shirt adalah sebutan untuk kaos yang memiliki kerah. Polo Shirt ini adalah kaos dengan
bentuk T dengan kerah dan biasanya berkancing dua atau tiga buah. Nama lain Polo Shirt
adalah kaos Lacoste atau kaos Pique. Pada mulanya kaos polo ini dibuat dengan model
berlengan panjang, namun setelah era Ralph Lauren di tahun 1972 Polo Shirt lebih fleksibel
lagi namun tetap lebih rapi dibandingkan dengan T-Shirt modelnya (mulai ada Polo Shirt
yang berlengan pendek atau bahkan sleeveless), dan masuk ke dalam bagian Fashion dengan
sebutan Polo, bukan lagi kaos yang digunakan hanya untuk olahraga polo atau tenis.
Beberapa poin pengukuran yang digunakan atau membuat polo shirt diantaranya sebagai
berikut:

a) Lebar pundak (Shoulder width)
b) Lebar dada (Chest/Bush width)
c) Posisi pinggang (Waist position)
d) Lebar pinggang (Waist  width)
e) Lebar bawah (Bottom width)
f) Panjang badan (Body length)
g) Lebar lingkar lengan (Armhole width)
h) Lebar bukaan lengan (Sleeves/cuffs opening)
i) Lebar lipatan lengan (Sleeves/cuffs hemming)
j) Panjang lengan (Sleeves length)
k) Lebar leher (Neck  width)
l) Turun leher depan (Front neck drop)
m) Turun leher belakang (Back neck  drop)
n) Tinggi kerah (Collar  height)
o) Lebar kerah depan (Collar point width)
p) Tinggi lipatan bawah (Bottom  hemming width)
q) Tinggi bukaan samping (Sides slit/vent) 
r) Lebar kombinasi samping (Sides width)     

T-Shirt atau bisa disebut juga dengan kaos oblong adalah jenis pakaian yang menutupi
sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. T-Shirt biasanya tidak memiliki kancing,
kerah, ataupun saku. Biasanya T-Shirt berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang
siku), dan berleher bundar dengan adanya rib.

Beberapa poin pengukuran yang digunakan dalam pembuatan T-shirt seperti berikut :

a) Lebar pundak (Full shoulder  width)
b) Lebar dada (Chest/bush  width)
c) Lebar bawah (Bottom width)
d) Panjang badan (Body length)
e) Lebar lingkar lengan (Armhole width)
f) Lebar bukaan lengan (Sleeves/cuffs opening)
g) Lebar lipatan lengan (Sleeves/cuffs hemming)
h) Panjang lengan (Sleeves length)
i) Lebar leher (Neck  width)
j) Turun leher depan (Front neck drop)
k) Turun leher belakang (Back neck  drop)
l) Tinggi rib leher (Neck rib  height)
m) Lebar lipatan bawah (Bottom  hemming width) 
BAB II

METODA PENGUJIAN

2.1. Alat dan Bahan yang digunakan


a) Meteran dengan satuan cm dan inci
b) Alat tulis
c) Polo shirt (sampel)
d) T-shirt (sampel)

2.2. Langkah Pengujian


a) Mengkondisikan sampel uji dalam keadaan yang baik tanpa kerutan atau kusut,
supaya pengukuran dapat dilakukan secara optimal
b) Meletakkan sampel pada bidang datar dengan posisi yang memudahkan penguji untuk
melakukan pengukuran
c) Lakukan pengukuran dengan posisi berdiri  
d) Letakkan posisi 0 (nol) pita ukuran disebelah kiri  
e) Ujung kepala pita ukuran diposisikan sejajar dengan bagian awal dari bagian yang
akan diambil ukurannya
f) Biarkan pita ukuran bergerak bebas diantara jari sampai ke ujung bagian yang akan 
diambil ukurannya  
g) Jepit dan tegangkan bagian yang akan diambil ukurannya dengan jari telunjuk dan jari
tengah
h) Tegangkan bagian garmen / fesyen yang diukur dengan jari tengah sekiranya bagian 
yang akan diukur berbentuk lingkaran
i) Tekan bagian pita ukuran dengan ibu jari untuk melakukan pembacaan nilai hasil
pengukuran
j) Baca ukuran yang ditunjukkan garis ukuran dengan posisi mata tegak lurus pita
ukuran.
k) Posisi pita ukuran harus tetap berada di depan pengukur dengan posisi horizontal.
Putarkan garmen yang diukur sesuai keperluan pengambilan ukuran bagian tertentu.
l) Ambil ukuran-ukuran sesuai dengan pola dan posisi garme ketika dikenakan.
Tabel-1 Data Hasil Pengukuran Polo Shirt

3.1.
Measurement Points 8 grd tol 10 grd tol 12 grd tol 14 grd tol 16 grd tol 18 grd tol 20
A. Shoulder Spread 37.5 0,5 0,25 38 0 0 38 0,5 0,25 38,5 0 0 38,5 0,5 0,25 39 0 0 39
B. Half Shoulder (Center Back) 18,5 0,5 0,25 19 0 0 19 0,5 0,25 19,5 0 0 19,5 0,5 0,25 20 0 0 20
C. Shoulder 11 1 0,5 12 0 0 12 1 0,5 13 0 0 13 1 0,5 14 0 0 14
3.1.1. Polo Shirt
D. Chest Width 42 2 1 44 2 1 46 2 1 48 2 1 50 2 1 52 2 1 54
E. Chest Width (1" below) 41 2 1 43 2 1 45 2 1 47 2 1 49 2 1 51 2 1 53
F. Bottom Width 41,5 2 1 43,5 2 1 45,5 2 1 47,5 2 1 49,5 2 1 51,5 2 1 53,5
G. Armhole Width (Curved) 22 0,5 0,25 22,5 0,5 0,25 23 0,5 0,25 23,5 0,5 0,25 24 0,5 0,25 24,5 0,5 0,25 25
H. Armhole Width (Straight) 21 0,5 0,25 21,5 0,5 0,25 22 0,5 0,25 22,5 0,5 0,25 23 0,5 0,25 23,5 0,5 0,25 24
Data Hasil Pengukuran

I. Upper Arm Width 18 1 0,5 19 1 0,5 20 1 0,5 21 1 0,5 22 1 0,5 23 1 0,5 24


J. Sleeves Length (Center Back) 39 1 0,5 40 0 0 40 1 0,5 41 0 0 41 1 0,5 42 0 0 42
K. Sleeves Length (High Point Shoulder) 31,5 1,5 0,75 33 0 0 33 1,5 0,75 34,5 0 0 34,5 1,5 0,75 36 0 0 36
L. Sleeves Length (Low Point Shoulder) 20,5 0,5 0,25 21 0 0 21 0,5 0,25 21,5 0 0 21,5 0,5 0,25 22 0 0 22
M. Cuffs Opening Width 16 -2 1 14 2 1 16 2 1 18 2 1 20 2 1 22 2 1 24
N. Body Length (High Point Shoulder) 57 2 1 59 2 1 61 2 1 63 2 1 65 2 1 67 2 1 69
BAB III

O. Body Length (Center Back) 56 2 1 58 2 1 60 2 1 62 2 1 64 2 1 66 2 1 68


P. Neck Width 15 1 0,5 16 0 0 16 1 0,5 17 0 0 17 1 0,5 18 0 0 18
Q. Neckdrop Front 5 1 0,5 6 0 0 6 1 0,5 7 0 0 7 1 0,5 8 0 0 8
R. Neckdrop Back 0.5 0 0 0,5 0 0 0,5 0 0 0,5 0 0 0,5 0 0 0,5 0 0 0,5
S. Placket Length (Include Box) 13 0 0 13 0 0 13 0 0 13 0 0 13 0 0 13 0 0 13
DATA DAN HASIL PENGUJIAN

T. Placket Length (Exclude Box) 12 0 0 12 0 0 12 0 0 12 0 0 12 0 0 12 0 0 12


U.Placket Width 3 0 0 3 0 0 3 0 0 3 0 0 3 0 0 3 0 0 3
V. Box Height 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
W.Collar Weight 7 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0 0 7
X. Collar Point 6.5 0 0 6.5 0 0 6,5 0 0 6,5 0 0 6,5 0 0 6,5 0 0 6,5
Y. Cuff Rib Width 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2
Z. Bottom Hemming Width 2 0,5 0,25 2,5 0 0 2,5 0,5 0,25 3 0 0 3 0,5 0,25 3,5 0 0 3,5
Aa. Slide Sit 4.5 0,5 0,25 5 0 0 5 0,5 0,25 5,5 0,5 0,25 5,5 0,5 0,25 6 0,5 0,25 6
Tabel-2 Data Hasil Pengukuran Shirt

Measurement Points S grd tol M grd tol L grd tol XL grd tol
A. Shoulder Spread 41 1 0,5 42 0 0 42 1 0,5 43 0 0
3.1.2. T-shirt

B. Half Shoulder (Center Back) 20,5 0,5 0,25 21 0 0 21 0,5 0,25 21,5 0 0
C. Shoulder 10,5 0,5 0,25 11 0 0 11 0,5 0,25 11,5 0 0
D. Chest Width 50 0,5 0,25 50,5 0,5 0,25 51 0,5 0,25 51,5 0,5 0,25
E. Chest Width (1" below) 48,5 0,5 0,25 49 0,5 0,25 49,5 0,5 0,25 50 0,5 0,25
F. Bottom Width 50 0,5 0,25 50,5 0,5 0,25 51 0,5 0,25 51,5 0,5 0,25
G. Armhole Width (Curved) 20,5 1,5 0,75 22 1,5 0,75 23,5 1,5 0,75 25 1,5 0,75
H. Armhole Width (Straight) 19,5 1,5 0,75 21 1,5 0,75 22,5 1,5 0,75 24 1,5 0,75
I. Upper Arm Width 15,5 1,5 0,75 17 1,5 0,75 18,5 1,5 0,75 20 1,5 0,75
J. Sleeves Length (Center Back) 35 0,5 0,25 35,5 0 0 35,5 0,5 0,25 36 0 0
K. Sleeves Length (High Point Shoulder) 24,5 1 0,5 25,5 0 0 25,5 1 0,5 26,5
L. Sleeves Length (Low Point Shoulder) 13,5 1 0,5 14,5 0 0 14,5 1 0,5 15,5 0 0
M. Cuffs Opening Width 15 1 0,5 16 1 0,5 17 1 0,5 18 1 0,5
N. Body Length (High Point Shoulder) 62 1 0,5 63 1 0,5 64 1 0,5 65 1 0,5
O. Body Length (Center Back) 60 1 0,5 61 1 0,5 62 1 0,5 63 1 0,5
P. Neck Width 19,5 0,5 0,25 20 0 0 20 0,5 0,25 20,5 0 0
Q. Neckdrop Front 10,5 0 0 10,5 0,5 0,25 11 0 0 11 0,5 0,25
R. Neckdrop Back 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0
S. Placket Length (Include Box)
T. Placket Length (Exclude Box)
U.Placket Width
V. Box Height
W.Collar Weight
X. Collar Point
Y. Cuff Rib Width
Z. Bottom Hemming Width 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0
Aa. Slide Sit
Ab. Neck Rib 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
3.2. Analisa Perhitungan
3.2.1. Polo Shirt

Tabel-3 Data Hasil Analisa Perhitungan Polo Shirt

Size 8 Hasil Ukur Notasi Hasil Perhitungan


Resume
(1.) SHOULDER WIDTH
A=Bx2 37,5 = 18.5 x 2 OK
A = 2C + P 37 ≠ (2x 11 ) + 15 0,5
B = C + 1/2 P 18,5 = 11+ 15/2 OK

(2.) SLEEVES LENGTH


J = K + 1/2 P 39 = 31.5 + 15/2 OK
J=L+B 39 = 18.5 + 18.5 OK
J = L + 1/2 A 39 = 18.5 + 37.5/2 OK

(3.) BODY LENGTH


N=O+R 56,5 ≠ 56 + 0.5 0.5

(4.) NECKWIDTH
P = 2 x (B - C) 15 = 2 x (18.5 - 11) OK

(5.) PLACKET LENGTH


S = T +V 13 = 12 + 1 OK

(6.) CHEST WIDTH


D VS E 42 > 41 OK

(7.) ARMHOLE, UAW


G VS H 22 > 21 OK
G VS I 22 > 18 OK
H VS I 21 > 18 OK

(8.) COLLAR
W VS X 7 > 6,5 OK
3.2.2. T-shirt

Tabel-4 Data Hasil Analisa Perhitungan T-Shirt

Size M Hasil Ukur Notasi Hasil Perhitungan Resume


(1.) SHOULDER WIDTH
A=Bx2 42 = 21 x 2 OK
A = 2C + P 42 = (2x 11 ) + 20 OK
B = C + 1/2 P 21 = 11+ 20/2 OK

(2.) SLEEVES LENGTH


J = K + 1/2 P 35,5 = 25.5 + 20/2 OK
J=L+B 35,5 = 14.5 + 21 OK
J = L + 1/2 A 35,5 = 14.5 + 21 OK

(3.) BODY LENGTH


N=O+R 63 = 61 +2 OK

(4.) NECKWIDTH
P = 2 x (B - C) 20 = 2 x (21 - 11) OK

(5.) PLACKET LENGTH


S = T +V - - - -

(6.) CHEST WIDTH


D VS E 50,5 > 49 OK

(7.) ARMHOLE, UAW


G VS H 22 > 21 OK
G VS I 22 > 17 OK
H VS I 21 > 17 OK
Tabel-4 Data Hasil Analisa Perhitungan Lanjutan Data T-shirt

  Size L   Hasil Ukur Notasi Hasil Perhitungan Resume


(1.) SHOULDER WIDTH          
A=Bx2 42 = 21 x 2 OK
A = 2C + P 42 = (2x 11 ) + 20 OK
B = C + 1/2 P 18,5 = 11+ 20/2 OK
           
(2.) SLEEVES LENGTH          
J = K + 1/2 P 35,5 = 25.5 + 20/2 OK
J=L+B 35,5 = 14.5 + 21 OK
J = L + 1/2 A 35,5 = 14.5 + 21 OK
           
(3.) BODY LENGTH          
N=O+R 64 = 62 + 2 OK
           
(4.) NECKWIDTH          
P = 2 x (B - C) 20 = 2 x (21- 11) OK
         
(5.) PLACKET LENGTH        
S = T +V   - - - -
         
(6.) CHEST WIDTH          
D VS E 51 > 49 OK
           
(7.) ARMHOLE, UAW        
G VS H 23,5 > 22,5 OK
G VS I 23,5 > 18,5 OK
H VS I 22,5 > 18,5 OK
         
         
         
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Diskusi
1. Polo Shirt
a. A ≠ 2C + P

A = 2C + P 37 ≠ (2x 11 ) + 15 0,5

Saat proses pengukuran dilakukan, diketahui bahwa perbandingan ukuran yang


didapat tidak sama karena pada beberapa bagian pengukuran dilakukan dengan
posisi miring seperti lebar bahu dan posisi lurus. Perbedaan posisi pengukuran
tersebut mempengaruhi hasil pengukuran dan menyebabkan selisih sebesar 0,5
lebih kecil dibandingkan ukuran yang seharusnya yaitu 37,5.

b. N ≠ O+R

N=O+R 56,5 ≠ 56 + 0.5 0.5

Saat proses pengukuran dilakukan, diketahui bahwa hasil Body Length (HPS) ≠
Body Length (CB) + Neck Drop Back. Hasil pengukuran ditemukan bahwa ukuran
yang didapat 0,5 lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Hasil yang tidak sesuai
ini dapat disebabkan karena adanya kesalahan saat proses pengukuran seperti
penempatan ujung pita ukur (titik 0) tidak pas pada titik yang ditentukan atau
permukaan pakaian tidak rata yang memungkinkan adanya bagian tertentu yang
terlipat sehingga mempengaruhi ukuran pakaian itu sendiri.

2. T-shirt

Kedua size T-shirt yaitu M dan L yang diuji, per bagian ukurannya sama sekali
tidak mengalami perbedaan selisih ukuran antara metode yang langsung diukur
menggunakan pita ukur maupun rumus pembuktian, artinya pengukuran bisa
dibilang sudah akurat. Kedua size T-shirt yaitu M dan L yang diuji, ini
merupakan ukuran body-fit khusus wanita, karena setelah data size diketahui,
ternyata ukuran-ukurannya lebih kecil dibandingkan T-shirt garmen unisex pada
umumnya.
4.2. Evaluasi

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap sampel garmen size 8, diketahui
bahwa terdapat beberapa bagian yang yang memiliki ukuran tidak sama sehingga
menimbulkan cacat, seperti perbedaan panjang lengan bagian kanan dan bagian kiri serta
bentuk plaket yang tidak simetris antara sisi kanan dan sisi kiri. Perbedaan ukuran dan
bentuk yang tidak simetris mempengaruhi hasil pengukuran sampel.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pengukuran adalah proses untuk mengetahui besaran dimensi bagian tertentu dari
produk. Pengetahuan akan poin yang diukur, pita ukur, dan cara pegukuran yang benar akan
berpengaruh pada hasil ukurnya.
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan pada polo shirt dan T-shirt, kami
dapati bahwa keduanya mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya adalah komponen
ukuran pada polo shirt lebih banyak dibanding pada T-shirt karena pada polo shirt terdapat
kerah, plaket, dan slide sit, sedangkan pada T-Shirt hanya rib leher dan tidak ada slide sit.
Size specification (Spec) adalah besaran angka yang menunjukkan dimensi atau
ukuran bagian-bagian dari garmen / fesyen secara spesifik. Polo shirt yang kami amati adalah
ukuran 8, 10, dan 12 dimana terdapat perubahan ukuran seiring bertambahnya size.
Sedangkan untuk T-shirt yang kami amati adalah ukuran M dan L.
Penentuan besaran angka ditentukan oleh beberapa hal baik yang berhubungan
dengan proporsi bagian tubuh tertentu dari pemakai ataupun standar yang ditetapkan. Namun
apapun dasar pertimbangan penetapan angka-angka tersebut, hal utama dari penentuan size
specification adalah terciptanya kenyamanan pakai (fitting) dari garmen / fesyen tersebut bagi
konsumennya.
Dalam spec. dikenal istilah grading yang berarti pergeseran proporsional atas besaran
dimensi baik mengecil ataupun membesar tergabtung pada variasi ukuran, proporsi tubuh dan
perubahan size range garmen / fesyen-nya. Untuk toleransi kami mengambil setengah dari
grading.
LAMPIRAN

Gambar 1. Perbedaan panjang lengan pada polo shirt

a) posisi lengan telah diletakkan sedemikian rupa sejajar,

b) perbedaan panjang lengan ketika posisi lengan diluruskan.

Gambar 2. Bentuk Plaket yang tidak simetris

Anda mungkin juga menyukai