Anda di halaman 1dari 64

Cara membuat pola dasar baju wanita

Di jaman sekarang ini kebutuhan akan fashion sangat meningkat tajam, apalagi untuk baju
wanita. Model dan desainnya selalu berganti setiap waktu.
Untuk pecah polanya pun harus lebih berhati-hati untuk membuat baju wanita.
Sebelum kita membuat polanya kita harus mengukur dengan lebih detail untuk badan model
yang akan kita pakai.
Cara mengukur Badan :
* Sediakan metline (pita ukur), 2 atau tiga tali untuk di gunakan mengikat( menentukan mana
pinggang dan pinggul), pensil dan kertas
* Sebelum mulai mengukur ikat bagian pingang dan pinggul dengan tali yang sudah disediakan.
1. Mengukur Lingkar dada/badan
Ukur melingkar melewati dada terbesar melingkar ke punggung lewat pertengahan dada
dalam posisi pas kemudian di tambahkan 4cm atau di tambahkan 4 jari saat mengukur.
2. Mengukur leher
Mengukurnya dari leher terbesar di mulai dari lekuk leher melingkar ke belakang melewati
tulang leher kembali ke depan di lekuk leher di longgarin 1 cm
3. Mengukur lebar bahu
Diukur dari bahu paling tinggi hingga bahu terendah sampai di batas tulang.
4. Mengukur Tinggi dada
Diukur dari lekuk leher hingga ke pertengahan dada ( jarak dadanya di ukur dari dada kiri ke
dada kanan)
5. Mengukur Lebar Dada
Dimulai dari pangkal lengan kiri sampai kanan ( lipatan ketiak ) bagian depan
6. Mengukur panjang punggung
Mengukurnya dari tulang kuduk/leher turun sampai batas ikat pinggang bagian belakang.
7. Mengukur Lingkar Pinggang
Di ukur dari pinggang terkecil ( biasanya dari pusar) melingkar di tambahkan satu jari untuk
kelonggaran.
8. Mengukur Lebar Punggung

Dimulai dari pangkal lengan kiri sampai kanan ( lipatan ketiak ) bagian belakang.
9. Mengukur Tinggi Panggul
Diukur dari samping mulai dari pinggang ke panggul terbesar.
10. Mengukur Lingkar Panggul
Melingkari panggul terbesar di batas tinggi panggulnya di tambah 4 jari atau di tambah 4cm.
11. Mengukur Kerung lengan
Di ukur melingkari lengan terbesar lewat pertengahan bahu dan beri kelonggaran 3cm atau
dengan batas garisan
Setelah kita pelajari di bagian atas tadi baru kita bisa mengukur badan model kita :) ambil saja
saudara atau teman kita untuk sebagai obyek ukurnya.
Anggap saja untuk data yang kita peroleh sebagai berikut :
- Lingkar badan
: 84 cm
- Lingkar Pinggang : 64 cm
- Panjang Muka
: 33 cm
- Panjang Punggung : 37 cm
- Panjang Sisi
: 17 cm
- Panjang Bahu
: 12 cm
- Lebar Muka
: 32 cm
- Lebar PUnggung
: 34 cm
- Ling. ker.lengan
: 44 cm
- Panjang Lengan
: 25 cm
- Besar Ujung Leng : 32 cm
Bagian Muka :

A-B = (1/16 x ling.badan) + 2


= (1/16 x 84 ) + 2
= 7.5 cm
B-C = 3-5 cm
B-D = Panjang Muka = 33 cm
A-E = (1/16 x ling.badan) + 1
= (1/16 x 84 ) + 1
= 6.25 cm

C-C'= 1/2 x lebar Muka


= 1/2 x 32
= 16 cm
A-F = D-G = (1/4 x ling.badan) + 1
= (1/4 x 84) + 1
= 22 cm
A-D = F-G
D-H = (1/10 x ling.ping) + 1
= (1/10 x 64) + 1
= 7.4 cm
H-I = Lebar Kupnat = 3cm
F-Y = 1/20 x ling.badan
= 1/20 x 84
= 4.2 cm
Hubungkan E-Y
E-K = Panjang Bahu = 12 cm
E-L = 1/2 (E-K) - 1 = 5 cm
Hubungkan L - H
I-O = ( 1/4 x ling.ping) + 1 - (D-H)
= 16 + 1 - 7.5
= 9.5 cm
O-P = (D-H) + (I-O) = 1/4 x Ling.ping + 1 = 17 cm
H-M = Panjang Sisi - 4
= 17- 4 = 13 cm
o-p = Panjang sisi
Dari K melewati C' menuju titik P ( titik maju 2cm)
Bagian belakang :

A-B = 1 cm
B-C = 8-10cm
B-D = Panjang punggung = 37 cm
c-c'= 1/2 x lebar. pung
= 1/2 x 34 = 17 cm
A-E = ( 1/16 x ling.badan) + 1
= ( 1/16 x 84) + 1 = 6.25 cm

A-F = D-G = (1/4 x ling.badan)-1


= (1/4 x 84 ) - 1
= 20 cm
Hubungkan F dengan G
Kupnat F- Y = (1/20 x ling.badan)
= (1/20 x 84) = 4.2 cm
E-K = Panjang Bahu
D-H = 1/10 x ling.ping = 6.4 cm
H-I = 3 cm
Pertengahan HI tarik garis ke atas sepanjang sisi (-2) dikurangi 2 terdapat titik M HMI =
kupnat
I-O ={ (1/4 x ling.ping)-1}-(D-H)
= 16-1-6.5 = 8.5 cm
Pola lengan Dasar

A-B = ( 1/4 x ling.ker.leng) + 1


= (1/4 x 44) + 1
= 12 cm

B-C = B-D = 1/2 x ling.ker.leng


= 22 cm
BE = Panjang Lengan
EF = EG = 1/2 x bbesar ujung lengan
= 1/2 x 32 = 16 cm
B-D =di bagi 4 B-c = di bagi 3
D1 = 1cm masuk
D2 = 1.5cm keluar
B1 = 1.5cm keluar
Untuk example kita ambil ukuran S saja
Lingkar pinggang = 64 cm
Tinggi Panggul = 17 cm
Lingkar panggul = 88 ccm
Panjang Rok
= 58 cm
Pola Dasar Rok Bagian Depan :

Dari titik A ke B 2 cm
B ke C 17 cm
B ke D 58 cm
C-F = D ke G 23 cm
G ke H keluar 3 cm
Hubungkan B dengan E sesuai paham gambar ( menyerupai bentuk pinggang)
E-I = B-D = panjang rok
Hubungkan I dengan D A-E = (1/4 x Ling.ping) + 1 + 3
= (1/4 x 64) + 1 + 3
= 20 cm

C-F = (1/4 x Ling.Panggul) + 1


= (1/4 x 88) + 1 = 23 cm
B-Y = (1/10 x ling.ping ) + 1
= (1/10 x 64 ) + 1 = 7.4 cm
Y-K = 3 cm ( sesuai dengan penambahan)
YLK = Garis Kupnat
Pola Dasar Rok Bagian Belakang :

Dari titik A ke B Turun 1.5 cm


B ke C Turun 17 cm

B ke D Turun 58 cm
A ke E = (1/4 x Ling ping) - 1 + 3
= (1/4 x 64) - 1 + 3
= 18 cm
C ke F = (1/4 x ling pang) - 1
= (1/4 x 88 ) - 1
= 21 cm
D ke G = C ke F
G ke H keluar 3 cm
E-I = B-D = Panjang Rok
B-Y = (1/10 x ling.ping)
= 6.4 cm
(sekar/Carapedia)

Senin, 04 Juni 2012


Cara Menjahit Pakaian

Memiliki ketrampilan menjahit merupakan sebuah anugrah. Karena selain bisa membuat aneka
ragam pakaian sendiri juga bisa memperoleh penghasilan dari ketrampilan yang satu ini.
Berikut

ini

adalah

tahapan

cara

menjahit

pakaian:

#
Mengukur
Langkah pertama dalam menjahit pakaian adalah mengukur. Berikut ini adalah bagian-bagian yang
harus

diukur

untuk

menjahit

pakaian:

# Menggambar pola

Bagian ukuran yang diperlukan :

Lingkar badan

Lingkar leher

Lingkar pinggang

Lebar bahu

Panjang dada

Lebar dada

Panjang punggung

Lebar Punggung

Panjang sisi

Tinggi puncak

Jarak payudara

# Memotong Pola

Cara memotong pola adalah sebagai berikut:

Letakkan pola badan depan pada lipatan kain

Letakkan pola badan belakang dan lengan pada sisi kain yang lain

Gunting bahan tepat pada pola (tidak usah diberi kelebihan ukuran)

#Menjahit
Berikut ini adalah metode dan cara menjahit:

POLA DASAR BAJU WANITA DEWASA


SISTEM SEDERHANA

SKALA 1/4
Bagi anda yang ingin belajar untuk menjahit baju sendiri dan tidak punya waktu
untuk mengikuti kursus menjahit, maka berikut ini adalah langkah-langkah untuk
menggambar pola dasar pakaian wanita sistem sederhana yang dapat anda
gunakan. Untuk para pemula dalam bidang jahit menjahit sistem membuat pola
dasar sederhana ini akan memudahkan anda dalam mempelajari langkah demi
langkah pembuatannya.
Gambar dibawah ini menggunakan ukuran badan saya, sementara jika ukuran
badan anda lebih besar atau lebih kecil dari ini maka anda tinggal menyesuaikan
sesuai ukuran badan anda.

UKURAN:
1. LingkarLeher=36cm
2. LingkarBadan=88cm
3. Lingkarpinggang=60cm
4. PanjangMuka=30cm
5. LebarMuka=31cm
6. TinggiDada=14cm
7. PanjangSisi=17cm
8. PanjangBahu=12cm
9. LebarPunggung=33cm
10.PanjangPunggung=36cm
11.JarakDada=17cm

KETERANGAN POLA BADAN MUKA:


A B = 1/6 Lingkar leher + 2 cm
B C = Panjang Muka
C D = A E = Lingkar badan + 1cm
A A1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm
A1 A2 = Panjang bahu
A2 A3 = turun 4 cm
B B1 = 5 cm
B1 B2 = Lebar muka
C C1 = Lingkar pinggang + 1 + 3 cm
C C2 =1/10 Lingkar pinggang + 1 cm
C2 CC3 = 3 cm
C1 C4 = naik 1,5 cm
C4 K = Panjang sisi
C M = Tinggi dada
M O = Jarak dada

KETERANGAN POLA BADAN BELAKANG:


A B = 1,5 2 cm
B C = Panjang punggung
C D = A E = Lingkar badan 1 cm
A A 1 = 1/6 Lingkar leher + 0,5 cm
A1 A2 = Panjang bahu
A2 A3 = Turun 3 cm
B B1 = 10 cm
B1 B2 = Lebar punggung
C C1 = Lingkar pinggang 1cm+3cm
C C2 =1/10 Lingkar pinggang
C2 C3 = 3 cm
C1 K =Panjang sisi

TIPS BAGI YANG MALAS MEMBUAT POLA :


Dan jika dengan sistem sederhana anda masih juga males untuk membuat pola
dasar baju sendiri, maka berikut trik yang bisa gunakan :

Carilah baju anda yang sudah tidak terpakai lagi tapi masih pas dibadan,
mungkin baju ini tidak anda pakai lagi karena terkena noda atau warnanya
yang sudah pudar

Ambil silet dan bukalah jahitannya, tapi jangan semuanya melainkan hanya
separuh saja, ya separuh bagian muka dan separuh bagian belakang, satu
lengan dan kerah. Sedangkan separuh bagian yang lain biarkan masih
terjahit seperti aslinya, gunanya adalah untuk referensi kita pada saat kita
menjahit pakian yang baru. Jika kita mengalami kebingungan bagian-bagian
mana yang harus kita jahit serta bagaimana cara menjahit sakunya atau
lengannya, tinggal kita lihat deh.

Seterika potongan potongan kain yang sudah terlepas jahitannya tadi sampai
bagian bekas jahitan rata dan rapi.

Tempelkan potongan kain yang sudah diseterika rapi diatas kertas koran dan
gambarlah koran tadi mengikuti pinggir potongan kain dengan spidol. Nah
Jadi deh pola baju yang sudah siap untuk kita gunakan.

MEMOTONG KAIN POLA DASAR KEMEJA


Pada prinsipnya, hasil potongan kain harus rapi menurut pola pakaian yang telah
dibuat.
Caranya dengan melekatkan kertas pola tersebut diatas kain yang akan dipotong
dan posisi pola tidak bergeser-geser tempatnya.

Ada beberapa cara yang lazim dilakukan, antara lain:

Melekatkan kertas pola pakaian diatas kain yang akan dipotong menggunakan
jarum-jarum pentul di beberapa titik tertentu yang rawan bergeser ketika proses
pengguntingan.

Melekatkan kertas pola pakaian diatas kain yang akan dipotong dengan menindih/
meletakkan benda kecil dan berat diatasnya, misalnya bahan dari besi atau logam
lain.

Dan cara-cara lain untuk menjaga agar posisi kertas pola tidak bergeser ketika
dilakukan proses pengguntingan kain.

Memotong kain bahan baju


Lipat kain yang akan dipotong sehingga menjadi dua lembar tumpukan kain yang
saling berhadapan, bagian kain yang halus ada didalam lipatan tersebut. Letakkan
kertas pola tersebut diatas kain yang akan dipotong pada posisi yang tepat, yaitu:

Pola dasar belakang, posisi tengah lingkar leher belakang ke bawah diletakkan tepat
pada garis lipatan kain, sehingga setelah dipotong dan digelar akan menjadi pola
baju bagian belakang yang utuh, yaitu sisi kiri dan sisi kanan gandeng jadi satu
lembaran kain pola belakang.

Pola dasar depan pada posisi tengah lingkar leher depan kebawah diletakkan di atas
kain rangkap dua saling berhadapan. Letaknya pada ujung kain lipatan kain yang
terbuka, sehingga setelah dipotong akan diperoleh sepasang pola baju bagian
depan, masing-masing untuk sisi kiri dan kanan. Hati-hati, jangan sampai kembar
kiri semua atau kembar kanan semua, muka kain harus berhadapan.

Ketika memotong kain harus diperhitungkan tempat untuk jahitan sekitar 1 cm


diluar gambar pola (ukuran pola di kain yang telah dipotong lebih besar dibanding
ukuran pola yang di kertas).
Ketika memotong kain juga harus diperhitungkan cadangan tambahan lebar untuk
lipatan tepi depan, yaitu tempat untuk memasang kancing baju.

Coba perhatikan dengan teliti untuk pemehaman gambar pola ,dan gambar pola diatas
ialah pola kerah jadi ,
dan langsung dilipat ,karena kain untuk kerahnya juga tidak dipotong
Beda halnya dengan gambar pola yang dibawah ini
perhatikan juga dengan teliti

CARA MEMBUAT KERAH SAMBUNG


antara Krah atas dan kaki krah terpisah pemotongannya
baik kain keras atau kain pakaiannya,dan untuk pemahaman gambar diatas ,
kain keras yang ada Lem nya sudah ditempelkan

Pemasangan Kerah Pada Busana

Pemasangan Kerah
Kerah merupakan salah satu penyelesaian pinggir pakaian yang dipasangkan pada
leher. Kerah mempunyai bermacam-macam bentuk, desain dan ukuran. Dari
berbagai bentuk desain kerah akan memberikan kesan atau nilai tersendiri bagi si
pemakai. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik pemasangan kerah .
Pemasangan Kerah Memakai Lajur atau Serip
Pemilihan bentuk kerah haruslah disesuaikan dengan bentuk muka, bentuk leher,
dan bentuk tubuh seseorang seperti, seorang mempunyai leher pendek dan gemuk
tidak cocok memakai kerah berdiri, akan tetapi orang ini akan kelihatan menarik
dan cantik dengan style kerah yang dilipatkan keluar, dan pada lehernya
diturunkan, seperti kemeja yang kancingnya tidak dipasangkan pada penegak
kerah. Setiap jenis kerah mempunyai bagian-bagian seperti bagian kerah atas dan
bagian kerah bawah juga memakai pelapis kerah. Pelapis kerah sekarang ini banyak
pula jenis dan macamnya. Dalam pemilihan pelapis yang harus diperhatikan adalah
bentuk (jenis) kerah, asal bahan seperti untuk kerah jas, pelapis yang baik dipakai
adalah pelapis yang tebal seperti pelapis bulu kuda, dan jika untuk kerah rebah
(kerah baby) cukup dengan pelapis resin (staflek).
Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, pelapis kerah pada umumnya sudah
memakai lem yaitu salah satu permukaannya memakai resin thermo plastik, yang
dapat menempel pada bahan busana dengan cara memberi pemanasan dan
tekanan beberapa waktu seperti dengan sterika prees atau mesin prees yang
disebut juga fusing. Teknik memotong pelapis kerah adalah sebatas pola (sama
dengan ukuran pola kerah) berarti tidak termasuk tiras, dan dijahit dibatas pelapis
dan ada juga yang sama dengan lembaran kerah dan pelapis. Pemasangan pelapis
dengan cara menempelkan pelapis yang memakai lem pada bagian buruk bahan
kerah dengan tepat kemudian di press dengan mesin press atau seterika press.
Kerah yang dipasang dengan memakai lajur atau serip adalah kerah rebah, kerah
mandarin, kerah matros (kelasi).

1) Kerah Rebah ( Kerah terletak)


Kerah rebah disebut juga kerah baby karena kerah ini banyak dipakai untuk busana
bayi, busana anak-anak, dan busana wanita. Teknik menjahit kerah rebah adalah
sama untuk semua jenis, tetapi bentuknya saja yang berbeda antara kerah rebah,
kerah palerin dan kerah matros. Teknik menjahitnya sama yaitu:
a) Kerah digunting sesuai pola ditambah kampuh 1 cm
b) Agar bentuknya bagus diberi pelapis vislin dengan ukuran sama dengan pola.
c) Dijahit dengan setikan mesin selebar kampuh kecuali pada bagian leher
d) Tirasnya digunting kecil-kecil sampai pada batas setikan dengan jarak 1 s.d 2 cm,
tujuannya agar bentuk kerah tidak kaku (menurut bentuk) lalu di press ( ketika
menggunting tiras jangan sampai tergunting benang setikan )
e) Pasangkan pada leher dengan depun (kumai serong) dengan posisi badan atau
(leher) bagian baik, kerah dan depun.
f) Lalu dijahit dengan mesin pada sekeliling lingkar leher sesuai dengan tanda pola.
g) Gunting kecil-kecil sekeliling leher dan ditindas seperti memasang depun
h) Depun atau kumai serong di somkan ke badan
2) Pemasangan kerah dengan sesama kerah
Teknik menjahit kerah sesama kerah antara lain adalah kerah kemeja, dan kerah
bord (kerah sanghai). Untuk kerah ini selalu menggunakan pelapis kerah untuk
menguatkan dan membantu memperindah bentuk kerah.
Kerah kemeja adalah kombinasi dua kerah yaitu kerah bediri dan kerah setengah
berdiri. Kerah kemeja dengan penegak biasa ditemukan pada kemeja pria dan dapat
pula digunakan pada jacket dan pakaian wanita. Jenis kerah ini mempunyai dua
bahagian yaitu bahagian kerah dan bahagian penegak. Penegak bisa digunting
terpisah atau bisa sejalan dengan kerah. Penegak terpisah, pemasangan kerah pada
pakaian sama seperti kerah berdiri lainnya. Pelapis kerah di pasangkan pada kerah
bahagian bawah, tetapi apabila bahan pakaian tembus terang atau sangat tipis
pelapis kerah dapat di pasangkan pada kerah bahagian atas, untuk mencegah agar
kampuh tidak kelihatan setelah kerah selesai di jahit. Bahagian atas kerah dan
penegak boleh distik dengan mesin. Cara menjahit kerah kemeja :
a) Gunting bahagian kerah dan penegak rangkap dua dengan garis tengah belakang
pada lipatan kain. Beri tanda pola pada masing-masing bagian kerah.
b) Gunting pelapis satu rangkap, kemudian beri tanda pola. Pasangkan pelapis pada
bagian buruk kerah bagian bawah atau kerah bagian atas atas (sesuaikan dengan
jenis bahan).
c) Dempetkan bagian baik kerah dan juga pada bagian penegak atas dan kerah
bawah, dengan posisi bagian baik bahan berhadapan,semat dengan jarum pentul,
kemudian dijahit. Pada sudut-sudut kerah selipkan beberapa helai benang yang
berguna untuk membalikkan kerah. Tiras di gunting-gunting halus (agar menurut
bentuk) sebelum dibalikan.
d) Balikkan kerah kearah bagian baik kerah, kemudian tarik lambat-lambat benang
yang diselipkan pada sudut setelah ujung kerah rata dan bentuk ujung kerah sudah
sama, sebaiknya di pres untuk mendapatkan hasil yang rapi dan bagus.

e) Jika diinginkan stik mesin garis pinngiran luar kerah.


f) Dempetkan bagian baik kerah bawah pada penegak bahagian bawah. Dempetkan
penegak bagian atas pada kerah bagian atas kerah terletak antara penegak
kemudian jelujur
g) Jahit mesin sepanjang garis kampuh penegaknya. Gunting-gunting kampuhnya
seperti bentuk segitiga. Bukakan kampuh dan press pada papan kerah.
h) Lipatkan penegak kearah bawah kerah sehingga kampuh berada pada bagian
dalam kerah.
i) Pentulkan pinggir penegak atas pada garis leher kemudian jelujur.
j) Jahit dengan mesin bagian penegak yang dimulai dari garis tengah belakang,
terus ke bahagian atas penegak, terus pada garis leher dan kembali ketengah
belakang.
3) Pemasangan kerah dengan lapisan
Kerah yang pemasangannya dilapisi adalah kerah shiller, kerah jas dan kerah setali
(Shal collor). Kerah shiller (minamora) adalah kerah yang mana lapisan tengah
muka dilipatkan tanpa sambungan, bagian atasnya menjadi bagian bawah dari
kerah setelah dibalik, sama dengan kerah jas, yang membedakannya adalah : kerah
jas lapisan tengah mukanya disambungkan pada tengah muka karena ada
pembentukan sesuai model pada river bagian kerahnya.
Kerah setali (shal collor) yaitu yang dikontruksi sejalan dengan pola bagian depan,
garis luar kerah umumnya dibuat melengkung, tetapi ada juga yang dibentuk
seperti kerah jas atau seperti kerah baju pramuka, bagian belakang pada tengah
muka memakai lapisan sampai kebagian kerah dan yang tampak sebagai kerah itu
adalah lapisannya.
4) Pemasangan kerah Shiller
Kerah shiller yaitu kerah yang bagian atas dan kerah bagian bawah terdiri dari satu
potongan. Garis luar kerah pada lipatan kain dan tidak ada kampuh, tetapi
mempunyai rever dan garis patahan kerah. Cara mengerjakan:
a) Gunting kerah dengan meletakkan pinggiran luar pola kerah pada lipatan arah
panjang kain (menurut serat kain) ditambah kampuh lebih kurang 1,5 cm. Pelapis
kerah sama dengan kerah bagian bawah.
b) Pasangkan pelapis kerah pada bagian buruk kerah dengan cara di pres atau
dijahit dengan mesin.
c) Lipat dua lebar kerah dengan bagian yang dilapis berada sebelah atas kemudian
jahit mesin kampuh kedua ujung kerah.
d) Gunting miring kampuh sudut ujung kerah
e) Balikkan kerah kebagian luar dan rapikan bentuknya, kemudian dipress
f) Pentulkan kedua bahagian kerah mulai dari garis tengah belakang, bahu kiri dan
bahu kanan sampai batas tengah muka
g) Balikkan lapisan belahan pada bagian baik pakaian sehingga menutup bagian
kerah sampai garis bahu, kemudian pentul dan jelujur.
h) Gunting kampuh kerah atas pada garis bahu kiri dan kanan kemudian lipatkan

kearah kerah.
i) Jahit mesin mulai dari ujung lidah belahan kiri sampai ujung lidah belahan kanan.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan bentuk kerah, maka gunting-gunting
kampuh dengan ujung gunting, tetapi jangan sampai kena setikan.
j) Balikkan lapisan belahan kearah dalam pakaian dan rapikan bentuk sudut lidah
belahan.
k) Lipatkan garis kampuh kerah atas kearah dalam kerah mulai dari garis bahu kiri
sampai garis bahu kanan, pentul dan jelujur.
l) Jahitkan kerah bagian atas pada kampuh kerah bagian bawah dengan tusuk sum
atau jahit mesin. Jahitkan ujung lapisan belahan pada garis kampuh.
5) Pemasangan kerah setali (shall collor)
Cara mengerjakan:
a) Siapkan pola badan depan yang pada garis tengah muka sudah berbentuk/pakai
kerah
b) Gunting lapisan kerah sepanjang tengah muka.
c) Gunting pelapis (interlining) sesuai bentuk kerah dan tengah muka badan
kemudian interlining di press.
d) Pentulkan garis leher kerah bagian bawah pada garis leher belakang
e) Sambungkan garis tengah belakang kerah bagian bawah kemudian bukakan
kampuhnya
f) Jelujur garis leher kerah bahagian bawah pada garis leher belakang dari garis
bahu kiri sampai garis bahu kanan, kemudian jahit mesin
g) Gunting kedua sudut kampuh garis leher belakang
h) Sambungkan garis bahu lapisan leher belakang dengan garis bahu kerah bagian
atas terus kegaris leher
i) Lipatkan pinggir dalam pelapis belahan kearah bagian buruk kain dari pinggir
bawah bagian kiri sampai kanan blus
j) Pentulkan bagian baik kerah atas dengan bagian baik kerah bagian bawah, jelujur,
kemudian jahit mesin sepanjang garis luar kerah sampai pinggir bawah blus dan
gunting-gunting kecil/halus tirasnya
k) Arahkan kampuh leher belakang pada kerah bawah kemudian jahitkan kampuh
pada kerah bawah lebih kurang 1 mm dari sambungan garis leher
l) Balikkan kerah bagian atas kearah bagian dalam pakaian kemudian jelujur miring
garis luar kerah sampai garis belahan
m) Lipatkan garis patahan kerah dan pentul mengikuti garis lipatan
n) Lipatkan garis leher belakang kearah dalam kerah, kemudian pentulkan garis
leher belakang pada kerah bagian bawah
o) Jahitkan pinggir luar lapisan belahan pada pakaian dengan tusuk sum.

POLA LENGAN KOP


Untuk membuat pola lengan kop sangatlah mudah, pertama jiplak pola dasar
lengan, buat garis vertikal membelah lengan pas ditengah, buat gatis horisontal
kira kira sejajar dengan lengkung lingkar lengan, kemudian gunting garis vertikal
tadi sampai perpotongan dengan garis horisontal kemudian gunting kekiri dan
kekanan sampai kepinggir tapi jangan sampai putus.
Ambil kertas pola, tempelkan pola lengan tadi dengan menaikkan keatas bagian kiri
kanan lengan yang telah kita potong tadi sepanjang 5 cm dari titik tengah, buat
garis lengkung untuk menyatukan potongan yang telah kita tempel tadi. Nah pola
lengan kop sudah siap digunakan.
Kalo masih belum jelas silahkan lihat gambar dibawah ini !

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, November 21, 2011 4 komentar Link ke posting
ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
POLA LENGAN LONCENG DAN POLA LENGAN POF
Pola lengan lonceng dan pola lengan pof sebenarnya sama saja, hanya bedanya
terletak pada kerutan dibagian bawah lengan, jika dikerut akan menjadi lengan pof
sedangkan jika tidak dikerut akan menjadi lengan lonceng.
Cara menggambar polanya, jiplak pola dasar lengan, bagilah menjadi 6 bagian
sama besar, gunting garis hasil bagi tadi secara vertikal dari bagian bawah lengan
menuju bagian atas lengan tapi jangan sampai putus.
Ambil kertas pola lain, buat garis lurus vertikal, tempel bagian tengah lengan
(tempel sedikit ujung bagian atas, lalu tariklah kesamping kiri dan kanan sepanjang
2 cm dan tempel, lanjutkan pada potongan berikutnya beri jarak 4 cm dan tempel.
Setelah tertempel semua bagianya buat garis melengkung dibagian bawah lengan
untuk menyatukan semua bagiaanya. Pola lengan lonceng / pola pengan pof siap
digunakan.

Masih belum jelas? Silahkan lihat aja gambar berikut ini!

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, November 21, 2011 0 komentar Link ke posting
ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
POLA KERAH SETENGAH TEGAK MENURUT MODEL
Untuk membuat pola kerah setengah tegak menurut model seperti gambar dibawah
ini, kita tinggal menyesuaikan saja sesuai model / bentuk kerah yang kita inginkan

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, November 21, 2011 0 komentar Link ke posting
ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

Minggu, 20 November 2011


POLA KERAH SELENDANG / KERAH SHAWL
Berikut adalah cara menggambar pola kerah selendang / kerah shawl, semoga bisa
membantu teman-teman yang baru belajar menjahit, pokoknya jangan putus asa
untuk mencoba... SUKSES YA...!!!

Diposkan oleh Ana Arisanti di Minggu, November 20, 2011 2 komentar Link ke
posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
POLA KERAH REVER / KERAH BLUS WANITA
Dalam menggambar pola kerah rever / pola kerah blus wanita dibuat dua bagian,
bagian bawahnya digambar menyatu dengan pola badan bagian muka, sedangkan
pola bagian atasnya dibuat tersendiri, untuk lebih jelasnya mengenai cara
menggambar pola kerah rever silahkan simak gambar dibawah ini

Diposkan oleh Ana Arisanti di Minggu, November 20, 2011 0 komentar Link ke
posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
POLA KERAH SHANGHAI
Bagi yang belum tau caranya membuat pola Kerah Shanghai, gak usah kuatir, disini
aku mau berbagi cara menggambar pola kerah shanghai seperti yang kalian
butuhkan. Cara menggambar polanya sangat mudah, yang pertama kali harus
dilakukan adalah mengukur lingkar leher baju yang akan dibuatkan pola kerahnya
setelah ketemu dibagi dua, nah selanjutnya ikuti aja petunjuk dalam gambar
dibawah ini, selamat mencoba....semoga sukses ya...!!!!

Diposkan oleh Ana Arisanti di Minggu, November 20, 2011 0 komentar Link ke
posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
POLA KERAH KEMEJA
Kerah kemeja termasuk dalam salah satu bentuk kerah tegak, oleh karena itu dalam
membuat polanya yang dibutuhkan bukan pola badan depan dan belakan seperti
halnya pola kerah rebah, tapi yang dibutuhkan dalam membuat pola kerah kemeja
ini adalah ukuran lingkar leher setelah itu buatlah polanya seperti gambar cara
membuat pola kerah kemeja seperti berikut ini :

RESLETING / ZIPPER
Zipper lazim disebut dengan resleting, digunakan untuk membuat bukaan pada pakaian agar
pakaian tersebut mudah dipasang atau dibuka. Resleting ini bermacam-macam model dan
ukurannya
tergantung
kegunaannya

Resleting model biasa, biasanya dipasangkan dengan jahitan yang terlihat pada bagian luar.
Sering digunakan untuk bukaan pada rok wanita, blus pada bagian tengah belakang, celana
pria dan pakaian anak-anak. Ukurannya ada yang pendek berukuran 17 dan 20 cm dan ada
yang panjang, yang ukurannya 35, 45 dan 50 cm. Jenis zipper ini tersedia dalam beberapa
merk. Agar tahan lama dalam pemakaiannya, sebaiknya Resleting dipilih yang berkualitas
bagus.

Resleting Jepang, dijahitkan dari bagian dalam pakaian dan Resleting ini tidak terlihat dari
bagian luar. Untuk menjahit Resleting ini biasanya dibantu dengan sepatu mesin khusus, agar
pemasangannya
bagus

sepatu khusus untuk menjahit resleting jepang

Resleting untuk celana jins, ukurannya lebih besar dari resleting biasa dan lebih kuat karena
gigi-giginya
terbuat
dari
logam

Resleting untuk mantel atau jaket ukurannya lebih besar dari zipper biasa dan lebih kuat
sesuai
dengan
fungsinya.

Artikel
Cara
menjahit
Bahan
pelapis
BAGIAN
8
:
Cara
menjahit
Macam-macan benang untuk menjahit

terkait
resleting
pakaian
lapisan
dan

:
jepang
(lining/interlining)
memasang
kerah

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, Mei 23, 2011 2 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

Rabu, 18 Mei 2011


POLA DASAR CELANA PRIA

CARA MENGAMBIL UKURAN POLA CELANA PRIA

Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.

Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang.

Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan


menuju garis pinggang bagian muka.

Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar

Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar.

Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model.

Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut.

Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.

Keterangan menggambar celana pria


Pola bagian muka
Ambil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus.
A - C = panjang celana.
A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm
Buat garis datar kekiri dan kekanan.
B - D = B - E yaitu lingkar paha dikurangi 4 cm
(ukuran E ke D adalah lingkar paha dikurang 4 cm).
D - F = F - G yaitu 3 cm,
Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu).

H - I = 1 cm,
Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung.
I - N = lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup.
I - Y = 1/10 lingkar pinggang.
Y - K = L - M yaitu 2 cm.
K - L = 3 cm.
N - O = 3 cm.
O - P = 13 cm,
Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping).
A - Q = ukuran panjang lutut.
Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm
(R ke S adalah lingkar lutut).
C - C1 = C - C2 yaitu lingkar kaki dikurang 2 cm
(C1 ke C2 adalah lingkar ujung kaki celana).
H - H1 = 4 cm.
I - I1 = 18 cm.
Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar.
Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan
hubungkan D dengan C1 melewati titik R.
Pola bagian belakang.
Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya
sebagai berikut :
Pindahkan pola celana bagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi
celana bagian pinggang diberi nama titik A.
A - C = lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kupnat.
Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke
E.
Titik B = A - B.
B - B1 = 2 cm.
D - E = 5 cm,
Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka.
E - F ditambah E - H = lingkar panggul.
I - Y = 8 cm,
Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung.
K - M = L - N yaitu 4 cm.
Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis
lurus seperti gambar.
Artikel Terkait :
Pola dasar celana wanita
Pola dasar pakaian wanita dewasa sistem sederhana
Desain Busana (1)

Pola Dasar Rok


Variasi model dasar kebaya modern

Diposkan oleh Ana Arisanti di Rabu, Mei 18, 2011 3 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

Senin, 09 Mei 2011


VARIASI MODEL LENGAN KEBAYA MODERN
Melanjutkan tulisan saya sebelumya, sekali lagi sebelum kita menentukan detail
payet, tusuk hias, atau rampel kebaya yang akan kita pakai untuk hiasan tentunya
kita harus menentukan dulu bentuk desain kebaya kita secara garis besarnya yaitu
bentuk model dasarnya seperti apa, bentuk kerahnya serta bentuk lengannya
yang kita inginkan seperti apa?
Nah setelah sebelumnya saya membahas mengenai variasi bentuk kebaya serta
variasi kerah kebaya kali ini saya akan membahas mengenai berbagai variasi
lengan yang bisa diapliksikan pada kebaya. Silahkan langsung saja melihat gambar
variasi lengan kebaya berikut :

Artikel terkait :
Variasi model dasar kebaya modern
Variasi model kerah kebaya moderm
Cara menjahit kebaya silang tapis lengan lebar
Rok wiron pada kain batik, Rok padanan kebaya (1)
Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)
Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, Mei 09, 2011 0 komentar Link ke posting ini

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest
Label: Menjahit
VARIASI MODEL KERAH KEBAYA MODERN
Melanjutkan tulisan saya sebelumnya mengenai variasi model dasar kebaya,
disini saya akan mengulas mengenai variasi model kerah yang bisa diaplikasikan
pada kebaya modern, ada berbagai macam model kerah yang bisa pilih untuk
kebaya modern yang akan teman-teman jahit.
Berikut gambar macam-macam kerah tersebut silahkan dipadukan dengan model
dasar kebaya yang telah teman-teman pilih. Selain itu saya juga akan mengulas
mengenail macam-macan variasi lengan kebaya pada tulisan saya selanjutnya.

Artikel terkait :
Variasi model lengan kebaya modern
Variasi model dasar kebaya moderm
Cara menjahit kebaya silang tapis lengan lebar
Rok wiron pada kain batik, Rok padanan kebaya (1)
Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, Mei 09, 2011 3 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

VARIASI MODEL DASAR KEBAYA MODERN


Saat kita ingin mendesain kebaya sebelum menentukan detail hiasan, payet, atau
rampel yang akan di pakai, adakalanya kita kebingungan dengan model dasar atau
bentuk dasar kebaya yang akan kita buat.
Disini saya akan bantu teman-teman untuk sedikit menghilangkan kebingunang itu
dengan memberikan berbagai bentuk atau model dasar kebaya yang bisa temanteman pilih. Saya juga akan memberikan bentuk atau model dasar lengan
kebaya dan bentuk atau model dasar kerah kebaya dalam entrian blog saya
selanjutnya.
Untuk itu silahkan lihat gambar berikut dan pilih saja bentuk kebaya yang paling
pas dengan keinginan

Artikel terkait :
Variasi model lengan kebaya modern
Variasi model kerah kebaya moderm
Berbagai macam contoh model kebaya modern
Cara menjahit kebaya silang tapis lengan lebar
Rok wiron pada kain batik, Rok padanan kebaya (1)
Menggambar Bagian-Bagian Busana (8)

Diposkan oleh Ana Arisanti di Senin, Mei 09, 2011 0 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

Kamis, 05 Mei 2011


MACAM-MACAM BENANG UNTUK MENJAHIT
Benang yang digunakan untuk menjahit ada beberapa macam, ini disesuaikan
dengan kebutuhan. Sebagai pedoman dalam pemakaian benang jahit, secara umum
dapat dipedomani nomor yang ada pada bungkus benang tersebut sebagaimana
dikemukakan oleh Wancik (1992:62) antara lain: Benang no. 50 artinya panjang
benang 50 meter dan berat 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan yang tidak
terlalu tebal/tipis. Benang no. 60 artinya panjang benang 60 meter berat 1 gram.
Digunakan untuk menjahit kain yang sangat tipis. Benang no. 8 artinya panjang
benang 8 meter beratnya 1 gram. Digunakan untuk menjahit bahan jok mobil,
terpal, bahan tas atau kulit. Benang ini lebih kasar dan kuat.
Selain itu benang yang digunakan hendaklah disesuaikan dengan serat bahan,
ketebalan bahan, serta jenis setikan yang diinginkan. Benang yang digunakan
sebaiknya mempunyai asal serat yang sama dengan bahan yang akan dijahit.
Misalnya, benang dari serat alam hendaklah digunakan untuk menjahit bahan dari
serat alam pula, begitu juga dengan benang dari serat sintetis digunakan untuk
menjahit bahan dari serat sintetis pula. Untuk setikan hias sering digunakan benang
yang relatif kasar seperti setikan hias pada celana jeans, karena sesuai dengan
fungsinya yang mana benang ini berfungsi untuk hiasan. Beberapa jenis benang
yang digunakan untuk menjahit dan menghias busana di antaranya yaitu:
1. Benang Jahit : Benang jahit ialah benang yang digunakan untuk menjahit.
Halus kasar benang ditentukan menurut nomor benang. Makin tinggi nomor
benang makin halus benang tersebut. Misalnya benang jahit no. 60 lebih
halus dari benang no. 50 dan no. 40.
2. Benang mouline yaitu benang yang berlainan warna disering/dipilin jadi satu
sehingga benang mouline disebut juga benang pelangi. Benang ini digunakan
untuk menghias pakaian atau kain.
3. Benang melange (benang serabut campur) yaitu benang yang mempunyai
warna beraneka ragam yang dibuat dengan cara dipintal. Digunakan untuk
menghias pakaian.

4. Benang yaspis yaitu benang yang dipilin dari dua benang yang belum dipilin
sehingga bentuknya berupa satu benang bulat. Digunakan untuk menghias
pakaian.
5. Benang logam yaitu benang yang terbuat dari logam berlapis plastik atau
plastik berlapis logam. Bentuk benang berkilau, ada yang warna perak dan
ada yang warna emas. Digunakan untuk menghias pakaian atau lenen rumah
tangga dan juga digunakan sebagai bahan untuk tenunan seperti tenun
songket.
6. Benang karet yaitu benang yang terbuat dari karet yang telah divulkanisasi.
Benang ini bersifat elastis sehingga banyak digunakan untuk mengerutkan
bagian-bagian pakaian.
7. Benang sulam/suji yaitu benang yang digunakan untuk menyulam/menghias
pakaian. Benang suji tersedia dalam aneka warna. Ada yang hanya satu
warna dan ada juga yang palang atau warna bertingkat.
8. Benang bordir yaitu benang yang digunakan untuk membordir atau
menyulam dengan mesin. Benang ini mengkilat dan tersedia dalam aneka
warna.
9. Benang jagung yaitu benang yang terbuat dari serat selulosa berwarna
krem/broken white. Digunakan untuk membuat renda, menjahit kasur, dan
lain-lain.
10.Benang tetoron yaitu benang sintetis yang kuat digunakan sebagai bahan
kaitan untuk membuat pelengkap busana berupa tas, ikat pinggang, dan lainlain.
11.Benang wol yaitu benang yang agak berbulu dan pilinannya longgar.
Digunakan untuk bahan menghias lenen rumah tangga berupa taplak meja,
hiasan dinding, dan lain-lain.
12.Dan lain sebagainya.
Diposkan oleh Ana Arisanti di Kamis, Mei 05, 2011 4 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit
BAHAN PELAPIS PAKAIAN (LINING/INTERLINING)

Bahan pelapis secara garis besar dapat dibagi atas 2 kelompok, yaitu lining dan
interlining.

LINING
Lining merupakan bahan pelapis berupa kain yang melapisi bahan utama sebagian
maupun seluruhnya. Bahan lining sering juga disebut dengan furing. Bahan lining
yang sering dipakai di antaranya yaitu kain hero, kain hvl, kain abutai, kain saten,
kain yasanta, kain dormeuil england, dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih bahan lining, yaitu:

1) Jenis Bahan Utama


Jika bahan utama busana bersifat agak kaku seperti bahan untuk pakaian kerja,
berupa jas atau semi jas, blazer dan lain-lain, hendaklah menggunakan bahan lining
yang bertekstur hampir sama, seperti kain hero dan kain abutai agar dapat
mengimbangi bahan luarnya. Begitu juga dengan bahan luar yang tipis dan
melangsai.
Untuk bahan yang melangsai sebaiknya juga menggunakan bahan lining yang
lembut dan melangsai seperti kain yasanta, hvl, dan lain-lain. Bahan yang
melangsai dan lembut seperti sutera, terutama bahan yang harganya mahal, lining
yang digunakan hendaklah yang sebanding, dengan kata lain lining yang digunakan
dapat mempertinggi mutu busana yang dibuat.
Untuk bahan yang tipis atau tembus pandang seperti tile atau chiffon dapat
menggunakan bahan yang mengkilat seperti saten, tetapi jika pemakai tidak
menyukai bahan yang mengkilat dapat juga digunakan bahan yang lembut dan
melangsai atau tidak kaku.

2) Warna Bahan
Warna bahan untuk lining disesuaikan dengan warna bahan utamanya. Tetapi untuk
efek warna tertentu terutama untuk bahan yang tipis dan tembus pandang dapat
digunakan warna yang diinginkan, tentunya yang serasi dengan bahan. Bahan lining
dapat dipilih bahan dengan warna yang sedikit lebih tua atau sedikit lebih muda
dari bahan utamanya.

3) Sifat Luntur dan Susut Kain


Bahan lining adakalanya luntur dan susut setelah dicuci, terutama lining yang
berasal dari bahan katun. Agar lining yang digunakan tidak luntur atau susut
setelah dibuatkan busana, hendaklah sebelum digunting terlebih dahulu dicuci dan
dikeringkan lalu diseterika. Untuk bahan lining yang luntur setelah dicuci sebaiknya

ditukar dengan bahan yang tidak luntur. Bahan yang luntur dapat merusak warna
busana yang dibuat.

4) Kesempatan Pemakaian Busana


Pemilihan bahan untuk lining juga perlu memperhatikan kesempatan pemakaian
busana. Seperti sweater atau baju dingin atau jaket hendaklah menggunakan lining
yang dapat menghangatkan tubuh karena sweater atau jaket ini sering digunakan
pada saat udara dingin atau untuk berkendaraan roda dua. Lining yang dapat
digunakan di antaranya kain abutai atau sejenisnya. Begitu juga dengan pakaian
kerja, hendaklah dipilih bahan lining yang dapat menghisap keringat dan dapat
memberi kenyamanan pada saat bekerja, seperti kain hero dan sejenisnya.

INTERLINING
Interlining merupakan pelapis antara, yang membantu membentuk siluet pakaian.
Interlining sering digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher,
kerah, belahan tengah muka, ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas,
pinggang, dan lain-lain. Interlining banyak jenisnya, di antaranya ada yang
mempunyai lem atau perekat dan ada yang tidak berperekat. Interlining yang
mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan dengan jalan diseterika pada
bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya. Interlining ini ada yang
tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang. Interlining yang relatif
tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku, depan leher,
kerah, dan lain-lain.

Jenis-jenis interlining antara lain:


Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk melapisi
kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban
pinggang. Trubenais ini ada yang dilapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi.
Trubenais yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu
diseterikakan pada bahan yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak
dilapisi plastik terlebih dahulu perlu dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi.
Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi ban pinggang rok atau celana.
Fisilin yaitu pelapis yang relatif tipis dan mempunyai perekat/lem yang mencair jika
diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis, sedang, dan agak tebal. Yang baik
kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk serabut yang berupa

lembaran dan mudah robek. Fisilin sering digunakan untuk melapisi kerah pakaian
wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain.
Bulu kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas
atau mantel. Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan
mempunyai lem. Lem ini juga mencair jika diseterika pada bahan yang akan dilapisi.
Pelapis gula merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi
bagian dada dan punggung pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa
lembaran kain tipis berwarna putih yang dilapisi dengan lem berbentuk gula. Untuk
melapisi bagian busana dapat ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan.
Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah digunakan lining dan
interlining yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang dihasilkan.
Artikel Terkait :
1.
2.
3.

Jenis jenis Kancing


Resleting / Zipper
Macam-macan benang untuk menjahit

Diposkan oleh Ana Arisanti di Kamis, Mei 05, 2011 0 komentar Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Menjahit

Rabu, 04 Mei 2011


CARA MENJAHIT LUBANG KANCING PASEPOAL (LUBANG KANCING
BLUS/BLAZER)
Membuat Lubang Kancing Paspoal
1. Tandai lubang kancing paspoal pada bagian buruk blus diberi viselin dengan
ukuran panjang 3 cm dan lebar 2 cm.
2. Pada bahan bibir passepoille diberi viselin 2 cm. Bahan bibir paspoal atas
dijelujur dari bagian baik blus sesuai tanda pola.
3. Bahan lubang kancing passepoille bagian bawah dijelujur pada bagian baik
blus pas pada tanda pola
4. Setik dengan mesin pas pada tanda pola

5. Pola lubang kancing digunting mulai dari bagian tengah garis lubang kancing,
kemudian dari ujung saku 1 cm kiri dan kanan digunting segi tiga.
6. Saku yang ada pada bagian baik dibalik dan dibentuk kemudian dijelujur.
7. Setik pada kampuh yaitu pada bagian buruk kain.
8. Satukan lubang kancing paseepoille bahan utama dan lubang pada lapisan
dengan tusuk soom.

Menjahit 2 lajur pas tanda pola

Memotong sudut lubang tepat ujung jahitan

Membuka kampuh bibir passepoille

Gambar jahitan kampuh

Gambar bibir passepoille dikatupkan dengan tusuk jelujur

Gambar lubang pada lapisan

Sabtu, 14 Juli 2012


Cara Menjahit Pakaian
Memiliki ketrampilan menjahit merupakan sebuah anugrah. Karena selain bisa
membuat aneka ragam pakaian sendiri juga bisa memperoleh penghasilan dari
ketrampilan
yang
satu
ini.
Berikut

ini

adalah

tahapan

cara

menjahit

pakaian:

#
Mengukur
Langkah pertama dalam menjahit pakaian adalah mengukur. Berikut ini adalah
bagian-bagian
yang
harus
diukur
untuk
menjahit
pakaian:

# Menggambar pola

Bagian ukuran yang diperlukan :

Lingkar badan

Lingkar leher

Lingkar pinggang

Lebar bahu

Panjang dada

Lebar dada

Panjang punggung

Lebar Punggung

Panjang sisi

Tinggi puncak

Jarak payudara

# Memotong Pola

Cara memotong pola adalah sebagai berikut:

Letakkan pola badan depan pada lipatan kain

Letakkan pola badan belakang dan lengan pada sisi kain yang lain

Gunting bahan tepat pada pola (tidak usah diberi kelebihan ukuran)

#
Berikut

ini

adalah

metode

dan

cara

Menjahit
menjahit:

video cara menjahit pakaian


dalam video ini akan diperlihatkan langkah-langkah serta cara menjahit pakaian
(indahf/Carapedia)

Pencarian Terbaru (100)


Cara menjahit baju. Cara menjahit. Pola baju kaftan. Teknik menjahit. Menjahit. Pola
menjahit. Menjahit baju.
Cara menjahit pakaian. Cara menjahit baju wanita. Menjahit pakaian. Pola kaftan.
Cara membuat kemeja. Pola jahitan. Pola jahit.
Pola blouse. Pola menjahit baju. Belajar menjahit baju. Cara membuat pola baju
kaftan. Pola kemeja wanita. Cara mengukur baju. Pola dress.
Cara menjahit baju kemeja. Cara membuat baju kaftan. Cara memotong baju. Cara
menjahit kemeja. Cara membuat pola kebaya. Teknik menjahit pakaian. Tutorial
menjahit.
Pola jahitan blouse. Jahit baju. Pola baju kemeja. Belajar membuat pola baju. Cara
membuat baju kemeja. Pola pakaian. Pola jahit baju.

Cara memotong kain. Cara menjahit baju kaftan. Cara menjahit blouse. Ketrampilan
menjahit. Cara jahit baju. Pola cetak pakaian. Cara membuat blog.
Pengertian menjahit. Cara menjahit kebaya. Cara membuat kebaya. Cara cara
menjahit. Pola kemeja. Pola baju kemeja lelaki. Cara buat baju.
Cara membuat kaftan. Teknik menjahit baju. Cara menjahit celana. Membuat baju
sendiri. Tutorial menjahit baju. Membuat pola baju kaftan. Pola baju mengandung.
Cara mengukur badan untuk menjahit. Membuat baju. Cara membuat blouse. Cara
jahit maxi dress. Langkah langkah menjahit. Cara menjahit maxi dress. Pola kemeja
pria.
Pola kemeja lelaki. Cara menjahit baju blouse. Cara mengukur baju wanita. Pola jas
wanita. Pola baju kebaya. Pola baju pria. Cara membuat pola baju kebaya.
Metode menjahit. Belajar menjahit pakaian. Cara menjahit blazer. Cara membuat
kemeja pria. Cara belajar menjahit. Cara membuat kemeja wanita. Menjahit baju
sendiri.
Pola baju kemeja wanita. Pola cetak. Cara belajar menjahit pakaian. Cara jahit
blouse. Cara jahit baju maxi. Pola menjahit pakaian. Cara membuat pola kemeja
pria.
Pola baju blouse. Cara membuat baju kemeja lelaki. Cara membuat baju anak. Cara
membuat baju mengandung. Tehnik menjahit. Teknik jahit. Cara menjahit baju
mengandung.
Cara menjahit dress. Cara membuat pola kaftan. Belajar menjahit pakaian wanita.
Cara membuat pola baju muslim. Cara membuat baju blouse. Pola baju jas. Cara
menjahit baju sendiri.
Cara menjahit kaftan. Cara memotong baju blouse.
Cara Mengambil Ukuran Pola Baju Wanita Dewasa (2)

Keterangan gambar :
1) Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar
2) Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian diukur
datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan
kanan
3) Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak terlalu
kencang dan ditambah 4 cm.
4) Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara dua
titik payudara kiri dan kanan.

5) Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang


6) Lingkar panggul ; diukur melingkar pada pinggul yang paling tebal secara
horizontal dengan tidak terlalu ketat
7) Tinggi panggul : diukur dari pinggang sampai batas panggul terbesar pada
bagian belakang
8) Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian
diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung lengan
kanan
9) Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang
10) Panjang rok : diukur dari pinggang sampai panjang rok yang diinginkan
11) Panjang bahu : diukur dari batas lingkar leher sampai batas bahu terendah
12) Panjang lengan : diukur dari bahu terendah sampai panjang yang diinginkan
13) Tinggi puncak lengan : diukur dari bahu terendah sampai batas lengan
terbesar/otot lengan atau sama dengan panjang bahu

Anda mungkin juga menyukai