Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

BEST PRACTICE GURU
DALAM TUGAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
 
 PENGALAMAN TERBAIK
MENGIMPLEMENTASIKAN MATERI PKP BERORIENTASI HOTS PADA PESERTA
DIDIK KELAS X SMAN 14 GOWA
 
 OLEH :
 
                   NAMA                 : INTAN ANGGAR PUSPITA, S.Pd
                  NIP                      :-
                   MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
                  UNIT KERJA             : SMK RADEN PATAH
 

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
 
Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) Guru ini.
Judul               : Pengalaman Terbaik Mengimplementasikan Materi PKP Berorientasi Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada Peserta didik kelas X SMK RADEN
PATAH
Penulis             : Intan Anggar Puspita, S.Pd
Jabatan            : Guru Bahasa Indonesia SMK Raden Patah
 

                                               Mojokerto, November 2019

                                                                Mengesahkan:
                    Kepala                                                              Penulis,
                    SMK Raden Patah,      
 

                                                 
                  Ahmad Siswantoro, M.Pd                                                                                    
NIP.                                    
 
 
 

 
DAFTAR ISI
 
 
LEMBAR JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Jenis Kegiatan
3. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tujuan dan Sasaran
2. Bahan/Materi Kegiatan
3. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan
4. Alat/Instrumen
5. Waktu dan Tenpat Kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
1. Hasil yang Diperoleh
2. Masalah yang Dihadapi
3. Cara Mengatasi Maslah
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan
2. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

 
1. Latar Belakang Masalah
 
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills / HOTS) seperti menalar,
menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu peserta didik harus dibiasakan dengan soal-
soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skills / HOTS) agar terdorong kemampuan berpikir kritisnya
Praktik pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Raden Patah Mojokerto masih
menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut baik
digunakan karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun
kenyataannya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan
pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan, sehingga proses berpikir peserta
didik masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru tidak
melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills / HOTS), yang berdampak pada rendahnya kompetensi peserta
didik seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi.
Dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0, Peserta didik harus dibekali keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills / HOTS).  Salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills /
HOTS) adalah model pembelajaran Problem-based Learning (PBL).
 Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik mengimplementasikan model
pembelajaran Problem-based Learning (PBL) untuk meningkatkan kompetensi keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS) pada peserta didik kelas X SMK.
 
2. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ini adalah  Pengalaman terbaik (Best Practice) guru
mengimplementasikan materi PKP melalui praktek pembelajaran model Problem-based
Learning (PBL) pada peserta didik kelas X SMK.
3. Manfaat Kegiatan
Kegiatan penulisan Best Practice guru mengimplementasikan materi PKP ini
diharapkan memberikan manfaat kepada:
1. Guru untuk membiasakan membuat pembelajaran yang berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills / HOTS) mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya.
2. Peserta didik untuk membiasakan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/
HOTS) seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
 
 
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
 
1. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan guru mengimplementasikan materi PKP melalui praktek pembelajaran
di kelas adalah untuk meningkatkan kompetensi keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills / HOTS) peserta didik seperti menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta. Sasaran pelaksanaan implementasi materi PKP adalah peserta didik kelas X
TPM 1 semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
2. Bahan / Materi Kegiatan
Adapun bahan / materi pada kegiatan pembelajaran ini adalah Membandingkan
nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen
3. Metode / Cara melaksanakan Kegiatan.
Kegiatan implementasi materi PKP ini dilaksanakan dengan cara praktik mengajar
menggunakan  model  pembelajaran Problem-based Learning (PBL). Berikut ini adalah
langkah-langkah pelaksanaan implementasi materi PKP yang telah dilakukan penulis.
a) Melakukan Pemetaan Kompetensi Dasar (KD)
Berdasarkan pemetaan  KD yang ada di kelas X, penulis memilih KD 3.8 dan 4.8
b) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetesi (IPK)
 
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat)
kebahasaan cerita rajyat dan cerpen ke dalam bentuk cerpen dengan
memperhatikan isi dan nilai-nilai
3.8.1 Menjelaskan karakteristik bahasa cerita
rakyat 4.8.1 Menentukan alur cerita dalam hikayat
3.8.2 Menemukan penggunaan bahasa dalam dan cerpen
cerita rakyat dan cerpen 4.8.2 Menyusun kerangka karangan dalam
3.8.3 Membandingkan nilai-nilai dan bentuk cerpen dengan memperhatikan
kebahasaan cerita rakyat dan cerpen isi dan nilai-nilai
4.8.3 Menulis cerpen dengan
memperhatikan isi dan nilai-nilai

 
c) Menentukan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan adalah model  pembelajaran Problem-based
Learning (PBL).
d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan langkah kerja
(sintak) model  pembelajaran Problem-based Learning (PBL) sebagai berikut:
1. Orientasi peserta didik pada masalah;
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 
4. Alat / Instrumen
Alat yang digunakan adalah: laptop, LCD, wireless, Bahan ajar  PPT, LKPD,
sedangkan Instrumen yang digunakan dalam kegiatan implementasi materi PKP melalui
praktik mengajar model  pembelajaran Problem-based Learning (PBL) terdiri atas 2
macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar
observasi dan (b) instrumen untuk mengetahi hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan Tes hasil Belajar bentuk uraian singkat.
 
5. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan implementasi materi PKP melalui praktek mengajar model 
pembelajaran Problem-based Learning (PBL) dilaksanakan pada tanggal 19 sampai 22
November 2019 di SMK Raden Patah.
 
BAB III
HASIL KEGIATAN

1. Hasil yang Diperoleh


Berdasarkan analisis data penilaian harian terdapat 97,14 %  Peserta didik kelas X
TPM 1 tahun pelajaran 2019/2020 tuntas mencapai kompetensi keterampilan berpikir
tingkat tinggi (higher order thinking skills / HOTS) setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran model Problem-based Learning (PBL) dan terdapat 2,86 % peserta didik
yang belum tuntas. Hasil yang diperoleh ini, dapat dikatakan luar biasa (outstanding
result) karena dari 35 orang yang ikut ujian, terdapat 34 peserta yang memperoleh nilai
diatas KKM dan hanya 1 orang yang memperoleh nilai dibawah KKM. Dengan demikian,
penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia model Problem-based Learning (PBL)  dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi membandingkan nilai-nilai dan
kebahasaan cerita rakyat dan cerpen
 
2. Masalah yang Dihadapi
Meskipun hasil yang diperoleh peserta didik kelas X TPM 1 SMK Raden Patah
tahun pelajaran 2019/2020 dapat dikatakan luar biasa (outstanding result), tetapi ada
masalah yang dihadapi karena masih terdapat 2,86 % peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan kompetensi keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills /
HOTS). Adapun masalah tersebut adalah terjadi karena ketika dilaksanakan pembelajaran
Bahasa Indonesia model Problem-based Learning (PBL) peserta didik tersebut tidak hadir
tanpa keterangan sehingga saat evaluasi mereka tampak kebingungan dan tidak mampu
menjawab soal HOTS dengan benar. Selain itu masalah yang dihadapi adalah karena
peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3. Cara Mengatasi Masalah
Cara mengatasi masalah peserta didik yang belum  mencapai ketuntasan kompetensi
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills / HOTS) adalah remedial.
Kegiatan remedial ini antara lain: (1) Guru membimbing peserta didik untuk mencermati
kembali materi membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen (2)
Peserta didik diminta untuk meringkas materi tersebut, (3) peserta didik mengumpulkan
hasil pekerjaanya kepada guru, (4) Guru memberikan penilaian.
Adapun masalah yang dihadapi karena peserta didik belum siap untuk melakukan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka cara mengatasinya adalah dengan membangun
skema dari pengetahuan awal yang telah diperoleh sebelumnya dengan pengetahuan baru
yang akan diajarkan. Setelah terpenuhi, maka guru mempersiapkan sebuah situasi nyata yang
dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
 
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penerapan pembelajaran Bahasa Indonesia model Problem-based
Learning (PBL) dapat disimpulkan bahwa kompetensi keterampilan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking skills / HOTS) Peserta didik kelas X TPM1 SMK Raden Patah
tahun pelajaran 2019/2020 tuntas  seacara klasikal. Penerapan pembelajaran Bahasa
Indonesia model Problem-based Learning (PBL) juga memberikan dampak positif
terhadap pembentukan perilaku pada diri peserta didik anatara lain perilaku kejujuran,
kerjasma, peduli, tanggung jawab dan disiplin.
2. Rekomendasi
Direkomendasikan kepada guru agar menerapkan model pembelajaran  Problem-
based Learning (PBL) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kompetensi
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills / HOTS) Peserta didik.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Aris Riyadi, M.Pd. “Contoh Best Practice pada Program PKP (Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran) Berbasis Zonasi”. Laporan Best
Practice. https://arisriyadi.blogspot.com/2019/08/contoh-best-practice-pada-program-
pkp.html?m=1. Diakses pada tanggal 24 November 2019
Andi Junaede, 2016.  Best Practice guru dalam tugas pembelajaran di sekolah, Pengalaman
terbaik membentuk sikap peduli lingkungan melalui metode P-35 Hebas  pada peserta didik
kelas X, Makassar.
Reisky Bestary ,dkk, 2019. Buku Pegangan guru inti di sasaran zonasi, Direktorat Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Jakarta.
 

Anda mungkin juga menyukai