1. In-Group
In Group adalah kelompok sosial yang terbentuk dengan anggota dari asal muasal seseorang
menjadi bagian daripada syarat terbetuknya kelompok sosial. Mutlak dilakukan demi mencapai
suatu tujuan yang telah menjadi dasar terbetuknya organisasi/paguyuban daripada kelompok itu
berasal.
Contoh yang bisa diberikan dengan kelompok sosial in group antara lain sebagai berikut;
1) Keluarga
2) Suku
3) Perguruan tinggi
4) Pekerjaan/Profesi
5) Kumpulan Guru
Artinya dalam contoh tersebut semua kelompok lain di mana ia tidak termasuk anggotanya
berarti menjadi out group bagi dirinya. Sedangkan dalam in group telah berhasil untuk
mengidentifikasi dari diri mereka sendiri.
2. Out-Group
Out group adalah syarat terbetuknya kelompok sosial yang tidak memandang apapun
terkecuali keyakinan (ideology) dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Dasar pembentukan ini
dilakukan demi tercipatanya relasi dan jaringan sosial yang kuat untuk terwujudnya maksud
tertentu.
Merupakan Kelompok sosial yang oleh individu di dalamnya diartikan sebagai lawan in-
group-nya. Sifat outgroup ini umumnya selalu ditandai adanya sifat kelainan yang berwujud
antagonisme dan antipati sehingga terdapat kaitan erat dengan istilah kami, kita dan mereka.
Contoh Kelompok sosial out group yang mudah ditemukan, antara lain seperti;
1) Kami adalah guru, sedangkan mereka adalah dosen. Kami adalah polisi dan mereka
adalah tentara.
2) IKAM Lampung menjadi salah satu bagian daripada kelompok sosial out group yang ada
di masyarakat. Lantaran yang bisa masuk menjadi anggota organisasi ini bisa berasal dari
daerah mansaja asalkan dari Lampung, selaian itu juga untuk anggotanya tidak harus
orang bersuku Lampung, orang Jawa, Bali, Sunda yang tinggal di Lampung pun bisa
menjadi bagian daripada nggota kelompok ini.
3) Seorang mahasiswa asli Jawa Timur merantau ke Jawa Tengah mereka akan menemui
bahwa in group mereka adalah teman-teman mereka yang berada di ikatan mahasiswa
Jawa Timur dan out group mereka adalah teman mahasiswa lain yang berasal dari luar
Jawa Timur.
3. Kelompok Primer
Kelompok Primer adalah kelompok yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, anggota-
anggotanya saling mengenal secara dekat dan berhubungan erat di dalam kehidupan, atau jika
menurut Goerge Homan, kelompok primer adalah sejumlah orang yang terdiri dari beberapa
orang yang seringkali berkomunikasi satu dengan lainnya sehingga setiap orang mampu
berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa perantara.
Kelompok sekunder adalah hubungan sosial yang relatif impersonal dan sementara yang
berorientasi pada tujuan atau tugas dan sering ditemukan dalam lingkungan kerja atau
pendidikan.
Merupakan sekelompok individu yang di dalamnya terjadi interaksi sosial yang tidak secara
langsung, secara berjauhan dan ikatannya kurang erat. Sehingga hubungan ini lebih bersifat
objektif.
5. Paguyuban
Patembayan, atau yang biasa disebut dengan gesellschaft, adalah sebuah kelompok sosial
yang para anggotanya memiliki kedekatan dan hubungan sosial untuk jangka waktu yang
pendek dan tidak berjalan secara alamiah seperti paguyuban.
Patembayan juga dikenal dengan sebutan gesellschaft, yakni kelompok sosial atau
kehidupan publik yang hanya bersifat sementara dan semu. Bentuk kelompok ini lebih sering
terdapat dalam hubungan atau ikatan perjanjian berdasar pada ikatan timbal balik.
7. Membership Group
Istilah dari membership group dan reference group sendiri pada awalnya dikenalkan oleh
seorang sosiolog Robert K. Merton pada tahun 1981. Dimana membership group merupakan
suatu kelompok sosial yang mana setiap anggotanya secara jelas dan pasti merupakan anggota
dan bagian dari kelompok sosial tersebut. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, membership
group merupakan kelompok sosial dimana setiap anggotanya secara fisik menjadi bagian atau
anggota kelompok tersebut.
Membership group juga dikenal sebagai suatu kelompok keanggotaan, dimana pemilihan
atau penentuan anggotanya dapat dilakukan dengan berbagai macam prosedur seperti tes,
wawancara, seleksi, dan lain sebagainya. Para anggota membership group saling melakukan
interaksi dan hubungan satu sama lain untuk membentuk kelompok-kelompok kecil mereka
sendiri. Keanggotaan seseorang dalam membership group biasanya diukur dari interaksi yang
berlangsung dengan kelompok sosial tersebut termasuk dengan para anggota yang lainnya,
dimana menjadi salah satu ciri-ciri hubungan sosial.
8. Reference Group
Apabila membership group dikenal sebagai kelompok keanggotaan, maka istilah lain dari
reference group adalah kelompok acuan. Soerjono Soekanto juga memberikan pengertiannya
pada reference group, dimana reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran
bagi seseorang yang bukan merupakan anggota kelompok tersebut dalam pembentukan
kepribadian dan pola tingkah lakunya. Ketika seseorang tidak diterima sebagai salah satu
anggota dari suatu kelompok sosial atau membership group, maka orang tersebut
berkemungkinan untuk terobsesi dengan berperilaku menyesuaikan membership group yang
diharapkannya. Oleh sebab itu lah disebut sebagai reference group karena menjadi suatu acuan
seseorang dalam bertingkah laku sebagai seorang non-anggota.
Reference group juga dapat dipahami sebagai suatu kelompok sosial yang mana menurut
pandangan seseorang mereka menerima, mengakui, hingga mengidentifikasikan diri mereka
sendiri sebagai bagian dari kelompok sosial tersebut tanpa harus menjadi anggotanya.
Reference group sendiri memiliki dua bentuk, yaitu:
Tipe normatif – Tipe normatif merupakan sebuah penentuan dasar-dasar bagi kepribadian
seseorang dalam perkembangan kehidupannya.
Tipe perbandingan – Tipe perbandingan berarti bahwa kelompok sosial menjadi suatu
pegangan bagi seseorang atau individu untuk menilai kepribadiannya masing-masing.
Reference group merupakan kelompok sosial yang dijadikan sebagai suatu acuan bagi
seseorang yang bukan anggota dalam membentuk pribadi dan perilakunya. Ini berarti bahwa
seseorang yang bukan merupakan anggota kelompok mendapat pengaruh dari suatu kelompok
yang diinginkannya. Dimana orang tersebut akan menjalin ikatan batin dan terus berupaya untuk
menyesuaikan diri atau mengidentifikasi diri sendiri sesuai dengan kelompok sosial tersebut.
Kondisi tersebut terjadi juga karena adanya suatu pandangan atau kepercayaan bahwa kelompok
sosial tersebut dapat membantu mengembangkan kehidupannya.
1) Kelompok Keagamaan
Menurut salah satu sumber menyatakan bahwa dalam kenyataan sosial, jumlah anggota
masyarakat yang termasuk dalam reference group relatif banyak, terutama menyangkut
kelompok keagamaan.
2) Kegagalan menjadi bagian kelompok tertentu
Ketika seseorang gagal dalam usahanya menjadi bagian atau anggota kelompok tertentu,
tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk terus berperilaku menyesuaikan dengan
para anggota kelompok tersebut.
9. Kelompok Formal
Kelompok formal (formal group) adalah suatu sub unit organisasi yang resmi yang didirikan
dengan anggaran dasar organisasi atau dengan surat keputusan manajer.
Merupakan kelompok yang di dalamnya terdapat peraturan seperti Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) yang biasanya disebut AD/ART. Kelompok ini mempunyai
peranan (hierarki), pembagian kerja jelas dan terstruktur.
Kelompok informal adalah kesatuan hidup manusia yang tidak mempunyai struktur dan
organisasi tertentu.
Merupakan kelompok yang terbentuknya melalui proses interaksi yang dilakukan berulang
kali, terdapat daya tarik, dan kebutuhan individu. Individu yang ada dalam kelompok ini
biasanya tidak mempunyai strukturisasi dan peran yang baik dalam keanggotaan kelompok sosial
tersebut. Tugas masing-masing individu hanya dibagi berdasa kekeluargaan dan perasaan
simpati.
Kelompok Okupasional yang merupakan kelompok yang terdiri dari orang – orang
yangmelakukan pekerjaan sejenis. Kelompok – kelompok semacam ini kemudian sangat
besarperanannya di dalam mengarah kepribadian seseorang ( terutama yang menjadianggotanya).