PENGANTAR EKONOMI
Ilham Yahya, S. T, M. SP
Di susun oleh :
Muh. Fiqhy Himanov P
4518.042.059
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR/PETA....................................................................................................iii
BAB 1..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Tujuan dan Sasaran.................................................................................................2
1.3. Sistematika Pembahasan.........................................................................................3
BAB 2..................................................................................................................................4
KAJIAN TEORI.....................................................................................................................4
2.1. Pengertian Ekonomi................................................................................................4
2.2. Pengertian Wilayah.................................................................................................5
2.3. Pengertian Kota.......................................................................................................8
2.4. Pengertian Ekonomi Wilayah & Kota.......................................................................9
2.5. Kajian Teori – Teori Pengembangan Ekonomi Wilayah & Kota...............................9
BAB 3................................................................................................................................14
CONTOH KASUS................................................................................................................14
3.1. Pasar Grosir Daya Modern....................................................................................14
BAB 4................................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
4.1. Kesimpulan............................................................................................................17
4.2. Saran.....................................................................................................................17
ii
DAFTAR GAMBAR/PETA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pasar sendiri merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual
untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu
ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas
sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli.
Pasar yang ada di kota Makassar itu sangat banyak jumlahnya dan
jenisnya. Kawasan Pasar Grosir Daya Modern merupakan salah satunya,
kawasan ini terletak di kecamatan Biringkanaya, kelurahan Daya,
bersampingan dengan Jl. Kapasa Raya.
Pasar Grosir Daya Modern (Pagodam) merupakan kawasan kegiatan
atau usaha perdagangan yang menjual pangan, sandang, dan papan, ,
tetapi di kawasan ini sangat sepi pedagang maupun pembeli, dampak
ekonomi yang ada di kawasan ini sangat jauh dari harapan pengelola yang
membangun kawasan Pagodam ini. Maka dari itu perlunya pengkajian
lanjutan mengenai penyebab dari permasalahan di kawasan ini.
Tujuan:
Sasaran:
2
1.3. Sistematika Pembahasan
3
BAB 2
KAJIAN TEORI
Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk
dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
4
(konsumen) dan produsen secara individual dalam pasar.
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititik beratkan kepada
bagaimana membuat pilihan untuk:
5
Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa wilayah
dibagi menjadi tiga aspek yaitu: geografis, administratif, dan fungsional. Aspek
geografis seperti misalnya wilayah Indonesia Timur (WIT), wilayah Indonesia
Tengah (WITA), wilayah Indonesia Barat (WIB) dan lain-lain; wilayah dilihat
dari aspek administratif seperti contoh wilayah Provinsi, Kabupaten dan Kota;
wilayah sebagai aspek fungsional contoh seperti wilayah perkotaan.
Pengertian wilayah dari aspek fungsional, sering digunakan istilah lain yang
lebih spesifik yaitu ‘kawasan’. Menurut (Pontoh & Kustiwan, 2008 dalam buku
Pengantar Perencanaan Perkotaan) secara konseptual, wilayah dapat dibagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
WILAYAH HOMOGEN
Pengertian wilayah homogen adalah wilayah yang yang dilihat dari satu
kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri yang relatif sama. Misalnya wilayah
homogen, contohnya dalam bidang ekonomi: wilayah dengan struktur
produksi, dan konsumsi yang homogen, tingkat pendapatan rendah, dll;
wilayah homogen dalam hal geografi: wilayah yang mempunyai topografi atau
iklim yang sama, agama, suku dll.
WILAYAH NODAL
Wilayah nodal (nodal regionI) adalah wilayah yang secara fungsi mempunyai
ketergantungan antar pusat (inti) dan wilayah belakangnya (hinterland).
Tingkat ketergantungan tersebut dapat dilihat melalui arus penduduk, faktor
produksi barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi (Pontoh &
Kustiwan, 2008).
WILAYAH ADMINISTRATIF
6
Jika membahas pembangunan wilayah/daerah, maka pengertian wilayah
administrasi menjadi istilah yang selalu digunakan. Sebab, dalam
melaksanakan kebijakan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan
tindakan dari berbagai lembaga pemerintah daerah. selain itu, batasan
wilayah, ditetapkan berdasarkan satuan administrasi pemerintah.
WILAYAH PERENCANAAN
7
Mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada;
Mempunyai struktur ekonomi yang homogen;
Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan;
Menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan;
Masyarakat dalam wilayah tersebut mempunyai kesadaran bersama
terhadap persoalan-persoalannya.
Wilayah perencanaan tidak hanya dilihat dari aspek fisik dan ekonomi. Namun
juga dari aspek ekologis. Contohnya, pengelolaan DAS yang mana harus
direncanakan dari hulu hingga ke hilir secara terpadu.
Kota kecil, yakni kota yang memiliki jumlah penduduk 20.000 hingga
50.000 jiwa.
Kota sedang, yakni kota yang memiliki jumlah penduduk 50.000
hingga 100.000 jiwa.
Kota besar, yakni kota yang memiliki jumlah penduduk 100.000 hingga
1.000.000 jiwa.
8
Kota metropolitan, yakni kota yang memiliki jumlah penduduk
1.000.000 hingga 5.000.000 jiwa.
Kota megapolitan, yakni kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari
5.000.000 jiwa
Teori Perencanaan
9
Perencanaan Berkelanjutan, memerlukan analisis komprehensif yang
menghitung semua dampak signifikan, termasuk di dalamnya
mempertimbangkan Jarak dalam Ruang & Waktu.
Teori ini dikemukakan oleh Perroux pada tahun 1955. Dalam teori ini
dinyatakan bahwa pembangunan kota atau wilayah di mana pun bukan
merupakan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di
tempat – tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda –
beda.
Gambar 2.1
10
Teori Kutub Pertumbuhan
Teori Konsentris
Teori ini dikemukakan oleh E.W. Burgess (Yunus, 1999), menurutnya
sesuatu kota yang besar mempunyai kecenderungan berkembang kea rah
luar di semua bagian bagiannya.
Secara berurutan, tata ruang kota yang ada pada suatu kota yang mengikuti
suatu Pola Konsentris ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2.
Teori Konsentris
11
Teori Von Thunen
Von Thunen (1738-1850), bahwa beberapa tanaman niaga cenderung untuk
berlokasi menurut pola tertentu.
Asumsi Model Van Thunen:
Wilayah analisis bersifat terisolir, sehingga tidak terdapat pengaruh
pasar dari kota lain.
Tipe Permukiman adalah padat, dan makin kurang padat apabila
menjauh dari pusat wilayah.
Seluruh Wilayah Model memiliki iklim, tanah, dan topografi yang
seragam.
Fasilitas Pengangkutan Adalah Primitif (sesuai pada zamannya) dan
relative seragam.
Kecuali Perbedaan Jarak ke Pasar, semua factor alamiah yang
mempengaruhi penggunaan tanah adalah seragam dan konstan.
Teori Sektor
Dikemukakan oleh Homer Hoyt (Yunus, 1991 & 1999), dinyatakan bahwa
perkembangan – perkembangan baru yang terjadi di dalam suatu kota,
12
berangsur angsur menghasilkan kembali karakter yang dipunyai oleh sector –
sector yang sama terlebih dahulu.
Alasan ini terutama didasarkan pada adanya kenyataan bahwa di dalam
kota – kota yang besar terdapat variasi sewa tanah atau sewa rumah
yang besar.
Belum tentu sesuatu tempat yang mempunyai jarak yang sama akan
mempunyai nilai sewa tanah atau rumah yang sama, atau belum tentu
semakin jauh letak atau tempat pusat akan mempunyai nilai sewa yang
semakin rendah
Gambar 2.4.
Teori Sektor
Teori Weber
Prinsip teori weber adalah bahwa penentuan lokasi industry ditempatkan di
tempat – tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal
(least cost location).
Weber juga menyusun sebuah model yang dikenal dengan istilah Segitiga
Lokasional (Location Triangle), yang didasarkan pada asumsi:
Bahwa daerah yang menjadi objek penelitian adalah yang terisolasi,
konsumennya terpusat pada pusat – pusat tertentu.
Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
Barang – barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah
sporadic tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.
Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada
juga yang mobilitasnya tinggi.
13
Gambar 2.5.
Teori Weber
BAB 3
CONTOH KASUS
14
berdekatan dengan Pasar Niaga Daya/Pasar Daya baru, jarak dari jalan
utama sekitar 1 Km (3 menit) cukup dekat dari segi jarak. Dengan iming iming
pasar modern, kawasan pagodam cukup nyaman, Sarana umum yang
disediakan pasar ini juga dapat dikatakan lengkap, Masjid, Atm centre,
layanan logistic, tempat sampah, parkiran yang luas dan juga toilet umum.
Walaupun cukup nyaman sebagai pasar dan mempunyai sarana umum yang
lengkap, pasar ini masih sangat sepi pedagang ataupun pengunjung.
Gambar 3.2.
15
Gambar 3.3. (Ruko)
16
pengunjung dan pedagang lebih memilih berdagang dan membeli suatu
barang di Pasar Niaga Daya (tradisional) atau dapat dikatakan itu merupakan
pusat perdagangan di Kawasan tersebut
17
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Ilmu ekonomi wilayah & kota pada dasarnya adalah merupakan gabungan
antara ilmu ekonomi tradisional dengan teori lokasi dan tata ruang,
sedangkan tekanan analisisnya dapat bersifat mikro maupun makro.
Lebih komprehensif menuju “teori keseimbangan umum ruang”, ilmu
ekonomi wilayah & kota diartikan sebagai cabang ilmu ekonomi yang
menekankan analisanya pada aspek wilayah.
4.2. Saran
Banyaknya permasalahan ekonomi yang terjadi di “Market”, membuat kita
tersadar akan pentingnya ilmu ekonomi wilayah & kota dalam
pengembangan wilayah. Maka dari itu, kiranya perlu menjadi penelitian
lanjutan terhadap permasalahan yang ada di Indonesia agar dapat
menemukan solusi yang terbaik dalam pengembangan lingkungan yang
ideal.
18