Anda di halaman 1dari 17

BAB II KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

A. RPJPD Kabupaten Gowa


Berdasarkan kondisi Kabupaten Gowa saat ini, tantangan yang dihadapi
dalam 20 tahun ke depan dengan memperhatikan potensi dan faktor strategis
yang dimiliki daerah ini, didasari oleh keinginan yang kuat dari masyarakat untuk
menjadikan Kabupaten Gowa sebagai daerah yang mampu memanfaatkan
seluruh potensi yang dimiliki, dimana :
1. Andalan Sulawesi Selatan, merupakan tujuan awal yang ingin dicapai oleh
Kabupaten Gowa dalam proses pembangunan 20 tahun kedepan, yakni andalan
dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya indikator kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan
berpegang teguh pada nilai budaya dan agama. Konsep ini juga berarti tujuan
pembangunan Kabupaten adalah memberikan kontribusi dan dukungan yang
besar dalam mewujudkan tercapainya Sulawesi Selatan sebagai daerah
terkemuka Indonesia. Kondisi ini didukung oleh posisi geografis Kabupaten Gowa
yang strategis, tingkat aksebilitas tinggi, sarana dan prasarana yang memadai,
potensi sumber daya alam, serta akar budaya yang kuat
2. Sejajar Daerah Termaju di Indonesia, adalah tujuan selanjutnya yang ingin dicapai
oleh kabupaten gowa yakni berusaha untuk mensejajarkan diri dengan daerah
termaju di indoesia. Indikator yang digunakan untuk menjadi sejajar dengan
daerah termaju di indonesia adalah tingkat pendapatan perkapita masyarakat,
struktur ekonomiyang berimbang, kemandirian dalam pembiayaan pembangunan,
kemampuan pengelolaan potensi daerah, pembangunan yang berwawasan
lingkungan, Indeks Pembangunan Manusia(IPM), Indeks Pembangunan Gender
(IPG), stabilitas politik dan keamanan serta penghargaan terhadap hak asasi
manusia (HAM).
Konsep ini juga mengandung makna motivator, yakni berusaha membangkitan
kembali semangat masyarakat kabupaten gowa untuk maju, pantang menyerah
dan tidak cepat putus asa. Hal tersebut dijiwai oleh faktor sejarah kabupaten gowa
yang telahlama dikenal sebagai salah satu bekas kerajaan islam nusantara.
Dengan demikian. Diharapkan masyarakat kabupaten gowa memiliki “self

1
confidence” dan “fighting spirit” yang tinggi dalam proses pembangunan
kabupaten gowa kedepan.
3. Tujuan akhir yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembangunan di kabupaten
gowa adalah kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek yang bersifat
lahirlah dan batiniah.
Sebagai tindak lanjut dari pernyataan visi yang dijelaskan di atas, maka dirumuskan misi
yang harus diemban atau dilaksanakan oleh kbupaten gowa, agar rencana pembangunan
kabupaten gowa dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembangunan dapat tercapai.
Untuk mewujudkan visi kabupaten gowa maka ditetapkan misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan daya saing daerah
Adalah memperkuat struktur perekonomian daerah berbasis pertanian degan
keunggulan kompetitif melalui pembangunan sistem produksi, distribusi, dan
pemasaran, mengedepankan pembangunan SDM yang berkualitas dengan
berbasis pada nilai budaya, pengembangan keagamaan, penguasaan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pembangunan sarana
prasarana yang terpadu penegakan supremasi hukum dan perwujudan
pemerintahan yang menerapkan prinsip “good government dan good
govemance”. Pengembangan kerja sama dalam skala interkoneksitas wilayah,
swasta dan masarakat.
2. Mewujudkan kemandirian pembangunan yang berkelanjutan
adalah membangun kemampuan dan kekuatan yang berasal dari potensi daerah
sendiri untuk dapat bebas menentukan nasib sejajar dan sederajat dengan
daerah yang maju. Kemampuan diri dapat tercermin dari upaya optimalisasi
manajemen keuangan daerah dan sumer-sumber pembiayaan pembangunan
melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi, optimalisasi pengelolaan
sumber daya alalm dengan prinsip pembanguan (sustainable development).
3. Mewujudkan pemerataan pembanguanan yang berkeadilan
Adalah meningkatkan pembangunan yang berorientasi pada pengurangan
kesenjangan pembangunan antara wilayah daratan tinggi dengan daratan rendah,
berkepihakan kepada masyarakat (community development), penanggulangan
kemiskinan secara menyeluruh, dan menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk kesetaraan laki-laki dengan perempuan (gender).
Sebagai ukuran tercapainya kabupaten gowa yang andalan dan maju dalam
mensejahterahkan masyarakat, pembangunan daerah dalam 20 tahun mendatang
diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok pembangunan sebagai berikut
:

2
1. Terbangunannya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif disektor pertanian ditunjang oleh sektor industri
sebagai basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien dan
menghasilkan komoditi berkualitas. Pengembangan agroindustri sebagai
lokomotif perekonomian, serta jasa yang perannya meningkat dengan
kualitas pelayanan lebih bermutu dan berdaya saing.
2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang religius, taat dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Esa, menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan toleransi atau penghormatan yang tinggi untuk antara pemeluk agama
serta maupun antara sesama agama.
3. Terbangunnya sarana dan prasarana yang handal dan terintegrasi satu
sama lain.
4. Terwujudnya tata kepemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan
bertanggung jawab serta profesional, yang mampu mendukung proses
pembangunan daerah.
5. Terwujudnya masyarakat demokratis yang berlandaskan hukum.
6. Terciptanya hubungan kerjasama dalam skala interkoneksitas wilayah,
swasta dan masyarakat.
Terwujudnya kemandirian yang berkelanjutan, ditandai dengan :
1. Tercapainya pertumbuhan ekonomi berkeseimbangan yang dapat
mendorong pembiayaan pembangunan daerah.
2. Terbangunannya sumber-sumber pembiayaan pembangunan yang kokoh
sehingga mampu mengurangi ketergantungan terhadap sumber
pembiayaan dari pusat dan provinsi.
3. Meningkatnya kesadaraan, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam
pengelolaan dan pendayagunaan SDA serta pelestarian fungsi lingkungan
hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam mendukung daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial
dan ekonomi secara serasi, seimbang dan lestasi.
4. Terciptanya pengelolaan SDA terbarukan (renewable) maupun tak
terbarukan (non renewable) secara rasional, optimal, efisien dan
bertanggung jawab dengan mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat
secara seimbang. Pengeolaan SDA juga diarahkan pada upaya konservasi
dan rehabilitasi SDA yang menjamin keberlanjutan masa kini dan masa
depan.

3
Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan yang ditandai
dengan :
1. Terciptanya pembangunan yang semakin merata ke seluruh wilayah, yang
berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
berkurangnya kesenjangan antar wilayah dataran rendah dan daratan
tinggi.
2. Terlaksananya pembangunan multi sektor yang berdasarkan pada rencana
tata ruang wilayah.
3. Terwujudnya pembangunan yang berpihak kepada masyarakat (community
development).
4. Terlaksananya upaya penanggulangan kemiskinan yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah pengentasan penduduk miskin.

B. RPJMD Kabupaten Gowa


Kemampuan daerah untuk berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan
dan kemakmuran masyarakat. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan kabupten gowa
siap menghadapi tantangan desentaralisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada.
Untuk memperkuat daya saing daerah, pembangunan jangka panjang diarahkan untuk :
a. Membangun struktur perekonomian berbasis pertanian yang ditunjang oleh
sektor perekonomian lainnya.
1. Penguatan struktur ekonomi dengan memposisikan sektor pertanian sebagai
motor penggerak yang didukung oleh kegiatan industri, pertambangan dan
jasa-jasa pelayanan yang efektif.
2. Pembangunan pertanian diarahkan pada pembukaan kesempatan kerja dan
berusaha di perdesaan.
3. Penguatan kelembagaan petani dilaksanakan dengan memperhatikan
karakteristik dan lokalitas masyarakat.
4. Peningkatan partisipasi masyarakat dan investasi swasta dalam
pembangunan pertanian.
5. Pengembangan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman
sumber bahan pangan dalam rangka menjamin tersedianya pangan dalam
jumlah dan mutu pada tingkat harga yang terjangkau, dengan
memperhatikan peningkatan pendapatan petani.
6. Pembangunan sistem produksi, distribusi dan pemasaran dengan ditunjang
sarana dengan prasarana yang memadai.
b. Meningkatkan SDM yang berkualitas

4
1. Pengendalian pertumbuhan penduduk diarahkan pada peningkatan pelayaan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan
efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas dismping itu,
penataan sebaran dan mobilitas penduduk diarahkan menuju sebaran
penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
2. Pengembangan sistem administrasi kependudukan dilakukan untuk
mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah serta
mendorong terakomodasikanya hak penduduk dan perlindungan sosial.
3. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat. Martabat
dan kualitas manusia sehingga mampu bersaing dalam era globalisasi.
4. PelaYanan pendIdikan yang mencakup semua jalur, jenis dan jenjang perlu
disediakan secara bermutu dan terjangkau disertai dengan pembebasan
biaya pendidikan pada jenjang pendidikan dasar kemudian menengah
secara bertahap.
5. Penyedian pelayanan pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan sosial ekonomi daerah. Pembangunan pendidikan diarahkan
pula untuk menumbuhkan kebanggaaan daerah, akhlak mulia serta
kemampuan peserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat.
6. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,
SDM kesehatan , obat dan perbekalan kesehatan, dan manajemen
kesehatan.
7. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditandai dengan meningkatnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
8. pembangunan IPTEK diarahkan untuk penciptaan dan penguasaan ilmu
pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan yang dapat
dipergunakan untuk permasalahan masyarakat.
9. Pembangunan IPTEK diarahkan untuk mendukung sektor produksi
dukungan terebut dilakukan melalui pengembangan SDM, IPTEK, dan
peningkatan sarana dan prasarana IPTEK.
10. Pengembangan penerapan teknologi tepat guna diarahkan bagi kegiatan
perekonomian perdesaan, meningkatkan kapasitas SDM tenaga kerja
perdesaan, mendorong intesitas pengembangan teknologi produksi dan
pengolahan.
c. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

5
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang religius, taat dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Esa serta menjunjung tinggi toleransi dan
penghormatan yang tinggi untuk antara pemeluk agama serta maupun
anatara sesama agama.
2. Pengalaman nilai-nilai agama sebagai landasan moral, spiritual dan etika
meningkatnya mutu pendidikan agama pada semua tingkatan dan
meningkatnya akses umat beragama di dalam proses pembangunan untuk
menjaga agar strategi dan kebijakan pembangunan tetap mengindahkan
nilai-nilai agama.
3. Pembangunan sarana dan prasarana keagamaan.
d. Membangun sarana dan prasarana yang maju dan terpadu
1. Pembangunan jaringan infrastruktur perhubungan yang handal dan
terintegrasi satu sama lain.
2. Pembangunan sistem transportasi diarahkan untuk mendorong peningkatan
intensitas perdagangan sebagai sumber pergerakan barang dan jasa.
3. Pengembangan jaringan pelayanan secara inter dan antar modal angkutan
melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi. Menciptakan
jaringan transportasi daerah yang mendukung transportasi regional dalam
kaitan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru.
4. Peningkatan motivasi seluruh stakeholders untuk berpartisipasi dalam
penyediaan pekayanan transportasi di daerah.
5. Pembangunan sarana telekomuikasi yang dapat mempelancar arus
informasi antar wilayah.
6. Pembeangunan sarana utilitas lingkungan permukiman yang memadai.
7. Pembangunan kebutuhan perumahan dengan harga terjangkau.
e. Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik
1. Pembenahan birokrasi dibangun dengan kerangka pembenahan pranata
hukum dan peraturan-peraturan daerah menjamin efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah daerah.
2. Pembenahan birokrasi dilakukan dengan pembenahan manajemen
pemerintahan yang efektif, efisien dan profesional disetiap jenjang
pelayanan.
3. Pengelolaan manajemen pemerintahan yang baik diwujudkan dengan
pembenahan orgagnisasi dan kapasitas aparat. Perangkat perundang-
undangan dan akuntabilitas kinerja aparat pemerintah daerah.

6
4. Pelayanan kepada masyarakat diarahkan kepada pemenuhan pelayanan
dasar berdasarkan standar palayanan minimal (SPM).
f. Mewujudkan kepada masyarakat demokratis yang berlandaskan hukum
1. Peningkatan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan
HAM, kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan keadilan
dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah.
2. Pembangunan hukum bagi pengembangan iklim usaha dan kepastian
berusaha untuk mendorong peningkatan daya saing bagi daerah.
g. Menjalin hubungan kerjasama dalam skala interkoneksitas wilayah swasta dan
msayarakat.
1. Peningkatan hubungan kerjasama dengan daerah lain didasari pada
hubungan yang saling menguntungkan.
2. Penngembangan hubungan kerjasama dengan pihak swasta dan
masyarakat sesuia dengan ketentuan perundang-undangan yang beraku.
Mewujudkan kemandirian yang berkelanjutan
Kemandirian daerah dikembangkan dengan prinsip keberlanjutan untuk menjaga
kemampuan daerah dalam kesinambungan pelaksanaan pembangunan. Kemandirian
yang berkelanjutan diarahkan :
a. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dibangun dengan prinsip
menjaga kapasitas dan daya dukung sumber-sumber produksi.
2. Pesan pemerintah diarahkan pada pengembangan regulasi tata
perekonomian yang terpadu, menciptakan iklim usaha yang sehat,
pengembangan wilayah terbelakang dan penciptaan lapangan kerja formal
dan informal secara seimbang.
3. Jasa, termasuk jasa infrastruktur dan keuangan, dikembangkan sesuai
dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah agar mampu mendukung
secara efektif peningkatan produksi dan pembiayaan pembangunan daerah.
4. Perdagangan daerah diarahkan untuk memperkoko sistem distribusi regional
pyang efisien dan efektif serta menjami kepastian berusaha untuk
mewujudkan (a) berkembangnya kelembagaan perdagangan yang efektif
dalam perlindungan konsumen dan persaingan usaha secara sehat, (b)
terintegrasinya aktivitas perekonomian daerah (c) meningkatnya

7
perdagangan antar wilayah, dan (d) terjaminya ketersediaan bahan pokok
dan barang strategis lainnnya dalam harga yang terjangkau.
5. Kepariwisataaan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi,
meningkatkan citra daerah, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal, serta perluasan kesempatan kerja,pengembangan kepariwisataan
memanfaatkan secara arif dan berkelanjutan keragamaan pesona keindahan
alam potensi budayadaerah.
6. Pengembangan UKM dan koperasi diarahkan untuk menjadi pelaku
ekonomi yang berdaya saing sehingga mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam perubahan struktual dan memperkuat perekonomian
daerah, untuk itu, pengembangan UKM dan koperasi dilakukan melalui
peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan dan peningkatan
produktivitas usaha.
b. Membangun sistem manajemen pembiayaan pembangunan daerah
1. Perbaikan manajemen keuangan daerah dikembangkan secara efektif,
efisien, akuntabel dan transparan untuk memperkut sistem pembiayaan
pembangunan daerah yang mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada
sumber-sumber pendanaan pusat.
2. Sektor keuangan dikembangkan agar senantiasa memiliki kemampuan
didalam menjaga stabilitas ekonomi dan membiayai tujuan pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas serta mampu memiliki daya tahap terhadap
kemungkkinan gejolak kritis ekonomi.
3. Pengembangan jasa perbankan untuk memberikan alternatif pendanaan
lebih banyak bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Meningkatkan pengelolahan dan pendayagunaan sumber daya alam (SDA)
berkelanjutan
1. Optimalkan pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan peningkatan
kualitas data sumber daya alam yang menjadi rujukan dalam pengembilan
kebijakan pengelolahan SDA
2. Peran pemerintah, swasta dan masyarakat dikembangkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pengelolahan SDA yang
berkelanjutan.
3. Pengembangan kerangka regulasi dan penegakan hukum diarahkan untuk
meningkatkan pengendalian dan pengawasan pengelolaan SDA yang
berwawasan lingkungan dengan pengutan peran masyarakat dan pranata
informasi dan pengawasan pelanggaran lingkungan.

8
4. Terciptanya konservsi dan rehabilitasi SDA yang menjamin keberlanjutan
masa kini dan masa depan.
5. Pengembangan sistem informasi deteksi dini diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan migitasi bencana dan sistem pencegahan
dan penanggulangan bencana.
Mewujudkan pemetaraan pembangunan yang berkeadilan
Pemerataan pembangunan merupakan upaya peningkatan kesejahteraan dan
partisipasi aktif masyarakat, mengurangi potensi konflik daerah dengan
mengedepankan prinsip kebersamaan hak dan kesempatan mendapat pelayanan
pembangunan pemerataan pembangunan yang berkeadilan diarahkan pada
a. Keseimbangan pembangunan antar wilayah
1. Pembangunan daerah diarahkan untuk menekan kesenjangan antara
wilayah daratan tinggi dengan daratan rendah yang disebabkan oleh
ketimpangan distribusi penduduk,keterbatasan sarana prasarana dan akses
pelyanan yang efektif dan efisien.
2. pekonomian perdesaan dikembangkan untuk menjadi pionir pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah terbelakang.
3. Pembangunan perbatasan diarahkan untuk mengurangi kesenjangan
wilayah dan meningkatkan akses dengan daerah lain.
4. Pengembangan perekonomian dalam suatu sistem perekomonian daerah
yang mengembangkan ketrkaitan kegiatan ekonomi perkotaan yang saling
mendukung dengan ekonomi perdesaan.
5. Pembangunan perkotaan diarahkan pada pengembangan sektor jasa dan
pelayanan publik yang mendorong pengembangan pasar bagi produk-
produk ekonomi perdesaan.
b. Terlaksananya pembangunan multi sektor yang berdasarkan multi sektor yang
berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah
1. Konsep pengembangan wilayah diarahkan melalui rtrw dan dokumen
perencanaan wilayah lainnya untuk mejamin keterpaduan dan konsistensi
pelaksanaan pembamgunan daerah.
2. Peninjauan kembali RTRW yang suda tidak sesuai dengan perkembangan
daerah.
c. Pembangunan yang berpihak kepada masyrakat (community development)
1. Peningkatan peran organisasi masyarakat atau kelompok masyarakat atau
kelompok masyarakat untuk mengembangkan potensi sumber daya yang
dimilikinya.

9
2. Penguatan kelembangaan masyarakat (capacity building) diarahkan kepada
meningkatnya kapasitas lembaga kemasyarakatan lokal.
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
4. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak diarahkan pada
peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan, peningkatan partisipasi
angkatan kerja perempuan, serta kesejahteraan danperlindungan anak di
berbagai bidang pembangunan penurunan tindak kekerasan, eksploitasi dan
diskriminasi terhadap perempuan dan anak serta penguatan kelembangaan
dan pengaruh utamaan gendder disetiap jenjang organisasi daerah.
5. Pembangunan peuda diarahkan pada peningkatan kualitas dan pertisipasi
pemuda di berbagai bidang pembangunan terutama di bidang ekonomi,
sosial budaya, iptek dan politik. Disamping itu pembangunan olahraga
diarahkan pada peningkatan budaya olahraga dan prestasi olahraga di
kalangan masyarakat.
d. Penanggulangan kemiskinan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah
pemduduk miskin.
1. Peningkatan perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang
kurang beruntung termasuk masyarakat miskin, khususnya yang tinggal di
wilayah bencana.
2. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan
mengutamakan prinsip kesetaraan, keadilan dan non diskriminasi,
3. Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga diarahkan pada peningkatan
mutu penyelenggaraan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya
pemenuhan hak-ak dasar masyarakat miskin.
4. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada peningkatan jangkauan
pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk pemberdayaan
sosial yang tepat guna bagi masyarakat serta penyediaan sarana pelayanan
sosial yang memadai.

C. RTRW Kabupaten Gowa


Strategi pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Gowa
untuk mendukung terintegrasinya sistem-sistem pusat kegiatan di KSN
Perkotaan Mamminasata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a,
meliputi:

10
a. Mendorong pengembangan KSN Perkotaan Mamminasata sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) di Sulawesi Selatan melalui pembangunan
infrastuktur secara terpadu dalam KSN Perkotaan Mamminasata;
b. Mendorong pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di kawasan
yang potensi termasuk mempromosikan KSN perkotaan di sekitar perkotaan
inti sebagai penyangga KSN Perkotaan Mamminasata;
c. Meningkatkan interkoneksi antar kawasan perkotaan yang meliputi Pusat
Kegiatan Nasional, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang meliputi seluruh
ibukota kecamatan, dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), antar kawasan
perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan
dengan kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan dengan wilayah
sekitarnya;
d. Meningkatkan sinergitas, sistem transportasi dan9 komunikasi
antarkawasan perkotaan, antarpusat-pusat kegiatan seperti PKN, PPK dan
PPL;
e. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah
sekitarnya;
f. Mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, khususnya di daerah
perbukitan, bantaran sungai dan pantai; dan
g. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan baru agar
lebih produktif, kompetitif dan lebih kondusif untuk hidup dan berkehidupan
secara berkelanjutan, serta lebih efektif dalam mendorong pengembangan
wilayah sekitarnya.
Strategi pengembangan prasarana wilayah secara terpadu dan berhierarki
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, meliputi:
a. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan sistem jaringan prasarana
dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, udara dan
laut secara berhierarki, sinergis, terpadu dan merata di KSN Perkotaan
Mamminasata;
b. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan
sumberdaya air secara berhierarki, sinergis, terpadu dan merata PKN, PPK
dan PPL di seluruh wilayah kabupaten;
c. Mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian,
perikanan, pariwisata, industri dan daerah terisolir;

11
d. Meningkatnya kualitas dan keterpaduan pelayanan jaringan prasarana
transportasi;
e. Mendorong pengembangan prasarana informasi dan telekomunikasi
terutama di kawasan terisolir;
f. Meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan
pemanfaatan sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem
kemandirian energi, serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik;
g. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan SDA;
h. Meningkatkan jaringan distribusi bahan bakar minyak dan gas yang
terpadu dengan jaringan dalam tataran nasional secara optimal;
i. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;
j. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana persampahan secara terpadu
dengan penerapan konsep mengurangi, menggunakan kembali, daur ulang
dan pemanfaaatan kembali (reduce, reuse, recycling dan replant atau 4R)
dengan paradigma sampah sebagai bahan baku industri menggunakan
teknik pengolahan modern di perkotaan berbentuk Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA), dan teknik pengolahan konvensional di perdesaan yang
menghasilkan kompos maupun bahan baku setengah jadi;
k. Mengarahkan sistem pengelolaan akhir sampah dengan teknologi
pengolahan sampah ramah lingkungan yang handal;
l. Meningkatkan kualitas jaringan prasarana sanitasi dan pengelolaan limbah
terpadu melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); dan
m. Meningkatkan kualitas dan sistem jaringan prasarana pengelolaan limbah
domestik, limbah industri maupun Limbah B3.
Strategi peningkatan fungsi kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf c, meliputi:
a. Menyelenggarakan upaya terpadu pelestarian fungsi sistem ekologi
wilayah.
b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya
DAS kritis.

12
c. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, termasuk reboisasi di
Taman Wisata Alam Malino dengan menarik partisipasi para wisatawan,
dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem
wilayah kabupaten.
d. Mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan
luas paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari luas DAS.
e. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) paling sedikit 30 % (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan.
f. Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan
dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap
mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
g. Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang dibuang kedalamnya; dan
h. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan
lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang
berkelanjutan.
Strategi peningkatan sumber daya hutan produksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf d, terdiri atas:
a. Mengembangkan areal lahan hutan produksi secara selektif;
b. Mengembangkan produksi hasil hutan kayu dari hasil kegiatan budidaya
tanaman hutan dalam kawasan hutan produksi;
c. Mengembangkan hutan perkebunan (agro forestry) di areal sekitar hutan
lindung sebagai zona penyangga yang memisahkan hutan lindung dengan
kawasan budidaya terbangun; dan
d. Mendukung kebijakan jeda tebang (moratorium logging) dalam kawasan
hutan serta mendorong berlangsungnya investasi bidang kehutanan yang
diawali dengan kegiatan penanaman/rehabilitasi hutan.
Strategi peningkatan sumber daya lahan pertanian, perkebunan, peternakan
dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e, meliputi:
a. Mempertahankan areal sentra produksi pertanian lahan basah secara
berkelanjutan di daerah perdesaan;
b. Meningkatkan kualitas lahan pertanian holtikultura di daerah perbukitan
dataran tinggi;

13
c. Mengembangkan areal lahan komoditas perkebunan di daerah perdesaan
secara selektif;
d. Meningkatkan intensitas budidaya peternakan;
e. Meningkatkan kemampuan dan teknologi budidaya perikanan air tawar
dan juga perikanan laut;
f. Mengembangkan budidaya perikanan yang terpadu dengan
pengembangan minapolitan;
g. Mengembangkan komoditas perikanan dilakukan secara luas oleh
masyarakat maupun badan usaha yang diberi izin di wilayah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah setempat; dan
h. Mengembangkan sektor perikanan yang terpadu dengan kegiatan wisata
serta memenuhi kebutuhan kawasan lain di luar wilayah.
Strategi pengembangan potensi pariwisata sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf f, meliputi:
a. Mengembangkan Taman Wisata Alam Malino sebagai kota bunga yang
ramah lingkungan untuk mendukung fungsinya sebagai Kawasan Lindung
Nasional di Kabupaten Gowa;
b. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;
c. Mempertahankan dan melestarikan kawasan situs budaya dan
mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan wisata
yang ada;
d. Mengembangkan prasarana dan sarana akomodasi dan transportasi
untuk kegiatan Meeting, Insentive, Convention and Exhibition (MICE) di Kota
Malino;
e. Meningkatkan dan mengembangkan akses yang menghubungkan objek-
objek wisata di wilayah Kabupaten Gowa; dan
f. Mengembangkan promosi dan jaringan industri pariwisata secara global.
Strategi pengembangan potensi pertambangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf g, meliputi:
a. Mengembangkan budi daya pertambangan yang berwawasan lingkungan;
b. Melakukan kajian, eksplorasi sampai ke eksploitasi potensi tambang
dengan menghindari kemungkinan rusaknya lingkungan hidup;
c. Mengendalikan penambangan batuan di sungai maupun gunung agar
tidak berdampak pada kerusakan lingkungan;

14
d. Melakukan penambangan batuan di Sungai Jeneberang untuk
mengimbangi volume sedimentasi di waduk Bili-Bili dan tidak berdampak
pada kerusakan lingkungan.
e. Mereklamasi pasca tambang dalam rangka pemulihan kualitas
lingkungan serta upaya mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan akibat
kegiatan tambang dengan menerapkan praktek penambangan sesuai
prosedur dan ramah lingkungan.
f. Pengendalian perizinan penambangan skala kecil berdasarkan kriteria
tertentu dan mempertimbangkan daya dukung kawasan pertambangan.
Strategi pengembangan potensi industri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf h, meliputi:
a. Mengembangkan… 15 a. Mengembangkan Kawasan Industri Gowa yang
terintegrasi dengan Kawasan Industri dalam KSN Perkotaan Mamminasata;
b. Mengembangkan Kawasan Industri Gowa terutama berbasis hasil
komoditi sektor-sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan;
c. Mengembangkan kawasan agroindustri skala sedang di PKLp dan PPK;
d. Mengembangkan usaha industri kecil dan industri rumah tangga yang
tidak mengganggu kehidupan di kawasan permukiman; dan
e. Melakukan pengelolaan dan upaya meminimalisasi dampak negatif dari
kegiatan industri.
Strategi pengembangan potensi perdagangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf i, meliputi:
a. Mengembangkan kawasan perdagangan regional termasuk pasar regional
yang modern dalam mendukung KSN Perkotaan Mamminasata;
b. Meremajakan kawasan perdagangan Sungguminasa yang terpadu
dengan Pasar Induk Regional (PIR) Mamminasata di Kota Sungguminasa;
c. Mengembangkan pusat perdagangan skala regional Mamminasata di
Kecamatan Pattallassang yang terpadu dengan kawasan terminal tipe A;
d. Merevitalisasi pasar seni Somba Opu yang terpadu dengan pusat seni
dan informasi pariwisata;
e. Mengembangkan kawasan perdagangan di PKLp dan PPK;
f. Mengembangkan pasar hasil industri pertanian yang terpadu dengan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/KIWA;
g. Meningkatkan akses koperasi dan UMKM terhadap modal, perlengkapan
produksi, informasi, teknologi dan pasar; dan h. Mengembangan akses yang

15
menghubungkan pusat-pusat perdagangan dengan sentra-sentra produksi
pertanian dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/KIWA.)
Strategi pengembangan potensi pendidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf j, meliputi:
a. Mendorong percepatan pembangunan kawasan pendidikan Metro KSN
Perkotaan Mamminasata;
b. Mengembangkan kawasan pendidikan Mamminasata di Samabonto
sebagai bagian dari kawasan wisata pendidikan;
c. Mengembangkan kawasan pendidikan unggulan Malino;
d. Mengembangkan kawasan pendidikan IPDN Kampili Kecamatan
Pallangga;
e. Menyelenggarakan pendidikan sebagai pusat ilmu pengetahuan terutama
mendukung pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
industri kerajinan, perdagangan, pariwisata dan pemerintahan; dan
f. Memenuhi kapasitas dan mendistribusi secara proporsional fasilitas
sekolah taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah,
sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi di PKN, PPK dan PPL.
Strategi pengembangan potensi permukiman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf k, meliputi:
a. Mencegah tumbuh berkembangnya perumahan di kawasan lindung
termasuk kawasan lindung setempat, seperti di hutan lindung, lahan dengan
kemiringan di atas 30 % (tiga puluh persen), dan bantaran sungai;
b. Mencegah pembangunan perumahan di daerah rawan bencana seperti
longsor, banjir dan tsunami;
c. Mengarahkan bangunan permukiman padat penduduk di tengah kota
terutama di PKN dan PKLp secara vertikal; dan
d. Mengembangkan permukiman perdesaan berlandaskan kearifan nilai
budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai
panggung.
Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf i, yaitu :
a. Mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan negara;
b. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya di sekitar
kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga;

16
c. Menyediakan ruang untuk peningkatan kemampuan kegiatan pertahanan
dan keamanan negara;
d. Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan
keamanan negara; dan e. Mendukung penetapan kawasan strategis
nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan Negara.

17

Anda mungkin juga menyukai