Anda di halaman 1dari 15

BAB IV ANALISIS WILAYAH PERENCANAAN

Pengembangan Wilayah Merupakan Suatu Proses dalam Lingkup Perencanaan dan Proses
Pendekatan Analisis Dimana dapat Mengambil Suatu Keputusan Yang akan datang dalam hal ini
Melakukan Analisis dari Berbagai aspek. Dalam hal ini, terdapat 2 aspek utama yang akan
dilakukan pendekatan Analisis yaitu, Analisis pada Wilayah Makro atau Kecamatan dan Analisis
pada Wilayah Mikro atau Kelurahan atau Desa.

A. Analisis Makro
Pendekatan Analisis Makro dalam hal ini wilayah Kecamatan Palangga – Kabupaten Gowa dibuat
untuk menentukan arah pengembangan wilayah kecamatan Palangga dalam hal ini untuk
menetapkan kebijakan-kebijakan perencanaan apa saja yang diperuntukan untuk pengembangan
Kecamatan Palangga. Berikut Analisis untuk Kecamatan Palangga:

1. Proyeksi Jumlah Penduduk


Estimasi perkembangan jumlah penduduk dapat dihitung menggunakan metode khusus sesuai
dengan kriteria data pertumbuhan penduduk paling minimal 5 tahun terakhir. Berikut data jumlah
penduduk Kecamatan Palangga sebagaimana pada grafik berikut :

Grafik 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Palangga
Tahun 2013 - 2017

Sumber: Kecamatan Palangga Dalam Angka 2014-2018

1
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2013 sampai tahun 2017, jumlah penduduk di
Kecamatan Palangga terus meningkat, dimana pada tahun 2014 jumlah penduduknya ada 104523
jiwa dan pada tahun 2017 jumlah penduduknya ada 124049 jiwa. Sehingga proyeksi penduduk 10
Tahun Kedepan dapat dibuat menggunakan metode Regresi Linier.
Diketahui :
a = 102052,3
b = 4641,5
x = 2027-2017
Y(2027) = a + b (x)
= 102052,3 + 4641,5 (2017-2027)
= 109019,8 109020 Jiwa

Dari hasil perhitungan proyeksi menggunakan metode regresi liner maka penduduk di Kecamatan
Palangga pada tahun 2027 ± 109020 Jiwa.

2. Sex Ratio
Sex Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk Laki-Laki dan jumlah penduduk
Perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan Hasil
Pendataan Jumlah Penduduk Perempuan di kecamatan Palangga dengan jumlah 3111 Jiwa dan
Jumlah Penduduk Laki Laki 2986 Jiwa. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada Tabel.

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Palangga
Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2017

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Berdasarkan data kependudukan berdasarkan jenis


Kelamin
kelamin dapat menghasilkan Angka Ratio Jenis
Kelamin dengan perhitungan sebagai berikut;
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

Laki-Laki 61340

Perempuan 62709

Ʃ Penduduk Laki Laki ( Jiwa ) 61340 Jiwa


Sex Ratio= ×100Sex Ratio= ×100
Ʃ Penduduk Perempuan ( Jiwa ) 62709 Jiwa
Sex Ratio=97 , 81

2
Sumber: Kecamatan Palangga Dalam Angka 2018

Dari hasil perhitungsn sex ratio dapat diketahui bahwa di Kecamatan Palangga ada sebanyak 98
jiwa penduduk laki-laki / 100 jiwa penduduk perempuan.
3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk juga dikenal dengan istilah kepadatan penduduk secara umum.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total - tanpa memandang
mata pencaharian - dengan luas wilayah, baik wilayah lahan pertanian ataupun tidak.
Kepadatan penduduk dapat dirumuskan dengan rumus sebagai :

Jumlah Penduduk ( Jiwa )


Kepadatan Penduduk=
Luas Wilayah( Km¿¿ 2)¿

Berdasarkan data kependudukan dan luas wilayah di kecamatan Palangga sebagaimana pada
Tabel dapat dihitungkan jumlah Kepadatan penduduknya.

Tabel 4.2
Distribusi Kepadatan Penduduk Desa/Kelurahan
Di Kecamatan Palangga
Tahun 2017
Desa/Kelurahan Tahun
Luas Wilayah (Km²)
2017
Jenetallasa 5971 3.22
Tetebatu 2763 2.51
Pallangga 1498 4.07
Bungaejaya 1209 3.02
Panakkukang 3595 1.69
Julukanaya 1785 3.08
Julubori 1406 4.37
Julupamai 1267 2.70
Bontoramba 888 6.09
Kampili 964 5.35
Toddotoa 1240 3.08
Parangbanoa 1492 2.15
Pangkabinanga 3622 1.89
Bontoala 17754 1.25
Mangalli 7873 1.50
Taeng 3770 2.27
Jumlah 57097 48.24
Sumber:Kecamatan Palangga dalam angka 2018

Berdasarkan data diatas dapat dilihat kelurahan/desa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
adalah Kelurahan Bontoala yaitu 17754 Jiwa dan jumlah penduduk terkecil adalah Kelurahan
Bontoramba yaitu 888 Jiwa. Sedangkan, wilayah terluas adalah Kelurahan Bontoramba dengan

3
luas wilayah 6,09 Km2 dan wilayah tersempit adalah Kelurahan Bontoala dengan luas wilayah 1,25
Km2. Dari data yang ada dapat di proyeksikan distribusi kepadatan di masing masing wilayah
Kelurahan dengan perhitungan kepadatan penduduk sebagai berikut. Untuk lebih Jelasnya
sebagaimana pada Tabel

Tabel 4.3
Distribusi Kepadatan Penduduk Desa/Kelurahan
Di Kecamatan Palangga
Tahun 2027

Kepadatan Penduduk
No Desa/Kelurahan
( Jiwa/km2 )

1 Jenetallasa 1854

2 Tetebatu 1101

3 Pallangga 368

4 Bungaejaya 400

5 Panakkukang 2127

6 Julukanaya 578

7 Julubori 322

8 Julupamai 469

9 Bontoramba 146

10 Kampili 180

11 Toddotoa 403

12 Parangbanoa 694

13 Pangkabinanga 1916

14 Bontoala 14203

15 Mangalli 5249

16 Taeng 1661
Sumber:Hasil Analisis

4
Dari data diatas dapat dilihat bahwa Kelurahan/Desa dengan intensitas kepadatan pendududk
tertinggi adalah Kelurahan Bontoala, sebagaimana pada Peta 4.1 Distribusi Kepadatan Penduduk
per Kelurahan/Desa di Kecamatan Palangga Tahun 2017.

4. Analisis Migrasi Masuk dan Keluar


Migrasi masuk (in migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan sedangkan migrasi
keluar (out migration) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal. Berdasarkan
data kependudukan dan migrasi masuk dan migrasi keluar di kecamatan Palangga sebagaimana
pada Grafik berikut:

Grafik Migrasi Masuk & Keluar 2014 - 2018


Kec. Pallangga

2406

2402
2749 2124

3878
1815
3268 3312

2675

1672

2014 2015 2016 2017 2018

Migrasi Masuk Migrasi Keluar

Sumber:Catatan Sipil

5. Analisis Ekonomi
Ekonomi merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan suatu wilayah. analisis
kondisi ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah
bersangkutan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh
barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat
berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor
produksi yang dimiliki residen atau non-residen.

5
Kecamatan Palangga merupakan wilayah studi perencanaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel Produk Domestik Regional Bruto atas dasar Harga Konstan dalam bentuk persen
berikut:

Tabel 4.4
Distribusi PDRB Kabupaten Palangga
Atas Dasar Harga Konstan 2010
Tahun 2012-2016 (%)
Kategor
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
i
Pertanian, Kehutanan,
A 34,10 32,16 32,07 31,15 30,52
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 2,56 2,57 2,70 2,84 3,00
C Industri Pengolahan 6,60 6,50 6,40 6,40 6,42
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,18 0,18 0,20 0,18 0,19
Pengadaan Air, Pengolahan
E Sampah, Limbah dan Daur 0,16 0,15 0,14 0,14 0,13
Ulang
F Konstruksi 9,14 10,72 10,48 10,53 10,56
Perdagangan Besar dan
G 11,16 11,27 11,58 11,54 11,85
Eceran
H Transportasi dan Pergudangan 1,44 1,43 1,46 1,46 1,43
Penyediaan Akomodasi dan
I 2,36 2,35 2,39 2,39 2,39
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 9,46 10,10 9,92 10,25 10,50
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,38 2,32 2,29 2,31 2,46
L Real Estate 5,96 6,38 6,91 7,48 7,58
M,N Jasa Perusahaan 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan, dan Jaminan 6,39 5,91 5,66 5,48 5,21
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,80 4,72 4,52 4,52 4,45
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 1,78 1,76 1,80 1,84 1,83
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya 1,41 1,36 1,35 1,36 1,36
PDRB 100 100 100 100 100
Sumber:Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gowa

Dapat dilihat pada tabel PDRB bahwa Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang memiliki
konstribusi paling besar di kabupaten Gowa terutama di Kecamatan Palangga dengan persentasi
sebesar 30,52% dan hal ini juga dibuktikan pada Penggunaan Lahan dengan luas lahan terluas
adalah lahan pertanian dan presentase terendah adalah Pengadaan Air, Pengolahan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang dengan presentasi 0,13%.

6
6. Rata Rata Pendapatan Masyarakat
Rata Rata Pendapat Masyarakat sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah Negara. Semakin besar pendapatan masyarakat, maka semakin besar juga
kemungkinan sebuah wilayah memiliki tingkat pembangunan dan pendapatan rata-rata penduduk
yang tinggi. Rata Rata Pendapat Masyarakat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Pendapatan Masyarakat Per Kapita(Juta)


Rata Rata Pendapatan Masyarakat = ×100
Total PDRB(Juta)
Rp .2.200 .000
Rata Rata Pendapatan Masyarakat = ×100
Rp . 3.409.502
Rata Rata Pendapatan Masyarakat =64 , 52
Dari hasil perhitungan rata rata pendapatan masyarakat menghasilkan rata rata pendapatan
masyarakat sebesar 64,52.%

B. Analisis Mikro
Pendekatan Analisis Mikro dalam hal ini wilayah Kelurahan Parangbanoa Kecamatan Palangga
Kabupaten Gowa dibuat untuk menentukan arah pengembangan wilayah Kelurahan Palangga
dalam hal ini untuk menetapkan kebijakan-kebijakan perencanaan apa saja yang diperuntukan
untuk pengembangan Kelurahan Palangga. Berikut Analisis untuk Kelurahan Palangga.

1. Proyeksi Penduduk 10 Tahun Kedepan


Estimasi perkembangan jumlah penduduk dapat dihitung menggunakan metode khusus sesuai
dengan kriteria data pertumbuhan penduduk minimal 5 tahun terakhir. Berikut grafi data jumlah
penduduk Kelurahan Parangbanoa dari tahun 2013 sampai tahun 2017

Grafik 4.2
Jumlah Penduduk Kelurahan Parangbanoa
Tahun 2013 - 2017

7
Jumlah penduduk
3208
3124
3030
2934

2704

2013 2014 2015 2016 2017

Penduduk
Sumber: Kecamatan Palangga Dalam Angka 2014-2018
Dari data yang ada dapat dilihat bahwa dari tahun 2013 sampai tahun 2017, jumlah penduduk di
Kecamatan Polombangkeng Utara terus meningkat. Sehingga proyeksi penduduk 10 Tahun
Kedepan dapat dibuat menggunakan metode Regresi Linier.

a = 2640,6
b = 119,8
x = 2027-2017
Y(2027) = a + b (x)
= 2640,6 + 119,8 (2017-2027)
= 41406 41406 Jiwa

Dan berdasarkan hasil perhitungan proyeksi menggunakan metode Regresi Linier, penduduk di
tahun 2027 sebanyak 41406 Jiwa.

2. Sex Ratio
Sex Ratio adalah perbandingan antara jumlah penduduk Laki-Laki dan jumlah penduduk
Perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Berdasarkan Hasil
Pendataan Jumlah Penduduk Perempuan dengan jumlah terbanyak yaitu 1667 Jiwa dan Jumlah
Penduduk Laki Laki 1541 Jiwa. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada Tabel.

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Jumlah Penduduk Kecamatan Palangga
Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Tahun 2017

Laki-Laki 1541

Perempuan 1667 8
Berdasarkan data kependudukan berdasarkan jenis kelamin dapat menghasilkan Angka Ratio
Jenis Kelamin dengan perhitungan sebagai berikut;
Ʃ Penduduk Laki Laki ( Jiwa ) 1541 Jiwa
Sex Ratio= ×100 Sex Ratio= ×100
Ʃ Penduduk Perempuan ( Jiwa ) 1667 Jiwa
Sex Ratio=92, 80

Sumber: Kecamatan Palangga Dalam Angka 2018

Dari hasil perhitungan ratio jenis kelamin dapat diketahui bahwa di Kelurahan Parangbanoa
Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa memiliki angka sex ratio sebanyak 93 jiwa penduduk Laki
Laki per 100 jiwa penduduk Perempuan.

3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah per kilometer
persegi. Kepadatan penduduk juga dikenal dengan istilah kepadatan penduduk secara umum.
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total tanpa memandang
mata pencaharian - dengan luas wilayah, baik wilayah lahan pertanian ataupun tidak. Kepadatan
penduduk dapat dirumuskan dengan rumus sebagai:

Jumlah Penduduk ( Jiwa )


Kepadatan Penduduk=
Luas Wilayah( Km¿¿ 2)¿

Berdasarkan data kependudukan dan luas wilayah di Kelurahan Parangbanoa sebagaimana pada
Tabel dapat dihitungkan jumlah Kepadatan penduduknya.

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah
Kecamatan Palangga
Tahun 2017
Luas Wilayah
No Wilayah (Lingkungan) Jumlah Penduduk
Km2
1 Parangbanoa 887 1,19
2 Palaraka 588 1,06
3 Tattakang 849 1,99
4 Barua 757 0,37
Jumlah 3081 4,61
Sumber: Kantor Lurah Kelurahan Parangbanoa

4. Analisis Kebutuhan Ruang (Sarana Pelayanan Umum)

9
Sarana Pelayanan Umum yang diestimasikan terdiri dari Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan,
Sarana Peribadatan, Sarana Perkantoran dan Sarana Olahraga. Sebagaimana pada
pembahasan berikut;
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan wadah atau tempat untuk melakukan proses kegiatan
belajar mengajar, baik yang formal maupun non formal agar pencapaian tujuan pendidikan
dapat berjalan dengan lancar, teratur efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan
segala sesuatu (alat dan barang) yang memfasilitasi (memberikan kemudahan) dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
1) Standarisasi Perencanaan
 Sekolah Taman Kanak Kanak
Jenjang pendidikan formal pertama ini diperuntukkan bagi penduduk yang berusia
5-6 tahun. Berdasarkan standar kebutuhan 1 unit STK memiliki 2 ruang kelas
terdiri dari 40 murid setiap ruang kelas dengan jumlah penduduk pendukung 1000
jiwa, radius pelayanan minimal 500 meter, kebutuhan ruang 2.400 m2 dan
ditempatkan di tengah-tengah kelompok permukiman.
 Sekolah Dasar (SD)
Kebutuhan satu unit Sekolah Dasar (SD) membutuhkan penduduk pendukung
1.600 jiwa, yang diperuntukkan bagi penduduk usia 6 -12 tahun, yang terdiri dari 6
ruang kelas dengan kemampuan ruang kelas 40 murid dan kebutuhan lahan 7.200
m2 yang dapat dilengkapi1 (satu) ruang guru dan perpustakaan serta lapangan
olahraga. Lokasi jenis fasilitas ini sebaiknya berada di tengah kelompok
permukiman dengan radius pencapaian maksimum 1000 meter.
2) Estimasi Kebutuhan
 Taman Kanak Kanak
Berdasarkan Standarisasi Perencanaan, 1 unit Taman Kanak Kanak berfungsi
untuk melayani 1.000 Jiwa dan berdasarkan kondisi eksisting di Kelurahan
Parangbanoa terdapat 2 unit TK dimana jika disesuaikan dengan jumlah penduduk
pada waktu perencaaan 10 Tahun kedepan maka estimasi kebutuhan sarana
pendidikan TK tidak perlu penambahan jumlah unit karena sesuai dengan
kebutuhan yang diestimasikan berdasarkan standarisasi perencanaan.
 Sekolah Dasar
Berdasarkan Standarisasi Perencanaan, 1 unit Sekolah Dasar berfungsi untuk
melayani 1.600 Jiwa dan berdasarkan kondisi eksisting di Kelurahan Parangbanoa
terdapat 1 unit SD dimana jika disesuaikan dengan jumlah penduduk pada waktu
perencanaan 10 Tahun kedepan maka estimasi kebutuhan sarana pendidikan SD
tidak perlu panamabahan jumlah unit karena sesuai dengan kebutuhan yang
diestimasikan berdasarkan standarisasi perencanaan

10
b. Sarana Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan tempat untuk menjalankan ibadah umat beragama
secara berjamaah untuk memenuhi kebutuhan rohani. Pendekatan perencanaan yang
dianut adalah dengan memperkirakan komunitas dan jenis agama serta kepercayaan dan
kemudian merencanakan lokasi bengunan peribadatan secara planologis dan religius.
1) Standarisasi Perencanaan
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan
memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau
pola masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamayna dimana 1 unit
masjid warga berfungsi untuk melayani 2500 jiwa dan masjid kelurahan berfungsi
melayani 30000 jiwa.
2) Estimasi Kebutuhan
Berdasarkan standarisasi perencanaan, 1 unit Masjid warga berfungsi untuk
melayani 2500 penduduk, dan Masjid Kelurahan melayani 30000 penduduk dan
pada kondisi eksisting terdapat 4 unit Masjid dimana jika di sesuaikan dengan
jumlah estimasi penduduk 10 tahun kedepan masih dibutuhkan 3 masjid warga dan
1 masjid kelurahan sehingga totalnya adalah 7 masjid warga dan 1 masjid
kelurahan untuk memenuhi jumlah penduduk 10 tahun yang akan datang.

c. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan merupakan aspek penunjang terwujudnya kesempurnaan aksebilitas
suatu wilayah, karena dapat dikatakan bahwa fasilitas kesehatan itu mutlak ada dalam
suatu wilayaah. Dengan adanya sarana kesehatan, masyarakat dapat terlayani dalam hak
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
1) Standarisasi Perencanaan
 Posyandu
Salah satu wadah kesehatan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan untuk anak-anak usia balita adalah posyandu. Dimana keberadaan
fasilitas kesehatan tersebut sangat diperlukan untuk menunjang kondisi kesehatan
anak-anak usia balita untuk diberi imunisasi dengan jumlah penduduk 1250 jiwa.
 Apotik
Salah satu wadah kesehatan yang berfungsi untuk melayani penyediaan obat-
obatan penduduk adalah apotik. Dimana keberdaan fasilitas kesehatan tersebut
sangat diperlukan berada di tengah-tengah lingkungan permukiman penduduk.
Jumlah penduduk pendukung adalah 30000 penduduk.
2) Estimasi Kebutuhan
 Berdasarkan standarisasi perencanaan, 1 unit Posyandu berfungsi melayani
1.250 penduduk, dan pada kondisi eksisting di Kelurahan Parangbanoa tidak

11
terdapat satupun Posyandu. Dimana, jika dibandingkan dengan kondisi jumlah
penduduk pada waktu perencanaan 10 Tahun kedepan maka estimasi
kebutuhan sarana kesehatan setidaknya harus ada 1 posyandu.
 Berdasarkan Standarisasi Perencanaan, 1 unit Apotik berfungsi untuk melayani
30000 penduduk, dan pada kondisi eksisting tidak terdapat satupun Apotik di
Kelurahan Parangbanoa. Dimana jika dibandingkan dengan kondisi jumlah
penduduk pada waktu perencanaan 10 tahun kedepan maka estimasi
kebutuhan sarana kesehatan setidaknya harus ada 2 Apotik disetiap batas
lingkungan.

d. Sarana Perdagangan
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan
bangunan sarana yang lain. Dasar peyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk yang
akan dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau
kelompok lingkungan yang ada.

1) Standarisasi Perencanaan
 toko/warung (skala peyanan unit RT adalah 250 penduduk), yang menjual barang-
barang kebutuhan sehari-hari
 pertokoan (skala pelayanan 6000 penduduk), yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hri yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel,
fotocopy dan sebagainya.
 Pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan
adalah 30000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur,
daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, barang-barang
kelontong, alat-alat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa
seperti warnet, wartel, dan sebagainya.
2) Estimasi Kebutuhan
 Toko/warung menurut standarisasi, warung berfungsi untuk melayani 200 jiwa
penduduk dan pada keadaan eksisiting terdapat ±100 warung sehingga untuk saat
ini kebutuhan toko/warung di kelurahan parangbanoa sudah mencukupi dan dari
hasil proyeksi kebutuhan toko/warung selama 10 tahun kedepan harus ada ±188
warung agar pemenuhan standarisasi terpenuhi.
 Pertokoan menurut standarisasi, berfungsi untuk melayani 6000 jiwa dan pada
kondisi eksisting tidak terdapat pertokoan sehingga dibutuhkan 1 pertokoan untuk
proyeksi 10 tahun kedepan.

12
 Pusat Pertokoan menurut standarisasi, berfungsi melayani 30000 penduduk dan
pada kondisi lokasi eksisting tidak terdapat pasar di Kelurahan Parangbanoa jadi
untuk proyeksi 10 tahun kedepan dibutuhkan minimal 1 pasar lingkungan agar
memenuhi standarisasi jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Parangbanoa.

5. Analisis Kebutuhan Ruang (Prasarana Pelayanan Umum)


Di kelurahan Parangbanoa sendiri untuk prasarana jalan yang telah disiapkan sudah sangat
cukup untuk warga yang tinggal di kelurahan tersebut karena pada tahun 2017 pemerintah
setempat memberikan dana alokasi kepada kelurahan setempat sebesar Rp.4.000.000.000
untuk dilaksanaknnya pembangunan jalan yang berada di daerah tersebut sehingga pada
takhir tahun 2017 prasarana jalan yang berada di kelurahan parangbanoa sudah 100%
teraspal (dari hasil wawancara dan survei lokasi) sehingga tidak dibutuhkan lagi penambahan
atau perbaikan dari segi prasarana jalan. Tetapi, meskipun jalan yang berada di sana sudah
menjadi aspal prasarana drainase yang ada di sana masih tergolong dibawah rata rata dan
tidak berjalan sesuai dengan fungsi yang telah di tetapkan di standarisasi yang berlaku.

Di kelurahan Parangbanoa sendiri masih terdapat masalah tidak tersedianya suatu prasarana
yang sebenarnya sangat dibutuhkan, prasarana tersebut adalah lampu jalan yang seharusnya
berada di sepadan jalan yang berfungsi untuk menerangi jalan ketika malam hari apalagi jalan
yang berada disana tidak memiliki batas jalan sehingga tingkat timbulnya kecelakaan akan
meningkat dan berdasarkan standarisasi di kelurahan Parangbanoa harus disediakan tiang
listrik sebagai penerangan pada area sisi jalur hijau agar tidak menghalangi pejalan kaki di
trotoar yang memiliki kuat penerangan sebesar 500 lux dengan tinggi>5 meter dari muka
tanah.
Prasarana pelayanan umum yang di estimasikan terdiri dari jaringan persampahan dan
jaringan air bersih pada pembahasan berikut:
a. Jaringan Persampahan
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery).
1) Standarisasi Perencanaan
Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan yang mengacu pada:
 SNI 19-2452-2002 tentang tata cara teknik operasional pengolahan sampah
perkotaan.
 SNI 03-3242-1994 tentang tata cara pengelolaan sampah di permukiman.

13
 SNI 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir
sampah.
Dimana yang harus disediakan adalah gerobak sampah, bak sampah, tempat
pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). Dimana,
pada 30000 jiwa di kelurahan harus menyediakan gerobak sampah setiap luas
wilayah 2 m3 dan bak sampah setiap luas wilayah 12 m3 .

2) Estimasi Kebutuhan
Diketahui :
 Jumlah KK = 884
 Ketetapan = 2,5
Pembahasan :
Volume timbalan sampah = jumlah KK x ketetapan
= 884 x 2,5 L/detik/hari
= 2.2010

Jadi volume timbulan sampah yang ada di Kelurahan Parangbanoa sebesar 2.210

b. Jaringan Air Bersih


Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi
persyaratan untuk memenuhi keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan
perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan daan persyaratan
teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku.
1) Standarisasi Perencanaan
Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air
minum, atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku dimana
dibutuhkan 60 L air bersih/detik/hari.
2) Estimasi Kebutuhan
Diketahui :
 Jumlah KK = 884
 Ketetapan = 60 L/detik/hari
Pembahasan :
Kebutuhan air = jumlah KK x ketetapan
= 884 x 60 L/detik/hari
= 53040 L/detik/hari

Jadi kebutuhan air bersih di Kelurahan Palangga adalah sebesar 53040 L/detik/hari.

14
6. Analisis Rekomendasi Perencanaan
Dimana arah pengembangan wilayah di lingkungan ini mengarah ke permukiman-
perdagangan, dan sektor pertanian-perkebunan. Berdasarkan arah mata angin, di daerah
barat laut, termasuk lingkungan Tattakang lebih mengarah ke pembangunan Kawasan
permukiman-perdagangan, dan sedikit ke timur sektor pertanian dan perkebunan di
utamakan. Kemudian di daerah barat daya lebih mengarah ke pengembangan
permukiman-perdagangan demi menunjang kebutuhan masyarakat kedepannya.
Di arah selatan sektor pertanian dan perkebunan itu lebih dominan dan sebagai pusat
pemerintahan. Kemudian di arah timur pembangunan lebih mengarah kearah permukiman-
perdagangan dan perkebunan.
Dengan dominannya sektor pertanian dan perkebunan yang ada di Kelurahan
Parangbanoa ini, sudah sesuai standar menurut RTRW kabupaten Gowa dan dengan
adanya pengembangan permukiman dan perdagangan di Kawasan ini membuat keadaan
warga setempat untuk menunjang kebutuhan warga setempat.

15

Anda mungkin juga menyukai