Anda di halaman 1dari 6

Nama : Maria Stefani

NPM : 010118162
Kelas/Semester : EF/5

1. Cara penyelesaian gugatan perdata melalui gugatan Citizen Lawsuit dalam perkara
lingkungan hidup :
Citizen lawsuit adalah mekanisme gugatan warga negara terhadap penyelenggara
negara berkenaan kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi atau orang per
orang. Inti citizen lawsuit adalah menggugat tanggung jawab penyelenggara negara atas
kelalaian dalam memenuhi hak-hak warga negara. Atas kelalaianya tersebut negara
dihukum untuk memperbaikinya dengan cara mengeluarkan suatu kebijakan yang
mengatrumum (regeling) agar pelanggaran hak warga negara tersebut tidak terjadi lagi
dikemudian hari.

2. Unsur-unsur delik lingkungan berdasarkan Pasal 98 dan Pasal 99 Undang-Undang


Nomor 32 Tahun 2009, yaitu :
1) Delik materil (Pasal 98, Pasal 99, dan Pasal 112)
Pasal 98 dan Pasal 99 merumuskan delik lingkungan sebagai berikut :
“Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja atau karena kelalaiannya yang
mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu
air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”.

Selain itu, perbuatan terebut dapat juga mengakibatkan orang luka atau luka berat
dan/atau bahaya kesehatan manusia atau matinya orang.

Pasal 112 merumuskan delik lingkungan sebagai berikut :


“Kesengajaan pejabat berwenang tidak melakukan pengawasan yang berakibat
terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia”.

Formulasi rumusan delik yang demikian, dalam hukum pidana dikualifikasikan


sebagai “delik materiel”, karena yang diancam idana adlah “akibat dari perbuatan”
tersebut berupa dilampauiny baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu
air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup atau pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilaangnya nyawa manusia

Berdasarkan rumusan Pasal 98 dan Pasal 99, maka unsur-unsur delik linkungan
meliputi :
1) Setiap orang
Pengertian ini terdapat dalam Pasal 1 angka 32 UUPPLH 2009, bahwa etiap
orang adalah orang perseorangan, atau badan usaha, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadaan hukum
2) Dengan sengaja atau karena kelalaiannya
Berkaitan dengan niat atau sikap batin (mens rea) dari pelaku delik.
3) Melakukan perbuatan
Bahwa perbuatan tersebut bersifat melawan hukum
(wederrechtelijk;unlawful)
4) Mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku
mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

2) Delik formal (Pasal 100 s/d Pasal 111; Pasal 113 s/d Pasal 115)
Kualifikasi delik formal menujuk pada “perbuatannya yang dilaraang dan
diancampidana”. Perbuatan yang dilarang dan diancam pidana tersebut berupa :
a) Melanggar baku air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan (Pasal
100)
b) Melepaskan dan/atau mengedarkan produk rekayasa geentik ke media
lingkungan hidup yang bertentngan dengan peraturan perundang-undangan
atau izin lingkungan (Paaasal 101)
c) Melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin (Pasal 102)
d) Menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan (Pasal 103)
e) Melakukan dumping limbah dan/atau bahan media lingkungan hidup tanpa
izinn (Pasal 104)
f) Memasukkan limbah atau limbah B3 ke dalam wilayah Indonesia (Pasal 105
dan Pasal 106)
g) Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke
dalam wilayah Indonesia (Pasal 107)
h) Melakukan pembakaran lahan (Pasal 108)
i) Melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan (Pasal
109)
j) Menyusun amdal tanpa memilki sertidikat kompetensi penyusun amdal (Pasal
110)
k) Pemberian izin lingkungan oleh pejaabt tanpa dilengkapi dengan amdal atau
UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkunga)
atau izin usaha tanpa dilengkapi dengan izin lingkungan (Pasal 111)
l) Memberikan informasi palsu, menyesatkann, menghilangkan informasi,
merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar yang
diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang
berkaitn dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (Pasal 113)
m) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak melaksanakan paksan
pemerintah (Pasal 114)
n) Mencegah, menghalang-halangi, atau menggagalkan pelaksanaan tugas
pejabat pengawas lingkungan hidup dan/atau pejbat penyidik pegawai negeri
sipil (Pasal 115)

Unsur-unsur delik formal yang dirumuskan dalam Pasal 100 s/d Pasal 111; Paasal 113
s/d Pasal 115 UUPPLH 2009 adalah :
1) Setiap orang
2) Melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan
3) Melepaskan dan/atau mengedarkan produk rekayasa genetic ke media lingkngan hidup
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin lingkungan
4) Melakukakan pengelolaan limbah B3 tanpa izin
5) Menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan
6) Melakukan dumpling limbah dan/atau bahan media lingkungan hidup tanpa izin
7) Memasukkan limbah atau limbah B3 ke dalam wilayah Indonesia
8) Memasukkan B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam
wilayah Indonesia
9) Melakukan pembakaran lahan
10) Melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan
11) Menyusun amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal
12) Pemberian izin lingkungan oleh pejaat tanpa dilengkpi dengan amdal atau UKL-UPL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan) atau izin usah tanpa
dilengkapi denga izin lingkungan
13) Memberikan infrmasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak
informasi, atau memberikan keterangan yang tdiak benar yang diperlukan dalam
kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitn dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
14) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak melaksanakan paksaan
pemerintah dan/atau
15) Mencegah, menghalaang-halangi, taau menggagalkan pelaksanaan tugas pejbat
pengawas lingkungan hidup dan/atau pejabat penyidik pegawai negeri sipil.

3. Tanggung jawab pidana korporasi dalam tindak pidana lingkungan hidup :


Dalam UUPPLH-2009, tanggung jawab pidana korporasi diatur dalam Pasal 116, Pasal
117, dan Pasal 118 :
1) Menurut Pasal 116, tanggung jawab pidaan badan hukum (badan usaha) dan/atau
orang yang memberi perintah untuk melakukan tindakan pidana tersebut atau
orang yang bertindak sebagai pempimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut
2) Khusus kepada orang yang memberi perintah atau pemimpin tindak pidana sanksi
pidana ini menurut Pasal 117 diperberat dengan 1/3 sepertiga)
3) Pasal 118, sanksi pidana terhadap badan hukum dapat diberikan kepada pengurus
yang berwenang mewakili badan usaha, baik di dalam maupun di luar pengadilan

4. 2 (dua) jenis ganti rugi berdasarkan Pasal 87 ayat (1) UndangUndang Nomor 32 Tahun
2009:
1) Ganti rugi kepada orang yang menderita kerugian akibat pencemaraan dan/atau
kerusakan lingkungan
2) Ganti rugi kepada lingkunga hidup itu sendiri juga tindakan hukum yang dapat
dikenakan terhadap pencemar dan/atau perusak lingkungan
Selain kewajiban membayar ganti rugi, yaitu perintah untuk :
1) Memasang atau memperbaiki unit pengolahan limbah, sehingga limbah sesuai
dengan baku mutu lingkungan hidup yang ditentukan
2) Memulihkn fungsi lingkungan hidup
3) Menghilangkan atau memusnahkan penyebab timbulnya pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup

Adapun dalam pembebanan untuk melakukan tindakan hukum tertentu pada Pasal 87
ayat (3) dan ayat (4) UU PPLH ditentukan bahwa pengadilan dapat menetapkan
pembayaran uang paks terhadap setiap hari keterlambatan atas pelaksanaan putusan
pengadilan. Besarnya uang paska diputuskan berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan pembayaran uang paksa harus melalui pengadilan untuk menjamin agar
puttusannya dilaksanakan, sehingga berbeda dengan maksud pembayaran uang paksa
(dwangsom) sebagai sanksi hukum administrasi.

5. Kewajiban manusia terhadap lingkungan hidup!


1) Menjaga dan melestarikan lingkungan

Pentingnya menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini. Penebangan
hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri dan pertambangan,
polusi udara di daerah perkotaan, dan masalah mengenai rusaknya lingkungan kita
khususnya di Indonesia bukan merupakan masalah yang baru lagi, yang seharusnya
dibenahi sesegera mungkin. Sehingga peran pemerintah dan masyarakat yang harus
saling berdampingan untuk menjaga lingkungan, karena lingkungan merupakan tempat
tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk manusia, hewan, dan
tumbuhan harus kita jaga kelestariannya.
2) Melakukan penghijauan atau reboisasi

Reboisasi adalah melakukan penghijauan kembali agar alam menjadi hijau dan
biasanya dilakukan di hutan yang sudah menjadi gundul agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya. Hutan ini memiliki fungsi sebagai penyimpan cadangan air,
pelindung manusia dan juga aneka satwa. Dengan ditanaminya kembali hutan yang
gundul tersebut persediaan udara, air dan bencana alam bisa dicegah.
3) Membersihkan lingkungan yang kotor

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar adalah suatu kewajiban bagi setiap individu.
Kebersihan lingkungan harus selalu dijaga agar kita, keluarga, dan masyarakat sekitar
dapat terhindar dari berbagai penyakit. Kebersihan lingkungan merupakan keadaan di
mana lingkungan kita terbebas dari kotoran, debu, sampah, dan bau.
4) Melakukan gerakan hemat energi
Manusia sulit untuk melepas ketergantungannya terhadap energi listrik. Hampir seluruh
sektor perekonomian hingga rumah tangga mengandalkan energi tersebut agar bisa
berjalan dengan normal setiap harinya. Energi adalah sebuah hal yang wajib ada dan
selalu dibutuhkan agar seluruh kegiatan sehari-hari bisa tetap berlangsung. Karena
semakin tingginya kebutuhan atas energi tersebut, membuat manusia menjadi terus
mengeksploitasi berbagai sumber daya yang ada agar bisa tetap bertahan hidup.
Namun, terkadang kita lupa bahwa sumber daya tersebut mempunyai batasan yang bisa
kita pakai sebelum akhirnya habis tidak bersisa. Adapun cara yang dapat dilakukan
untuk menghemat energi, yaitu :
a. Mematikan perangkat elektronik jika sudah tidak terpakai
b. Mengganti lampu dengan yang hemat energi
c. Menggunakan air secukupnya
5) Melakukan sosialisasi akan pentingnya menjaga lingkungan.

Pentingnya melakukan sosisalisasi menjaga lingkungan dari pencemaran dikarenakan


sosialisasi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat dalam menjaga
kesehatan dan juga dalam pengelolaan sampah yang berasal dari lingkungan rumah
tangga.

Anda mungkin juga menyukai