Tugas Pengenalan Pabrik
Tugas Pengenalan Pabrik
Disusun Oleh :
Peralatan
No. Jenis Industri
Distilasi Absorpsi Evaporasi
1. Industri Pupuk Urea ✓ ✓ ✓
2. Industri Pengolahan ✓ ✓ ✓
Minyak Bumi
3. Industri Pengolahan ✓ ✓ ✓
Gas Alam
4. Industri Pulp and - - -
Paper
5. Industri Semen - -
6. Industri Listrik - - ✓
Tenaga Uap
7. Industri Gula - - ✓
8. Industri Minyak ✓ - ✓
Sawit
9. Industri Asam Sulfat ✓ ✓ ✓
10. Industri Etanol ✓ ✓ ✓
B. Proses Distilasi
1. Pengertian Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah salah satu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan ataupun kemudahan menguap (volatilitas)
petunjuk. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, serta
uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam ukuran cairan. Zat yang
mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dahulu.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian destilasi adalah sebagai
berikut :
a. Menurut Mc.Cabe (1999), destilasi adalah suatu proses pemisahan dua atau
lebih komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didih dari
masing-masing komponen dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah.
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponennya yang terdapat
dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam
operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi
keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat
menguap.
• Kekurangan
1. Berlaku hanya untuk zat dengan fase cair dan gas.
2. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang besar.
3. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
C. Proses Absorpsi
1. Pengertian Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti
dengan pelarutan.
Bila dua fasa yang berkontak adalah gas dan liquid, satuan operasi ini disebut
dengan absorobsi, solute A atau beberapa solute diabsobs dari fasa gas ke dalam
fasa liquid. Proses ini menyangkut difusi molekular dan turbulen atau
perpindahan massa dari soluteA melalui gas B (stagan, non difussing) ke dalam
liquid C yang stagnan atau proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam
proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Misalnya
peristiwa pelarutan (gas ke dalam zat cair atau zat padat), difusi (zat cair ke dalam
zat padat), warna yang diserap oleh suatu benda (warna absorpsi), penyerapan
sinar bias oleh suatu zat pada peristiwa bias kembar (absorpsi selektif) dan
penyerapan energy oleh electron di dalam satuan atom (spectrum absorpsi).
Sedangkan pengertian absorpsimetri adalah metode analisis untuk menentukan
komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya yang diserap bahan itu. Misalnya,
dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang diserap, dapat ditentukan jenis
zat penyerap.
Contoh:
- Absorbsi gas amoniak A dari udara B dengan air C. Biasanya larutan
Ammonia-Air yang dihasilkan didistilasi untuk mendapatkan ammonia murni.
- Absorbsi SO2 dari flue gases dengan larutan alkaline
- Dalam industri makanan (hidrogenasi minyak), gas hidrogen digelembungkan
ke dalam minyak dan absorb. Hidrogen dalam larutan kemudian bereaksi
dengan minyak dengan suatu katalis, proses yang menggunakan gas hidrogen
untuk mengubah minyak nabati cair menjadi olesan/margarin. Proses ini
menstabilkan minyak dan mencegah basi akibat oksidasi.
2. Prinsip Kerja Absorpsi
Kolom absorbsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut. Diantara jenis-jenis absorben
ini antara lain, arang aktif, bentonit, dan zeolit.
Campuran gas yang merpakan keluaran dari reactor diumpankan
kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak Antara dua fasa
yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam
umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan
dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang
berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
3. Jenis Adsorpsi
Berdasarkan kekuatan dalam berinteraksi, adsorpsi dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
a. Adsorpsi fisika terjadi bila gaya intermolekular lebih besar dari gaya
tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang relatif lemah antara adsorbat
dengan permukaan adsorben. Gaya ini disebut gaya Van der Waals sehingga
adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permukaan lain
dari adsorben. Gaya antar molekul adalah gaya tarik antara molekul-molekul
fluida dengan permukaan padat, sedangkan gaya intermolekular adalah gaya tarik
antar molekul-molekul fluida itu sendiri.
b. Adsorpsi kimia terjadi karena adanya pertukaran atau pemakaian
bersama elektron antara molekul adsorbat dengan permukaan adsorben sehingga
terjadi reaksi kimia. Ikatan yang terbentuk antara adsorbat dengan adsorben
adalah ikatan kimia dan ikatan itu lebih kuat daripada adsorpsi fisika. Adsorpsi
fisika dan adsorpsi kimia dibedakan berdasarkan kriteria antara lain.
1) Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses
adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan
molekul adsorbat berlangsung lebih baik.
2) Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi
kecepatan dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan
menurunnya ukuran partikel.
3) Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap,
sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran
diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi
total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan.
Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya
dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang
sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang
dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa
yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk
menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan
kelarutan hanya sedikit yang berhasil.
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar
terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri
diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan
karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam
organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa
organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk
kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan
dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan
meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur.
Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad
adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang
lebih tinggi .
D. Proses Evaporasi
1. Pengertian Evaporasi
Evaporasi adalah proses penguapan yang mengubah bentuk cair
menjadi gas setelah menerima panas. Dalam hal ini terjadi transfer energi
yang melibatkan perubahan suhu. Ketika air dipanaskan dan kemudian
mendidih, air akan mengandung gelembung gas.
2. Fungsi Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan
untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya
terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di
mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap
dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator
(produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan
berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa
komponen volatile (mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam
industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam
diperoleh dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam
evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral
di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari
penyerapan panas oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat
(penguapan membutuhkan energi panas). Evaporator juga digunakan untuk
memproduksi air minum, memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi
lain.
Keterangan:
1. Hot plate berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan
temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut).
2. Waterbathsebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk
labu alas yang berisi “sampel”.
3. Ujung rotor “sampel” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel
bergantung.
4. Lubang kondensorberfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor
yang airnya disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor berfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses
perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam
kondensor.
7. Labu alas bulat penampung berfungsi sebagai wadah bagi penampung
pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat
penampung bergantung.