Anda di halaman 1dari 8

Jurnal EduTech Vol. 6 No.

1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024


e-ISSN: 2442-7063

MEMBUMIKAN IDEOLOGI PANCASILA MELALUI


PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA
MEMBANGKITKAN NASIONALISME
Abdul Malik
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Nusantara Medan
Abdulmaliknst28@Gmail.Com

Abstrak
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia, Pascareformasi Tahun 1998, Seperti
Barang Usang Yang Tidak Diperdulikan, Padahal Berisikan Norma-Norma Moral Yang Diambil Dari
Kearifan Lokal Yang Ada Di Indonesia. Namun Dalam Beberapa Tahun Belakangan Ini Muncul Kembali
Kesadaran Untuk Mengembalikan Pancasila Sebagai Norma Moral. Hal Ini Dilakukan Karena Melihat
Sebagian Besar Warga Negara Indonesia Kehilangan Jati Dirinya Sebagai Bangsa Indonesia. Banyaknya
Kasus-Kasus Asusila, Para Pejabat Yang Korupsi, Hilangnya Sifat Gotong Royong Yang Menjadi Ciri
Khas Rakyat Indonesia, Perpecahan Antaranak Bangsa, Mengindikasikan Bahwa Pancasila Sebagai
Ideologi Mulai Ditinggalkan. Oleh Karena Itu Diperlukan Metode Khusus Untuk Mengembalikan
Pancasila Kembali Kepada Tempatnya Semula. Mengadakan Lagi Mata Pelajaran Atau Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila, Diyakini Sebagai Formula Tepat Untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia
Yang Tercabik Akibat Arus Globalisasi.
Kata Kunci: Ideologi, Pancasila, Pendidikan, Nasionalisme

1. PENDAHULUAN Ekstrimisme Yang Pasti Tidak Menghormati


Secara Historis, Pancasila Lahir Pluralisme Yang Menjadi Ciri Bangsa
Sebagai Ideologi Bangsa Yang Diambil Dari Indonesia, Dan Secara Eksternal Tanpa
Nilai-Nilai Kearifan Lokal Yang Tumbuh Dan Disadari, Pancasila Cenderung Termarginalkan
Kembang Di Indonesia. Perspektif Historis Dari Sisi Kehidupan Masyarakat Antar Bangsa,
Menyatakan Bahwa Nilai-Nilai Dari Pancasila Khususnya Dengan Berlakunya Standar-Standar
Sudah Diterapkan Di Kalangan Masyarakat Yang Sifatnya Universal, Dimana Pancasila
Indonesia Sebelum Berdirinya Berbagai Dianggap Sebagai Suatu Elemen Partikularistik
Kerajaan Besar Di Indonesia, Misalnya Yang Menolak Nilai-Nilai Universal Secara
Kerajaan Sriwijaya Di Sumatera Pada Abad Vii- Keseluruhan. (Muladi, 2006: 3)
Xii Dan Kerajaan Majapahit Di Jawa Timur Berdasarkan Fakta Tersebut, Maka
Pada Abad Xii-Xvi. Aktualisasi Nilai-Nilai Sangat Urgen Untuk Mengembalikan Pancasila
Tersebut Antara Lain Dengan Adanya Sebagai Dasar Atau Pedoman Berbangsa Dan
Kepercayaan Terhadap Hal-Hal Ghaib, Bernegara, Agar Bibit-Bibit Keretakan Yang
Pemujaan Terhadap Roh-Roh Dengan Model Akan Menghilangkan Jati Diri Bangsa Serta
Dinamisme Maupun Animisme, Masyarakat Berkurangnya Rasa Nasionalisme Dapat
Yang Gemar Tolong-Menolong, Menjaga Rasa Diminimalisir. Oleh Karena Itu Diperlukan
Aman, Dan Sebagainya. (Marsudi, 2008: 1) Kesadaran Secara Kolektif Untuk Membumikan
Pascareformasi Tahun 1998, Dengan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dengan
Tameng Reformasi, Pancasila Sepertinya Mengembalikan Pendidikan Pancasila Sebagai
“Sudah Ditinggalkan”, Karena Dianggap Sebuah Mata Pelajaran Sejak Dari Sekolah
Produk Orde Lama Dan Orde Baru. Pancasila Tingkat Paling Bawah Sampai Dengan Jenjang
Sebagai Ideologi Bangsa Bahkan Beberapa Kali Perguruan Tinggi.
Coba Untuk Diubah Dengan Idoelogi Lain,
Yang Belum Tentu Sesuai Dengan Kondisi 2. METODE PENELITIAN
Sosial Dan Budaya Indonesia. Kemudian Sejarah Lahirnya Pancasila Sebagai Ideologi
Apabila Dilihat Dari Sisi Kehidupan Berbangsa Bangsa
Dan Bernegara, Hari Ini Ditemukan Bahwa Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia,
Nilai-Nilai Moral Yang Melekat Dalam Pancasila Lahir Bukan Tanpa Akar Sejarah
Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Sudah Mulai Yang Kuat. Banyak Unsur Yang Terkandung
Luntur, Karena Gencarnya Pengaruh Teknologi Dalam Nilai-Nilai Luhur Yang Lahir Dari Butir-
Dan Budaya Yang Berasal Dari Luar Indonesia. Butir Dari Lima Sila Yang Terdapat Dalam
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Pancasila. Kata Pancasila Secara Etimologis
Dipastikan Akan Terus Mengalami Hambatan, Berasal Dari Bahasa Sansekerta, Yang
Tantangan Baik Yang Datangnya Dari Internal Merupakan Gabungan Dua Kata, Yaitu Panca
Maupun Eksternal. Pancasila, Secara Internal Yang Artinya Lima, Sedangkan Sila Bermakna
Akan Terus Berhadapan Dengan Pemikiran Dasar. Kata “Sila” Dimaknai Sebagai Aturan

101
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Dasar Yang Melatarbelakangi Perbuatan Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa


Seseorang Maupun Bangsa Sesuai Dengan Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
Adab Dan Moral. (Febriansyah, 2016: 16) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Secara Terminologi, Pancasila Adalah Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Dasar Negara Republik Indonesia. Permusyawaratan Perwakilan, Dan
Digunakannya Kata Pancasila Sebagai Suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Istilah Pertama Kali Diperkenalkan Oleh Indonesia.
Soekarno, Ketika Berpidato Di Hadapan Sidang c. Ir. Soekarno Yang Menyampaikan
Pada Hari Ketiga Badan Penyelidik Usaha- Gagasannya Pada Tanggal 1 Juni 1945
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dengan Nama Pancasila Yang
(Bpupki). Dalam Pidatonya Tersebut, Soekarno Didalamnya Berisi Kebangsaan
Mengusukan Lima Hal Untuk Kemudian Indonesia, Internasionalisme Dan
Menjadi Dasar Negara Indonesia Merdeka Dan Kemanusiaan, Mufakat Atau
Memberi Nama Pancasila. (Rosyadi, 2008: 186) Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Dan
Istilah Pancasila Sebenarnya Bukanlah Ketuhanan Yang Berkebudayaan.
Sesuatu Yang Asing Bagi Bangsa Indonesia, d. Rumusan Dari Panitia
Karena Pada Zaman Kerajaan Majapahit, Sembilan/Piagam Jakarta 22 Juni 1945,
Pancasila Telah Digunakan Sebagai Pijakan Yang Berisi Tentang Ketuhanan
Moral Hidup Bangsa Indonesia. Manuskrip Dengan Kewajiban Menjalankan
Tentang Nilai-Nilai Pancasila Tersebut Telah Syari’at Islam Bagi Pemeluk-
Tercantum Dalam Kitab Negara Kertagama Pemeluknya, Kemanusiaan Yang Adil
Yang Ditulis Oleh Empu Prapanca Serta Dalam Dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kitab Sutasoma Yang Ditulis Oleh Empu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Tantular. Dalam Kitab Sutasoma Terdapat Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Pancasila Krama (Lima Dasar Tingkah Laku Permusyawaratan Perwakilan, Dan
Atau Perintah Kesusilaan), Yang Terdiri Dari: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
a) Tidak Boleh Melakukan Kekerasan Indonesia.
(Ahimsi), e. Rumusan Oleh Ppki/Pembukaan Uud
b) Tidak Boleh Mencuri (Asteya), 1945 Tanggal 18 Agustus 1945, Yang
c) Tidak Boleh Berbuat Dengki (Indiya Berisi Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nugraha), Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab,
d) Tidak Boleh Melakukan Kebohongan Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang
(Amisawada), Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
e) Tidak Boleh Meminum Minuman Dalam Permusyawaratan Perwakilan,
Keras (Dama). Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Selain Lima Dasar Moral Di Atas, Rakyat Indonesia.
Terdapat Dalam Kitab Sutasoma Adanya f. Rumusan Yang Berasal Dari Panitia
Semboyan Bhinneka Tunggal Ikatan Hana Ketatanegaraan/Konstitusi Ris Pada
Dharma Mangruwa Yang Mempunyai Arti, Tanggal 27 Desember 1949 Sama
Walaupun Agama Itu Mempunyai Perbedaan Dengan Panitia Bersama Uuds 1950
Baik Bentuk Maupun Sifatnya, Akan Tetapi Pada 17 Agustus 1950 Berisi Mengenai
Pada Hakikatnya Satu Juga. Semboyan Ini Pula Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri
Yang Pada Periode Ratusan Tahun Selanjutnya Kemanusiaan, Kebangsaan,
Menjadi Semboyan Lambang Negara Indonesia, Kedaulatan Rakyat, Dan Keadilan
Yaitu Bhinneka Tunggal Ika. (Marsudi, 2008: 2) Sosial. (1989: 123-124)
Menurut Doreoso, Ada Beberapa g. Mr. Soepomo Menyampaikan 5 (Lima)
Kategorisasi Terkait Dengan Sejarah Perumusan Usulan Calon Dasar Negara Yang
Pancasila, Yang Dikemukakan Oleh Beberapa Terdiri Dari: 1)
Tokoh, Yaitu: Nasionalisme/Internasionalisme; 2)
a. Rumusan Dari Moh. Yamin Yang Takluk Kepada Tuhan; 3) Kerakyatan;
Disampaikan Secara Lisan Pada 29 4) Kekeluarggaan; 5) Keadilan Rakyat.
Mei 1945 Yang Berisi Peri Mr. Soepomo, Juga Belum
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Memberikan Nama Terhadap 5 Usulan
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Dan Rancangan Calon Dasar Negara.
Kesejahteraan Sosial (Keadilan Sosial). (Brata, 2017: 128)
M. Yamin Sendiri Tidak Memberikan Sidang-Sidang Yang Dilakukan Oleh
Nama Terhadap Usulannya Tersebut. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada
b. Moh. Yamin Sebagaimana Tanggal 18, 19, 20, Dan 22 Agustus 1945,
Diungkapkan Dalam Tulisan Yang Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945,
Berisi Ketuhanan Yang Maha Esa, Telah Membuat Sejumlah Keputusan.

102
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Keputusan Pertama Dan Terpenting Adalah Mewujudka Kesejahteraan Umum, Yakni


Pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Kesejahteraan Lahir Batin Seluruh Rakyat Dan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Yang Dapat Hidup Secara Layak Sebagai Manusia,
Di Dalamnya Terdapat Rumusan Dasar Negara Mengembangkan Dirinya Dan Mewujudkan
Pancasila. Kesejahteraan Umum, Yaitu Kesejahteraan
Konsep Pancasila Sebagai Dasar Negara Lahir Batin Seluruh Rakyat, Serta
Sendiri Diajukan Oleh Ir. Soekarno Dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Keadilan
Sebuah Pidatonya Di Hari Terakhir Sidang Sosial).
Pertama Bpupki Tanggal 1 Juni 1945, Yang
Isinya Untuk Menjadikan Pancasila Sebagai 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dasar Negara, Falsafah Negara Atau PENELITIAN
Filosophische Grondslag Bagi Negara Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Indonesia Merdeka. Usulan Tersebut Ternyata Setiap Negara Pasti Memiliki
Dapat Diterima Oleh Seluruh Anggota Sidang. Ideologinya Masing-Masing. Dalam Kehidupan
Istilah Pancasila Sendiri Berasal Dari Bernegara, Ideologi Diartikan Sebagai Suatu
Atau Mengacu Kepada Materi Rapat Besar Konsensus Mayoritas Tentang Nilai-Nilai Dasar
Bpuki Tanggal 1 Juni 1945 Yang Saat Itu Yang Ingin Diujudkan Dengan Mendirikan
Dalam Sidang Resmi. Bpupki Tersebut Negara, Yang Dalam Hal Ini Disebut Juga
Kemudian Diintroduksi Suatu Istilah Bahasa Sebagai Philoofische Grondslag Atau
Indonesia Yang Semua Berasal Dari Bahasa Weltanschuung Yang Merupakan Pikiran-
Sansekerta, Yaitu Pancasila. Kata Pancasila Pikiran Terdalam, Hasrat Terdalam Warga
Terlontar Dan Kemudian Mencuat Ke Negaranya, Untuk Diatasnya Didirikan Suatu
Permukaan Dalam Konteks Sebuah Nama Negara. (Suryatni, 2014: 35)
Untuk Nama Dasar Negara Indonesia Merdeka Secara Harfiah, Ideologi Berarti A
Di Wilayah Nusantara Yang Pada Masa Itu System Of Ideas, Akan Mensistematisasikan
Sedang Dicari Dan Dgali Dari Budaya (Kultur) Seluruh Pemikiran Mengenai Kehidupan Ini,
Yang Bhineka Bangsa Indonesia Sendiri Oleh Dan Melengkapinya Dengan Sarana Serta
Para Pendiri Negara Indonesia. Rumusannya Kebijakan Dan Strategi, Dengan Tujuan
Secara Yuridis Konstitusional Dimaksudkan Menyesuaikan Keadaan Nyata Dengan Nilai-
Seperti Yang Tercantum Dalam Pembukaan Nilai Yang Terkandung Dalam Filsafat Yang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Menjadi Induknya. Artinya Bahwa Ideologi
Indonesia Tahun 1945 Tadi. (Riyanto, 2007: Adalah Petunjuk Pelaksanaan Bagi Filsafat.
465) (Supriyatno, 2011: 165)
Oleh Karena Rumusan Pancasila Magnis-Suseno, Menyatakan Arti
Tersebut Terdapat Dalam Pembukaan Undang- Ideologi Secara Umum Ada Tiga, Pertama,
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ideologi Sebagai Kesadaran Palsu, Kedua,
Tahun 1945, Undang-Undang Dasar Tersebut Ideologi Dalam Arti Netral; Dan Ketiga
Sebagai Hukum Tertinggi Yang Tidak Dapat Ideologi Dalam Arti Keyakinan Yang Tidak
Diubah Secara Hukum, Maka Pancasila Sebagai Ilmiah. (1992: 230). Pancasila Dalam Arti
Dasar Negara Indonesia Bersifat Final Dan Kesadaran Palsu Menjelaskan Bahwa Ideologi
Mengikat Bagi Seluruh Lembaga Negara Digunakan Agar Masyarakat Mengakui Dan
Beserta Lembaga Subdivisinya, Organisasi Meyakini Tentang Keyakinan Yang Dimiliki
Kemasyarakatan, Kelompok, Dan Perseorangan Oleh Seseorang. Ideologi Dalam Hal Ini Lazim
Warga Negara Indonesia. (Riyanto, 2007: 465) Dipahami Tentang Berbagai Teori Yang Tidak
Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Berorientasi Pada Kebenaran Melainkan Pada
Negara Itu Memberikan Pengertian Bahwa Kepentingan Pihak Yang Memprogandakannya
Negara Indonesia Adalah Negara Pancasila. Hal Atau Yang Dapat Disebut Dengan Melegalkan
Tersebut Mengandung Arti Bahwa Negara Sistem Kekuasaan Yang Dipegang Oleh
Harus Tunduk Kepadanya, Membela Dan Seseorang. Ideologi Dalam Arti Netral
Melaksanakannya Dalam Keseluruhan Diartikan Sebagai Keseluruhan Sistem Berfikir,
Perundang-Undangan Yang Ditetapkan Di Nilai-Nilai, Dan Sikap Dasar Suatu Kelompok
Indonesia. Mengenai Hal Itu “Negara Pancasila Sosial Atau Kebudayaan Tertentu. Arti Netral
Adalah Suatu Negara Yang Didirikan, Disini Karena Baik Buruknya Tergantung
Dipertahankan Serta Dikembangkan Dengan Kepada Isi Ideologi Tersebut. Ideologi Dalam
Tujuan Untuk Melindungi Dan Arti Keyakinan Yang Tidak Ilmiah, Lazimnya
Mengembangkan Martabat Serta Hak Asasi Digunakan Dalam Filsafat Dan Ilmu-Ilmu
Manusia Seluruh Warga Bangsa Indonesia (Sila Sosial Yang Sifatnya Positivistik, Yaitu Segala
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab) Agar Macam Pemikiran Yang Tidak Dapat
Masing-Masing Dapat Hidup Layak Sebagai Dibuktikan Secara Logis, Matematis Atau
Manusia, Mengembangkan Dirinya Dan Empiris. (Sutrisno, 2016: 42)

103
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Ideologi Bagi Sebuah Negara Kemudian Dirumuskan Oleh Pendiri Negara


Sangatlah Penting. Hal Ini Disebabkan Bahwa Sehingga Lahirlah Pancasila Sebagai Dasar
Ideologi Yang Dianut Diyakini Akan Membawa Negara Dan Menjadi Ideologi Bangsa Dan
Negara-Bangsa Kearah Kemakmuran Dan Negara Indonesia. (Kaelan, 2004: 110)
Keadilan. (Kassab, 2016: 2-9). Hal Yang Sama Pancasila Yang Nilai-Nilainya Diambil
Diutarakan Oleh Soekarno Dalam Pidatonya Atau Bersumber Pada Nilai-Nilai Budaya
Saat Sidang Perumusan Pancasila Tanggal 1 Bangsa Indonesia, Meminjam Istilah Yang
Juni 1945: Digunakan Oleh Margareth Mead, Ralp Linton
“Saya Di Dalam 3 Hari Ini Belum Dan Abraham Kardiner Dalam Anthropology To
Mendengarkan Prinsip Itu, Yaitu ‘Prinsip Day, Disebut Sebagai National Character. Ralp
Kesejahteraan’, Prinisip Tidak Akan Ada Linton Lebih Senang Menyebutnya Dengan
Kemiskinan Di Dalam Indonesia Peoples Character, Atau Dalam Suatu Negara
Merdeka’... Apakah Kita Mau Indonesia Disebut Dengan National Identity. (Kaelan,
Merdeka Yang Kaum Kapitalisnya 2004: 110); Sehingga Nilai-Nilai Kebudayaan
Merajalela, Ataukah Semua Rakyatnya Sekaligus Nilai Religius Yang Sudah Ada Pada
Sejahtera, Yang Semua Orang Cukup Bangsa Indonesia, Untuk Kemudian Dibahas
Makan, Cukup Pakaian, Hidup Dalam Serta Dirumuskan Oleh Founding Fathers
Kesejahteraan, Merasa Dipangku Oleh Ibu Bangsa Indonesia, Untuk Selanjutnya Terjadi
Pertiwi Yang Cukup Memberi Sandang, Suatu Konsensus Dijadikan Sebagai Dasar
Pangan Kepadanya”. (Alam, 2000: 25) Hidup Bersama Bagi Seluruh Bangsa Indonesia.
Secara Konsep Ideologi Acap Kali (Zabda, 2016: 111)
Dipahami Dalam Arti Yang Berbeda. Satu Sisi Wahono Mengatakan Bahwa Sejak
Ideologi Sering Dicemooh Sebagai Sebuah Awal Pembentukannya, Pancasila Sebagai
Kesadaran Palsu, Tapi Ditakuti Layaknya Ideologi Lahir Dari, Oleh Dan Untuk Bangsa
Hantu. Sisi Lain Ideologi Berperan Sebagai Indonesia. Pancasila Merupakan Falsafah Dan
Sebuah Dogma, Ketika Realitas Ternyata Pandangan Hidup Bangsa Yang Secara
Tidaklah Sama Dengan Ideologi, Maka Realitas Operasional Dijadikan Sebagai Bangsa
Tersebut Yang Harus Menyesuaikan Dengan Indonesia. Pancasila Merupakan Konsensus
Ideologi. Terkadanga Dirasakan Ideologi Politik Yang Menjanjikan Suatu Komitmen
“Memperkosa” Realitas, Karena Kerap Kali Untuk Bersatu Dalam Sikap Dan Pandangan
Ideologi Diandaikan Lebih Riil Dari Realitas Itu Guna Mewujudkan Tujuan Nasional.
Sendiri. Pada Lain Waktu, Ideologi Itu Dipuja Nilai-Nilai Yang Terdapat Dalam Sila-
Seperti Sebuah Keyakinan Yang Menyerupai Sila Pancasila Yang Merupakan Kesepakatan
Agama, Sehingga Penganutnya Rela Berkorban Pendiri Negara Ini Mewajibkan Seluruh Rakyat
Untuk Memperjuangkan Ideologi Tersebut. Indonesia Untuk Mengimplementasikannya
(Putro, 2019: 10) Sesuai Dengan Situasi Dan Kondisi Dalam
Sampai Hari Ini, Pancasila Tetap Kehidupan Sehari-Hari Serta Menghindari
Menjadi Ideologi Kehidupan Berbangsa Dan Perilaku Yang Bertentangan Dengan Nilai-Nilai
Bernegara Di Indonesia. Meski Banyak Sekali Dasar Tersebut. Pancasila Sebagai Ideologi
Pihak-Pihak Yang Ingin Mengganti Pancasila Terbuka Tentu Saja Memiliki Keterbukaan,
Sebagai Ideologi, Misalnya Partai Komunis Keluwesan Yang Mesti Diterima Serta
Indonesia, Yang Dalam Beberapa Kali Dilaksanakan Oleh Seluruh Golongan Yang
Kesempatan Mencoba Memasukkan Paham Ada Di Indonesia Tanpa Terkecuali. Pancasila
Komunis Di Indonesia. Pascareformasi Sebagai Ideologi Nasional Juga Harus Mampu
Beberapa Pihak Juga Ingin Mengganti Pancasila Memberikan Wawasan, Asas Dan Pedoman
Dengan Ideologi Lain. Beberapa Peristiwa Normatif Bagi Seluruh Aspek Serta Dijabarkan
Peledakan Bom Yang Terjadi Di Indonesia, Menjadi Norma Moral Dan Norma Hukum.
Dipercaya Sebagai Bagian Untuk Menggantikan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila Sebagai Ideologi Negara-Bangsa Menjadikan Nilai-Nilai Pancasila Sebenarnya
Indonesia. Dapat Dikembangkan Sesuai Dengan Perubahan
Pancasila Sebagai Suatu Ideologi Zaman Ketika Saat Menjalani Kehidupan
Bangsa Dan Negara Indonesia, Pada Hakikatnya Berbangsa Dan Bernegara. Sifat Dinamis
Diangkat Atau Berasal Dari Nilai-Nilai Adat- Pancasila Ini Sangat Dibutuhkan Untuk
Istiadat, Nilai-Nilai Kebudayaan Serta Nilai Menjaga Ketahanan Nasional Di Tengah Arus
Religius Yang Terdapat Dalam Berbagai Perubahan Modern Yang Sangat Cepat Dan
Pandangan Hukum Masyarakat Indonesia Massif. (Maharani, 2019: 280)
Sebelum Negara Ini Dibentuk. Artinya, Materi Ketahanan Nasional Tidak Akan
Pancasila Sebenarnya Berasal Dan Berakar Terlepas Dari Ketahanan Ideologi Pancasila.
Pada Pandangan Hidup Masyarakat Indonesia Ketahanan Nasional Yang Dalam Bahasa
Itu Sendiri. Unsur-Unsur Tersebut Yang Inggris Dikenal Sebagai National Resilience,

104
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Dianggap Memiliki Definisi Yang Dinamik, Berbagai Aturan Perundang-Undangan


Aktif, Dan Proaktif. Ketahanan Nasional Nampaknya Diabaikan Karena Dianggap Kuno
Adalah Kondisi Dinamik Suatu Bangsa Yang Dan Tak Lagi Relevan Untuk Dipertahankan.
Berisi Keuletan Dan Ketangguhan. (Maharani, Nilai-Nilai Persatuan Yang Semestinya Menjadi
Dkk., 2019: 280). Ketahanan Nasional Dalam Dasar Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara,
Perspektif Suryohadiprojo Merupakan Kondisi Kini Tercabik-Cabik Kelangsungannya Apalagi
Dinamik Suatu Bangsa Yang Berisi Keuletan Selama Dan Setelah Berlangsungnya Pemilihan
Dan Ketangguhan. Ketahanan Nasional Juga Umum Baik Presiden, Gubernur/Wakil
Berisi Kemampuan Untuk Mengembangkan Gubernur, Dan Bupati/Walikota.
Kekuatan Nasional Dalam Menghadapi Segala Terpecahnya Masyarakat Dalam
Tantangan, Ancaman, Hambatan, Dan Bermacam Kelompok, Sesungguhnya
Gangguan Baik Itu Yang Berasal Dari Dalam Merupakan Ancaman Terhadap Persatuan Dan
Maupun Luar Negeri, Baik Secara Langsung Kesatuan Bangsa. Apabila Masyarakat Sudah
Maupun Tidak Langsung, Membahayakan Terpecah, Maka Disintegrasi Bangsa Akan
Integritas, Identitas, Kelangsungan Hidup Semakin Mengemuka, Dan Potensi Untuk
Bangsa Dan Negara, Serta Perjuangan Mengejar Hilangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Dan Cita-Cita Nasionalnya. Semakin Nyata. Hal Tersebut Tentu Saja
Pancasila Sebagai Suatu Ideologi Bagi Bertentangan Dengan Cita-Cita Para Pendiri
Bangsa Indonesia, Sebab Pancasila Merupakan Bangsa. Oleh Karena Itu, Pemahaman Terhadap
Suatu Kepercayaan Yang Dianggap Satu- Pancasila Agar Terus Ditingkatkan Melalui
Satunya Ideologi Yang Paling Tepat Dalam Pembelajaran Pendidikan Pancasila
Menjalani Sistem Kenegaraan Republik Sebagaimana Dahulu Pernah Ada Mata
Indonesia. Pancasila Merupakan Science Of Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila Pada
Ideas Dari Para Founding Father Semisal Ir. Tahun 1970-1990-An.
Soekarno, Mr. Soepomo, M. Yamin Serta Kh. Urgensi Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya
Bagus Hadikusumo Serta Beberapa Tokoh Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Untuk
Nasional Yang Turut Serta Dalam Menyusun Membangkitkan Rasa Nasionalisme
Ideologi Yang Akhirnya Dinamakan Pancasila. Pasca Refromasi Pada Medio Mei
Pancasila Merupakan Lima Dasar Yang Telah 1998, Perubahan Drastis Terjadi Dalam Sendi-
Disepakati Oleh Bangsa Indonesia Melalui Sendi Kehidupan Bangsa Indonesia. Masyarakat
Founding Father Yang Harus Dilaksanakan Ketika Ada Dalam Euforia Tanpa Batas,
Oleh Bangsa Indonesia Dalam Sistem Sehingga Diberbagai Pelosok Nusantara,
Kehidupan Sosial Maupun Sistem Kenegaraan Banyak Yang Memaknai Reformasi Sebagai
Yang Meliputi: Era Yang Bebas Dari Nilai Apapun. Reformasi
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, Dimaknai Sebagai Suatu Era Yang Tak Perlu
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Lagi Memakai Nilai-Nilai Yang Berasal Dari
3. Persatuan Indonesia, Orde Baru Yang Dianggap Penuh Dengan
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Masalah Dan Seluruh Jejaknya Harus Dihapus
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Dalam Sejarah Kehidupan Bangsa Indonesia.
Permusyawaratan/Perwakilan, Salah Satu Keputusan Kontroversi Saat
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Itu Adalah Dihapusnya Pelajaran Pendidikan
Indonesia. Moral Pancasila Yang Selama Puluhan Tahun
Berdasarkan Argumentasi Di Atas, Maka Diajarkan Dari Bangku Sekolah Dasar Hingga
Sebenarnya Pemahaman Masyarakat Terhadap Perguruan Tinggi. Keputusan Tersebut Ternyata
Pancasila Sebagai Ideologi Seharusnya Menjadi Disesali Oleh Semua Pihak 15 Tahun
Perhatian Yang Sangat Besar Oleh Segenap Kemudian Pascareformasi Karena Melihat
Bangsa Indonesia. Hal Ini Terjadi Karena Jauhnya Masyarakat Dari Nilai-Nilai Yang
Dalam Beberapa Tahun Kebelakang Terutama Tertanam Dalam Pancasila. Dekadensi Moral
Pascareformasi, Nilai-Nilai Yang Terdapat Yang Dialami Tidak Hanya Oleh Masyarakat
Dalam Sila-Sila Itu Terasa Semakin Jauh. Tapi Juga Terjadi Pada Kalangan Elit
Perubahan Tersebut Bukan Hanya Karena Pemerintah. Perilaku Koruptif Yang Semakin
Dinamisnya Kehidupan Masyarakat, Namun Lama Jumlahnya Semakin Membengkak Setiap
Lebih Jauh Adalah Berkembangnya Tahunnya, Mengindikasikan Ada Sesuatu Yang
Pemahaman Tentang Adanya Ideologi Lain, Salah Dalam Perjalanan Kehidupan Berbangsa
Yang Diyakini Mampu Memberikan Harapan Dan Bernegara.
Yang Lebih Baik Daripada Ideologi Pancasila. Pancasila Mulai Kehilangan Ruhnya.
Bebasnya Saluran Informasi Teknologi Pelajar Dan Mahasiswa Banyak Yang Tidak
Dirasakan Dampaknya Oleh Segenap Lapisan Hapal Sila-Sila Yang Terdapat Dalam
Masyarakat. Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Pancasila, Sehingga Jangankan Untuk
Seharusnya Menjadi Titik Tolak Dalam Mengimplementasikan Nilai-Nilainya, Sila-

105
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Silanya Saja Tidak Tahu Berapa Jumlah Dan Filsafat Negara, Maupun Ideologi Bangsa
Apa Isi Dan Maknanya. Oleh Sebab Itu Sangat Secara Scientific. Tujuan Akhirnya Adalah Agar
Riskan Mengharapkan Munculnya Rasa Nilai-Nilai Pancasila Terinternalisasi Sehingga
Nasionalisme Pemuda Harapan Bangsa Untuk Menjadi Guiding Principles Atau Kaidah Yang
Membela Bangsa Dan Negaranya Pada Masa Dapat Menuntun Mahasiswa Saat
Depan, Jika Ideologi Bangsanya Sendiri Saja Mengembangkan Jiwa Profesionalisme Sesuai
Tidak Diketahuinya. Dengan Jurusan Atau Program Studi Yang
Berdasarkan Fakta-Fakta Tersebut Di Diambilnya. Diharapkan Setelah Mempelajari
Atas, Maka Memang Diperlukan Pendidikan Pendidikan Pancasila, Akan Lahir Mahasiswa
Karakter Untuk Mengembalikan Identitas Jati Yang Menjadi Insan Profesional Berjiwa
Diri Bangsa Serta Untuk Memupuk Rasa Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Nasionalisme Generasi Muda Bangsa Secara Dan Bernegara. Pendidikan Pancasila
Khusus. Pendidikan Karakter Menurut Dianti Diharapkan Juga Untuk Dapat Membentengi
Harus Dimulai Dengan Proses Penanaman Serta Menjawab Tantangan Berbagai Perubahan
Pengetahuan Tentang Hal-Hal Yang Baik Dimasa Akan Datang.
Kemudian Diaplikasika Dalam Bentuk Sikap Era Orde Baru Yang Berkuasa Selama
Dalam Pergaulan Hidup Sehari-Hari. (2014: 32 Tahun, Dengan Menjadikan Pancasila
62). Pendidikan Pancasila Dan Sebagai Komoditas Politik, Sehingga
Kewarganegaraan Dipandang Penting Untuk Masyarakat Dibatasi Gerak Langkahnya Untuk
Mengembalikan Nilai-Nilai Moral Dan Berbicara Dan Beraktivitas Secara Politik,
Nasionalisme Yang Mulai Luntur Dalam Diri Ketika Reformasi Terjadi Tahun 1998, Maka
Sebagian Orang-Orang Indonesia. Sejak Saat Itu Pula Pancasila Dianggap Sebagai
Pasal 35 Ayat (3) Undang-Undang “Barang Antik’, Sehingga Layak Untuk Masuk
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Museum Sejarah. Pancasila Semakin Tidak
Tentang Pendidikan Tinggi, Yang Dimaksud Eksis Dalam Kehidupan Masyarakat. (Siswanto,
Dengan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila 2017: 56)
Adalah Pendidikan Untuk Memberikan Kehilangan Tempat Dari Masyarakat
Pemahaman Dan Penghayatan Kepada Negaranya, Pancasila Seperti Tidak Punya
Mahasiswa Mengenai Ideologi Bangsa Tuan. Oleh Karena Itu Diperlukan Formula
Indonesia. Berdasarkan Landasan Yuridis Khusus, Agar Pancasila Tidak Lagi
Tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Termarginalkan Oleh Masyarakat Indonesia,
Mengembangkan Esensi Materi Pendidikan Sehingga Nilai-Nilai Moral Yang Tertanam
Pancasila Yang Terdiri Dari: Dalam Sila-Sila Pancasila Dapat Kembali
a. Pengantar Perkuliahan Pendidikan Dihayati Oleh Rakyat Indonesia.
Pancasila Eksistensi Pendidikan Pancasila
b. Pancasila Dalam Kajian Sejarah Merupakan Sesuatu Yang Sifatnya Sangat
Bangsa Indonesia Esensial Bagi Program Studi Di Sekolah
c. Pancasila Sebagai Dasar Negara Maupun Perguruan Tinggi. Menjadi Suatu
d. Pancasila Sebagai Ideologi Negara Kewajaran Bahkan Keharusan Apabila
e. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila Disebarluaskan Secara Masif, Melalui
f. Pancasila Sebagai Sistem Etika Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Di Sekolah
g. Pendekatan Pembelajaran Dasar Nilai Maupun Perguruan Tinggi. Riyanto
Pengembangan Ilmu. Mengatakan Bahwa Pendidikan Pancasila
Urgensi Dan Tujuan Pendidikan Khususnya Di Perguruan Tinggi Suatu
Pancasila Dan Kewargangeraan Adalah Untuk Keniscayaan Karena Mahasiswa Adalah Agen
Membentuk Warga Negara Indonesia Yang Perubahan Serta Intelektual Muda Di Masa
Baik Berlandaskan Pancasila Yaitu Membentuk Depan Sebagai Pemegang Tongkat Estafet
Warga Negara Yang Religius, Berkemanusiaan Kepemimpinan Bangsa Dalam Berbagai
Dan Berkeadaban, Memiliki Jiwa Nasionalisme, Lembaga Negara Baik Pusat Maupun Daerah,
Bertanggungjawab Dan Adil Terhadap Serta Lembaga-Lembaga Bisnis Lainnya.
Lingkungan Sosialnya, Membentuk Kecakapan Perlunya Pendidikan Pancasila Dalam
Partisipatif Yang Bermutu Serta Demokratis. Setiap Jenjang Pendidikan Di Indonesia Salah
(Desti, 2017: 126) Satunya Agar Pengaruh Arus Globalisasi Yang
Agar Lebih Efektif Ketika Diajarkan, Terjadi Saat Ini Diseluruh Dunia, Dapat
Maka Direkomendasikan Pendekatan Diminimalisir Pengaruhnya Di Indonesia.
Pembelajaran Pada Mata Kuliah Pendidikan Globalisasi Yang Ada Ternyata Tidak Hanya
Pancasila Dengan Berpusat Kepada Mahasiswa Berdampak Positif, Namun Juga Berdampak
(Student Ctered Learning). Hal Ini Dilakukan Negatif, Yaitu:
Dalam Rangka Untuk Memahami Serta a) Pergeseran Nilai
Menghayati Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Etika,

106
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Sesuatu Yang Baru (Nilai, Teknologi, 4. KESIMPULAN


Budaya, Dan Lainnya) Dari Asing Berdasarkan Pembahasan Di Atas,
Secara Tidak Otomatis Dapat Maka Diperoleh Kesimpulan Bahwa Mata
Diintegrasikan Ke Dalam Kondisi Pelajaran Atau Mata Kuliah Pendidikan
Individu Atau Masyarakat Yang Pancasila Harus Kembali Diajarkan, Mengingat
Menerimanya. Nilai-Nilai Etika Yang Menjadi Ciri Khas
b) Pertentangan Nilai Bangsa Indonesia Semakin Lama Semakin Jauh.
Masuknya Nilai-Nilai Baru Dan Asing Pancasila Yang Mengajarkan Nilai-Nilai Moral
Yang Tidak Sejalan Atau Bahkan Yang Terdapat Dalam Sila-Silanya, Saat Ini
Betentangan Dengan Nilai-Nilai Luhur Semakin Termarginalkan, Sehingga Muncul
Dari Pandangan Hidup Masyarakat. Kekhawatiran Di Masa Depan Nilai-Nilai
c) Perubahan Gaya Hidup (Life Style) Pancasila Tidak Lagi Dikenal Oleh Anak-Anak
d) Berkurangnya Kedaulatan Negara Indonesia. Padahal Pancasila Merupakan
Pemerintah Dalam Hal Ini Harus Ideologi Yang Mesti Diketahui Dan Diterapkan
Mengakui Dan Bekerja Di Suatu Oleh Seluruh Bangsa Indonesia. Pendidikan
Lingkungan Dimana Sebagian Besar Pancasila Yang Diajarkan Di Sekolah Maupun
Penyelesaian Masalah Harus Perguruan Tinggi Harus Dimodifikasi Yang
Dirumuskan Dengan Memerhatikan Disesuaikan Dengan Metode Kekinian,
Dunia Global. (Asmaroini, 2017: 57) Sehingga Kemasannya Menjadi Lebih Menarik.
Visi Pendidikan Pancasila Yaitu
Terwujudnya Kepribadian Civitas Akademika DAFTAR PUSTAKA
Yang Besumber Pada Nilai-Nilai Pancasila. Alam,Wawan Tunggul (Ed.), 2000, Bung Karni
Misi Pendidikan Pancasila Yaitu Menggali Pancasila, Gramedia,
Mengembangkan Potensi Akademik Peserta Jakarta.
Didik Atau Misi Psikopedagogis, Menyiapkan Asmaroini, Ambiro Puji, “Menjaga Eksistensi
Peserta Didik Untuk Hidup Dan Pancasila Dan Penerapannya Bagi
Berprikehidupan Dalam Masyarakat, Bangsa Masyarakat Di Era Globalisasi”,
Dan Negara Atau Misi Psikososial, Membangun Dalam Jpk: Jurnal Pancasila Dan
Budaya Yang Berpancasila Sebagai Salah Satu Kewarganegaraan, Vol. 2, No. 1,
Determinan Kehidupan Atau Misi Sosiokultura, Januari 2017.
Mengkaji Dan Mengembangkan Pendidikan Brata, Ida Bagus, Ida Bagus Nyoman Wartha,
Pancasila Sebagai Sistem Pengetahuan “Lahirnya Pancasila Sebagai
Terintegrasi Atau Disiplin Ilmu Sintetik Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia”, Dalam
Misi Akademik. Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol. 1, No.
Selain Kompetensi-Kompetensi Yang 7, Januari 2017.
Disebutkan Di Atas, Kompetensi Yang Desti, Tri, “Peran Pendidikan Pancasila Dan
Diharapkan Dari Pendidikan Pancasila Yaitu Kewarganegaraan Dalam Menanamkan
Agar Mahasiswa Menjadi Warga Negara Yang Karakter Kebangsaan Pada Anak
Memiliki Daya Saing, Berdisiplin, Berkebutuhan Khusus Di Sekolah
Berpartisipasi Aktif Dalam Membangun Inklusi”. Prosiding Konferensi
Kehidupan Yang Damai Berdasarkan Sistem Nasional Kewarganegaraan Iii, Pada
Nilai Pancasila. Tanggal 11 November 2017, Di
Tujuan Materi Pancasila Dalam Universitas Ahmad Dahlan,
Ramburambu Pendidikan Kepribadian Yogyakarta.
Mengarahkan Pada Moral Yang Diharapkan Dianti, Puspa, “Integrasi Pendidikan Karakter
Terwujud Dalam Kehidupan Sehari-Hari Yaitu Dalam Pembentukan Pendidikan
Perilaku Yang Memancarkan Iman Dan Takwa Kewarganegaraan Untuk
Kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam Mengembangkan Karakter Siswa”,
Masyarakat Yang Terdiri Atas Berbagai Dalam Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
Golongan Agama, Kebudayaan Dan Beraneka Vol. 23, No. 1, 2014.
Ragam Kepentingan Memantapkan Kepribadian Doeroso, Bambang, 1989, Dasar Dan Konsep
Mahasiswa Agar Secara Konsiseten Mampu Pendidikan Moral Pancasila,
Mewujudkan Nilai-Nilai Dasar Pancasila, Rasa Semarang: Cv. Aneka Ilmu, 1989, Cet.
Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Dalam I., Hlm. 123-124.
Menguasai, Menerapkan Dan Mengembangkan Ferry Irawan Febriansyah, 2016, Keadilan
Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Seni Dengan Berdasarkan Pancasila, Yogyakarta:
Rasa Tanggung Jawab Dan Bermoral. Cv. Busi Utama, Cet. I.
Kaelan, 2004, Pendidikan Pancasila,
Paradigma, Yogyakarta.

107
Jurnal EduTech Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN: 2442-6024
e-ISSN: 2442-7063

Kassab, Hanna Samir, 2016, The Power Of 1, Juni 2017, Lembaga Ilmu
Emotion In Politics, Philosophy, And Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Ideology, Palgrave Macmillan, Supriyatno, Arie, “Pancasila Sebagai Ideologi
Basingstoke, New Yorke. Terbuka”, Dalam Edukasi: Jurnal
Maharani, Septiana Dwi Putri, Dkk., “Indeks Penelitian & Artikel Pendidikan, Vol.
Ketahanan Ideologi Pancasila”, Dalam 3, No. 6, Juli 2011.
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 25, Suryatni, Luh, “Pancasila Sebagai Ideologi
No. 2, Agustus 2019. Negara Dan Hak Asasi Manusia Dalam
Marsudi, Subandi Al, 2008, Pancasila Dan Uud Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan
1945 Dalam Paradigma Reformasi, Republik Indonesia”, Dalam Jurnal
Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada. Ilmiah Hukum Dirgantara, Fakultas
Maulia, Siti Tiara, “Pemahaman Konsep Nilai- Hukum Universitas Suryadarma, Vol.
Nilai Pancasila Sebagai Ideologi 5, No. 1, 2014.
Bangsa”, Suryohadiprojo, Sayidiman, “Ketahanan
Https://Publikasiilmiah.Ums.Ac.Id/Bits Nasional Indonesia”, Dalam Jurnal
tream/Handle/11617/10772/4%20siti% Ketahanan Nasional, Vol. 2, No. 1,
20tiara%20maulia.Pdf?Sequence=1&I Tahun 1997, Melalui
sallowed=Y, Diakses Tanggal 8 Https://Jurnal.Ugm.Ac.Id/Jkn/Article/V
Februari 2020, Pukul 13.08 Wib. iew/19163/12424, Diakses Tanggal 9
Muladi, 2006, Pancasila Sebagai Dasar Februari 2020, Pukul 15.13. Wib.
Pengembangan Ilmu Hukum Di Suseno, Franz Magnis, 1992, Filsafat Sebagai
Indonesia. Makalah Disampaikan Ilmu Kritis, Kanisius, Jakarta.
Sebagai Pidato Utama Pada Seminar Sutrisno, “Peran Ideologi Pancasila Dalam
Nasional Dalam Rangkan Dies Natalis Perkembangan Konstitusi Dan Sistem
Ke-40 Universitas Pancasila Jakarta, 7 Hukum Di Indonesia”, Dalam Jpk:
Desember 2006. Jurnal Pancasila Dan
Putro, Widodo Dwi, “Pancasila Di Era Paska Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1, Juli
Ideologi”, Dalam Veritas Et Justitia: 2016.
Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 5, No. 1, Warsito, “Internalisasi Nilai-Nilai Luhur
2019, Fakultas Hukum Universitas Pancasila Dalam Mata Kuliah
Katolik Parahyangan, Bandung. Pendidikan Pancasila Di Perguruan
Riyanto, Astim, “Pancasila Dasar Negara Tinggi”, Melalui
Indonesia”, Dalam Jurnal Hukum Dan Https://Www.Researchgate.Net/Public
Pembangunan, Tahun Ke-37, Nomor ation/331481079_Internalisasi_Nilai-
3, Juli-September 2007. Nilai_Luhur_Pancasila_Dalam_Mata_
Rosyadi, Imron, “Pemikiran Munawir Sjadzali Kuliah_Pendidikan_Pancasila_Di_Perg
Tentang Pancasila Sebagai Dasar uruan_Tinggi, Diakses Tanggal 7
Negara Ri”, Dalam Jurnal Ishraqi, Februari 2020, Pukul 08.25 Wib.
Volume Iv, Nomor 2, Juli-Desember Zabda, Sutan Syahrir, “Aktualisasi Nilai-Nilai
2008. Pancasila Sebagai Dasar Falsafah
Siswanto, “Transformasi Pancasila Dan Negara Dan Implementasinya Dalam
Identitas Keindonesiaan”, Dalam Pembangunan Karakter Bangsa”,
Jurnal Penelitian Politik, Vol. 14, No. Dalam Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial,
Vol. 26, No. 2, Desember 2016.

108

Anda mungkin juga menyukai