Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANSIETAS KEMATIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Menjelang Ajal dan
Paliatif Dosen pengampu: Popy Siti Aisyah, S.Kep., Ners., M.Kep

Di susun Oleh :
1. Imam Nurhakim (302018077)
2. Zahra Maudita Sabila (302018080)
3. Mega Rismayanti (302018076)
4. Chikal Senjadea (302018072)
5. Lastri Ayulandari (302018074)
6. Indah Fitriyani S (302018073)
7. Tita Melawati (302018075)
8. Fikri Nurul Padhli (302018071)
9. Shofiatin Nur Azizah (302018078)
10. Fathya Tri Ghassani (302018081)
11. Fadillah AlyaFitri Alfian (302018079)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah
tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ansietas Kematian Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita panjatkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua. Penulis
ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada dosen pengampu yakni Popy
Siti Aisyah, S.Kep., Ners., M.Kep yang telah mendukung serta membantu penulis
selama proses penyelesaian makalah ini hingga selesainya makalah ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Tidak
lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta kesediaan pembaca untuk
memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah kami ini.

Bandung, 11 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................3


A. Definisi Ansietas Kematian.....................................................................................3

B. Aspek-aspek Ansietas Kematian............................................................................3

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ansietas Kematian....................................4

D. Tujuan & Hasil yang Diharapkan.........................................................................6

E. Intervensi Asuhan Keperawatan...........................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................................8


A. PENGKAJIAN.........................................................................................................9

B. ANALISA DATA...................................................................................................13

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................14

D. INTERVENSI KEPERAWATAN.......................................................................14

BAB IV KESIMPULAN...............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pasien
yang sedang menjalani pengobatan. Rasa cemas pasien bisa timbul karena masa
penderitaan yang sangat panjang. Sering terdapat bayangan tentang berbagai
macam pikiranyang menakutkan terhadap proses penderitaan yang akan terjadi
padanya, walaupun hal yang dibayangkan belum tentu terjadi. Situasi ini
menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis
(jangkup dkk, 2015).
Pada umumnya kecemasan merupakan suatu pikiran yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan
perasaan yang tidak baik atau tidak enak yang tidak dapat dihindari oleh
seseorang. Disamping itu, adabeberapa factor lain yang dapat menimbulkan
kecemasan, salah satunya adalah situasi.
Kecemasan menghadapi kematian adalah perasaan tidak enak dan tidak
nyaman atau ketakutan yang ditimbulkan oleh persepsi tentang ancaman nyata
atau membayangkan ancaman keberadaan seseorang (Carpenito, 2013).
Kecemasan akan kematian dapat berkaitan dengan datangnya kematian itu
sendiri, dan dapat pula berkaitan dengan caranya kematian serta rasa sakit atau
siksaan yang mungkin menyertai datangnya kematian (Ermawati, 2017)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah merupakan rumusan
pertanyaan yang akan diajukan dalam makalah. Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah.
1. Apa definisi ansietas kematian?
2. Apa aspek-aspek ansietas kematian?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi ansietas kematian?
4. Bagaimana intervensi keperawatan ansietas kematian?

1
2

5. Bagaimana hasil analisa kasus ansietas kematian?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah adalah sesuatu yang ingin dicapai dari suatu
makalah. Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui definisi ansietas kematian.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek ansietas kematian.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ansietas keatian.
4. Untuk mengetahui intervensi keperawatan ansietas kematian.
5. Untuk mengetahui hasil analisa kasus ansietas kematian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Ansietas Kematian


Newfield, Hinz, Tilley, Sridaromont & Maramba (2007) mendefinisikan
kecemasan menghadapi kematian adalah ketakutan, kekhawatiran yang terkait
dengan kematian atau sekarat. Carpenito (2013) menyatakan kecemasan menghadapi
kematian adalah perasaan tidak enak dan tidak nyaman atau ketakutan yang
ditimbulkan oleh persepsi tentang ancaman nyata atau membayangkan ancaman
keberadaan seseorang. Lehto & Stein, (2009) menjelaskan bahwa kecemasan
menghadapi kematian yaitu dimulai oleh kesadaran meningkat akan arti kematian
yang penting.
Abdel (dalam Lehto and Stein, 2009) menjelaskan bahwa Kecemasan
menghadapi kematian adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengkonsepkan
ketakutan yang dihasilkan oleh kesadaran kematian. Firestone & Catlett (2009)
menjelaskan bahwa kecemasan menghadapi kematian adalah sebuah fenomena
kompleks yang mewakili banyak pemikiran dan emosi mengenai ketakutan
kematian, kerusakan fisik dan mental, perasaan kesepian, kesedihan akibat
kehilangan diri sendiri, kemarahan yang ekstrim dan putus asa terhadap situasi yang
tidak bisa dikontrol.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan menghadapi
kematian menurut Newfield, Hinz, Tilley, Sridaromont & Maramba adalah
ketakutan, kekhawatiran yang terkait dengan kematian atau sekarat.

D. Aspek-aspek Ansietas Kematian


Menurut Nevid, Rathus & Greene (2005) ciri-ciri kecemasan diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu :
1. Ciri fisik, seseorang yang mengalami kecemasan, meliputi: jantung berdebar,
kegelisahan, kegugupan, dada sesak, gangguan pencernaan, nafsu makan
berkurang, keringat dingin, pusing, sulit berbicara, merasa sensitif atau
mudah marah.

3
4

2. Ciri perilaku, seseorang yang mengalami kecemasan, meliputi: perilaku


menghindar, perilaku melekat & dependen.
3. Ciri kognitif, seseorang yang mengalami kecemasan, meliputi: khawatir
tentang sesuatu yang sepele, perasaan takut dengan sesuatu yang akan terjadi
di masa yang akan datang, khawatir akan ditinggal sendiri, sulit
berkonsentrasi dan ketidakmampuan menghadapi masalah.

Menurut Stuart (2002) aspek-aspek kecemasan dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Aspek perilaku : gelisah, ketegangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara


cepat, kurang koordinasi, menarik diri, melarikan diri dari masalah,
menghindar dan sangat waspada.
2. Aspek kognitif : perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa,
hambatan berfikir, bingung, kehilangan objektifitas, takut kehilangan
kendali, takut cedera atau kematian dan mimpi buruk.
3. Aspek afektif : mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup,
ketakutan, waspada, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah
dan timbul perasaan malu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan ada beberapa ciri
atau aspek. Ciri kecemasan menurut Nevid, dkk yaitu : ciri fisik, ciri perilaku dan ciri
kognitif. Sedangkan menurut Stuart, yaitu : Aspek perilaku, aspek kognitif dan aspek
afektif.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ansietas Kematian


Menurut Prabowo (2014) ada dua faktor besar yang mempengaruhi kecemasan,
yaitu:
1. Faktor Predisposisi
a. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress
akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang
dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari
dalam keluarga. Sarafino & Smith (2011) dukungan sosial bisa datang
5

dari banyak sumber, yaitu : keluarga, pasangan, teman atau organisasi


komunitas.
b. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan atau situasional.
c. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep
diri individu.
d. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan
kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
e. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepin
dapat menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA)
yang mengontrol aktivitas neuron di otak ang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan.
2. Faktor Presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang mengancam
integritas fisik yang meliputi :
1) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis
sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal.
2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi
dan tidak adanya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1) Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal di
rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat
mengancam harga diri.
2) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
6

F. Tujuan & Hasil yang Diharapkan

Setelah dilakukan perawatan :


1. Klien mampu menggambarkan kecemasan pola kopingnya sendiri
2. Klien menunjukan peningkatan konsentrasi dan ketepatan fikiran
3. Klien menunjukan kemampuan untuk meyakinkan diri sendiri
4. Klien dapat mempertahankan tingkat fungsi peran yang diinginkan beserta
pemecahan masalahnya
5. Klien dapat mengidentifikasi dan mengemukakan pemicu kecemasan, konflik
dan ancaman
6. Klien menunjukan kembalinya keterampilan dasar dalam pemecahan masalah
7. Klien menunjukan peningkatan fokus fikiran
8. Klien memiliki postur, ekspresi wajah, gerakan dan tingkat aktivitas yang
mencerminkan penurunan tekanan stres atau cemas
9. Klien menunjukan pengendalian diri terhadap kecemasan
G. Intervensi Asuhan Keperawatan

Intervensi Rasional

Pantau perubahan tanda-tanda vital dan kondisi Perubahan tanda-tanda vital dapat digunakan
yang menunjukan peningkatan kecemasan klien. sebagai indikator terjadinya ansietas pada klien.

Berikan informasi serta bimbingan antisipasi Mempersiapkan klien menghadapi segala


tentang segala bentuk kemungkinan yang akan kemungkinan, krisi perkembangan dan /atau
terjadi di masa yang akan datang. situasional.

Ajarkan teknik relaksasi diri dan pengendalian Teknik menenangkan diri dapat digunakan
perasaan engatif atas segala hal yang dirasakan untuk meredakan kecemasan pada klien yang
klien. mengalami distress akut.

Instruksikan untuk melaporkan timbulnya Membantu memudahkan penyediaan layanan


gejala-gejala kecemasan yang muncul yang tidak kesehatan untuk menganalisis kondisi yang
dapat lagi dkontrol. dialami klien.

Membantu klien untuk beradaptasi dengan


persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang
Tingkatkan koping individu klien.
menghambar pemenuhan tuntutan dan peran
hidup.

Berikan dukungan emosi selama stres. Memberikan dukungan emosi untuk


7

Intervensi Rasional

menenangkan klien dan menciptakan


penerimaan serta bantuan dukungan selama
masa stres.

Kolaborasi pemberian obat jenis anti depresan Agen farmakologi dapat digunakan sebagai
apabila klien benar-benar tidak mampu salah satu pilihan untuk meredakan kecemasan
mengendalikan dirinya. pada klien.
BAB III
TINJAUAN KASUS

KASUS

Pasien Tn. Z. Laki-laki, 33 tahun, dibawa ke UGD karena merasa dadanya berdebar dan
berkeringat bersama sesak. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu. Menurut
istrinya sebelumnya ada tetangga pasien yang meninggal karena serangan jantung yang
membuat pasien takut meninggal seperti tetangganya. Pasien sering melakukan cehck
up karena pasien terdiagnosa akut leukemia myeloid sejak 1 bulan yang lalu. Pada saat
tanda tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 98 x / menit, RR: 20
x / menit, suhu 36,8 C. Tidak tampak pulsasi jantung yang abnormal, hasil EKG
menunjukkan irama sinus. Berat badan saat ini 45 kg, 3 bulan sebelumnya 60 kg. Pasien
mengatakan: “saya khawatir dengan kondisi saya suster, berat badan turun terus, berasa
tidak ada perkembangan yang baik, apakah saya akan cepat mati suster?”.

Menurut istri pasien selama 1 minggu ini, pasien sering menangis sebelum tidur, dan
mengungkapkan pada istrinya “saya akan mati, saya takut ...” ungkapan itu sering
minggu berulang ulang.

8
9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z (33 Tahun)

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 08 November 2020 pukul 09.30 WIB. Tanggal
masuk: 6 November 2020
Ruang :-
No. RM :-
1. INDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
a. Indentitas Pasien
Nama : Tn. Z
Usia / Tanggal lahir : 33 tahun
Alamat : Jl. Kebon jeruk no 123
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Pendidikan : SMA sederajat
Status perkawinan : Kawin
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. A
Alamat : Jl. Kebon jeruk no 123
Hubungan dengan klien : Istri
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Klien merasa dadanya berdebar dan berkeringat disertai sesak.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien terdiagnosa akut leukemia myloid sejak satu bulan yang lalu dan sering
melakukan check up. Klien di bawa ke IGD dengan keluhan dada berdebar
dan berkeringat disertai sesak dimulai terasa sejak seminggu yang lalu. istri
klien juga mengatakan bahwa klien sering menangis sebelum tidur dan
mengatakan “saya akan mati, saya takut”. dilakukan pemeriksaan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 98 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,8º C. Tidak
tampak pulsasi jantung abnomal, hasil EKG menunjukan sinus rythm. Berat
badan saat ini 45 kg.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tidak terkaji
10

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama dengan klien.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Gambaran Diri
-
2) Status emosi
Klien sangat ketakutan meninggal seperti tetangganya, klien menangis
sebelum tidur dan mengungkapkan secara verbal bahwa klien akan
mati dan klien takut.
3) Status social
-
4) Status spiritual
Klien takut akan kematian artinya klien belum memahami bahwa
kehidupan hanya sebagai pengantar menuju kehidupan yang kekal.
3. RIWAYAT ADL
Pola Sebelum sakit Sesudah sakit
Aktivtas
Nutrisi Klien makan 3x sehari dengan Klien makan 2-3x/hari
menu nasi dan lauk seadanya dengan menu yang di
klien tidak menyukai daging sediakan dari rumah
dan sayur-sayuran sakit, tetapi klien tetap
tidak menyukai daging.
Cairan Klien minum 7-8 gelas/hari, Klien minum air putih
dengan jenis air putih dan air dan dapat menghabiskan
teh 1 botol air mineral besar
sekitar 500-1500 ml/ hari
Eliminasi Klien BAB sehari sekali dan Klien BAB dan BAK
BAK sekitar 5-6 x/hr seperti biasa.
Mobilitas Klien biasa beraktivitas Klien mengeluh lemas
mandiri sesak nafas dan sulit
11

berjalan sehingga klien


hanya melakukan
aktifitas ditempat tidur .
Istrahat Klien tidur malam ±6-7 jam/ Klien dapat tidur
hari dan kadang-kadang tidur nyenyak dan tidak ada
siang gangguan.
Personal Klien mandi dan gosok gigi Klien hanya diseka sehari
Hygiene 2x/hari. Memotong kuku 1 sekali dan gosok gigi 1x
x/minggu sehari dibantu oleh
keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
General survey
Penampilan umum klien tampak berkeringat disertai sesak.
BB : 45 kg
Pemeriksaan fisik persistem :
(1) Sistem Pernafasan
RR 20x/menit pada saat di inspeksi bentuk hidung simetris dan adanya
sesak nafas
(2) Sistem Kardiovaskuler
Bentuk dada simetris , TD 120/80 mmHg
(3) Sistem Gastrointestinal
Bentuk bibir simeris, lidah bersih , gigi masih utuh , tidak ada pendarahan
gusi, tidak ada pembengkakan. Tn.Z mampu mengunyah dan menelan makanan,
tidak ada nyeri pada saat menelan, tidak ada peradangan pada tonsil.
(4) Sistem Perkemihan
Pada saat dipalpasi tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada nyeri pada saat ketuk ginjal
(5) Sistem Musculoskeletal
Ekstremitas atas :
Bentuk ekstremitas atas simetris, sejajar antara kanan dan kiri, kuku pendek
dan bersih, kekuatan otot tidak dapat melawan tekanan pada kedua lengan ,
tidak ada keluhan nyeri tekan, edema(-), tidak ada lesi.
12

Ekstremitas bawah :
Bentuk ekstremitas bawah simetris, sejajar antara kiri dan kanan, kuku
pendek bersih, kekuatan otot tidak dapat melawan tekanan , tidak ada
keluhan nyeri tekan, edema(-), tidak ada lesi.
(6) Sistem Neurologi
GCS 15
(7) Sistem Integumen
Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu kurang dari 2 detik,
warna kulit sawo matang.
(8) Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
(9) Sistem Reproduksi
Genitalia bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
EKG Sinus rhythm

6. Terapi
Jenis Obat Dosis Obat Indikasi

B. ANALISA DATA
No Analisa Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DO: Leukimia myeloid Ansietas b.d
- Dada berdebar akut Ancaman
- Berkeringat Kematian
- Sesak
- Hasil EKG sinus rhythm BB menurun
13

DS: Khawatir dengan


- Istri klien mengatakan
klien takut meninggal kondisi yang
seperti tetangganya karena dialami
serangan jantung
- Klien mengatakan
“khawatir dengan kondisi Dada berdebar,
saya suster, BB turun terus, sesak dan
berasa tidak ada
berkeringat
perkembangan yang baik,
apakah saya akan cepat
mati?” Berorientasi pada
- Istri klien mengatakan
selama 1 minggu ini klien masa lalu (takut
sering menangis sebelum meninggal seperti
tidur dan klien tetangganya
mengungkapkan “saya
akan mati, saya takut…” karena serangan
sering mengungkapkan jantung)
berulang-ulang

Koping individu
tidak efektif

Ancaman
kematian

Ansietas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
5) Reduksi Ansietas

Intervensi Rasional
Observasi: Indentifikasi Untuk mengetahui Pengambilan keputusan
klien emosional ( rasa cemas ) salah satu faktor
kemampuan mengambil
yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Keputusan
Terapeutik: Ciptakan Perlu rasa percaya terhadap perawat agar ada
14

Terapeutik untuk keterbukaan Klien


menumbuhkan kepercayaan
Edukasi: Informasikan Informasi yang benar untuk memberikan
kepastian untuk klien dan mengurangi rasa
prosedur, termasuk sensasi
cemas klien
yang mungkin dialami
Kolaborasi: Kolaborasi Jika klien mendapatkan cemas yang berlebihan
dapat memberikan obat ansietas.
pemberian obat antiansietas,
jika perlu
6) Dukungan keyakinan
Intervensi Rasional
Observasi: Monitor kesehatan Untuk memenuhi kebutuhan holistiknya (bio,
psiko, sosial, dan spriritual
fisik dan mental klien
Terapeutik: - Memberikan penjelasan kepada klien
- Fasilitasi memberikan akan membuat klien merasa lebih
tenang jiga sudah memahami maksud
makna terhadap
perawat san mulai menerima kondisi
kondisi kesehatan kesehatannya
- Berikan harapan - Untuk membangkitkan motivasi klien
terkait suatu informasi yang dikahui
realistis sesuai
sebagai keyakinannya
prognosis

Edukasi: - Pola pikir dan keyakinan dapat


- Jelaskan bahaya atau mempengaruhi kesehatan fisik.
- Menunjukan sikap terapeutik dapat
resiko yang terjadi
meberika dampak positif bagi klien.
akibat keyakinan Untuk teknik yang dilakukan klien
negative dalam memberikan suppoet positif
untuk diri adalah dengan: mengajak
- Jelaskan alternatif yang
klien untuk berpikiran positif
berdampak positif memberikan keyakinan bahwa kondisi
untuk memenuhi klien saat ini adalah pemberian dari
Tuhan YME
keyakinan dan
perawatan
BAB IV
KESIMPULAN

Newfield, Hinz, Tilley, Sridaromont & Maramba (2007) mendefinisikan kecemasan


menghadapi kematian adalah ketakutan, kekhawatiran yang terkait dengan kematian
atau sekarat. Abdel (dalam Lehto and Stein, 2009) menjelaskan bahwa Kecemasan
menghadapi kematian adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengkonsepkan
ketakutan yang dihasilkan oleh kesadaran kematian. Firestone & Catlett (2009)
menjelaskan bahwa kecemasan menghadapi kematian adalah sebuah fenomena
kompleks yang mewakili banyak pemikiran dan emosi mengenai ketakutan
kematian, kerusakan fisik dan mental, perasaan kesepian, kesedihan akibat
kehilangan diri sendiri, kemarahan yang ekstrim dan putus asa terhadap situasi yang
tidak bisa dikontrol. ada beberapa ciri atau aspek. Ciri kecemasan menurut Nevid,
dkk yaitu : ciri fisik, ciri perilaku dan ciri kognitif. Sedangkan menurut Stuart, yaitu :
Aspek perilaku, aspek kognitif dan aspek afektif. ada dua faktor besar yang
mempengaruhi kecemasan, yaitu: faktor predispoisi dan faktor Presipitasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Newfield, Hinz, Tilley, Sridaromont & Maramba (2007). Cox’s clinical applications of
nursing diagnosis. USA: F.A Davis Company.
Carpenito, L. J. (2013). Diagnosa keperawatan: aplikasi pada praktek klinik
(terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.
Nevid, Rathus & Greene (2005). Psikologi abnormal. Edisi 5. Jakarta: Erlangga
Stuart, G.W, dkk. (2002). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 6. ST. Louis: Mosby
book. Inc.
Prabowo. E. (2014). Konsep & aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
PPNI (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., Msn, R. N., Makic, M. B. F., Martinez-Kratz, M., &
Zanotti, M. (2019). Nursing Diagnosis Handbook E-Book: An Evidence-Based Guide to
Planning Care. Mosby.
Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott Williams &
Wilkins.

Ernawati, E. 2017. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lanjut Usia. [Online].


Tersedia pada:
https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/article/download/513/481
Jankup, DKK. 2015. Tingkat kecemasan pada pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa di bulu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Hurlock, E. 1990. Psikologi Perkembangan, edisi kelima. Jakarta: Erlangga
PPNI (2018). standar luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan kriteria hasil
keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai