Anda di halaman 1dari 26

Resonansi R-L-C

Kelompok IV A
Fitri Febriani
A.Ikhsan Maulana, Fitriani Supriadi, dan La Jamsari
Abstrak
Telah dilakukan praktikum tentang Resonansi R-L-C. Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki
pengaruh perubahan frekuensi sumber terhadap karakteristik ragkaian R-L-C, menginterpretasi kurva
respon rangkaian R-L-C seri serta menentukan frekuensi resonansi dan faktor kualitas rangkaian R-L-
C seri dan parallel. Pengumpulan data dilakukan dengan mengganti besar resistansi resistor dimulai
dari 15 , 56 , dan 100  yang di hubungkan dengan AFG (Audio Function Generator) dan di
rangkai di atas papan rangkaian serta mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter AC. Hal
ini dlakukan untuk memperoleh frekuensi maksimun (frekuensi resonansi) dari setiap resistansi
resistor yang dapat dilihat setelah di plot pada kurva dan dari kurva itulah faktor kualitas dapat
ditentukan. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa Perubahan frekuensi tentunya
mempengaruhi kuat arus listrik dan tegangannya. Semakin besar frekuensi sumber maka kuat arus dan
tegangan dalam rangkaian RLC akan semaikn besar hingga mencapai nilai Imaks dan pada saat itu
terjadi frekuensi resonansi dan arus atau tegangan kembali ke titik minimumnya. Kurva respon
frekuensi rangkaian RLC seri untuk R1, R2, dan R3 menunjukkan bahwa Q1>Q2>Q3 dimanaR3>R2>R1.
Seingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar hambatan maka nilai Q akan semakin kecil.
Frekuensi resonansi dan faktor kulitas dari rangkaian RLC dapat di tentkan berdasarkan rumus dan
berdasarkan anlisis grafiknya.
Kata kunci : Resonansi R-L-C, Frekuensi resonansi, resistansi resistor, dan faktor kualitas.
A. Metode Dasar Tinjau sebuah sebuah rangkaian
Rangkaian R – L – C adalah suatu yang terdiri atas hambatan R, induktansi L
rangkaian listrik yang terdiri atas dan kapasitor C yang terhubung secara
komponen resistor (R), induktor (L), dan seri dan dihubungkan dengan sebuah
kapasitor (C) yang disusun secara seri sumber tegangan yang berubah terhadap
atau paralel. Konfigurasi ini membentuk waktu vs (t) seperti pada Gambar 3.7.
suatu sistem osilator harmonik.
Rangkaian R – L – C sering disebut
R
rangkaian penala (tuner) dan rangkaian
resonansi.
Rangkaian R – L – C banyak L
vs(t) C
digunakan dalam perangkat-perangkat
osilator harmonik dan pesawat radio
penerima. Rangkaian R – L – C berfungsi Gambar 3.1. Rangkaian RLC Seri
untuk memilih suatu rentang frekuensi V
Arus I  S , dengan VS adalah
yang cukup sempit dari spektrum total Z
gelombang radio yang sangat lebar. tegangan rms kompleks sumber.
(Dasar, 2013) (Bakri, Martawijaya, & Saleh, 2008)
Dalam rangkaian seri RLC sedang Vo mendahului Vi dengan beda
impedensi total rangkaian dapat dituliskan fase (90-). Sebaliknya jika (<o atau
sebagai berikut: 1/C<L), maka I mendahului Vi sedang
Ztot = R + j (XL – XC) Vo tertinggal dari Vi.

Dari hubungan ini akan terlihat Penyebab terjadinya resonansi

bahwa reaktansi induktif dan kapasitif adalah adanya kompone L dan C.

selalu akan saling mengurangi. Bila kedua (Purwadi & Abdulrahman)

komponen ini sama besar, maka akan Dalam praktek,, kita lebih mudah

saling meniadakan, dan dikatakan bahwa mengukur tegangan pada rangkaian

rangkaian dalam keadaan resonansi. daripada mengukur arus. Amperemeter

Resonansinya adalah resonansi seri. AC yang peka sukar diperoleh, apalagi


yang mampu bekerja hingga frekuensi
Keadaan resonansi dicapai pada
tinggi. (Sutrisno, 1986)
saat XL = XC maka Ztot = R merupakan Zmin,
Pada waktu resonansi, sangat
sehingga akan diperoleh arus atau
mungkin terjadi bahwa tegangan pada L
tegangan yang maksimum pada suatu
atau pada C lebih besar dari tegangan
harga frekuensi :
sumbernya. Pembesaran tegangan pada L
1 1
o  atau fo  atau pada C pada saat resonansi ini
LC 2 L C
didefinisikan sebagai faktor kualitas Q.
;Yang disebut frekuensi resonansi.
Makin besar nilai Q, makin sempit
(Dasar, 2013).
lengkung resonansinya, dan berarti makin
Pada frekuensi ini harga Z tak
tinggi kualitas resonansinya. (Q berasal
berhingga sehingga I=IR=0. Hal ini
dari kata “quality”). (Dasar, 2013)
mengakibatkan tidak ada penurunan
B. Identifikasi Variabel
tegangan pada R, sehingga Vo=Vi. Pada
a. Variabel Manipulasi : Frekuensi
frekuensi lebih besar atau lebih kecil dari
sumber yang satuannya (Hz)
o harga Vo menurun.
b. Variabel Respon : Tegangan
Pada frekuensi resonansi
satuannya (V) dan kuat arus listrik
meskipun IR=0, tetapi Ic dan IL justru
satuaanya (A).
mempunyai harga maksimum, keduanya
c. Variabel Kontrol : Resistansi
berharga sama yaitu IC=IL=(C/L)1/2 Vi,
Resistor (R1, R2 dan R3) satuannya
hanya saja fasenya berlawanan (berbeda
Ohm(), kapasitansi kapasitor
fase = 1800). Jika 1- 2 LC>0 (<o atau
satuannya (F) dan induktansi induktor
1/C>L), maka  positif dan 1=90, satuannya (H).
sehingga I tertinggal  terhadap Vi, d.
C. Definisi Variabel Generator (AFG) 1 buah
a. Variabel manipulasi 2. Multimeter AC 1 buah
Frekuensi sumber merupakan 3. LCR Meter 1 buah
frekuensi yang berasal dari AFG dan 4. Papan Rangkaian, 1 buah
terbaca pada kotak frekuensinya 5. Resistor 1 buah
dimana satuanyaa adalah Hz 6. Kapasitor 1 buah
b. Variabel Respon 7. Induktor 1 buah
 Tegangan merupakan besarnya 8. Kabel Penghubung 6 buah
tegangan yang bersal dari rangkaian E. Prosedur kerja
yang diukur dengan menggunakan a. Merakit rangkaian seri RLC berikut di
multimeter yang dirangkai parallel atas papan kit.
dengan resistornya dalam satuan mV.
 Kuat arus listrik merupakan besarnya
L C
kuat arus yang mengalir pada +
rangkaian dan nilainya diperoleh dari a
nilai tegangan yang terukur pada
vi R
multimeter dibagi dengan nilai
resistansi resistor yang digunakan b
dan dalam satuan mA. _
c. Variabel Kontrol
 Resistansi Resistor (R1, R2 dan R3) b. Menghubungkan vi rangkaian dengan
merupakan kemampun resistor output Audio Function Generator
alam menghambat muatan dengan (AFG) pada gelombang sinus dengan
niali 15, 56, dan 100. amplitudo 5 Vrms (mengukur secara

 kapasitansi kapasitor merupakan langsung dengan menggunakan digital

kemampuan kapasitor dalam AC voltmeter).

menyimpan muatan pada rangkaian c. Menghubungkan digital AC voltmeter

dalam satuan F pada keluaran rangkaian (titik a dan b).

 induktansi induktor merupakan d. Untuk mengamati perubahan arus I (=

kemampuan induktor untuk VR/R) sebagai fungsi frekuensi dan

menimbulkan medan magnet akibat pada frekuensi berapa terjadi keadaan

muatan listrik yang mengalir pada resonansi, yaitu nilai arus (atau

induktor. tegangan pada R) menjadi maksimum,


menaikkan frekuensi AFG dengan
D. Alat dan bahan
cepat sambil mengamati besar
1. Audio Function
tegangan pada digital AC voltmeter, 1. Kegiatan 1. R1 : 15 
setelah itu menurunkan kembali ke Tabel 1. Hubungan antara perubahan
frekuensi 100 Hz. frekuensi terhadap tegangan dan kuat arus
Perlu diingat bahwa : Pada keadaan listrik
resonansi untuk RLC seri, impedansi
f(Hz) v (mv) I (mA)
rangkaian menjadi minimum atau arus 100 0.2 0.01
menjadi maksimum. Namun dalam 400 0.5 0.03
praktek, lebih mudah mengukur tegangan 700 0.9 0.06
1000 1.5 0.10
pada rangkaian daripada mengukur arus.
1300 1.9 0.13
Amperemeter AC yang peka sukar 1600 2.4 0.16
diperoleh apalagi yang mampu bekerja 1900 2.8 0.19
2200 3.3 0.22
pada frekuensi tinggi.
2500 3.7 0.25
e. Menaikkan frekuensi AFG dengan 2800 4.2 0.28
interval 300 Hz dan mencatat besar 3100 4.7 0.31
tegangan pada R untuk setiap interval 3400 5.1 0.34
3700 5.5 0.37
tersebut hingga Anda memperoleh
4000 6 0.40
nilai tegangan yang kurang lebih sama 4300 6.4 0.43
pada saat frekuensi mula-mula. 4600 6.9 0.46
f. Mencatat pada tabel pengamatan! 4900 7.3 0.49
5200 7.8 0.52
5500 8.2 0.55
f (Hz) V (mV) I (mA) 5800 8.7 0.58
F. Dat 6100 9.1 0.61
6400 9.6 0.64
6700 10 0.67
7000 10.5 0.70
7300 11.1 0.74
a/ Hasil Analisis Data 7600 11.6 0.77
a. Tabel Pengamatan 7900 12.1 0.81
8200 12.7 0.85
Hasil pengamatan
8500 13.4 0.89
R1 : 15  ± 5% 8800 14 0.93
R2 : 56  ± 5% 9100 14.7 0.98
9400 15.5 1.03
R3 : 100  ± 5%
9700 16.3 1.09
L :a. Panjang = 3.5 cm=3.5 x 10-2 m 10000 17.2 1.15
b. A = 4 cm2= 4 x10-4 m2 10300 18.2 1.21
c. N = 500 lilitan f(Hz) v (mv) I (mA)
10600 19.3 1.29
C :22 x 103 F=22 x 10-9 F
10900 20.5 1.37
11200 21.9 1.46 24400 6.9 0.46
11500 23.5 1.57 24700 6.6 0.44
11800 25.3 1.69 25000 6.3 0.42
12100 27.4 1.83 25300 6 0.40
12400 29.9 1.99 25600 5.7 0.38
12700 32.8 2.19 25900 5.4 0.36
13000 36.4 2.43 26200 5.1 0.34
13300 40.8 2.72 26500 4.8 0.32
13600 46.5 3.10 26800 4.6 0.31
13900 53.8 3.59 27100 4.4 0.29
14200 63.9 4.26 27400 4.2 0.28
14500 78.2 5.21 27700 4 0.27
14800 99.2 6.61 28000 3.8 0.25
15100 130 8.67 28300 3.6 0.24
15400 168.4 11.23 28600 3.4 0.23
15700 178.1 11.87 28900 3.3 0.22
16000 145.2 9.68 29200 3.1 0.21
16300 108.3 7.22 29500 3 0.20
16600 82.7 5.51 29800 2.8 0.19
16900 65.7 4.38 30100 2.7 0.18
17200 53.9 3.59 30400 2.6 0.17
17500 45.4 3.03 30700 2.4 0.16
17800 39 2.60 31000 2.3 0.15
18100 34.1 2.27 31300 2.2 0.15
18400 30.1 2.01 31600 2.1 0.14
18700 26.9 1.79 31900 1.9 0.13
19000 24.2 1.61 32200 1.8 0.12
19300 22 1.47 32500 1.8 0.12
19600 20.1 1.34 32800 1.7 0.11
19900 18.4 1.23 33100 1.5 0.10
20200 17 1.13 33400 1.5 0.10
20500 15.7 1.05 33700 1.4 0.09
20800 14.5 0.97 34000 1.3 0.09
21400 12.6 0.84 34300 1.2 0.08
21700 11.8 0.79 34600 1.2 0.08
22000 11.1 0.74 34900 1.1 0.07
22300 10.4 0.69 35200 1 0.07
22600 9.8 0.65 35500 0.9 0.06
22900 9.3 0.62 35800 0.9 0.06
23200 8.7 0.58 36100 0.9 0.06
23500 8.2 0.55 36400 0.8 0.05
f(Hz) v (mv) I (mA) f (Hz) V (mV) I (mA)
23800 7.8 0.52 36700 0.7 0.05
24100 7.3 0.49 37000 0.7 0.05
37300 0.6 0.04 6100 54.6 0.98
37600 0.6 0.04 6400 56.9 1.02
37900 0.6 0.04 6700 59.3 1.06
38200 0.6 0.04 7000 61.7 1.10
38500 0.5 0.03 7300 64.1 1.14
38800 0.5 0.03 7600 66.7 1.19
39100 0.5 0.03 7900 69.4 1.24
39400 0.4 0.03 8200 72.2 1.29
39700 0.4 0.03 8500 75.1 1.34
40000 0.4 0.03 8800 78.3 1.40
40300 0.4 0.03 9100 81.6 1.46
40600 0.3 0.02 9400 85.2 1.52
40900 0.3 0.02 9700 89.1 1.59
41200 0.3 0.02 10000 93.4 1.67
41500 0.3 0.02 10300 98 1.75
41800 0.3 0.02 10600 103.2 1.84
10900 108.8 1.94
2. Kegiatan 2. R1 : 56  11200 115.1 2.06
11500 122.1 2.18
Tabel 2. Hubungan antara perubahan
11800 130 2.32
frekuensi terhadap tegangan dan kuat arus 12100 138.7 2.48
listrik 12400 148.7 2.66
12700 169.9 3.03
f (Hz) V (mV) I (mA) 13000 175.5 3.13
100 7.4 0.13 13300 190.9 3.41
400 8.1 0.14 13600 212.1 3.79
700 10.1 0.18 13900 232.5 4.15
1000 12.6 0.23 14200 264.4 4.72
1300 15.3 0.27 14500 268.9 4.80
1600 18 0.32 14800 291 5.20
1900 20.8 0.37 15100 306.3 5.47
2200 23.5 0.42 15400 309.3 5.52
2500 26.2 0.47 15700 298.8 5.34
2800 28.8 0.51 16000 275.3 4.92
3100 31.4 0.56 16300 247.7 4.42
3400 33.8 0.60 16600 221.1 3.95
3700 36.3 0.65 16900 196.8 3.51
4000 38.7 0.69 17200 175.6 3.14
4300 41 0.73 17500 157.5 2.81
4600 43.3 0.77 17800 141.2 2.52
4900 45.6 0.81 18100 127.2 2.27
5200 47.9 0.86 f (Hz) V (mV) I (mA)
f (Hz) V (mV) I (mA) 18400 115.3 2.06
5500 50.1 0.89 18700 104.9 1.87
5800 52.4 0.94
19000 95.8 1.71 31900 11.2 0.20
19300 87.9 1.57 32200 10.8 0.19
19600 81 1.45 32500 10.7 0.19
19900 74.7 1.33 32800 10.6 0.19
20200 69.3 1.24 33100 10.4 0.19
20500 64.3 1.15 33400 10.1 0.18
20800 59.9 1.07 33700 9.9 0.18
21100 55.9 1.00 34000 9.9 0.18
21400 52.3 0.93 34300 9.8 0.18
21700 49.1 0.88 34600 9.7 0.17
22000 46.1 0.82 34900 9.2 0.16
22300 43.3 0.77 35200 9 0.16
22600 40.8 0.73 35500 8.9 0.16
22900 38.5 0.69 35800 8.8 0.16
23200 36.4 0.65 36100 8.7 0.16
23500 34.4 0.61 36400 8.4 0.15
23800 32.6 0.58 36700 8.2 0.15
24100 30.8 0.55 37000 8.2 0.15
24400 29.3 0.52 37300 8.1 0.14
24700 27.9 0.50 37600 8.1 0.14
25000 26.5 0.47 37900 8.1 0.14
25300 25.2 0.45 38200 8.1 0.14
25600 24 0.43 38500 8 0.14
25900 23 0.41 38800 7.9 0.14
26200 21.9 0.39 39100 7.2 0.13
26500 21 0.38 39400 7.1 0.13
26800 20 0.36 39700 5 0.09
27100 19.2 0.34 40000 4.8 0.09
27400 18.4 0.33 40300 4.5 0.08
27700 17.6 0.31 40600 4.4 0.08
28000 16.9 0.30
28300 16.3 0.29 3. Kegiatan 3. R1 : 100 
28600 15.7 0.28
28900 15.2 0.27 Tabel 3. Hubungan antara perubahan
29200 14.4 0.26 frekuensi terhadap tegangan dan
29500 14 0.25
kuatarus listrik
29800 13.6 0.24
30100 13.1 0.23 f (Hz) V (mV) I (mA)
30400 12.6 0.23 100 12.8 0.13
30700 12.3 0.22 400 14 0.14
31000 12.1 0.22 700 16.6 0.17
f (Hz) V (mV) I (mA) 1000 21 0.21
31300 11.7 0.21 f (Hz) V (mV) I (mA)
31600 11.4 0.20 1300 25.8 0.26
1600 31.3 0.31
1900 36.4 0.36 14800 398.3 3.98
2200 41.4 0.41 15100 403.7 4.04
2500 46.2 0.46 15400 400.8 4.01
2800 50.9 0.51 15700 389.1 3.89
3100 55.7 0.56 16000 370 3.70
3400 60 0.60 16300 346.3 3.46
3700 64.4 0.64 16600 320.7 3.21
4000 68.5 0.69 16900 294.9 2.95
4300 72.6 0.73 17200 270.1 2.70
4600 76.8 0.77 17500 247.1 2.47
4900 80.7 0.81 17800 226.3 2.26
5200 85 0.85 18100 207.5 2.08
5500 89.7 0.90 18400 190.7 1.91
5800 93.3 0.93 18700 175.7 1.76
6100 97.6 0.98 19000 162.3 1.62
6400 101.4 1.01 19300 150.3 1.50
6700 105.4 1.05 19600 139.6 1.40
7000 109.3 1.09 19900 129.9 1.30
7300 113 1.13 20200 121.2 1.21
7600 116.8 1.17 20500 113.3 1.13
7900 123.6 1.24 20800 106.1 1.06
8200 128.4 1.28 21100 99.5 1.00
8500 133.3 1.33 21400 93.6 0.94
8800 138.6 1.39 21700 88.1 0.88
9100 144.1 1.44 22000 83.1 0.83
9400 149.9 1.50 22300 78.4 0.78
9700 156.2 1.56 22600 74.2 0.74
10000 162.7 1.63 22900 70.3 0.70
10300 169.9 1.70 23200 66.6 0.67
10600 177.4 1.77 23500 63.2 0.63
10900 185.6 1.86 23800 60 0.60
11200 194.4 1.94 24100 57.1 0.57
11500 203.8 2.04 24400 54.4 0.54
11800 213.4 2.13 24700 51.8 0.52
12100 226.7 2.27 25000 49.3 0.49
12400 243.3 2.43 25300 47.1 0.47
12700 257.2 2.57 25600 44.9 0.45
13000 272.6 2.73 25900 42.9 0.43
13300 306.1 3.06 26200 41 0.41
13600 333.7 3.34 26500 39.2 0.39
13900 347.7 3.48 26800 37.6 0.38
f (Hz) V (mV) I (mA) f (Hz) V (mV) I (mA)
14200 368.1 3.68 27100 36 0.36
14500 385.4 3.85 27400 34.5 0.35
27700 33.1 0.33 40600 8.9 0.09
28000 31.8 0.32 40900 8.6 0.09
28300 30.5 0.31 41200 7.2 0.07
28600 29.3 0.29 41500 6.9 0.07
28900 28.2 0.28 41800 6.8 0.07
29200 27.1 0.27 42100 6.6 0.07
29500 26 0.26 42400 6.5 0.07
29800 25.1 0.25 42700 6.4 0.06
30100 24.2 0.24 43000 6.3 0.06
30400 23.1 0.23 43300 6.2 0.06
30700 22.4 0.22 43600 6.1 0.06
31000 21.7 0.22 43900 6 0.06
31300 20.8 0.21 44200 6 0.06
31600 20.1 0.20 44500 5.9 0.06
31900 19.5 0.20 44800 5.8 0.06
32200 18.8 0.19 45100 5.7 0.06
32500 18.1 0.18 45400 5.7 0.06
32800 17.6 0.18 45700 5.6 0.06
33100 16.9 0.17 46000 5.5 0.06
33400 16.4 0.16 46300 5.5 0.06
33700 16 0.16 46600 5.4 0.05
34000 15.5 0.16 46900 5.4 0.05
34300 15.1 0.15 47200 5.3 0.05
34600 14.6 0.15 47500 5.2 0.05
34900 14.1 0.14 47800 5.1 0.05
35200 13.8 0.14 48100 5.1 0.05
35500 13.6 0.14 48400 5.1 0.05
35800 13.3 0.13 48700 4.9 0.05
36100 13 0.13 49000 4.9 0.05
36400 12.6 0.13 49300 4.9 0.05
36700 12.1 0.12 49600 4.9 0.05
37000 11.9 0.12 49900 4.8 0.05
37300 11.5 0.12 50200 4.5 0.05
37600 11.3 0.11 50500 4.5 0.05
37900 11 0.11 50800 4.5 0.05
38200 10.9 0.11 51100 4.5 0.05
38500 10.8 0.11 51400 4.5 0.05
38800 10.4 0.10 51700 4.5 0.05
39100 10.2 0.10
39400 10 0.10
39700 9.5 0.10
f (Hz) V (mV) I (mA)
40000 9.2 0.09 b. Analisis perhitungan
40300 9.1 0.09 Secara Teori
a) Kegiatan 1 (R=15 )
1. Frekuensi Resonansi ∆f=

fo= ∆f=665Hz

cat:
b) Kegiatan 1 (R=56 )
L= 1. Frekuensi Resonansi

f o=
L=
cat:
L= 3.59 x 10-3 H
Jadi, L=

fo=
L=

fo= L= 3.59 x 10-3 H


Jadi,

fo= Hz f o=

fo= 17921 Hz
2. Faktor Kualitas f o=

Q=
f o= Hz

Q= fo= 17921 Hz
2. Faktor Kualitas
Q=26.95
3. Lebar Pita (∆f) Q=

∆f=
fo= 17921 Hz
Q= 2. Faktor Kualitas

Q=7.22 Q=

3. Lebar Pita (∆f)

∆f= Q=

Q=4.04
∆f= 3. Lebar Pita (∆f)

∆f=2482Hz ∆f=

c) Kegiatan 3 (R=100 )
1. Frekuensi Resonansi
∆f=
fo=
∆f=4436Hz
cat:

L=

L=

L= 3.59 x 10-3 H
Jadi,

fo=

fo=

fo= Hz
c. 1. Grafik Kegiatan 1 (R=15 )

f1= 15050 Hz f2= 16150 Hz

Grafik 1. Hubungan perubahan frekuensi terhadap kuat arus listrik


2. Grafik Kegiatan 2 (R=56 )

Grafik 2. Hubungan perubahan frekuensi terhadap kuat arus listrik


3. Grafik Kegiatan 3 (R=100 )

Grafik 3.Hubungan perubahan frekuensi terhadap kuat arus listrik


Grafik 4. Hubungan antara perubahan frekuensi terhadap kuat arus listrik
d. Analisis grafik cat :
Secara praktikum Imaks=5.52 mA
a) Kegiatan 1 (R=15 ) Jadi,
1. Frekuensi Resonansi fo= 15400 Hz
fo= f pada saat I maks 2. Faktor Kualitas
cat :
Imaks= 11.87 mA Q=

Jadi,
fo= 15700 Hz Cat:
2. Faktor Kualitas f1, f2 : f saat arus mencapai 0.707 I
maks dengan f1<f0<f2
Q= I= 0.707 Imaks
= 3.90 mA
Cat: Jadi,
f1, f2 : f saat arus mencapai 0.707 I f1= 13700 Hz
maks dengan f1<f0<f2 f2= 16625 Hz
I= 0.707 Imaks
= 8.39 mA Q=

Jadi,
f1= 15050 Hz
f2= 16150 Hz Q=

Q= Q=5.26
3. Lebar Pita (∆f)
∆f=f2 – f1
Q= ∆f=16625 Hz-13700 Hz
∆f= 2925 Hz
Q=14.27 c) Kegiatan 1 (R=15 )
3. Lebar Pita (∆f) 1. Frekuensi Resonansi
∆f=f2 – f1 fo= f pada saat I maks
∆f=16150 Hz-15050 Hz cat :
∆f= 1100 Hz Imaks= 4.04 mA
b) Kegiatan 2 (R=56 ) Jadi,
1. Frekuensi Resonansi fo= 15100 Hz
fo= f pada saat I maks 2. Faktor Kualitas
b) Faktor kualitas
Q=
% diff = x 100%

Cat:
f1, f2 : f saat arus mencapai 0.707 I
maks dengan f1<f0<f2
% diff = x 100%
I= 0.707 Imaks
= 2.86 mA
Jadi,
% diff = x 100%
f1= 13100 Hz
f2= 17000 Hz
% diff = 61.52 %
c) Lebar pita
Q=

% diff = x 100%

Q=

Q=3.87 % diff = x 100%

3. Lebar Pita (∆f)


∆f=f2 – f1
∆f=17000 Hz-13100 Hz % diff = x 100%

∆f= 3900 Hz
 Analisis % diff % diff = 49.29 %
1. Kegiatan 1 (R=15) 2. Kegiatan 2 (R=56)
a) Frekuensi Resonansi a) Frekuensi Resonansi

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = 13.2 % % diff = 15.13 %


b) Faktor kualitas b) Faktor kualitas

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = 31.4 % % diff = 4.29 %


c) Lebar pita c) Lebar pita

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = x 100% % diff = x 100%

% diff = 16.35 % % diff = 12.86 %


3. Kegiatan 3 (R=100) G. Pembahasan
a) Frekuensi Resonansi Kegiatan yang dilakukan pada
praktikum resonansi RLC ini adalah
% diff = x 100% menyelidiki pengaruh perubahan
frekuensi sumber terhadap tegangan dan
kuat arus listrik.
Pada kegiatan ini susunan R, L
% diff = x 100%
dan C itu di rangkai seri. Adapun variabel
manipulasinya adalah frekuensi sumber
sedang variabel responnya yaitu tegangan
% diff = x 100%
dan kuat arus listrik. Sedang alat ukur

% diff = 17.09 %
yang digunakan untuk mebaca Hz dan apabila telah mencapai Imaks
tegangannya yaitu multimeter AC. maka arusnya akan kembali ke keadaan
Menurut teori, keadaan resonansi minimum. Sedang nilai Q untuk masing-
terjadi apabila nilai xL=xC,sehingga akan masing R1,R2, dan R3 itu sama dengan
diperoleh tegangan atau arus maksimum 14.27, 5,26, dan 3,87. Nilai frekuensi dan
pada harga frekuensi : Q yang didapat secara teori memiliki
perbedaan dengan yang diperoleh pada
fo= saat praktikum dan perbedaannya dapat
dilihat dari %diff nya. Hal ini dapat
Selain itu, faktor kualitas dapat di terjadi karena praktikan kurang teliti pada
saat pengambilan data serta ada pula
sumbangsi dari kesalahan alat.
tentukan dengan cara Q= . Dimana
Berdasarkan hasil percobaan, dapat

dari persamaan disamping dilihat bahwa diketahui bahwa frekuensi resonansi

semakin besar nilai Q maka R kecil diperoleh pada saat terjadinya Imaks dan

karena Q dan R berbanding terbalik. Q itu akan bernilai semakin besar jika

Pada kegiatan ini, kita mengambil nilai R bernilai kecil. Hal ni sudah sesuai

data sebanyak tiga kali dengan hambatan dengan apa yang dikatakan teori.

yang berbeda yakni R=15, R=56, H. Kesimpulan

R=100. 1. Perubahan frekuensi tentunya

Pada ketiga jenis hambatan mempengaruhi kuat arus listrik dan

tersebut, diperoleh frekuensi resonansi tegangannya. Semakin besar

menurut teori sebesar 17921 Hz, sedang frekuensi sumber maka kuat arus

nilai Q untuk R1= 26.95, nilai Q untuk dan tegangan dalam rangkaian RLC

R2=7.22 dan nilai Q untuk R3=4.04. Serta akan semaikn besar hingga

pada kegiatan ini kita pula memeroleh mencapai nilai Imaks dan pada saat

nilai lebar pita untuk R1,R2,R3 masing- itu terjadi frekuensi resonansi dan

masing 665 Hz, 24782 Hz dan 4436 Hz. arus atau tegangan kembali ke titik

Data yang diperoleh dari praktikum minimumnya.

dapat dilihat dari grafik hubungan antara 2. Kurva respon frekuensi rangkaian

perubahan frekuensi terhadap kuat arus RLC seri untuk R1, R2, dan R3

listrik. Dari ketiga grafik diatas untuk menunjukkan bahwa Q1>Q2>Q3

masing-masing R1, R2, dan R3 diperoleh dimanaR3>R2>R1. Seingga dapat

nilai frekuensi pada saat terjadi Imaks itu disimpulkan bahwa semakin besar

nilainya 15700 Hz, 15400 Hz dan 15100


hambatan maka nilai Q akan
semakin kecil.
3. Frekuensi resonansi dan faktor
kulitas dari rangkaian RLC dapat
di tentkan berdasarkan rumus dan
berdasarkan anlisis grafiknya.
Daftar Pustaka
Bakri, A. H., Martawijaya, M. A., &
Saleh, M. (2008). Dasar-
Dasar Elektronika Buku 1.
Makassar: Universitas Negeri
Makassar.

Dasar, T. E. (2013). Penuntun


Praktikum Elektronika Dasar.
Makassar: Laboratorium Unit
Elektronika dan Instrumentasi.

Purwadi, B., & Abdulrahman, F.


(n.d.). Elektronika 1. Jakarta:
Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.

Sutrisno. (1986). Elektronika Teori


dan Aplikasinya. Bandung:
ITB.
1.

Anda mungkin juga menyukai