Anda di halaman 1dari 1

SURABAYA, iNews.

id – Mengawali tahun 2018, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur (Kejati


Jatim) langsung tancap gas memburu kasus dugaan korupsi. Korps Adhyaksa ini menahan
tersangka Winardi Kresna Yudha, Kamis (11/1/2018) sore. Mantan Direktur Utama PT
Abattoir Surya Jaya itu diduga menjual aset tanah kompensasi untuk pemerintah kota
(Pemkot) Surabaya seluas 70.000 meter persegi untuk kepentingan diri sendiri. Asisten
Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jatim Didik Farkhan mengatakan, Winardi ditahan
selama 20 hari ke depan di Cabang Rutan Kelas 1 Surabaya. Dia dijerat Pasal 2 ayat (1),
Pasal 3 juncto Pasal 18 (1) UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU Nomor 20
Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. “Akibat perbuatan tersangka negara
(Pemerintah Kota Surabaya) berdasarkan audit Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Kampianus
Roman menderita kerugian dengan nilai wajar harga sekarang (tahun 2018) sebesar Rp26,2
miliar," katanya, Kamis (11/1/2018). Diketahui, kasus dugaan korupsi yang membelit
Winardi bermula pada tahun 1998 saat PT Abattoir menggunakan lahan milik Pemkot
Surabaya di Jalan Banjar Sugihan, Tandes seluas 13.195 meter persegi untuk Rumah Potong
Hewan (RPH). Sebagai kompensasi penggunaan lahan tersebut, pemkot mendapat tanah
seluas 70.000 meter persegi yang terletak di Desa Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Tanah
tersebut milik PT Abottoir yang didapat hasil tukar menukar tanah (ruislag) dengan PT
Rungkut Central Abadi (RCA). Winardi yang menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT
Abattoir periode 2001-2010 seharusnya segera menyerahkan tanah itu ke pemkot. Tapi
ternyata tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tahun 2007, Winardi
menjual tanah itu kepada PT RCA dengan harga Rp1,5 miliar. “Kami akan terus
mengembangkan perkara korupsi aset pemkot ini. Diduga ada keterlibatan pihak lain dalam
penggunaan dan pelepasan aset tanah itu,” tandas Didik. Winardi Kresna Yudha merupakan
tersangka pertama yang ditahan di Cabang Rutan Kelas 1 Surabaya di Kejati Jatim.
Sebelumnya, rutan ini mangkrak selama 4 tahun sebelum turunnya anggaran operasional dari
Kejaksaan Agung (Kejagung). Rutan ini memiliki 4 kamar dengan ukuran cukup besar
dilengkapi fasilitas kamar mandi dan lemari. Selain kamar tahanan, ada 6 kamar mandi di
bagian luar dan dua kran untuk tempat wudu. Satu kamar tahanan mampu menampung 20
orang. “Dengan adanya rutan di Kejati ini, maka pemeriksaan terhadap tersangka akan lebih
cepat dan mudah,” kata Kepala Seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Jatim,
RichardMarpaung.

Artikel ini telah tayang di jatim.inews.id dengan judul " Jual Aset Pemkot Surabaya, Eks
Dirut PT Abattoir Ditahan Kejati Jatim ", Klik untuk baca: https://jatim.inews.id/berita/jual-
aset-pemkot-surabaya-eks-dirut-pt-abattoir-ditahan-kejati-jatim.

Download aplikasi Inews.id untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
https://www.inews.id/apps

Anda mungkin juga menyukai