Anda di halaman 1dari 20

DOSEN PENGAMPU : HENDI SASTRA PUTRA S.H,M.

NAMA:DESTIAN ANUGRAH RAMADHAN

NPM:1961201236

KELAS:2.F

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini banyak terjadi kemajuan-kemajuan dibidang ilmu pengetahuan
dan tekhnologi. Imbas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tersebut adalah
manusia akan semakin pintar dan semakin kreatif  untuk menghasilkan sesuatu sebagai
perbaharuan yang sebelumnya. Semua itu dilakukan semata-mata hanya untuk mencari 
sebuah profit (keuntungan) dari kemajuan yang dialami dunia.Salah satu kemajuan itu
adalah dalam bidang industri dan perdagangan. Kemajuan tersebut diharapkan akan
membawa keuntungan bagi setiap negara. Dengan demikian negara akan
memperbanyak ikatan kerjasamanya dengan negara lain.

Perikatan sangat penting bagi suatu kerjasama didalam dunia usaha dan non usaha, 
karena perikatan merupakan hubungan hukum dalam bidang harta kekayaan antara 2
pihak atau lebih atas dasar mana satu pihak berhak (kreditur) dan pihak lain
berkewajiban ( debitur ) atas suatu prestasi. Dengan demikian perikatan bersifat
mengikat karena dlindungi oleh hukum dan undang-undang sehingga aman dalam
melakukan ikatan dengan orang lain.(PEDC Bandung,1991)

Tidak hanya perikatan yang akan dilakukan oleh negara/seseorang dalam usahanya,
namun agar lebih bersifat otentik dan nyata adanya ikatan dalam bekerja sama antara
pihak pertama dengan pihak yang kedua atau lebih, maka negara /seseorang akan
membuat akta tertulis yang berupa surat perjanjian untuk melakukan kerjasama dan atau
yang lainnya yang disahkan oleh hukum.

Perjanjian merupakan suatu peristiwa yang terjadi bila seseorang berjanji kepada orang
lain atau bila dua orang saling berjanji untuk melaksanakan untuk prestasi. Definisi
diatas menjelaskan dua hal. Yang pertama ialah perjanjian yang membebankan
kewajiban kepada salah satu pihak ( seseorang berjanji kepada orang lain ) dan kedua
yaitu perjanjian yang membebankan kewajiban kepada kedua pihak ( dua orang saling
berjanji untuk melaksanakan suatu prestasi). Dewasa ini perjanjian sudah berkembang
dengan pesat sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan serta technologi dan
sebagai cermin dari arus moderenisasi dalam segala bidang. Perjanjian kini tak lagi
hanya menyangkut hal-hal yang diatur dalam undang-undang tapi juga disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hubungannya dengan dunia perniagaan.

Maka dari itu perikatan dan perjanjian sangat penting bagi negara/seseorang untuk
menjalin hubungan dengan pihak lain yang dimana ikatan ini dilindungi hukum untuk
menjauhkan dari masalah-masalah yang terjadi dalam perikatan dan perjanjian tersebut.
Tetapi dalam dalam memilih perikatan serta perjanjian harus sesuai dengan situasi dan
kebutuhan yang akan dilakukan serta harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka
dari itu,makalah ini akan membahas tentang Perikatan, Perjanjian dan Perjanjian
Khusus yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari didalam dunia bisnis.

B.     Rumusan Masalah

Adapun masah yang timbul dalam pembuata makalah ini yakni sebagai berikut;

1.        Bagaimana perkembanagan dan latar belakang hukum bisnis?

2.        Apa pengertian hukum bisnis?

3.        Bagaimana struktur hukum bisnis?

4.        Apa saja sumber-sumber hukum bisnis?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Perkembanagan dan Latar Belakang Hukum  Bisnis


Krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1998 berdampak sangat buruk terhadap
perkenomian negara kita. Hampir diseluruh sektor termasuk sektor industri baik industri
besar maupun industri kecil merasakan dampak dari krisis ekonomi tersebut. Tidak
sedikit pelaku hukum bisnis yang terpaksa gulung tikar karena tidak mampu bertahan
dengan krisis ekonomi yang mendalam. Akibatnya, jumlah pengangguran meningkat
secara pesat. Banyak perusahaan yang melakukan efisiensi dan restrukturisasi alias
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK massal). Harga bahan baku meningkat tajam
sementara produksi barang dan jasa tidak laku sehingga membuat sektor ekonomi mikro
dan makro sulit untuk bertahan.

Saat sekarang ini, perekonomian Indonesia telah berangsur-angsur pulih. Bisnis di


Indonesia mulai menggeliat dan berkembang pesat. Beberapa jenis usaha dan bisnis
yang dulunya sulit berkembang, saat ini malah tumbuh subur dan menjamur, terutama
sektor telekomunikasi, waralaba dan pembiayaan.

Sektor komunikasi mampu berkembang disebabkan kemajuan teknologi yang


berkembang pesat pula. Hal ini dapat dilihat pada produksi barang-barang seperti
telepon genggam dan internet. Para pelaku bisnis di sektor ini bergairah karena melihat
minat masyarakat yang sangat tinggi. Bermunculan pula operator seluler, seperti PT.
Smartfren Telekom Tbk, PT. Axis Telekom Indonesia, PT. XL Axiata Tbk, dan
sebagainya. Pada bagian hilirnya, bermunculan bak jamur bisnis gerai penjualan telepon
genggam dan voucher pulsa di tengah-tengah masyarakat kita.

Jenis bisnis lain yang berkembang pesat adalah bisnis waralaba (franchise) yang
dulunya didominasi oleh pelaku bisnis asing, seperti KFC, Mc Donald dan Pizza Hut.
Saat ini telah ikut pula bersaing para pelaku bisnis lokal seperti Indomaret, Es Teller77
dan lain sebagainya. Selain itu mulai menggeliat pula bisnis properti yang melanda
kota-kota besar seperti di jakarta telah banyak dibangun apartemen mewah yang
ditujukan bagi masyarakat kelas menengah keatas. Di kota-kota lain di Indonesia juga
berkembang usaha pembangunan perumahan, ruko dan pusat perbelanjaan.
Perkembangan perekonomian di Indonesia dapat dicermati dari berkembangnya data 
usaha mikro kecil dan menengah. Data tahun 2006 menunjukkan seluruh unit usaha di
indonesia telah mencapai angka 45,7 juta unit usaha dan pada bulan juni tahun 2011
semakin berkembang menjadi 51 juta unit usaha.
Kondisi tersebut diatas melatarbelakangi lahirnya hukum bisnis sebagai salah bidang
hukum di Indonesia. Hukum merupakan sosial kontrol sehingga diharapkan hukum
bisnis juga mampu menjadi pengawal yang mengatur dan mengawasi dunia usaha di
negeri ini. Dengan hadirnya hukum bisnis ditengah-tengah masyarakat, diharapkan para
pelaku bisnis dapat terhindar dari kerugian bisnis. Selain itu, hukum bisnis juga
diharapkan mampu untuk mencegah praktik monopoli lebih dini. Sebagai pengawal,
hukum bisnis diharapkan mampu memberikan perlindungan dan keamanan bagi seluruh
pelaku bisnis, konsumen dan masyarakat luas. Oleh karena itu, pelaku bisnis dan dunia
usaha serta masyarakat luas pada dasarnya memang membutuhkan kehadiran hukum
bisnis.

Perkembangan aktivitas bisnis dewasa ini sangat pesat dan terus merambah ke berbagai
bidang, baik barang maupun jasa. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa bisnis
merupakan salah satu pilar penopang dalam pembangunan.

Kegiatan bisnis dalam pembangunan meliputi semua aktivitas yang dilakukan oleh
orang atau badan secara teratur dan terus menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan
barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan
atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

Dalam melakukan kegiatan bisnis, para pelaku bisnis pasti tidak terlepas dengan hukum,
karena hukum berperan mengatur bisnis agar bisa berjalan lacar, tertib dan aman
sehingga keuntungan bisa diperoleh tidak hanya oleh satu pihak saja tetapi oleh semua
pelaku bisnis.

Kemajuan suatu bisnis tidak akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada
kesejahteraan dan keadilan yang dinikmati merata oleh semua pelaku bisnis. Tidak ada
penindasan oleh pengusaha kuat kepada pengusaha lemah dan tidak ada pelaku bisnis
yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan
dalam tatanan bisnis. Disinilah peran hukum bisnis berguna untuk membatasi hal
tersebut.

Dengan dibuatnya hukum bisnis, maka hukum bisnis tersebut harus dipelajari oleh para
pelaku bisnis sehinga bisnisnya berjalan sesuai koridor hukum an tidak mempraktekkan
bisnis yang bisa merugikan pelaku bisnis secara luas. Dalam bisnis akan muncul
kerjasama-kerjasama bisnis yang beraneka ragam tergantung bisnis apa yang sedang
dijalankan. Keanekaragaman kerjasama bisnis ini juga tentu saja akan melahirkan
masalah dan tantangan yang baru. Oleh karenanya hukum harus siap untuk
mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul.

Selain itu, dengan perubahan tatanan dunia yang ditandai oleh perkembangan teknologi
atau disebut era globalisasi, memungkinkan komunikasi dan informasi antara
masyarakat internasional menjadi sangat mudah, sehingga kegiatan bisnis pun tidak
terbatas hanya dalam satu negara saja (nasional) tetapi juga dengan berbagai negara
yang ada di dunia (internasional). Sebagai akibat dari kegiatan bisnis secara
internasional ini, maka muncul ketentuan-ketentuan bisnis atau hukum bisnis dan
perdagangan internasional yang juga harus dipelajari dan diterapkan karena hukum
internasional itu merupakan aturan permainan dalam komunikasi dan
perekonomianinternasional dan global.

B.     Pengertian Hukum Bisnis

Pengertian hukum bisnis secara umum adalah peraturan-peraturan tertulis yang dibuat


oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur, mengawasi dan melindungi seluruh
kegiatan bisnis, meliputi kegiatan industri, perdagangan dan pelaksanaan jasa serta
semua hal yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dan kegiatan bisnis lainnya.
Hukum bisnis merupakan peraturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur lalu
lintas kegiatan ekonomi agar tercipta keamanan dan ketertiban dalam bidang ekonomi
Indonesia. Apabila kaidah hukum dalam bidang bisnis ini dilanggar, maka akan
diberikan sanksi yang tegas.

Hukum bisnis dapat dipahami sebagai hukum yang mengatur tentang aktivitas ekonomi.
Aktivitas tersebut berupa perdagangan, pelayanan jasa, dan keuangan yang
dilaksanakan secara terus menerus, bertujuan mendapatkan keuntungan. Aktivitas
ekonomi itulah yang disebut sebagai bisnis. Kegiatan usaha atau aktivitas ekonomi
tersebut dijalankan oleh perorangan atau badan usaha. Seiring berkembangnya jaman,
cara manusia melakukan kegiatan ekonomi juga semakin beragam. Di zaman dulu,
orang melakukan kegiatan ekonomi secara sederhana, seperti berdagang. Dewasa ini
kegiatan ekonomi bisa dilakukan dengan mendirikan badan usaha atau badan hukum.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan bisnis.

1.      Usaha sebagai kegiatan perdagangan (commerce), yaitu seluruh kegiatan jual beli
yang dilakukan oleh perorangan dan badan hukum. Kegiatan perdagangan ini bisa
dilakukan di dalam dan di luar negeri. Tujuan dari usaha perdagangan ini untuk
mendapatkan keuntungan. Contohnya adalah dealer, agen, grosir, toko dan lain
sebagainya.

2.      Usaha sebagai kegiatan industri, yaitu kegiatan yang memproduksi, menghasilkan


barang atau jasa yang berguna bagi masyarakat. Contohnya industri pertaniain,
perkebunan, pertambangan, pabrik semen, pakaian dan sebagainya.

3.      Usaha sebagai kegiatan melaksanakan jasa, yaitu kegiatan melaksanakan jasa atau
mnyediakan jasa yang dilakukan secara perorangan atau badan usaha. Contohnya jasa
perhotelan. Konsultan, asuransi, pariwisata, pengacara, akuntan dan sebagainya.

Dari beberapa kegiatan bisnis yang diungkapkan diatas, maka dapat disimpulkan
pengertian hukum bisnis secara sederhana, yakni sebagai peraturan yang dibuat untuk
mengatur kegiatan bisnis. Agar kegiatan itu dijalankan dengan adil.

Selain itu dapat diartikan pula bahwa Istilah “hukum bisnis” terjemahan dari istilah
“bussines law”. Istilah-istilah lainterhadap hukum bisnis tersebut adalah sebagai
berikut :

1.    Hukum Dagang (Sebagai terjemahan dari “Trade Law”).

2.    Hukum Perniagaan (Sebagai terjemahan dari “Commercial Law”).

3.    Hukum Ekonomi (Sebagai terjemahan dari “Economic Law”).

Istilah “hukum dagang” atau “hukum perniagaan” merupakan istilah dengan cakupan
yang sangat tradisional dan sangat sempit karena kedua istilah tersebut hanya
melingkupi topik-topik yang terdapat dalam Kitab-Kitab Hukum Dagang (KUHD) saja.
Padahal begitu banyak topic hukum bisnis yang tidak di atur dalam KUHD misalnya,
mengenai perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar modal, merger dan akuisisi,
perkreditan, hak atas kekayaan intelektual, perpajakan, bisnis internasional, dll.
Istilah “hukum ekonomi” cakupannya sangat luas, berhubung ada pengertian ekonomi
dalam arti makro dan mikro, ekonomi pembangunan dan social, ekonomi manajemen
dan akuntansi, dan semuanya hrus dicakup oleh istilah “hukum ekonomi”. Jadi jika
dilihat dari segi batasan ruang lingkupnya, maka jika istilah “hukum dagang” ruang
lingkupnya sangat sempit dan istilah “hukum ekonomi” ruang lingkupnya sangat luas.
Karena itu, memang istilah idealnya adalah “hukum bisnis” itu sendiri.

Pengertian hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum (termasuk enforcement-
nya) Yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang,
industry atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang atau
jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan
usaha tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Adapun yang merupakan ruang
lingkup dari hukum bisnis, antara lain : kontrak bisnis, jual beli, bentuk-bentuk
perusahaan, perusahaan go public dan pasar modal, penanaman modal asing, kepailitan
dan likuidasi, perkreditan dan pembiayaan, jaminan hutang, surat berharga, perburuhan,
hak atas kekayaan intelektual, anti monopoli, perlindungan konsumen, keagenan dan
distribusi, asuransi, perpajakan, penyelesaian sengketa bisnis, bisnis internasional,
hukum pengngkutan (darat, laut, udara, multimoda).

Hukum bisnis memiliki beberapa definisi disebabkan karena hukum banyak seginya dan
meliputi segala macam yag menyebabkan tak mungkin orang membuat satu definisi apa
sebenarnya hukum itu.

Hukum bisnis merupakan peraturan yang mengawal pelaksanaan kegiatan dalam


berbisnis atau pelaksanaan kegiatan ekonomi. Di dalam pengaturan mengenai hukum
bisnis termuat tata cara dan prosedur mengenai bagaimana menjalankan kebiasaan
bisnis yang sebenarnya. Untuk memahami hukum bisnis, ada baiknya kita terlebih
dahulu memahami hukum perdata dan hukum dagang secara umum. Sebab bidang
hukum perdata dan hukum dagang merupakan dasar dari hukum bisnis. Hal ini penting,
supaya kelak kita tidak mengalami kesulitan dalam memahami hukum bisnis secara
mendasar.

Secara sederhana, hukum bisnis dapat didefinisikan sebagai peraturanperaturan yang


dibuat dalam rangka mengatur kegiatan bisnis. Tentu saja agar kegiatan bisnis dapat
dijalankan secara adil. Untuk lebih jelasnya hukum bisnis dapat diartikan sebagai
peraturan-peraturan yang tertulis yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka mengatur,
melindungi dan mengawasi seluruh kegiatan bisnis baik itu kegiatan perdagangan atau
industri atau bidang jasa atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan keuangan dan
sektor bisnis.

C.    Struktur Hukum Bisnis

Ada tiga kategori utama struktur bisnis yang legal dengan variasi pada masing-masing.
Berikut adalah beberapa struktur hukum yang paling umum dengan plus dan minus dari
masing-masing.

·         Perseorangan

Kebanyakan usaha kecil mulai keluar sebagai Kepemilikan tunggal. Ini adalah ketika
hanya ada satu pemilik yang juga bertanggung jawab untuk operasi sehari-hari bisnis.
Pemilik mengontrol Semua aset bisnis dan mengambil semua tanggung jawab
dari operasi bisnis. Keuntungan dan kerugian dilaporkan langsung pada pemilik pajak
penghasilan pribadi. Akibatnya, bisnis dan pemilik adalah entitas yang sama secara
hukum.

1.      Plus dari kepemilikan tunggal

2.      Termudah bentuk usaha untuk mendirikan dan membubarkan.

3.      Pemilik tunggal memiliki kontrol penuh atas bisnis.

4.      Semua keuntungan dan dapat diinvestasikan kembali dalam bisnis atau dapat
digunakan oleh pemiliknya.

5.      Minus dari kepemilikan tunggal

6.      Pemilik memiliki kewajiban penuh untuk operasi bisnis. Ini mencakup semua
utang atau tuntutan hukum terhadap bisnis. Seluruh aset pribadi pemilik beresiko.

7.      Hal ini sulit untuk meningkatkan modal dari sumber-sumber komersial dengan tim
manajemen dari satu.

8.      Manfaat karyawan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bisnis '. Ini termasuk
asuransi pemilik kesehatan.
9.      Variasi kepemilikan tunggal

10.  Hanya ada satu jenis kepemilikan tunggal.

  Kemitraan

Mirip dengan kepemilikan tunggal kecuali bahwa entitas ini mencakup dua atau lebih
orang yang berbagi kepemilikan bisnis. Manajemen sehari-hari bisnis mungkin atau
tidak dapat dibagi di antara para mitra. Sekali lagi hukum terlihat pada pemilik dan
bisnis sebagai entitas tunggal. Sebuah perjanjian operasi harus disusun oleh seorang
pengacara dan ditandatangani oleh semua mitra yang mengatur bagaimana kepemilikan
dibagi, keuntungan akan didistribusikan, mitra baru ditambahkan, dan bisnis terlarut.
Biaya untuk seorang pengacara untuk menulis sebuah kesepakatan operasi yang baik
adalah jauh lebih kecil dari litigasi yang berubah-ubah akan muncul selama kehidupan
bisnis. Ini adalah masalah yang sama seperti dengan perceraian atas properti.

1.      Plus Kemitraan

2.      Mereka masih mudah untuk membangun tetapi Anda harus memiliki perjanjian
operasi dilakukan secara profesional.

3.      Kewajiban yang tersebar di beberapa pemilik.

4.      Semua keuntungan bisa diinvestasikan kembali atau mengalir langsung ke


pemilik.

5.      Hal ini lebih mudah untuk mendapatkan modal dari sumber-sumber tradisional,
termasuk bank.

6.      Minus dari Kemitraan

7.      Semua mitra bertanggung jawab atas utang dan tuntutan hukum bisnis. Aset
pribadi para mitra 'beresiko.

8.      Keuntungan dan membuat keputusan bersama jika muncul konflik.

9.      Manfaat karyawan tidak dapat dikurangkan dari penghasilan usaha. Ini termasuk
asuransi kesehatan.

10.  Variasi dari Kemitraan


11.  Umum Mitra - Anggota tim kepemilikan bertanggung jawab untuk hari-hari
manajemen, tanggung jawab terkait, dan berbagi keuntungan. Kadang-kadang disebut
mitra aktif.

12.  Mitra Terbatas (LLP) - Anggota tim kepemilikan yang hanya memiliki kewajiban


untuk investasi mereka dan umumnya memiliki masukan yang terbatas ke dalam hari-
hari operasi bisnis. Kadang-kadang disebut mitra diam.

Perusahaan

Sebuah Korporasi terdaftar dengan negara di mana Perusahaan berada. Secara hukum


itu adalah entitas yang unik dari pemilik. Pajak yang dibayar oleh perusahaan dan dapat
dituntut atau masuk ke dalam perjanjian kontrak. Sebuah korporasi dimiliki
oleh Pemegang Saham yang memilih dewan direksi untuk mengelola sehari-hari
keputusan bisnis. Seorang pengacara harus membuat perjanjian kepemilikan.

1.      Plus Korporasi

2.      Pemegang Saham memiliki kewajiban yang terbatas atas utang-utang korporasi


dan kewajiban.

3.      Pemegang saham hanya dapat bertanggung jawab atas investasi mereka di saham
bisnis.

4.      Lebih mudah untuk meningkatkan modal melalui penjualan saham atau melalui
sarana komersial.

5.      Manfaat karyawan dapat dikurangkan dari laba perusahaan untuk pajak.

6.      Minus dari Korporasi

7.      Lebih sulit untuk membentuk dibandingkan kemitraan. Namun, sebagian besar


negara sekarang memiliki pilihan online yang menghilangkan dokumen.

8.      Peraturan tambahan dan pelaporan yang diperlukan dari pemerintah federal,


negara bagian dan lokal.

9.      Pendapatan pemilik dapat dikenakan pajak ganda.

10.  Variasi dari Korporasi


Korporasi S - Sebuah Perusahaan S adalah hanya pemilu pajak. Hal ini memungkinkan
pemegang saham untuk mengobati pendapatan dan keuntungan sebagai distribusi dan
mereka telah melewati langsung ke pemilik Pajak penghasilan pribadi. Namun,
membayar pemilik harus sebanding dengan apa yang setiap karyawan akan dibayar
untuk melakukan pekerjaan serupa di perusahaan lain. IRS dapat mereklasifikasi bisnis
dan pemegang saham akan bertanggung jawab untuk semua pajak gaji jika semua
persyaratan tidak terpenuhi.

D.    Sumber-Sumber Hukum

Terdapat berbagai sumber hukum bisnis sebagai dasar hukum yang lazim digunakan
dalam aktivitas bisnis, antara lain berupa :

1.      KUH Perdata, KUH Dagang dan berbagai peraturan perundang-undangan.

·         KUH Dagang yang belum banyak diubah.


Ketentuan-ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku adalah
pengaturan tentang :
- Keagenan dan Distributor (makelar dan komisioner).
- Surat Berharga (wesel, cek dan aksep).
- Asuransi.
- Pengangkutan Laut.

·         KUH Dagang yang sudah banyak berubah.


Ketentuan-ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku, tetapi
sudah banyak berubah adalah mengenai :
- Pembukuan Dagang.
- Asuransi.

·         KUH Dagang yang sudah diganti dengan Perundang-undangan yang baru.


Yakni ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis,
berupa:
- Perseroan Terbatas.
- Pembukuan Perseroan.
- Reklame dan penuntutan kembali dalam kepailitan.
·         KUH Perdata yang belum banyak berubah.
Ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih berlaku adalah
pengaturan tentang hal-hal sebagai berikut :
- Kontrak.
- Jual Beli.
- Hipotik (atas kapal).

·         KUH Perdata yang sudah banyak berubah.


Ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih, tetapi telah
banyak berubah adalah pengaturan tentang :
- Perkreditan (perjanjian pinjam-meminjam).

·         KUH Perdata yang sudah diganti dengan Perundang-undangan yang baru.


Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis berupa :
- Hak Tanggungan (dahulu hipotik atas tanah).
- Perburuhan.

·         Perundang-undangan yang tidak terkait dengan KUH Dagang maupun KUH


Perdata.
Adalah ketentuan mengenai :
- Perusahaan Go Public dan Pasar Modal.
- Penanaman Modal Asing.
- Kepailitan dan Likuiditas.
- Akuisisi dan Merger.
- Pembiayaan.
- Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
- Anti Monopoli.
- Perlindungan Konsumen.
- Penyelesaian Sengketa Bisnis.
- Bisnis Internasional.

2.      Perjanjian baik bersifat bilateral atau multilateral yang mengatur tentang aspek
bisnis internasional / traktat. Traktat sendiri merupakan kesepakatan antara 2 negara
untuk melakukan perjanjian mengenai aturan khususnya di bidang perdagangan yang
ditetapkan untuk memenuhi kekurangan aturan yang ada di KUH Dagang dan KUH
Perdata.

3.      Yurisprudensi yakni putusan-putusan hakim yang memutuskan perkara berkenaan


dengan kontrak.

4.      Kebiasaan kebiasaan bisnis yang berlaku dalam praktek sehari-hari.

5.      Doktrin atau pendapat ahli yang telah dianut secara meluas.

Pendapat atau pandangan para ahli hukum yang mempunyai pengaruh juga dapat
menimbulkan hukum. Dalam jurisprudensi, sering hakim menyebut pendapat para
sarjana hukum. Pada hubungan internasional, pendapat para sarjana hukum sangatlah
penting.

Selain sumber-sumber hukum sebagaimana dimaksud diatas, terdapat dua jenis sumber-
sumber hukum yang menjadi bidang kajian dalam ilmu hukum dewasa ini, yakni
Sumber hukum material dan Sumber hukum formal.

·         Sumber Hukum Bisnis Materiil

Sumber hukum material merupakan faktor-faktor yang menentukan isi atau muatan
suatu aturan atau kaidah hukum. Faktor-faktor yang menjadi penentu bagi isi suatu
peraturan hukum bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain faktor filosofis, faktor 
sosiologis dan faktor historis.

Sumber hukum material biasanya digunakan oleh para pembentuk undang-undang


dalam merumuskan muatan atau isi peraturan perundang-undangan agar peraturan
perundang-undangan yang dirumuskan relevan dengan kondisi suatu masyarakat
dimana peraturan tersebut akan diberlakukan. Sumber-sumber hukum material dalam
tata negara dikenal  dengan istilah velbron. Selain itu merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi sosial ekonomi dsb.

·         Sumber Hukum Bisnis Formal

Setidaknya ada empat sumber hukum bisnis formal pada aspek hukum dalam ekonomi,
yaitu perundang-undangan, kontrak perusahaan, yurisprudensi, dan kebiasaan. Berikut
masing-masing penjelasannya.
1) Perundang-undangan

Perundang-undangan dalam hal ini meliputi undang-undang peninggalan Hindia


Belanda di Indonesia pada masa lampau, namun masih dianggap berlaku dan sah hingga
saat ini berdasarkan atas peralihan UUD 1945, misalya ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang). Selain itu juga
perundang-undangan yang termaktub mengenai perusahaan di Indonesia, berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang terus dilaksanakan dan dikembangkan hingga saat ini.

2) Kontrak Perusahaan

Kontrak perusahaan atau yang biasa juga disebut dengan perjanjian selalu ditulis dan
dianggap sebagai sumber utama hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu kesepakatan. Apabila saat tertentu terjadi perselisihan antara pihak-pihak terkait,
dalam hal ini saat kontrak perusahaan masih berlaku, maka penyelesaian dapat
dilakukan melalui perdamaian, arbitase, atau pengadilan umum sekali pun jika tidak
ditemui penyelesaian yang jelas. Tentunya kontrak perusahaan ini yang akan
memberikan pertimbangan tertentu sekaligus secara jelas akan mempengaruhi putusan.
Karena secara jelas semua menyangkut kontak dan ketentuannya telah tercantum dalam
kontrak tersebut.

3) Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah sumber hukum perusahaan yang dapat diikuti oleh pihak-pihak
terkait. Hal ini akan mengisi kekosongan hukum, terutama jika terjadi suatu sengketa
terkait pemenuhan hak dan kewajiban. Secara otomatis, yurisprudensi ini akan
memberikan jaminan perlindungan atas kepentingan pihak-pihak, terutama bagi mereka
yang berusaha di Indonesia.

4) Kebiasaan

Kebiasaan merupakan sumber hukum khusus yang tidak tertulis secara formal.
Kebiasaan sebagai sumber hukum dapat diikuti pengusaha tatkala peraturan mengenai
pemenuhan hak dan kewajiban tidak tercantum dalam undang-undang dan perjanjian.
Karena itulah kebiasaan yang telah berlaku dan berkembang di kalangan pengusaha
dalam menjalankan perusahaan dengan lazim menjadi panutan untuk mencapai tujuan
sesuai kesepakatan. Kebiasaan yang biasanya dapat menjadi acuan bagi perusahaan
adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Perbuatan yang bersifat perdata.

b) Mengenai hak serta kewajiban yang seharusnya dipenuhi.

c) Tidak bertentangan dengan undang-undang atau kepatuhan yang ada.

d) Diterima oleh pihak-pihak secara sukarela karena telah dianggap sebagai hal yang
logis dan patuh.

e) Menuju akibat hukum yang dikehendaki oleh pihak-pihak.

Sumber hukum formal merupakan sumber-sumber hukum yang telah mempunyai


bentuk tertentu sehingga kita dapat menemukan dan mengenal suatu bentuk hukum  dan
menjadi  faktor yang memberlakukan dan mempengaruhi kaidah atau aturan hukum.

Sumber hukum formal ini biasanya digunakan oleh para  hakim, jaksa dan penasehat
hukum sebagai dasar atau pertimbangan untuk membuat putusan, rumusan tuntutan dan
atau sebagai nasehat hukum kepada kliennya. Sumber-sumber hukum formil dalam tata
negara dikenal dengan istilah kenbron.

Berikut ini adalah sumber-sumber hukum formal:

·         Undang-Undang “Statute”

Undang-undang dalam hukum Indonesia lebih dikenal dengan singkatan UU. Undang-
undang di Indonesia menjadi dasar hukum negara Indonesia. Undang-undang di
Indonesia berfungsi sebagai pedoman yang mengatur kehidupan bersama seluruh rakyat
Indonesia dalam rangka meujudkan tujuan hidup bernegara.

·         Kebiasaan atau “custom”

Kebiasaan juga dapat menjadi salah satu sumber-sumber hukum karena kebiasaan
merupakan perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang. Perbuatan tertentu yang
dilakukan berulang-ulang tersebut pada gilirannya dapat diterima sebagai kebiasaan
tertentu sehingga apabila terdapat perbuatan yang bertentangan dengan kebiasaan
tersebut dapat dianggap pelanggaran hukum dan dikenakan sanksi.
·         Keputusan Hakim atau “Jurisprudentie”

Keputusan hakim atau yurisprudensi juga dapat menjadi salah satu dari sumber-sumber
hukum oleh karena dalam sistem negara hukum kita keputusan hakim dapat dijadikan
sebagai pedoman bagi hakim yang lain dalam memutuskan kasus yang sama.

·         Traktat atau “Treaty”

Traktat ialah perjanjian yang diadakan oleh beberapa negara atau antar negara yang
dituangkan dalam bentuk tertentu. Traktat tersebut dapat menjadi sumber bagi
pembentukan peraturan hukum.

·         Pendapat Sarjana Hukum atau “Doktrin”

Yang dimaksud dengan pendapat sarjana hukum disini adalah pendapat seseorang atau
beberapa orang ahli hukum terhadap suatu masalah tertentu. Hal ini didukung Piagam
Mahkamah Internasional dalam pasal 38 ayat 1, yang menyebutkan bahwa:

“Dalam menimbang dan memutus suatu perselisihan dapat menggunakan beberapa


pedoman antara lain:

·         Perjanjian-perjanjian internasional atau International conventions;

·         Kebiasaan-kebiasaan internasional atau international customs;

·         Asas-asas hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab atau the general
principles of law recognized by civilsed nations;

·         Keputusan hakim atau judicial decisions dan pendapat-pendapat sarjana hukum”

E.     Tujuan Hukum Bisnis

Pada umumnya hukum ditujukan untuk mendapatkan keadilan, menjamin adanya


kepastian hukum dalam masyarakat serta mendapatkan kemanfaatan atas dibentuknya
hukum tersebut. Selain itu, menjaga dan mencegah agar tiap orang tidak menjadi hakim
atas dirinya sendiri, namun tiap perkara harus diputuskan oleh hakim berdasarkan
dengan ketentuan yang sedang berlaku. Jadi hukum bertujuan untuk mencapai
kehidupan yang selaras dan seimbang, mencegah terjadinya perpecahan dan mendapat
keselamatan dalam keadilan.
Fungsi Hukum Bisnis MenurutAmirizal (1996: 9), salah satu fungsi hukum bisnis
adalah sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya dalam praktik bisnis, agar terwujud watak dan
perilaku aktivitas di bidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat, dan dinamis (yang
dijamin oleh kepastian hukum).Dalam praktik bisnis yang menjadi sumber dari kontrak
meliputi dua aspek pokok:

·         Aspek kontrak (perjanjian) itu sendiri, yang menjadi sumber hukum utama, di
mana masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah
disepakatinya.

·         Aspek kebebasan berkontrak, di mana para pihak bebas untuk membuat dan
menentukan isi dari kontrak yang mereka sepakati.Hukum Bisnis merupakan peraturan-
peraturan yang mengatur kegiatan bisnis agar bisnis dijalankan secara adil.Hukum
dagang (juga dikenal sebagai hukum bisnis, yang meliputi juga hukum perusahaan)
adalah badan hukum yang mengatur transaksi bisnis dan komersial. Hal ini sering
dianggap sebagai cabang dari hukum perdata dan menangani permasalahan dari kedua
hukum perdata dan hukum publik.Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai
sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan
kewajibannya dalam praktik bisnis agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang
bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan bermanfaat yang dijamin oleh kepastian
hukum.

Adapun tujuan umum hukum bisnis ekonomi

·         Untuk menjamin berfungsinya mekanisme pasar secara efisien dan lancar

·         Untuk melindungi berbagai jenis usaha, khususnya jenis Usaha Kecil Menengah
(UKM)

·         Untuk membantu memperbaiki system keuangan dan system perbankan

·         Memberikan perlindungan terhadap pelaku ekonomi

·         Mampu memajukan kesejahteraan umum

DAFTAR PUSTAKA
·         

   Adolf, Huala. 2004. HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL.


http://pasca.uma.ac.id/adminpasca/upload/Elib/MHB/1%20HUKUM%20PERDA
GANGAN%20INTERNASIONAL%20Prinsipprinsip%20dan%20Konsepsi
%20Dasar.PDF. Diakses 1 Februari 2011Ramon. Tiar. 2009. HUKUM BISNIS.
http://tiarramon.com/blog/?p=49. Diakses 30 Januari 2011www.wikipedia.Hukum
Bisnis/hukum-bisnis.html di unduh pada 28 mei 2013 pukul 13.2

Anda mungkin juga menyukai