Anda di halaman 1dari 6

Nama: Destian Anugrah Ramadhan

NPM: 1961201236

MK: E-commerce

Perkembangan e-commerce di Indonesia


Saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan internet
di indonesia, telah memiliki dampak yang besar terhadap perubahan bisnis.
Yaitu mulai dari cara beriklan, cara jual beli, cara berinteraksi antar manusia,
dan sebagainya. Contoh e-commerce di Indonesia yang sudah popular dan
memiliki reputasi yang baik adalah seperti www.bhineka.com,
www.blibli.com, www.gramedia.com, E-commerce adalah sebuah layanan
internet yang dimanfaatkan untuk jual-beli. Dengan ecommerce telah banyak
merubah dalam proses jual-beli. Jika dalam suatu jual-beli penjual dan
pembeli bertemu, namun jika dengan e-commerce mereka tidak perlu
bertemu, mereka
berinteraksi dengan melalui internet maupun dengan komunikasi melalui
telepon. Dalam proses ini kepercayaanlah yang menjadi modal utama. Karena
tanpa kepercayaan kedua belah pihak, maka proses jual-beli e-commerce bisa
terjadi dan terlaksana. Namun dengan perkembangan yang semakin pesat,
maka banyak toko online / e-commerce bermunculan. Baik mereka dengan
memanfaatkan blog, social media, website. Dengan pesatnya ini membuat
semakin mudahnya dalam jual beli.
Dalam perkembangannya saat ini dengan banyaknya bermunculan toko
online. Sehingga banyak yang memanfaatkan untuk mengambil keuntungan
pribadi dengan melakukan penipuan. Pada awal 2010-2011 banyak
bermunculan toko online palsu baik melalui website maupun jejaring sosial.
Mereka menjanjikan dengan harga yang jauh lebih murah dari harga normal.
Dalam prakteknya biasanya mereka meminta transfer 50% di awal. Dan
berjanji akan mengirimkan barangnya segera, akan tetapi esok harinya mereka
meminta pelunasan dengan alasan ada masalah di bea cukai ataupun
administrasi. Dan berjanji akan mengirimkannya secepatnya. Akan tetapi
setelah pelunasan terjadi oleh pihak pembeli. Maka si penjual langsung menon
aktifkan no ponsel yang dipakai untuk berhubungan dengan pembeli tadi.
Dengan melihat banyaknya kasus di atas maka seharusnya pihak pemerintah
melakukan regulasi atau aturan tentang toko online. Hal ini bisa dengan
pendaftaran atau pendataan toko online dengan aturan
TANTANGAN DAN PELUANG MEMBANGUN E-COMMERCE

Perkembangan teknologi dan informasi saat ini hampir menyentuh seluruh


aspek kehidupan manusia. Sektor bisnis merupakan salah satu sektor yang
banyak mengalami transformasi dari kemajuan teknologi dan informasi,
khususnya internet. Revolusi digital dalam bisnis kemudian memunculkan e-
commerce, mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan pada
transaksi bisnis dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran
barang ataupun jasa.

Tidak ada yang meragukan bahwa e-commerce merupakan salah satu industri
yang perkembangannya sangat cepat. Laporan World Trade
Organization (WTO) bertajuk e-commerce In Developing
Countries  menunjukkan pesatnya perkembangan e-commerce. Dua puluh
lima tahun lalu, hanya kurang dari tiga juta penduduk dunia yang
menggunakan internet, sementara aplikasi e-commerce belum ditemukan saat
itu. Tidak sampai satu dekade kemudian, pengguna internet telah mencapai
300 juta orang, dan sekitar satu dari empat orang telah melakukan pembelian
online dari situs perdagangan elektronik.

Indonesia pun tidak lepas dari pesatnya perkembangan e-commerce. Jika


ditelusuri ke belakang,  keberadaan e-commerce di negeri ini bermula pada
tahun 1996 melalui situs sanur.com yang merupakan toko buku online
pertama di Indonesia, yang kemudian disusul dengan situs astaga.com,
mandirionline.com, satunet.com dan beberapa situs lainnya. Sayangnya, krisis
moneter pada tahun 1998 kemudian meredam perkembangan bisnis e-
commerce di Indonesia.

Belakangan ini perkembangan e-commerce di Indonesia kembali menyita


perhatian. Dimulai dengan bermunculannya situs jejaring sosial
seperti facebook dan twitter yang kemudian dimanfaatkan oleh penggunanya
untuk melakukan transaksi jual beli online. Sebagai contoh, mamahamil.com
yang sejak 2009 menawarkan perlengkapan untuk ibu hamil melalui facebook,
berhasil mendapatkan klien yang cukup besar. Setelah itu, muncul kaskus,
situs komunitas online terbesar di Indonesia yang juga menawarkan jasa jual
beli online.

Berkembangnya e-commerce dalam beberapa tahun terakhir tidak terlepas dari


beberapa faktor pendukung seperti peningkatan pengguna internet, khususnya
penduduk usia muda, peningkatan pembeli digital online, serta market
size Indonesia yang memang besar. Diprediksi potensi perdagangan elektronik
di Indonesia dapat mencapai nilai USD 25-30 miliar.

Perdagangan elektronik di Indonesia yang menunjukkan tren peningkatan


bukannya tanpa kendala. Beberapa kendala yang menghambat
perkembangannya antara lain ketimpangan akses internet di Pulau Jawa dan di
luar Jawa, infrastruktur jaringan internet yang masih belum memadai, masih
rendahnya pengunaan internet banking, dan juga faktor keamanan
transaksi online. Belum selesai penyelesaian kendala e-commerce di dalam
negeri, industri ini juga masih akan dihadapkan pada era persaingan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dengan mulai berlakunya MEA, industri e-commerce tentu mempunyai


tantangan dan juga peluang tersendiri. Salah satu tantangan untuk industri e-
commerce adalah pajak e-commerce. Beberapa waktu lalu, muncul wacana
untuk menerapkan pajak tambahan untuk e-commerce. Sontak wacana ini
banyak ditentang oleh para pebisnis e-commerce. Beberapa di antaranya
bahkan mengancam akan memindahkan usahanya ke Singapura.

Menurut kami penerapan pajak e-commerce perlu dilakukan secara bertahap


dan tidak terburu-buru, apalagi jika dilihat banyak dari usaha e-commerce di
Indonesia saat ini merupakan usaha yang baru dirintis (start—up) dan berada
dalam fase pengembangan. Saat ini pengenaan pajak e-commerce masih
mengacu ke surat edaran direktur jendral pajak nomor SE-62/PJ/2013. Namun
kedepannya objek pajak untuk industri e-commerce berpotensi untuk
bertambah mengingat kompleksitas transaksi bisnis e-commerce. Maka dari
itu, penerapan pajak e-commerce perlu terus dikomunikasikan dengan pelaku
industri ini agar nantinya pajak yang dikenakan tidak menjadi hambatan
industri e-commerce Indonesia untuk bersaing dengan negara ASEAN
lainnya.

Tantangan kedua adalah belum adanya roadmap pengembangan e-


commerce di Indonesia. Wacana roadmap e-commerce sudah ramai
dibicarakan namun penyusunannya belum juga rampung sampai dengan saat
ini. Padahal jika berbicara persaingan antar sesama negara ASEAN, Singapura
sudah menyusun master plan e-commerce sejak 1998. Master plan ini muncul
dari visi Singapura dalam membangun teknologi dan informasi pada tahun
1980.

Sebelum master plan e-commerce, perkembangan informasi teknologi (IT) di


Singapura telah melalui beberapa fase pengembangan IT mulai dari
penggunaan di pemerintahan, masyarakat secara keseluruhan, hingga fase
yang menjadikan Singapura sebagai salah satu negara IT hub di Asia. Artinya
perkembangan e-commerce di Singapura sudah ditopang oleh perkembangan
teknologi dan informasi yang begitu mapan. Roadmap pengembangan e-
commerce diharapkan tidak hanya mengatur investasi di Industri ini, ataupun
keamanan transaksi jual beli online, namun juga dapat mendorong
perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia.  

Selain tantangan, MEA juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong  investasi


pembangunan jaringan. Dalam buku Membidik Peluang Masyarakat Ekonomi
ASEAN yang diluncurkan oleh CORE Indonesia, dijelaskan bahwa selama ini
para pemain over the top (OTT) atau penyedia layanan online seperti mesin
pencari, instant messenger, serta jejaring sosial mengeruk keuntungan lewat
internet tanpa menanamkan investasi untuk membangun jaringan di Indonesia.
Padahal investasi jaringan secara tidak langsung akan mendorong industri e-
commerce menjadi lebih maju. Pesatnya perkembangan e-commerce di
Indonesia dan adanya liberalisasi ASEAN seharusnya bisa dimanfaatkan
untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia untuk melakukan mediasi sharing
profit dengan praktisi OTT, seperti Google, Facebook,path, dll.

Berlakunya MEA membawa konsekuensi pada bebasnya lalu lintas


perdagangan barang, jasa, tenaga kerja serta investasi. Hal ini di satu sisi
berpotensi membanjirnya produk e-commerce dari negara tetangga ke pasar
Indonesia, namun di sisi lain juga dapat mendorong bisnis e-commerce tanah
air merambah negara ASEAN lainnya. Oleh karenanya, diperlukan kerjasama
yang matang dari para pemangku kepentingan agar tantangan e-
commerce tidak menjadi penghalang industri ini bersaing di pentas
Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Anda mungkin juga menyukai