Anda di halaman 1dari 50

Real Sector

Financial Programming and Policies (FPP)

M. Setyawan Santoso
Tempat, Tanggal

Bahan ajar ini merupakan milik BI Institute dan digunakan untuk kepentingan pengajaran yang terkait
dengan BI Institute. Penggunaan materi di luar kegiatan BI Institute perlu mendapat persetujuan.
Topik 2

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Topik 3

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Produk Domestik Bruto 4

Definisi
• Produk Domestik Bruto (PDB) adalah ukuran pendapatan
dan pengeluaran sebuah ekonomi  mengabaikan
pendapatan yang diterima dari atau dibayar kepada non
residen.
• Ini adalah total nilai pasar semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu
tertentu.
• Untuk perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus
sama dengan pengeluaran karena:
– Setiap transaksi ada pembeli dan penjual.
– Setiap dolar pengeluaran oleh pembeli adalah dolar
pendapatan untuk penjual.
• Kesetaraan pendapatan dan pengeluaran dapat diilustrasikan
dengan diagram circular-flow.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Diagram circular-flow 5

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Pendekatan terhadap PDB 6

1. Pendekatan Produksi
– Nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan, dikurangi biaya
barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi,
misalnya, nilai tambah di sektor pertanian, manufaktur, dll
– PDB =  VA

2. Pendekatan Pengeluaran
– Konsumsi (C): Pengeluaran rumah tangga untuk barang dan
jasa  menengah & akhir.
– Investasi (I): Pengeluaran untuk peralatan modal, inventaris,
dan struktur  bukan obligasi dan saham.
– Pengeluaran pemerintah (G): Pengeluaran untuk barang dan
jasa oleh lokal, negara bagian, dan federal.
– Ekspor bersih (X - M): Ekspor dikurangi impor.
– PDB = C + I + (X –M)

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Pendekatan terhadap PDB 7

3. Pendekatan pendapatan
– Jumlah pendapatan faktor, yaitu upah, bunga, sewa
dan keuntungan.
– PDB = W + OS + TSP
– W = kompensasi karyawan, termasuk upah, gaji, dan
biaya tenaga kerja lainnya ( kontribusi majikan dan
kontribusi karyawan untuk jaminan sosial);
– OS = surplus bruto operasi perusahaan (termasuk
keuntungan, sewa, bunga, dan depresiasi);
– TSP = pajak dikurangi subsidi produk

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Masalah dengan PDB 8

Yang tidak dilaporkan:


• Kegiatan sukarela dan jasa amal  tidak
diperdagangkan
• Peningkatan kualitas barang
• Black market dan perekonomian underground
 aktivitas illegal seperti drug trafficking &
penyelundupan
• Selisih total pendapatan dan pengeluaran
atau produksi dan pengeluaran
SD = PDB – (C+I+X-M)

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Agregat Lainnya 9

1. Pendapatan Nasional Bruto (GNI)


• Sebelumnya disebut Produk Nasional Bruto (GNP)
• GNI= PDB + Neto pendapatan faktor dari luar negeri (YF)
• Pendapatan faktor tersebut terutama:
1) Pendapatan modal, yang mencakupi pendapatan investasi
dalam bentuk dividen dari investasi langsung dan bunga dari
pinjaman eksternal atau peminjaman;
2) Pendapatan tenaga kerja dari pekerja migran dan musiman;
3) Pendapatan jasa atas tanah, sewa bangunan, dan royalti.
• Tidak sepert PDB, yang merupakan konsep produksi
dan pendapatan, GNI adalah konsep yang hanya
meliputi pendapatan.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Agregat Lainnya 10

2. Pendapatan Nasional Setelah Pajak Bruto (GNDI)


• GNDI= GNI + Neto transfer berjalan dari luar negeri
(TRF)
• Transfer pribadi sebagian besar adalah pengiriman
uang pekerja;
• Transfer publik sebagian besar adalah hibah
pemerintah.

3. Tabungan Nasional Bruto (S)


• S = GNDI - C

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Hubungan Akuntansi 11

• GDP = C + I + (X – M) = A + (X – M)
• GNI = GDP + YF = C + I + (X – M + YF ) = A + (X –
M + YF )
• GNDI = GNI + TRF = C + I + (X-M + YF + TRF ) = A
+ (X-M + YF + TRF )

Oleh karena itu,


• GNDI - A = (X-M + YF + TRF ) = CAB
• GNDI – C = S
• GNDI – C = I + (X-M + YF + TRF )
• S – I = (X-M + YF + TRF ) = CAB
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Hubungan Akuntansi 12

• Jika Absorption (A) didefinisikan sebagai C+I, kemudian GNDI –


A = CAB = S – I = Foreign saving
• Jika A > GNDI  CA defisit defisit transaksi berjalan terjadi
setiap kali suatu negara memiliki pengeluaran di luar
kemampuannya atau menyerap lebih dari menghasilkan
• Jika A < GNDI  CA surplus
• Jika A = GNDI  CA dalam kesetimbangan
• Jangka pendek: Output yang meningkat (dan karena itu
pendapatan juga meningkat) membutuhkan kapasitas produksi
yang belum terpakai,
• Jangka menengah: peningkatan kapasitas produksi melalui
investasi, partisipasi angkatan kerja, dan kebijakan struktural
yang memadai untuk mempromosikan peningkatan
produktivitas.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


PDB Riil dan Nominal 13

• PDB nominal mengukur nilai output selama satu tahun dengan


harga dalam tahun itu.
• Perubahan PDB nominal dari waktu ke waktu akan mencerminkan
perubahan baik dalam harga dan dalam output fisik.
• Untuk mencerminkan hanya perubahan di output fisik, ekonom
menurunkan PDB nominal sebanyak indeks harga keseluruhan,
deflator PDB implisit.
• Deflator PDB implisit adalah indeks yang mengukur rata – rata
tingkat harga output ekonomi relatif terhadap base year.
• PDB Riil, disebut sebagai “PDB atas dasar harga konstan” di SNA,
mengukur nilai output suatu perekonomian menggunakan harga
dari base year yang telah ditetapkan.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Nominal Vs. Riil 14

Value (V) = Price (P) * Quantity (Q)


Hubungan dasar yang akan digunakan berulang-ulang!

 Perkiraan: ∆%V ≈ ∆%P + ∆%Q

 Hubungan yang tepat:

(1+ ∆%V/100) = (1+∆%P/100)*(1+∆%Q/100)

Misalkan: PDB riil tumbuh 8%


Harga bertambah 10%

%Value = (1+0.08)(1+0.10) – 1 = 0.188


 PDB nominal meningkat sebanyak 18.8%

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Topik 15

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Pekerjaan dan Pengangguran 16

• Pasar Tenaga Kerja mencakupi semua individu dalam usia kerja


(biasanya berusia 16 atau lebih) baik yang sudah sedang bekerja
atau aktif mencari pekerjaan.
• Tingkat pengangguran mengukur persentase orang-orang di pasar
tenaga kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan yang sedang
mencari pekerjaan.
• Tingkat partisipasi tenaga kerja didefinisikan sebagai rasio
angkatan tenaga kerja terhadap penduduk usia kerja. Faktor-
faktor budaya dan kelembagaan yang mempengaruhi tingkat
partisipasi tenaga kerja termasuk akses perempuan ke pasar
tenaga kerja, rata-rata usia meninggalkan sekolah, dan rata-rata
usia pensiun.
• Tingkat non-percepatan inflasi pengangguran, atau NAIRU,
adalah tingkat ekuilibrium pengangguran. NAIRU didefinisikan
sebagai tingkat penangguran yang tidak mempercepat atau
memperlambat inflasi.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Produktivitas Tenaga Kerja 17

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio output terhadap penggunaan


input.
Pengukutan produktivitas yang paling sederhanda dan paling sering
digunakan adalah produktivitas tenaga kerja, yang dapat didefinisikan
sebagai output (Y) per unit input tenaga kerja (L):

Produktivitas tenaga kerja mengukur seberapa efisien penggunaan tenaga


kerja untuk menghasilkan output.
Pada tingkat agregat, dengan beberapa penyesuaian, produktivitas tenaga
kerja diterjemahkan menjadi pendapatan per kapita, ukuran standar
hidup.
Ada dua cara di mana produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan:
• melalui pendalaman modal (kenaikan rasio modal fisik terhadap input
tenaga kerja), dan
• melalui kemajuan teknis (kenaikan output karena ketersediaan
teknologi baru).

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Upah Riil 18

Recall:

di mana (W/P) adalah upah riil dan (R/P) adalah tarif sewa modal riil.
Dibagi dengan Y, kita mendapatkan

sL = (WL)/(PY) = proporsi upah dalam total pendapatan


sK = (RK)/(PY) = proposi laba dalam total pendapatan.
Perhatikan bahwa sL dapat juga ditulis menjadi:

Jika upah riil tumbuh lebih cepat dari rata-rata produktivitas tenaga kerja,
proporsi upah dalam pendapatan meningkat dan proporsi laba dalam
pendapatan menurun.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Unit Biaya Tenaga Kerja 19

Unit biaya tenaga kerja (ULC) dihitung dengan rasio kompensasi pekerja
terhadap output.

ULC bertambah ketika upah meningkat lebih cepat daripada rata-rata


produktivitas tenaga kerja.

• Jika proporsi updah dalam total pendapatan (sL) naik, proporsi laba
dalam total pendapatan (sK) harus berkurang.
• Dengan demikian, peningkatan ULC umunya diartikan sebagai
penurunan profitabilitas.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Topik 20

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Fungsi Produksi 21

Fungsi Produksi Cobb-Douglas:

Sebuah kerangka akuntansi pertumbuhan diperoleh dengan menguraikan


tingkat pertumbuhan output ke tingkat pertumbuhan modal, tingkat
pertumbuhan input tenaga kerja, dan tingkat pertumbuhan TFP (atau
perubahan teknis).

Output bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan faktor produksi dikali


proporsi mereka terhadap output ditambah kontribusi dari TFP:

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Output Potensial 22

Konsep output potensial pada dasarnya adalah hubungan teknis


antara input dan output yang dianalisa dan diperkirakan dengan
menggunakan berbagai bentuk fungsi produksi.
It specifies the aggregate supply of goods and services, given the
nation’s endowment of productive factors, as well as the prices for
inputs and outputs.
1. Pendekatan Fungsi Produksi

2. Pendekatan Regresi Linier

3. Teknik time series

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Output Gap 23

Output gap didefinisikan sebagai perbedaan antara tingkat output


aktual dan output output potensial, biasanya dinyatakan sebagai
persentase dari tingkat output potensial:

• Ketika output aktual melebihi output potensial, akan ada output gap
yang positif dan inflase cenderung naik.
• Ketika output aktual turun di bawah output potensial, akan ada output
gap yang negatif dan tekanan pada inflasi untuk turun.
• Dengan demikian, output gap memberikan ukuran tingkat tekanan
inflasi dalam perekonomian.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Topik 24

1. PDB & Agregat Lainnya


2. Indikator Pasar Tenaga Kerja
3. Output Potensial & Output Gap
4. Proyeksi Sektor Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Contoh:
• Konsumsi Tw. I dalam rentang normal hingga rendah seiring perlambatan beberapa indikator
coincident. Konsumsi Tw. 2 terindikasi dalam rentang normal hingga rendah sejalan dengan
pergerakan indikator leading
• Ekspor berada dalam kisaran rendah hingga normal dengan penguatan pertumbuhan secara
terbatas

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Contoh:
• Produksi manufaktur tumbuh normal dengan bias rendah sejalan dengan kontraksi impor bahan
baku
• Impor total dalam kisaran rendah terkait kontraksi impor barang modal, bahan baku dan barang
konsumsi
• Investasi dalam kisaran normal hingga rendah sejalan dengan kontraksi yg semakin dalam pada
impor barang modal dan perlambatan penjualan semen

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Contoh:
Diperkirakan belum terjadi kelebihan permintaan agregat
• PDB Tw.I dan II-2013 diperkirakan masih di bawah potensialnya.
• Excess Capacity mfg masih besar; Tkt utilisasi kapasitas 71,1%; berada dlm kisaran moderat historis (70-75%).
• Tingkat persediaan perusahaan bursa meningkat; Rasio persediaan thd penjualan dlm tren meningkat.
• Kontribusi kredit modal kerja riil & kredit investasi riil lebih besar dibanding kontribusi kredit konsumsi riil.
Gap PDB Penggunaan Kapasitas: Manufacturing

Tingkat Inventaris Perusahaan yang Terdaftar Pertumbuhan Riil Kontributor Kredit

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Langkah-langkah Proyeksi PDB 28

1. Proyeksi PDB riil dari sisi supply


2. Proyeksi PDB riil dari sisi demand
• Cp  persamaan atau rasio C terhdap Y
• Cg  preliminary, terutama dari sektor fiskal
• Ip  residual (perbedaan supply dan demand)  gunakan
solver!
• Ig  preliminary, terutama dari sektor fiskal
• X  preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)
• M preliminary, terutama dari sektor eksternal (BOP)
3. Proyeksi deflator PDB
4. Hitung PDB nominal

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB dari Sisi Supply 29

Gross Domestic Product by Sector of Origin


at Constant 1998 Prices, 1998–2002 1/
Sectors 2003
1999 2000 2001 2002 Baseline Program

Agriculture 176,987 180,304 183,492 187,330


Mining and quarrying 118,377 124,902 126,533 129,763
Manufacturing 248,446 262,807 270,599 279,733
Utilities 12,216 13,139 14,212 15,064
Construction 60,580 63,998 66,828 70,073
Trade, hotels, and restaurants 146,650 154,958 160,635 166,758
Transport and communications 51,253 55,533 59,682 64,146
Banks, finance, dwellings, and real estate 50,302 52,515 55,422 58,577
Other services 98,340 101,290 105,187 108,426
GDP 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869
Oil/gas 4/ 106,464 107,544 102,736 101,676
Non-oil/gas 856,688 901,902 939,856 978,193
GDP Growth 4.81 3.28 3.58

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB dari Sisi Supply 30

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB dari Sisi Supply 31

Gunakan informasi untuk membuat proyeksi, seperti indikator


terkemuka:
i. Menyebabkan fluktuasi dalam kegiatan ekonomi suku
bunga jangka pendek
ii. Mengekspresikan ekspetasi pelaku ekonomi survei tendesi
konsumer atau bisnis dan harga saham
iii. Mengukur aktivitas ekonomi pada tahap awal proses produksi
 pembangunan rumah dan output barang-barang
intermediate, kerja lembur.
Proyeksi produksi di masing-masing sektor secara terpisah dan
dapatkan tingkat pertumbuhan PDB riil secara keseluruhan sebagai
weighted average dari tingkat pertumbuhan sektoral.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Pertumbuhan PDB 2003 32

• Melihat sektor-sektor ekonomi:


• Pertanian (1), Pertambangan & Penggalian (2),
Manufaktur (3), …, Jasa Lainnya(10). Pertumbuhan
PDB riil dapat diuraikan sebagai berikut:
– Pertumbuhan PDB tahun 2003 = W1  pertumbuhan PDB
di Sektor1 pada tahun 2003 + W2  pertumbuhan PDB di
Sektor2 pada tahun 2003+… + W10  pertumbuhan PDB si
Sektor10 pada tahun 2003
where W1 = PDB di sektor1/ PDB
W2 = PDB di sektor2/ PDB
W10 = PDB di sektor10/ PDB
• Untuk memproyeksikan weights (W’s) Anda boleh
menganggap weights sama seperti pada tahun
2002.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Contoh: Proyeksi Pertumbuhan PDB 33

Sektor Struktur 1/ Pertumbuhan Riil2/ Kontribusi weighted

Pertanian 10% -2% -2 x 0.10 = -0.20%

Industri 15% 5% 5 x 0.15 = 0.75%

Perdagangan 30% 4% 4 x 0.30 = 1.20%

Jasa 45% 3% 3 x 0.45 = 1.35%

PDB 100% ???  = 3.10%

1/ Untuk t-1 atau base year


2/ Proyeksi pertumbuhan sektoral diperoleh dari instansi terkait.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB dari Sisi Demand 34

Table 2.4. Indonesia: Expenditure on Gross Domestic Product, 1997–2002 1/


(at constant 1998 prices)

2003
1999 2000 2001 2002 Baseline Program

(In billions of rupiah)

In 1998 prices

Domestic demand 823,848 844,461 903,635 927,541


Consumption 625,027 612,363 656,457 679,844
Private 590,950 576,921 623,181 644,936
Public (cental govt) 34,078 35,442 33,276 34,908
Investment 198,821 232,098 247,178 247,697
Fixed capital 198,821 232,098 247,178 247,697
private sector 153,728 191,137 214,450 220,644
government (central govt) 45,093 40,961 32,728 27,053
Change in stocks 0 0 0 0

Net export 139,304 164,985 138,957 152,328


Exports of goods and nonfactor services 519,415 651,102 596,723 614,203
Imports of goods and nonfactor services 380,111 486,117 457,766 461,874

Gross domestic product 963,151 1,009,446 1,042,592 1,079,869

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB dari Sisi Demand 35

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Konsumsi 36

• Konsumsi Swasta Riil


– Teliti rasio konsumsi swasta riil di PDB yang
sebelumnya; atau
– Hitung elastisitas terhadap PDB riil di tahun-tahun
sebelumnya;
Versi sederhana teori ekonomi Keynesian

di mana a > 0 dan 0 < b < 1.


Marginal propensity to consume (dCp /dYD) adalah konstan dan
sama dengan b, tetapi average propensity to consume (C /YD)
berkurang ketika YD meningkat

Selain disposable income saat ini, variabel lain yang berpotensi


mempengaruhi konsumsi adalah ekspetasi pendapatan masa
depan, kekayaan, dan suku bunga riil.
Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Proyeksi Konsumsi 37

• Konsumsi Pemerintah Riil


– Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini,
berdasarkan tren masa lalu (misalnya dengan
mempertimbangkan rasio konsumsi pemerintah
terhadap PDB).
– Variabel ini akan diproyeksikan dengan lebih akurat
dalam akun fiskal.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Investasi 38

• Investasi Swasta Riil


– Teliti rasio investasi swasta riil di PDB sebelumnya; atau
– Hitung elastisitas terhadap PDB riil;
– Berhubungan positif dengan ekspetasi pertumbuhan
PDB, utilisasi kapasitas, dan insentif fiskal,
– Dipengaruhi secara negatif oleh suku bunga, output gap,
biaya konstruksi, biaya riil mesin dan peralatan, dan
volatilitas dan ketidakpastian politik dan ekonomi.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Investasi 39

• Investasi Pemerintah Riil


– Dapatkan hanya proyeksi awal untuk item ini,
berdasarkan tren-tren sebelumnya (misalnya, dengan
mempertimbangkan rasio investasi pemerintah
terhadap PDB).
– Variabel ini akan diproyeksikan secara lebih akurat di
akun fiskal.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Ekspor dan Impor 40

• Ekspor & Impor Riil Barang dan Jasa


– Peropleh hanya proyeksi awal untuk item-item ini
– Dapat menggunakan tren masa lalu atau asumsi.
– Variabel-variebel ini akan diproyeksikan secara lebih
akurat di akun eksternal.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi PDB 41

Hitung PDB menurut Pengeluaran


PDB = Konsumsi + Investasi+ Ekspor barang dan jasa –
Impor barang dan jasa

Bandingkan proyeksi PDB yang diperoleh dari sisi


Supply dan Demand.

• Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaksesuaian,


atau perbedaan antara dua perkiraan PDB.
• Jika statistical discrepancy relatif terhadap tahun-tahun
sebelumnya terlalu besar, revisi proyeksi Anda.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Deflator PDB 42

Persentase perubahan deflator PDB dapat diproyeksikan


sebagai weighted average dari persentase perubahan
dalam deflator konsumsi, investasi, ekspor dan impor:
% deflator PDB= WC .% deflator konsumsi
+ WI .% deflator investasi
+ WX .% deflator ekspor
- WM .% deflator impor

Di mana:
• WC = Konsumsi Riil/ PDB Riil
• WI = Investasi Riil/ PDB Riil
• WX = Ekspor Riil/ PDB Riil
• WM = Impor Riil/ PDB Riil

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Deflator Konsumsi 43

• Deflator Konsumsi
Persentase perubahan deflator konsumsi, %Chg
deflator konsumsi, dapat diperkirakan dengan
perubahan Consumer Price Index (CPI).

• CPI dapat diproyeksikan dengan ekstrapolasi


tren-tren sebelumnya.
• Perubahan nilai rata-rata tahunan CPI berbeda
dari perubahan CPI dari bulan ke bulan.

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Proyeksi Deflator Investasi 44

• Untuk memproyeksi perubahan deflator investasi,


dapat digunakan pendekatan sederhana berikut:
%  Deflator Investasi = β %  deflator impor
+ (1- β)  % PID

β = rasio barang-barang investasi yang diimpor


terhadap total investasi
%  PID = persentasi perubahan harga barang-
barang investasi produksi dalam negeri
(menggunakan CPI)
• Bagaimana menghitung β?

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Contoh Penghitungan β 45

Nilai Impor Merchandise menurut Kelompok


Komoditas 2002 (US$ juta)
Impor Umum 26,795
Barang Modal 2,104
Impor Pemerintah 2,171

PDB menurut Pengeluaran pada Current Prices


2002
(gunakan kurs rata-rata tahunan pada tahun 2002)

Investasi Tetap Bruto 35,218.6 (US$ juta)

Perkiraan β sebagai  β = 2104/35218.6 = 0.0597


Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017
Proyeksi Deflator Ekspor-Impor 46

• Anggap %  Deflator Ekspor= 4.0 persen (harga US$)


• Anggap %  Deflator Impor= 4.4 persen (harga US$)
• Dari WEO, IMF
• Berikutnya masukkan asumsi dasar pada nilai tukar
nominal

• %  deflator ekspor (harga rupiah) =


((1+4.0/100)*(1+%perubahan nilai tukar
nominal/100)-1)*100

• %  deflator impor (harga rupiah) =


((1+4.4/100)*(1+%perubahan nilai tukar
nominal/100)-1)*100

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Menggabungkan Deflator 47

• Setelah memproyeksikan persentase perubahan


deflator konsumsi, investasi, impor, dan ekspor,
peroleh proyeksi untuk persentase perubahan
deflator PDB:

%  Deflator PDB =
WC .%  Deflator Konsumsi
+ WI .%  Deflator Investasi
+ WX .%  Deflator Ekspor
- WM .%  Deflator Impor

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Deflator untuk 2003: Pertumbuhan dan Tingkat 48

Setelah memproyeksikan persentase perubahan


deflator-deflator, proyeksi indeks harga 2003 dapat
diperoleh:

Sebagai contoh:
• Indeks deflator PDB tahun 2003 = indeks deflator
PDB tahun 2002  (1+ %  deflator PDB 2003)

• Indeks deflator konsumsi tahun 2003 = Indeks


deflator konsumsi tahun 2002  (1+ %  deflator
konsumsi tahun 2003)

• Dan seterusnya..

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


Cara Mendapatkan Proyeksi Nominal 49

 Tujuan: Proyeksi nilai nominal


 Langkah-langkah:
Proyeksi pertumbuhan riil
Proyeksi perubahan harga
Gabungkan proyeksi kuantitas dan harga:

Nilai Nominal (V) = Harga (P) * Kuantitas (Q)


(1+ %V/100) =
(1+%P/100)*(1+%Q/100)

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017


50

Terima Kasih

Keterkaitan Antar Kebijakan Makro: FPP - 2017

Anda mungkin juga menyukai