Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur  penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “ Promosi Kesehatan pada Bayi Baru Lahir “ Makalah ini
di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak I, Program
Studi Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari


berbagai layanan internet. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi untuk saya
maupun untuk semuanya.

Semarang, 26 Maret 2020

                     

                                                                                                           Penulis
1. Optimalisasi kesehatan Bayi Baru Lahir ( BBL )
a. Nutrisi
Bagi bayi baru lahir, ASI merupakan satu-satunya sumber makanan
dan minuman yang utama dengan nutrisi yang sebagian besar terkandung
didalamny. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, factor pertumbuhan,
hormon, enzim dan zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara
proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. ASI merupakan
ntrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Komposisi ASI berubah sesui dengan masa kehamilan dan usia
pascanatal (melahirkan). Komposisi ASI yang keluar pada hari pertama
sampai hari ke 4-7 ( Kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari
7-10 sampai hari ke 14 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur).
Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi baru
lahir.
Komposisi ASI juga berbeda berdasarkan lamanya waktu menyususi.
Pada permulaan menyusui ( 5 menit pertama) disebut foremilk,
mengandung kadar protein tinggi. ASI yang dihasilkan pada akhir
menyussui setelah ( 15-20 menit) disebut hindmilk, mengandung kadar
lemak yang tinggi. Karena itu, para ibu harus menyusui banyinya secara
tuntas pada satu payudara, baru kemudian dapat berpindah ke payudara
yang lain, agar bayi mendapatkan keseluruhan kandungan ASI yang
dibutuhkan.
Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum,
mengalir dari putting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan
kalori, protein dan antibody. Ini berlangsung selama 1-4 atau 4-7 hari
pascapersalinan. Bayi baru lahir akan diberikan ASI sesuai dengan
kapasitas lambung antara 30-90 ml ( Teti, 2016)
b. Sleep and Activity (Istirahat dan Tidur)
Bayi baru lahir memulai hidup dengan jadwal tidur yang sistematis
dan aktivitas yang awalnya terbukti selama periode reaktivitas. Selama 2
atau 3 hari berikutnya kebanyakan bayi tidur hampir secara konstan untuk
pulih dari proses kelahiran yang melelahkan. Bayi memiliki enam keadaan
tidur-bangun yang berbeda, yang mewakili bentuk tertentu dari kontrol
saraf. Dengan bertambahnya usia gestasional dan pascakonsepsi, setiap
keadaan menjadi lebih tepat menurut perilaku yang diamati.
Keadaan didefinisikan sebagai "kelompok karakteristik yang secara
teratur terjadi bersama-sama" (Blackburn, 2013); ini termasuk aktivitas
tubuh, gerakan mata dan wajah, pola pernapasan, dan respons terhadap
rangsangan internal dan eksternal. Keenam kondisi tidur-bangun adalah
tidur nyenyak (nyenyak), tidur nyenyak (nyenyak), mengantuk, bangun
(tenang), waspada aktif, dan menangis.
Bayi merespons faktor lingkungan internal dan eksternal dengan
mengendalikan input sensorik dan mengatur kondisi tidur-bangun
kemampuan untuk membuat transisi yang mulus antar negara disebut
modulasi keadaan. Kemampuan untuk mengatur keadaan tidur-bangun
sangat penting dalam perkembangan neurobehavioral bayi. Semakin bayi
belum matang, semakin sedikit dia mampu mengatasi faktor-faktor,
eksternal atau internal, yang mempengaruhi pola tidur-bangun.
Pengakuan dan pengetahuan tentang kondisi tidur-bangun adalah
penting dalam perencanaan asuhan keperawatan. Penting juga bagi
perawat untuk membantu orang tua dan pengasuh memahami pentingnya
respons perilaku bayi terhadap pengasuhan sehari-hari dan bagaimana
kondisi ini dapat diubah. Contoh klasiknya adalah bayi baru lahir yang
menyusu dengan kuat dalam keadaan siaga aktif tetapi kurang begitu
berkembang ke kondisi menangis.
Penilaian neurologis bayi baru lahir dalam keadaan siaga aktif akan
berbeda secara signifikan dari keadaan tidur nyenyak. Bayi baru lahir
biasanya menghabiskan tidur 16 sampai 18 jam sehari dan tidak harus
mengikuti pola ritme diurnal yang gelap-terang. Dengan bertambahnya
usia, keadaan tidur-bangun berubah, dengan meningkatnya jumlah waktu
yang dihabiskan dalam keadaan terjaga dan berkurangnya jumlah waktu
tidur. Sekitar 50% dari total waktu tidur dihabiskan dalam gerakan mata
yang tidak teratur atau cepat ( Hockenberry, 2015).

c. Dental health ( kesehatan gigi)


Kehadiran gigi pada bayi yang baru lahir merupakan kasus yang
jarang terjadi.. Gigi natal dan neonatal merupakan kasus gigi yang
tumbuh sejak bayi lahir atau selama 30 hari setelah bayi lahir. Kasus ini
merupakan kelainan erupsi pada gigi desidui, dimana gigi erupsi sebelum
atau lebih cepat dari waktunya. Insidensi gigi natal berkisar 1: 2000
sampai 1: 3000 angka kelahiran. Gigi natal dan neonatal biasanya tumbuh
pada rahang bawah bagian depan sehingga menyebabkan masalah dalam
pemberian ASI, karena gigi tersebut menyebabkan luka pada gingiva,
mukosa oral, lidah bayi dan puting susu ibu. Selain itu, karena gigi belum
terbentuk sempurna dan hanya berpegang pada tepi gusi menyebabkan
gigi goyang. Hal ini dikhawatirkan gigi dapat terlepas dan tertelan
sehingga dapat menyebakan gangguan pernafasan. Pada kasus ini, bayi
lahir dengan gigi sudah erupsi pada rahang bawah bagian depan. Orangtua
tidak langsung membawa bayi kedokter gigi dan membiarkan saja kondisi
tersebut sampai bayi berusia 3 bulan dan gigi sudah menyebabkan
pembengkakan dan ulkus digingiva anterior rahang bawah dan atas,
dilabial rahang atas dan permukaan ujung lidah. Kondisi ini menyebabkan
bayi tidak mau minum susu sehingga berat badannya turun. Perawatan
pada gigi natal ini dilakukan ekstraksi dengan general anastesi karena
kondisi bayi tidak memungkinkan untuk dikerjakan diunit dental praktek
dokter gigi. Kesimpulannya perawatan gigi natal harus segera dilakukan
sebelum menimbulkan masalah lebih lanjut pada bayi ( Salmiah, 2018).
Menurut Salmiah, (2018) Penyebab Bayi Lahir Sudah Tumbuh Gigi adalah
sebagai berikut:
1) Kekurangan vitamin.
2) Gangguan hormon.
3) Bayi lahir dengan bibir sumbing.
4) Bayi lahir dengan celah pada langit-langit rongga mulut.
5) Sindrom bawaan, seperti sindrom Sotos, sindrom Hallerman-Streiff,
sindrom Pierre Robin, dan sindrom Ellis-van Creveld.
Daftar Pustaka

Tety, Yuniati. 2016. Nutrisi Pada Neonatus”. http://lanterna.or.id/wp-


content/uploads/2016/02/Dr.-Tetty-Nutrisi-Parenteral-dan-Enteral-pada-Neonatus.pdf
. Diakses pada tanggal Kamis, 19 Maret 2020.

Marilyn J. Hockenberry, David Wilson. 2015..Wong’s nursing care of infants and


children 10th edition. Canada : Elsevir.

Salmiah, iti. 2018.”erawatan Gigi Natal dengan General Anastesi pada Bayi Usia 3
Bulan : Laporan Kasus. 1, 197 – 201. doi : 10.32734/tm.v1i1.68.

Anda mungkin juga menyukai