Anda di halaman 1dari 9

KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA

KELOMPOK : 2

KETUA : ATIN KHOERUNNISA

ANGGOTA : JEJEN ZANAL MUTTAQIN

ABDUL FATHIR ALGHIFARI

FIRMAN

SMP NEGERI I PAGERAGUENG


TASIKMALAYA
2022
Faktor Penyebab Konflik Sosial

1. Perbedaan Antar Individu

Konflik sosial antar individu dapat terjadi apabila ego masing-masing individu tidak dapat

dikendalikan secara tepat.

2. Perbedaan Antar Kebudayaan

Karakter seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Sementara, tidak

semua masyarakat memiliki kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama.

Perbedaan kebiasaan, nilai dan norma sosial yang dianut oleh individu atau kelompok dapat

menjadi pemicu konflik jika masing-masing pihak tidak mencoba memahami nilai dan norma

satu sama lain.

3. Perbedaan Kepentingan

Berbedanya tingkat kebutuhan hidup dapat menyebabkan perbedaan kepentingan antar

individu dan kelompok. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan kepentingan ekonomi, politik,

sosial, dan budaya. Contohnya, konflik yang muncul ketika pemerintah menetapkan upah

minimum regional (UMR). Pegawai merasa berhak atas kenaikan upah yang lebih tinggi,

sementara pemerintah merasa kenaikan upah yang ada telah sesuai.

4. Perbedaan Etnis

Perbedaan sistem nilai dan norma sosial antara etnis yang satu dengan etnis yang lain dalam

masyarakat multikultural dapat memicu konflik. Misalnya, memprioritaskan etnis tertentu

dalam perekrutan meski masih ada etnis lain di daerah tersebut.


5. Perbedaan Ras

6. Konflik rasial cenderung didasari oleh paham rasialisme atau diskriminasi ras. Konflik dapat

terjadi akibat adanya kecemburuan sosial terhadap ras tertentu yang menjadi minoritas, tetapi

memiliki kekuatan atau kelebihan yang jauh lebih besar dibandingkan ras mayoritas.

7. Perbedaan Agama

Agama cenderung bukan pencetus utama terjadinya suatu konflik sosial. Namun dalam

banyak kasus yang terjadi, konflik akibat perbedaan agama cenderung merupakan hasil

negatif dari rentetan konflik yang terjadi sebelumnya.

Pengaruh keberagaman masyarakat Indonesia terhadap pola perilaku menyebabkan rentan

muncul konflik yang berkaitan dengan suku, agara, ras dan antar golongan. Kondisi masyarakat

yang beragam, sangat signifikan di mana masyarakat mudah terpecah dengan isu-isu

menyangkut agama, kebudayaan, ras dan lain sebagainya. Oleh sebab itu konflik rasial dan

konflik agama cepat sekali membesar dan membutuhkan penanganan serius dari

pemerintah.Indonesia adalah negara multikultural, tapi bukan negara multikulturalis. Karena itu

multikulturalisme tidak menjadi solusi dalam pengelolaan keragaman di Indonesia.


Bentuk Konflik Pada Masyarakat

1. Konflik pribadi, yaitu konflik yang terjadi di antara individu yang disebabkan karena

masalah pribadi. Masalah tersebut terjadi karena adanya perbedaan cara pandang

antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya dua individu yang sedang adu

argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga.

2. Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya kepentingan atau tujuan politis yang

berbeda antara seseorang atau kelompok. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan pandangan

antarpartai politik karena perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik

masing-masing. Contoh yang mudah dilihat adalah konflik antara pendukung partai yang

berbeda menjelang pemilu atau pilkada.

3. Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi di antara kelompok ras yang berbeda karena adanya

kepentingan dan kebudayaan yang saling berbenturan. RG Squad bisa mengetahui lebih jauh

mengenai hal ini dalam konflik antara orang-orang kulit hitam dengan kulit putih akibat

diskriminasi ras di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.Konflik antarkelas sosial, yaitu

konflik yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas yang ada di

masyarakat. Misalnya konflik antara karyawan dengan perusahaannya untuk menuntut

kenaikan upah.

4. Konflik yang bersifat internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok

negara karena perbedaan kepentingan masing-masing negara.


Sementara itu, Ralf Dahrendorf mengatakan bahwa konflik dapat digolongkan dalam empat

macam, yaitu:

1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut dengan konflik

peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu menghadapi berbagai ekspektasi

yang berlawanan dari bermacam-macam peranan yang dimilikinya di masyarakat.

2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial.

3. Konflik antara kelompok-kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisir.

4. Konflik antara satuan nasional, seperti antarpartai politik, antarnegara, atau organisasi

internasional.

Dampak Positif Konflik Sosial

1. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma

baru.

2. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.

Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik

dengan kelompok lain.

3. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam

kekuatan seimbang.

4. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas

ditelaah.

5. Konflik memungkinkan ada penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai dan hubungan-

hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.

6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-

kekuatan yang ada di dalam masyarakat.


Dampak Negatif Konflik Sosial

Konflik sosial dapat menimbulkan perpecahan di suatu kelompok sosial yang tadinya bersatu.

Misalnya, konflik agama di Maluku pernah memicu perpecahaan di masyarakat. Untunglah

konflik tersebut telah selesai dan rekonsiliasi dapat terjadi. Konflik sosial juga dapat berakibat

permusuhan dalam masyarakat. Permusuhan yang terjadi seringkali memengaruhi kenyamanan

dan kerukunan anggota kelompok. Kekerasan juga dapat menjadi akibat dari konflik sosial.

Kekerasan terjadi karena ada agresi satu pihak terhadap pihak lain baik secara fisik maupun

verbal.

Dampak lain dari konflik adalah perubahan kepribadian. Hal tersebut dapat terjadi karena

individu yang terlibat konflik mengalami tekanan psikologis. Misalnya, seorang anak yang tak

mau berkeluarga karena menjadi korban kekerasan orang tuanya.

Terakhir, dampak yang mungkin terjadi dari konflik adalah jatuhnya korban. Korban di sini

dapat berupa harta benda, sarana prasarana, korban luka, bahkan korban jiwa. Misalnya,

kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 di berbagai wilayah di Indonesia menimbulkan banyak

tokoh dijarah, banyak perempuan yang diperkosa, banyak orang yang mengalami luka-luka, juga

banyak orang yang kehilangan nyawa.


Dampak POSITIF keberagaman masyarakat antara lain sebagai berikut:

1. Masyarakat yang beragam akan menjadikan interaksi lebih dinamis.


2. Keberagaman masyarakat menjadi salah satu modal dalam perkembangan dan kemajuan
bangsa sebab kreatifitas juga inovasi akan jauh lebih berkembang jika terdapat perbedaan
dalam berpikir juga berkreasi.
3. Keberagaman masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga
meningkatkan potensi ekonomi di bidang pariwisata.
4. Keberagaman masyarakat menjadikan sebuah negara memiliki ciri khas tertentu yang
membedakannya dari bangsa lain.
5. Keberagaman masyarakat menjadikan hidup menjadi lebih berwarna.

Adapun dampak NEGATIF keberagaman masyarakat antara lain sebagai berikut:

1. Keberagaman masyarakat yang tidak disikapi bijaksana akan memupuk bibit konflik
yang berujung perpecahan di dalam masyarakat.
2. Konflik yang muncul dari keberagaman tersebut bisa menghambat pembangunan
nasional.
3. Rawan muncul paham rasisme.
4. Rawan muncul kelompok-kelompok radikal.
5. Apabila tidak dibarengi dengan toleransi, maka pergesekan antar golongan sulit dihindari.
6. Munculnya Etnosentrisme yang berlebihan.
7. Sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan.
8. Sulit untuk menciptakan keseragaman dalam masyarakat sehingga pengelolaan menjadi
lebih sulit.

Anda mungkin juga menyukai