Anda di halaman 1dari 3

STATIKA DAN TEGANGAN

A. STATIKA
Statika adalah Ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah
benda/titik materi agar benda tersebut dalam keadaan setimbang.
a. Gaya
Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda bergerak atau menjadi diam. Gaya dapat digambarkan sebagai
sebuah vektor, yaitu besaran yang mempunyai besar dan arah. Sedangkan kebalikan dari vector disebut scalar yaitu
besaran yang mempunyai besar tetapi tidak memiliki arah.

F = m (Kg) . a (m/s2) = Kg.m/s 2 = Newton (N)


Dimana : F = gaya (Newton)
m = massa (kg)
a = percepatan gerak benda (m/s2)

 Menentukan besarnya gaya dapat ditentukan oleh skala tertentu, misalnya 1 cm mewakili 1 Newton atau
kelipatannya. Satuan gaya ditentukan oleh sistem satuan SI (standar internasional) yang dinyatakan dengan
Newton (N).

 Menyusun dua buah gaya : arah gerak dan besar gaya pada benda A dipengaruhi oleh dua komponen gaya
masing-masing gaya F1 dan F2. Pengaruh gaya F1 dan F2 terhadap benda/titik A dapat diwakili oleh Resultane
gaya (F) yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut:

 Menyusun lebih dari dua gaya : Benda A dikenai tiga buah gaya F1, F2 dan F3, maka resultagayanya dapat
dijabarkan sebagai berikut:

 Menyusun gaya dengan metode polygon : Metode ini dengan cara memindahkan gaya P2 ke ujung P1, P3 ke ujung
P2, P4 ke ujung P3 dan seterusnya secara berantai. Pemindahan gaya-gaya tersebut besar dan arahnya harus
sama. Pemindahan dilakukan berurutan dan dapat berputar ke kanan atau ke kiri. Resultan gaya diperoleh dengan
menarik garis dari titik A sampai ke ujung gaya yang terakhir, dan arahnya adalah dari A menuju titik ujung gaya
terakhir itu.

b. Momen Gaya dan Kopel


 Momen Gaya
Momen gaya F terhadap titik pusat O adalah hasil kali antara besarnya gaya F dengan jarak garis gaya, ke titik
pusat O. Besarnya momen tergantung dari besarnya gaya F dan jarak garis gaya terhadap titik putarnya (L). Dalam
bidang teknik mesin momen sering terjadi pada saat mengencangkan mur atau baut, pengguntingan pelat, system
pegas, dan sebagainya.
Dimana : M = momen gaya (Newton Meter)
F = gaya (Newton)
L = jarak gaya terhadap titik pusat (meter)

 Kopel
Sebuah kopel terjadi jika dua gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya sejajar tetapi arahnya
berlawanan, yang keduanya cenderung menimbulkan perputaran. Dua gaya tersebut mengakibatkan suatu putaran
yang besarnya merupakan hasil kali gaya dengan jaraknya. Aplikasi dari kopel dapat dirasakan ketika membuat
mur atau baut, dimana tangan kita memberikan gaya putar pada kedua tuas snei dan tap yang sama besar namun
berlawanan arah.

Contoh Soal / Latihan


1. Sebuah kopel ialah dalam kegiatan pembuatan ulir pada batang logam dengan menggunakan senai dan tap. Gaya
kopel kedua tangan kopel 50 N kita memutar tangkai tap ke kanan. Hitunglah momen kopel yang terjadi bila
panjang tangkai 20 cm
Jawab:
M = F. L
= 50 N. 0,2 m
= 5 N.m
2. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama, masing-masing F1 = 30 N dan F2 = 50 N.. Resultan
dari dua buah gaya ini adalah jumlah kedua gaya tersebut dan arahnya sama, sedangkan titik tangkapnya terletak
pada garis kerja gaya-gaya tersebut. Keduanya bekerja pada satu garis kerja dan mempunyai arah yang sama.
Tentukan besarya resultan gaya tersebut!
Jawab:
Besarnya resultan adalah R = F1 + F2
= 30 N + 50 N
= 80 N
c. Kesetimbangan
Syarat kesetimbangan adalah jumlah momen-momen gaya terhadap titik kesetimbangan (o) sama dengan nol.
Momen gaya F1 terhadap O, M1 = - F1 . a (searah Jarum Jam), momen
gaya F2 terhadap O, M2 = +F2 .b (berlawanan arah Jarum Jam)
Persamaan Kesetimbangannya :
F2 . b - F1 . a = 0
F 1. a
F2 =
b
Kesetimbangan pada benda miring, Benda pada bidang miring dalam kondisi diam atau bergerak memiliki gaya-gaya
yang mempengaruhinya, antara lain gaya berat, gaya gesek (f), gaya luar dan gaya normal (N). Gaya berat (W) terletak
pada titik pusat benda dan arahnya selalu menuju pusat bumi, gaya gesek (f) arahnya selalu berlawanan dengan arah
gerak benda, gaya luar dapat berupa F yang besar dan arahnya tergantung pada sumbernya. Gaya normal (N)
merupakan reaksi tumpuan terhadap benda, arahnya tegak lurus dengan permukaan bidang. Nilai F tergantung pada
arah benda yang bekerja. Gambar di bawah ini menunjukkan gaya yang bekerja sejajar bidang lintasan.
Diagram vektor berbentuk segitiga siku di mana :
F
=sin θ , jika gesekan diabaikan agar tetap setimbang
mg
maka gaya F sebesar :
F = W sin θ dan N = W Cos θ
B. TEGANGAN
Hukum Newton pertama tentang aksi dan reaksi, bila sebuah balok terletak di atas lantai, balok akan memberikan aksi
pada lantai, demikian pula sebaliknya lantai akan memberikan reaksi yang sama, sehingga benda dalam keadaan
setimbang.
Beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang
disebut tegangan. Tegangan biasanya dinyatakan dengan huruf Yunani σ (thau).
F
σ=
A

a. Tegangan Normal : Tegangan normasl terjadi akibat adanya reaksi yang diberikan pada benda. Jika gaya dalam diukur
dalam N, sedangkan luas penampang dalam m2

b. Tegangan Tarik : Tegangan tarik pada umumnya terjadi pada rantai, tali, paku keling, dan lain-lain. Rantai yang diberi
beban W akan mengalami tegangan tarik yang besarnya tergantung pada beratnya.
Persamaannya dapat ditulis :

Dimana : F = gaya tarik (Newton)


A = luas penampang (m2)

c. Tegangan Tekan : Tegangan tekan terjadi bila suatu batang diberi gaya F yang saling berlawanan dan terletak dalam
satu garis gaya. Misalnya, terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, porok sepeda, dan batang
torak.

d. Tegangan Geser : Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak
lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi
pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.

e. Tegangan Puntir : Tegagan puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang - batang torsi pada mobil, juga saat
melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.

Anda mungkin juga menyukai