Anda di halaman 1dari 11

MODUL

MENDIAGNOSIS KERUSAKAN SISTEM


PENDINGIN

MATA PELAJARAN
PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN
RINGAN

OLEH :
HERI SETIAWAN, S.T.
Kompetensi Dasar :

3.14. Mendiagnosis kerusakan sistem pendinginan


3.14.1. Menyelidiki penyebab dan letak kerusakan sistem pendingin
3.14.2. Mendiagnosis kerusakan pada sistem pendingin

3.15. Memperbaiki sistem pendinginan


3.15.1. Melakukan pengamatan komponen sistem pendinginan.
3.15.2. Melakukan perbaikan sistem pendinginan.

Tujuan Pembelajaran :
Setelah melakukan kegiatan observasi, diskusi, dan praktek, diharapkan peserta
didik dapat:
1. Memeriksa kerusakan sistem pendinginan dengan cara yang benar
2. Menemukan letak kerusakan sistem pendinginan
3. Melakukan,pemerikasaan perbaikan kerusakan sistem pendinginan
4. Melakukan kontrol hasil kerusakan sistem pendinginan

Materi Pembelajaran :
1. Prosedur dan teknik analisis kerusakan sistem pendinginan
2. Diagnosis kerusakan sistem pendinginan
3. Teknik perbaikan sistem pendinginan
4. Prosedur pengecekan hasil perbaikan sistem pendinginan

Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Belajar 1
Macam-macam Sistem Pendingin, Komponen Sistem Pendingin dan Cara
kerjanya
a. Kegunaan Pendinginan
 Menyerap panas pada bagian-bagian mesin/motor sehingga mengurangi
keausan dan kerusakan.
 Untuk mendapatkan temperatur kerja mesin/motor yang tepat dan merata
b. Macam-macam Sistem Pendinginan
1). Pendinginan Udara
Cara Kerja
Panas yang ditimbulkan oleh mesin/motor dipindahkan ke dinding silinder dan
melalui sirip-sirp menuju ke udara luar. Untuk meningkatkan efisiensi
pendinginan, maka permukaan bidang pendinginan diperluas melalui
konstruksi sirip-sirip
Penggunaan Sistem Pendinginan Udara
 Kebanyakan sepeda motor, motor-motor unit kecil.
 Mesin VW lama, Deutch Diesel.
Sifat yang menonjol
 Konstruksi mesin sederhana
 Suara motor keras akibat getaran sirip-sirip karenan hembusan angin
 Pendinginan tidak merata, bagian yang langsung terkena angin/udara
mendapat pendinginan yang lebih
 Jarang ada gangguan dan perawatan ringan.

2). Pendinginan Air Sirkuit Pompa


Cara Kerja
a). Mesin/Motor Dingin Sampai Temperatur Kerja

Mesin/motor dihidupkan, maka terjadi proses pembakaran di dalam silinder


yang
berulang-ulang, temperatur mesin dan air pendingin semakin meningkat.
Bersamaan dengan itu, pompa air (6) berputar, maka terjadi sirkulasi air
hanya di dalam rongga blok motor dan kepala silinder (1). Air tidak dapat
bersirkulasi melewati radiator (3), karena termostat (7) masih tertutup. Oleh
karena sirkulasi air hanya di dalam mesin/motor dan air tidak didinginkan
radiaitor, maka mesin/motor dan air menjadi cepat panas, cepat mencapai
temperatur kerja (80°C s.d 1000 C).

b). Mesin/Motor Pada Temperatur Kerja

Setelah mesin/motor mencapai temperatur kerja, maka termostat


membuka, sehingga sirkulasi air tidak hanya di dalam mesin, tetapi
melewati termostat (7), slang bagian atas (2), radiator (3), slang bagian
bawah (5), pompa air (6) dan ke dalam mesin (1), termostat dan seterusnya.
Akibatnya panas air pada radiator akan berpindah ke sirip-sirip radiator
dan terus berpindah ke udara yang melewati radiator. Dengan sirkulasi air
yang terus menerus melewati radiator dan didinginkan oleh udara yang
lewat, maka temperatur air dan mesin/motor akan terjaga tidak melebihi
batas panas temperatur kerja. Kipas menjamin kecukupan aliran udara
yang melewati radiator (udara mengalir dari depan kearah kendaraan)

Kegiatan Belajar 2
Mendiagnosis Kerusakan Pada Sistem Pendingin
a. Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan kapasitas dan kualitas
media pendingin. Pemeriksaan kualitas pendingin meliputi pemeriksaan
terhadap endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang
pengisi radiator. Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung
minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas media pendingin
dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Pemeriksaan kapasitas media pendingin

Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki cadangan (reservoir tank).
Permukaan media pendingin harus berada diantara garis LOW dan FULL
dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin kurang, periksa
kebocoran dan tambahkan media pendingin sampai garis FULL.

2) Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin

Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi
radiator harus sedikit. Apabila media pendingin terlalu kotor atau banyak
mengandung karat (berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan
cara sebagai berikut :

a. Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup radiator, mesin harus
dalam keadaan dingin. Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan
panas, cairan dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
b. Mengeluarkan media pendingin melalui lubang penguras dengan cara
mengendorkan atau melepas baut penguras.
c. Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan media pendingin
berupa ethylene glycol base yang baik dan campurlah sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah yang
mengandung ethylene glycol base lebih dari 50 % tetapi tidak lebih dari
70 %). Media pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus
dicampur dengan air sulingan.
d. Memasang tutup radiator
e. Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
f. Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan jika
diperlukan.

b. Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air

Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem pendingin tidak bersirkulasi,
karena fungsi pompa air adalah untuk menekan air pendingin sehingga dapat
bersirkulasi didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air tidak
bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat pada saat mesin hidup.
Pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat telah aus atau sudah tidak
mampu menahan tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak
tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air akibat seal pompa,
maka harus mengganti unit pompa secara keseluruhan. Untuk melepas pompa
dari sistem pendingin sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula
pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan pemasangan komponen
yang tidak benar akan mengakibatkan kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya
dalam kegiatan belajar ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan,
pemeriksaan dan pemasangan pompa air.
1) Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Mengeluarkan media pendingin mesin
b. Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan puli pompa air
dengan prosedur sebagai berikut :
 Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur pengikat tali kipas
 Mengendorkan pivot dan baut penyetel, alternator, kemudian lepas
tali kipas.
 Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida dan puli
 Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
 Melepas pompa air
2) Pemeriksaan komponen pompa air:
a) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara memutar dudukan
puli dan mengamati bahwa bearing pompa air tidak kasar atau berisik.
Apabila diperlukan, bearing pompa air harus diganti.

Gambar 22. Pemeriksaan pompa air

b) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan kebocoran minyak


silicon.

Gambar 23. Pemeriksaan kopling fluida

c) Prosedur pelepasan komponen pompa air :

Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa, dudukan puli, bearing,
satuan seal, rotor, gasket dan plat (lihat gambar 3). Nama komponen
yang diberi tanda ◊ adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi
setelah dilakukan pelepasan komponen.

Gambar 23. Komponen pompa air

Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air sebagai berikut :

 Melepas plat pompa dengan cara melepas baut pengikatnya


Gambar 24. Cara melepas plat

 Melepas dudukan puli dengan menggunakan SST dan pres, tekan


poros bearing dan lepas dudukan puli

Gambar 25. Cara melepas dudukan Puli

 Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :

* Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai suhu


75° – 85° C

* Menekan poros bearing dan melepas bearing dan rotor dengan


menggunakan SST dan press

 Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan pres


d) Prosedur perakitan komponen pompa air :
 Memasang bearing pompa dengan cara sebagai berikut :

* Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai mencapai


suhu 75° – 85° C

* Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing dan lepas


bearing dan rotor. Permukaan bearing harus rata dengan bodi
pompa.

 Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :

* Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa

* Menggunakan SST dan pres, pasang seal

 Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres pada poros


bearing pompa.
 Memasang rotor menggunakan press pada poros bearing pompa.
Permukaan rotor harus rata dengan permukaan poros bearing
 Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak menyentuh plat
pompa.
 Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.
3) Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat
a) Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
 Mengeluarkan media pendingin mesin
 Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
 Melepas tutup rumah thermostat, kemudian mengeluarkan
thermostat dari rumahnya.

Gambar 26. Melepas tutup thermostat

b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :


 Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara
bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.
Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika tempera-tur
pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat perlu
diganti.

Gambar 27. Memeriksa kerja thermostat

 Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak sesuai


dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti. Spesifikasi
kenaikan katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.

Gambar 28. Pemeriksaan tinggi kenaikan katup

c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai berikut :


 Memasang gasket baru pada thermostat
Gambar 29. Memasang gasket baru

 Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan tanda di sisi kanan


dan masukkan ke dalam rumah saluran. Posisi jiggle valve dapat
digeser, 10° ke kiri atau ke kanan dari tanda.
 Memasang saluran air keluar.

Gambar 30. Pemasangan thermostat

Kegiatan Belajar 3
Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin

Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin adalah pemeriksaan


kebocoran pada sistem pendingin. Untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin
diperlukan alat yang disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai
untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat digunakan untuk
menentukan kondisi tutup radiator.

a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a.1). Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup radiator pada radiator
cap tester (alat uji tutup radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya
panas, tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam keadaan
mesin masih panas, karena cairan dan uap bertekanan akan menyembur
keluar.

a.2). Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup radiator. Lakukan
pemompaan dan ukurlah tekanan pembukaan katup vakum.

Gambar 31. Pemeriksaan tutup radiator

Tekanan pembukaan standar : 0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi)

Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm2 (8,5 psi)


Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya menggunakan pembacaan
maksimum sebagai tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan
kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu diganti.

b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan dengan cara


sebagai berikut

b.1). Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian pasanglah radiator


cap tester pada lubang pengisian media pendingin pada radiator.

Gambar 32. Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin

b.2). Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm 2 (17,1 psi), dan
periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan turun berarti ada
kebocoran pada sistem pendingin atau pada komponen sistem
pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran
pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak ditemukan kebocoran
pada komponen tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.

Tugas Kompetensi Dasar Mendiagnosis Kerusakan Sistem Pendingin

Carilah buku manual untuk minimal 3 jenis kendaraan dengan merk yang
berbeda. Kemudian kerjakan tugas berikut dan tulislah pada lembar kertas:

1. Buatlah bagan dari sistem pendinginan


2. Jelaskan cara memeriksa kebocoran sistem pendinginan.
3. Jelaskan akibat dari termostat yang tidak dipasang pada sistem pendinginan.
4. akibat Jelaskan dari tutup radiator yang katup vakumnya macet.
5. Apa akibatnya jika pada sistem pendinginan tidak terpasang termostat

Rangkuman
Sistem pendinginan air sirkuit pompa sebagian besar digunakan pada kendaraan.
Termostat berfungsi utama untuk mempercepat tercapainya temperatur kerja
mesin dan mempertahankan temperatur mesin bersama radiator, pompa air dan
fan/kipas angin.
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan tekanan air didalam sistem
pendinginan, 80-120 kPa (0.8-1.2bar) diatas tekanan atmosfir, supaya air tidak
cepat mendidih karena titik didih air pendingin dapat naik mencapai 120 derajat
Celcius. Katup vakum pada tutup radiator menjamin radiator selalu penuh dengan
air saat temperatur mesin menjadi dingin, karena mengalirnya kembali air dari
tangki reservoir ke radiator.

Anda mungkin juga menyukai