Mucocele terjadi akibat adanya obstruksi ostium sinus. Mucocele ini tumbuh
perlahan dan mengisi rongga sinus yang terkena, meluas dan mengerosi tulang yang
berdekatan. Infeksi sekunder dapat menyebabkan ekspansi yang cepat dan
meningkatkan komplikasi terutama di daerah periorbital.3,4
1
Tinjauan Pustaka
1. Sinus Maksilaris
Sinus maksilaris merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus
maksila bervolume 6-8 mL yang kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya
mencapai ukuran maksimal yaitu 15mL saat dewasa. 5
2
Sinus ini berbentuk piramid. Dinding anterios sinus ialah permukaan fasial
Os.Maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-
temporal maksila, dinding medialnya adalah dinding lateral rongga hidung, dan
dinding superiornya adalah dasar orbita serta dinding inferiornya adalah prosesus
alveolaris dan palatum. Ostium sinus maksila berada di sebelah superios dinding
medial sinus dan bermuars ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. 5
Sinus maksilaris orang dewasa adalah berbentuk piramida mempunyai volume
kira-kira 15 ml (34x33x23 mm). Dasar dari piramida adalah dinding nasal dengan
puncak yang menujuk ke arah prosesus zigomatikum. Dinding anterior mempunyai
foramen infraorbital berada pada bagian midsuperior dimana nervus infraorbital
berjalan diatas atap sinus dan keluar melalui foramen itu. Saraf ini dapat dehisense
(14%). Bagian yang tertipis dari dinding anterior adalah sedikit diatas fosa kanina.
Atap dibentuk oleh dasar orbita dan ditranseksi oleh nervus infraorbita. Dinding
posterior tidak bisa ditandai. Cabang dari arteri maksilaris interna mendarahi sinus
ini. Termasuk infraorbital yang berjalan bersama dengan nervus infraorbital, cabang
lateral sfenopalatina, palatina mayor, vena axillaris, dan vena jugularis sistem dural
sinus. Sinus maksilaris disarafi oleh cabang dari nervus palatina mayor dan nervus
infraorbital. Ostium maksilaris terletak dibagian superior dari dinding medial sinus.
Intranasal biasanya terletak pertengahan posterior infundibulum etmoidalis, atau
dibawah 1/3 bawah prosesus unsinatus. Tepi posterior dari ostium ini berlanjut
dengan lamina papiracea, sekaligus ini menjadi tanda (landmark) untuk batas lateral
dari diseksi pembedahan. Ukuran ostium ini rata-rata 2,4 mm tetapi bervariasi antara
1-17 mm. Ostium ini jauh lebih kecil dibanding defek pada tulang sebab mukosa
mengisi area ini dan menggambarkan tingkat dari pembukaan itu. 88% dari ostium
bersembunyi dibelakang prosesus unsinatus oleh karena itu tidak terlihat secara
endoskopi. 3
2. Sinus Etmoid
Sel etmoid bervariasi dan sering ditemukan diatas orbita, sfenoid lateral, ke
atap maksila, dan sebelah anterior diatas sinus frontal. Sel ini disebut sel supraorbital
dan ditemukan 15% dari pasien. Penyebaran sel etmoid ke dasar sinus frontal disebut
frontal bula. Penyebaran ke konka media disebut konka bullosa. Sel yang berada pada
dasar sinus maksila (infraorbita) disebut sel Haller dan dijumpai pada 10% populasi.
Sel-sel ini dapat menyumbat ostium maksila dan membatasi infundibulum
mengakibatkan gangguan pada fungsi sinus. Sel yang meluas ke anterior lateral sinus
3
sfenoid disebut sel Onodi. Sel Onodi adalah sel-sel etmoid yang terletak anterolateral
menuju sinus sfenoidalis. Struktur penting seperti arteri karotis dan nervus optikus
bisa melalui sel ini. Struktur ini sering dehisense. Perlu tindakan yang hati-hati di area
ini dan pemeriksaan radiografi yang baik untuk menghindari hasil yang tidak
diinginkan. Variasi dari sel ini penting pada saat preoperatif untuk memperjelas
anatomi pasien secara individu. 3
3. Sinus Frontalis
Sinus frontalis dibentuk dari perkembangan keatas oleh sel-sel etmoid
anterior. Volume sinus ini sekitar 6-7 ml (28 x 24 x 20 mm). Anatomi sinus ini sangat
bervariasi namun secara umum ada dua sinus. Sinus frontal mendapat perdarahan dari
arteri optalmika melalui arteri supraorbita dan suprathroklear. Aliran vena melalui
vena optalmika superior menuju sinus kavernosus dan melalui vena-vena kecil
didalam dinding posterior yang mengalir ke sinus dural. 3
4. Sinus Sfenoid
Sinus sfenoidalis adalah struktur yang unik yang tidak dibentuk dari kantong
rongga hidung. Sinus ini dibentuk didalam kapsul rongga hidung dari hidung janin.
Tidak berkembang hingga usia 3 tahun. Usia 7 tahun pneumatisasi mencapai sella
turcica. Usia 18 tahun sinus sudah mencapai ukuran penuh. Volume sinus sfenoidalis
7,5 ml (23 x 20 x 17 mm). Secara umum terletak posterosuperior dari rongga hidung.
Ostium sinus ini bermuara ke resesus sfenoetmoidalis, ukurannya 0,5-4 mm dan
letaknya sekitar 10 mm dari dasar sinus. Arteri etmoidalis posterior mendarahi atap
sinus sfenoidalis. Bagian lain sinus mendapat aliran darah dari arteri sfenopalatina.
Aliran vena melalui vena maksilaris ke vena jugularis dan pleksus pterigoid. 3
Patofisiologi Mucocele
Penyebab pasti mucocele belum jelas. Ada teori yang mengatakan bahwa
obstruksi ostium sinus merupakan penyebab utama. Mucocele dapat timbul akibat
adhesi (pasca inflamasi, pasca trauma atau pasca operasi) yang menyebabkan
obstruksi drainase sinus. Massa yang besar seperti tumor atau polip juga dapat
menyebabkan obstruksi dan obliterasi saluran drainase sehingga menimbulkan
pembentukan mucocele. Produksi mukus yang terus menerus dalam mucocele
menyebabkan mucocele bertambah besar sehingga memberikan tekanan pada dinding
sinus. Pada proses lebih lanjut, mucocele dapat menyebabkan penipisan tulang
dinding sinus sehingga dapat melibatkan struktur sekitar sinus seperti orbita.2,7
4
Salah satu mekanisme pembentukan mucocele adalah degenerasi kistik kelenjar
seromusinus sehingga menyebabkan kista retensi. Faktor etiologi umum yang
berhubungan dengan fronto-etmoid mucocele yaitu riwayat menderita sinusitis,
riwayat menjalani operasi sinus, riwayat trauma maksilofasial, alergi, tumor dan
idiopatik.1,2
Gejala Klinis
Klasifikasi Mucocele
Mucocele sinus frontal dapat memiliki ukuran dan konfigurasi yang bervariasi.
Klasifikasi ini merupakan standar untuk mengevaluasi mucocele sinus frontalis dan
5
penanganannya. 7
1. Tipe I Mucocele hanya terbatas pada sinus frontal (dengan atau tanpa ekspansi
orbita).
2. Tipe II Mucocele fronto-etmoid (dengan atau tanpa ekspansi orbita).
3. Tipe III Mucocele mengalami erosi dinding posterior sinus
A. Minimal atau tanpa ekpansi intra cranial
B. Ekspansi intrakranial yang luas.
4. Tipe IV Mucocele mengalami erosi dinding anterior.
5. Tipe V Mucocele mengalami erosi dinding posterior dan anterior
A. Minimal atau tanpa expansi intracranial
B. Ekspansi intrakranial yang luas.
Pemeriksaan Radiologik
Foto polos sinus paranasal 3 posisi seringkali tidak dapat mendeteksi adanya
mucocele. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain posisi, lokasi dan ukuran
mucocele. Ct-scan sinus paranasal pada potongan koronal dan aksial adalah gold
standar untuk memastikan hasil diagnosis. 1,2
Mucocele muncul pada pencitraan sebagai lesi luas dalam sinus yang tanpa
udara, dengan penipisan dan kadang-kadang erosi dinding tulang sinus. CT scan telah
terbukti menjadi alat diagnostik yang sangat baik dan sangat penting dalam
perencanaan bedah. Magnetic resonance imaging (MRI) dapat memberikan informasi
tambahan dalam pemeriksaan dan mungkin lebih disukai teknik pencitraan jika tumor
jaringan lunak lain yang menyebabkan proptosis tidak dapat disingkirkan. 8
Tampilan radiografi klasik Mucocele umumnya tampak sebuah penipisan dan
perluasan dinding sinus dan mungkin juga terdapat bukti adanya penyakit sinus yang
sekaligus disertai erosi tulang. Mucocele biasanya muncul homogen dan tanpa udara.8
CT scan jauh lebih baik dalam menggambarkan luasnya lesi dan hubungannya
dengan struktur sekitarnya. CT menunjukkan gambaranb tanpa udara, kerapatan isi
mukoid, perluasan, massa sinus dengan penipisan dan erosi bertahap margin tulang.
Luasnya kerusakan tulang juga lebih baik dinilai di CT scan. Mucocele sinus frontalis
cenderung mengikis dinding posterior karena ketipisan yang melekat. MRI
menunjukkan intensitas sinyal variabel pada kedua T1 dan T2 weighted images,
tergantung pada keadaan hidrasi, kadar protein dan viskositas isi Mucocele tersebut.
6
Pencitraan MR dengan meningkatkan Kontras berguna dalam membedakan mucocele
dari tumor sinonasal. Mucocele khas mengungkapkan peningkatan linear perifer tipis
dengan intensitas sinyal pusat rendah di T1 weighted images; dan tumor sinonasal
menunjukkan peningkatan difus. 8
Diagnosis
Penatalaksanaan
7
Ada dua cara terapi operatif mucocele. Yang pertama adalah marsupialisasi dan
pembuatan jalur drainase baru. Metode yang kedua adalah pendekatan eksternal
seperti Lynh-Howarth frontoetmoidektomi eksternal. 11,12,13
Penatalaksanaan mucocele idealnya dengan operasi. Sebelum dilakukan
prosedur endoskopi, frontoetmoidektomi eksternal juga merupakan penatalaksanaan
yang ideal. Pendekatan operasi berdasarkan ukuran, lokasi dan perluasan dari
mucocele.8
Klasifikasi operasi : 8
1. Pendekatan transnasal :
a. Operasi sinus endoskopik
b. Operasi sinus mikroskopik
c. Pendekatan transspenoidal
2. Pendekatan eksternal :
a. Caldwel Luc approach
b. Osteoplastic frontal sinus surgery
c. Etmoidektomi eksternal
d. Rinotomi lateral
e. Reseksi kraniofasial
8
Laporan Kasus
Seorang pasien laki-laki, 63 tahun datang ke Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan
THT RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar dengan keluhan utama sefalgia terutama
di dahi kiri yang dialami sejak 4 bulan terakhir, tidak ada keluhan lainnya seperti
hidung tersumbat, ingus mengalir dibelakang tenggorok, perdarahan dari hidung dan
gangguan penghidu, riwayat trauma pada daerah dahi disangkal. Tidak ada keluhan
telinga dan tenggorok.
Pada pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan fisik terdapat massa tumor di area
frontal sinistra ukuran 1,5x1,5 cm pada palpasi teraba massa dengan konsistensi padat
dan terfiksir, tidak ada nyeri tekan. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior kesan
normal, pemeriksaan otoskopi dan pemeriksaan faringoskopi kesan normal. Pada
pemeriksaan laboratorium dan foto toraks tidak tampak kelainan.
Gambar 3 : pasien dengan sedikit penonjolan di bagian dahi kiri tempat lokasi
mucocele sinus frontal kiri
9
- Sinus-sinus frontalis, aircell mastoid dan sella tursika baik
- Tampak soft tissue swelling pada regio anterior sinus frontalis
Kesan : - soft tissue swelling pada regio anterior sinus frontalis
- Osteoporosis senilis
10
Hasil CT scan kepala tanpa kontras potongan coronal:
- Tampak lesi isodens (23,52 HU) ukuran 3,5 cm x 2,6 cm dengan ekspansi dan
balloning tulang pada supraorbitalis kiri dibagian lateral sinus frontalis kiri yang
memasuki intracranial kesan berasal dari sinus frontalis kiri
- Perselubungan pada sinus maxillaris bilateral
- Sinus paranasalis lainnya dalam batas normal
- Konka nasalis inferior dan media mengecil, asimetris dengan permukaan
irreguler
- Ostiomeatal complex bilateral paten
- Area nasofaring yang terscan dalam batas normal
Kesan :
- Susp. Massa sinus frontalis kiri
- Suspek massa sinus frontal sinistra
- Rhinitis atrofikan kronik
Laporan operasi :
11
Infiltrasi lidokain + ephineprin 1 : 100.000 pada daerah prosesus
unsinatus, lakukan prosedur unsinektomi sinistra
Lakukan etmoidektomi anterior sinistra
Lakukan frontotomi sinistra, tampak daerah sinus frontal, kantong
mucocele telah tidak tampak
5.Pasang tampon boorzalf sinistra (1)
6.Jahit luka operasi lapis demi lapis
7.Operasi selesai, perdarahan durante operasi ± 30 cc
12
8 April 2015 Af infuse
KU : baik Af tampon boorzalf S/
S :Keluhan : nyeri luka operasi (-), sefalgia (-), Ganti verban
perdarahan (-) Boleh rawat jalan, control poli
O : terpasang tampon boorzalf S/ klinik 10 April 2015
Perdarahan (-) Cefadroxil 2 x 500mg
A: Post Op. Marsupialisasi mucocele frontal Methyl prednisolon 3 x 4mg
eksternal dan internal approach hari II Asam mefenamat 3 x 500mg
13
Saat pembedahan eksternal tampak visualisasi yang baik terhadap sinus frontal
dan tanpa kesulitan mengangkat kantong mucocele, dan ditemukan bahwa ternyata
tidak ada ekspansi mucocele sinus frontal ke intra kranial,defek juga tidak ditemukan.
Saat pembedahan internal kami melakukan evaluasi dan meyakinkan patensi sinus
frontal baik.
Pendekatan eksternal (modifikasi lynch howart) memiliki keuntungan yaitu :
1. Lebih baik , dimana akses menuju pada daerah sinus mucocele sukar apa bila
dilakukan lewat endonasal ( endoscopic sinus surgery).
2. Visualisasi untuk menilai sinus yang terkena mucocele lebih baik
Sedangkan kerugian dari Pendekatan eksternal (modifikasi lynch howart) :
1. Adanya scar atau luka bekas operasi sehingga mengganggu dari segi kosmetik
2. Resiko komplikasi intra cranial lebih besar
3. Edema pada palpebra superior
Setelah operasi selesai dan follow up hari kelima tidak di dapati ada keluhan
dari pasien, idealnya pasien kontrol 6 bulan setelah operasi, tetapi pasien belum
pernah datang kontrol di poli rawat jalan THT RS. Wahidin Sudirohusodo hingga saat
ini.
Kesimpulan
Bedah sinus endoskopi merupakan pilihan perawatan yang tepat untuk
mucocele frontal sederhana tanpa gejala. Tetapi kombinasi pendekatan eksternal dan
internal ( endonasal ) masih merupakan pilihan pada beberapa kasus mucocele
tertentu dimana hal ini diperlukan untuk mencegah rekurensi dan memperbaiki akibat
yang di timbulkan oleh mucocele, dikarenakan dengan pendekatan eksternal
visualisasi dan akses ke sinus yang menderita mucocele lebih baik dibandingkan
pendekatan internal ( endonasal) .
Penguasaan anatomi , pemahaman dan Kemampuan teknik dari seorang
operator dalam penanganan mucocele sangat berperan dalam keberhasilan operasi
untuk mencegah terjadinya komplikasi dan rekurensi saat dan pasca penatalaksanaan
mucocele. Pemeriksaan penunjang CT scan potongan coronal dan axial akan sangat
membantu operator dalam perencanaan teknik dan pendekatan operasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
12. Cagigal Beatriz Peral, Lezcano Javier Barrientoz, Blanco Raul Floriano, Cantera
Jose Miguel Garcia, Cuellar Luis Antonio Sanches, Hernandez Alberto Verrier.
Frontal sinus mucocele with intracranial and intraorbital extension. Med oral
patol cir bucal(serial on the internet). 2006 (cited 2006 august 1); 11: (about 4p.)
available from : http :// scielo. isciii.es/pdf / medicorpa / v11n6/14. Pdf ?origin =
publication_ detail
13. Carvalho Vilaca Bruna, Lopez Carvalho Campos de Isabella, Correa Brito de
James, Diniz Caldeira Furletti Lopes Renata. Typical and atypical presentations
of paranasal sinus mucocele at computed tomography. Radiol Bras vol.46 no.6
Sao Paulo Nov./Dec.2013. available from : http://www. scielo.br/ scielo.php?pid=
S010039842013000600372& script=sci_arttext
16