Anda di halaman 1dari 23

IMUNOTERAPI SPESIFIK ALERGEN

Oleh:
Abd. Azis Rola

Pembimbing:
dr. Aminuddin Azis, Sp.T.H.T.K.L(K)
PENDAHULUAN
 Rhinitis alergi (RA): masalah kesehatan global
 Mempengaruhi status kesehatan dan berbagai aspek
kehidupan
 Pendekatan terapi dilakukan secara bertahap sesuai
dengan berat ringan penyakit dan respon terhadap
pengobatan yang diberikan
RHINITIS ALERGI

Definisi (ARIA WHO): Inflamasi mukosa hidung yang


diperantarai oleh imunoglobulin E setelah pajanan alergen
Gejala:
 Bersin

 Rhinorea

 Rasa gatal

 Tersumbat
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi: terus meningkat


 10-25% populasi di seluruh dunia

 Orang dewasa: 10-30%

 Anak-anak: > 40%


ETIOLOGI

 Multifaktor
 Interaksi: genetik dan lingkungan

 Alergen:
 Inhalan (dewasa)
 Ingestan (anak)
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS

 Anamnesis: riwayat penyakit, pekerjaan, tempat tinggal,


riwayat penyakit dalam keluarga, faktor lingkungan,
faktor pencetus, paparan alergen, riwayat pengobatan
dan penyakit penyerta lain
 Pemeriksaan Fisik: mukosa edema, berwarna pucat
disertai sekret encer dan banyak
 Pemeriksaan Penunjang: SPT, SET, Tes provokasi
hidung, Ig E serum spesifik, sitologi hidung
TATALAKSANA
 Edukasi & avoidance
 Medikamentosa

 Operatif

 Imunoterapi spesifik alergen (ITSA)


IMUNOTERAPI SPESIFIK ALERGEN

 Memberikan ekstrak alergen dalam dosis yang meningkat


secara bertahap
 Tujuan: mengurangi gejala yang terjadi karena paparan
terhadap alergen yang bersangkutan, meningkatkan kualitas
hidup, serta menginduksi toleransi jangka panjang
MEKANISME KERJA IMUNOTERAPI
INDIKASI
 Rinitis alergi persisten atau intermitten sedang berat yang
tidak dapat dikontrol dengan pengobatan simptomatis
 Penderita yang dengan antihistamin dan famakoterapi
intranasal tidak cukup mengontrol gejala
 Penderita yang tidak menginginkan farmakoterapi

 Penderita dengan farmakoterapi menimbulkan efek samping


yang tidak diinginkan
KONTRAINDIKASI
JENIS IMUNOTERAPI

• Sub Cutaneus Immunotherapy (SCIT)


• Konvensional
• Konvensional Modifikasi
• SET
• Metode Baru
• Sub Lingual Immunotherapy ( SLIT )
• Intra Nasal
• Bronchial
PERBANDINGAN SCIT DAN SLIT
Imunoterapi Subkutan Imunoterapi Sublingual

Diberikan secara injeksi Diberikan secara tetes atau tablet

Program 4-6 tahun Program 4-6 tahun

Injeksi mingguan di sarana kesehatan Terapi dapat dilakukan di rumah, tetes diberikan harian,
berkisar antara 1-2 dosis perhari terpenuhi

Direkomendasikan untuk menggunakan epipen Tidak dibutuhkan epipen, tidak ada reaksi anafilaksis

Maintenance tercapai dalam 4-6 bulan tergantung Maintenance tercapai dalam 34 bulan
kepatuhan dan reaksi pasien

Terdapat reaksi seperti bengkak, merah, gatal, Reaksi biasanya minor (gatal di area bawah lidah)
urtikaria, dan jarang, anafilaksis dapat terjadi

Pasien tidak boleh mengkonsumsi βblocker, harus Tidak ada interferensi dengan obat-obatan lain (boleh
dihentikan jika terjadi efek samping menggunakan βblocker)
DOSIS
 Dosis awal
 Dosis yang aman pada pertama kali
 Biasanya dalam jumlah kecil atau sangat kecil
 Berdasarkan hasil Skin Prick Test

 Dosis optimal
 Dosis tertinggi yang diberikan sebagai dosis pemeliharaan
 Biasanya sama untuk setiap pasien
 Tidak tergantung usia
DOSIS
 Dosis toleransi
 Dosis tertinggi yang dapat ditoleransi pasien
 Berbeda untuk setiap pasien
 Tergantung usia

 Dosis pemeliharaan
 Dosis tertinggi yang diberikan sebagai dosis pemeliharaan
 Dapat berupa dosis optimal atau dosis toleransi
JADWAL PEMBERIAN
 Dilakukan perminggu
 Selanjutnya tiap 2 minggu, tiap 3 minggu dan tiap 6
bulan selama 2-4 tahun
 Dosis pemeliharaan umumnya 0,5 ml dari ekstrak
konsentrasi 1:100
Dosis Mingguan Imunoterapi Konvensional
Konsentrasi Konsentrasi Volume (ml)
(PNU/ml) (W/V)  

100 1 : 10000 0.05

    0.1

  7 suntikan 0.15

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

1000 1 ꓽ 1000 0.1

    0.2

  5 suntikan 0.3

    0.4

    0.5

    0.05

10000 1 ꓽ 100 0.1

    0.15

  7 suntikan 0.2

    0.3

  Dosis pemeliharaan 0.4

Dosis optimal (19 suntikan) 0.5


Jadwal interval Imunoterapi Konvensional Modifikasi

  Suntikan IK/SK Batas Toleransi

Dosis awal - Ke 1 - 13 IK Diameter bintul 25x25 mm

pemeliharaan     atau perbandingan diameter

      bintul menit ke 15 dan

      menit ke 0 <2,5 mm

Dosis pemeliharaan 2 minggu/kali : 6 kali SK  

  3 minggu/kali : 3 kali    

  1 bulan/kali : 3 kali    

  2 bulan/kali : 2 kali    

  3 bulan/kali : 2 kali    

  4 bulan/kali : 2 kali    

  5 bulan/kali : 2 kali    

  6 bulan/kali: 2 kali    

Total penyuntikan 31-35 kali dalam 50 bulan    

       
PROSEDUR PEMBERIAN IMUNOTERAPI
 Identifikasi alergen dan dosis
 Menggunakan jarum suntik 1 cc tuberkulin no. 26

 Tempat suntikan: bagian belakang lengan atas

 Observasi 30 menit setelah suntikan


EFEK SAMPING
 Reaksi Lokal: eritema, urtikaria
 Sistemik: Hipotensi, palpitasi, asma, syok anafilaktik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai