Anda di halaman 1dari 24

TUGAS AKHIR

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI TIPE SEAWALL PADA


PANTAI TALISE

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Strata Satu (S1) Teknik Sipil pada Universitas Tadulako

Oleh :

WISNU WARDANA S
F 111 17 133

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, DESEMBER 2020
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ……..…………………………………………………..... i
Halaman Pengesahan…………..…………………………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………….. iii
Daftar Isi ………………………………………………………………... iv
Daftar Tabel ……………………………………………………………... vi
Daftar Gambar …………………………………………………………... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………..………….... I-1
1.2 Batasan Masalah …………………………………………………… I-2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………..... I-2
1.4 Tujuan Masalah ……………………………………………………. I-2
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………………. I-2

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


2.1 Kondisi Umum & Aspek Geografisk Kota Palu…………….……… II-4
2.2 Lokasi Pemasangan Seawall ………………………………………. II-4

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Gelombang………….. ….…………………………………………. III-6
3.1.1 Pengertian Gelombang……………………………………....,,, III-6
3.2 Pasang Surut …………………………………………….…….…… III-7
3.3 Bangunan Pengaman Pantai Tipe Seawall ……………………….. III-12
3.4 Lapis Lindung …………………………………………………….... III-13
3.4.1 Berat Butir Lapis Lindung ………………….….….…………. III-14
3.4.2 Toe Protection …………..………………………….……..…. III-16

BAB IV METODOLOGI
4.1 Alur Penelitian …...….…………………………….……………… IV-17
4.2 Studi Literatur ……....………………………………….………… IV-18
4.3 Pengumpulan Data ……..…………………………………………. IV-18
4.3.1 Data Primer ……………………….…………………………. IV-18

iv
4.3.2 Data Sekunder …………………….…………………………. IV-18
4.4 Perhitungan/Analisis ……………………………………………… IV-18
4.4.1 Perhitungan Struktur Dinding Penahan ……………………….. IV-18
4.4.2 Perhitungan Lapis Lindung ……………………………………. IV-18
4.4.3 Stabilitas Struktur ……………………………………………… IV-19

Daftar Pustaka ………………………………………………………… P-1

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Koefisien Lapis ……………………………………………… III-14


Tabel 3.2 Daftar Berat Isi Material Bangunan ..……………….……….. III-15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Lokasi Penelitian skala 1:300 ………………….……… II-5

Gambar 3.2 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global .. III-8

Gambar 3.3 Menentukan panjang segmen Fetch ……………………….... III-10

Gambar 3.4 Grafik Peramalan Gelombang ………………………………. III-11

Gambar 3.5 Grafik Run-up Gelombang ………………………………….. III-12

Gambar 3.6 Bangunan Seawall …………………………………………... III-13

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian ………………………………………. IV-17

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Palu merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas
wilayah 395,06 km2 yang berada pada kawasan dataran lembah dan teluk Palu.
Secara geografis Kota Palu terletak antara 0º,36” - 0º,56” Lintang Selatan dan
119º,45” - 121º,1” Bujur Timur. (Badan Pusat Statistik Palu, 2017) .
Kota Palu merupakan wilayah teluk yang sangat pontesial baik dari hasil
laut maupun pertambakan, salah satu Pantai yang terkenal di kota palu yang
terletak di sebelah timur palu yaitu Pantai Talise. Pantai Talise merupakan sebuah
obyek wisata yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Namun kondisi
Pantai Talise sekarang sangat mengkhawatirkan disebabkan hancurnya Seawall
yang terjadi akibat Tsunami dan Gempa yang terjadi pada 28 September 2018
silam. Hal ini membuat daerah pantai talise mengalami abrasi/terkikis akibat
hancurnya Seawall di daerah pantai talise dan gelombang air laut naik ke jalan.
Pengikisan daerah pantai atau abrasi akan mengakibatkan terjadinya
pengurangan daerah daratan pantai. Umumnya pengurangan daerah pantai dimulai
dari area yang paling dekat dengan air laut, sebab area ini menjadi sasaran utama
dari pengikisan. Abrasi tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena jika terjadi secara
terus-menerus akan menggerogoti bagian pantai dan pada akhirnya menyebabkan
air laut menggenangi beberapa area di wilayah pesisir. Penanganan masalah abrasi
harus dilakukan dengan pembuatan konstruksi dinding penahan di sepanjang
pantai. (Anonim, 2019)
Bangunan pelindung pantai adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
melindungi pantai dari kerusakan karena serangan gelombang laut, arus,
mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai serta merubah laju transport
sedimen sepanjang pantai. Bangunan pelindung pantai bisa berupa pasangan batu,
beton, turap, dan kayu. Permukaan bangunan dapat berupa sisi tegak, miring,

I-1
lengkung atau bertangga. Salah satu contoh bangunan pelindung pantai adalah
seawall. (Bambang Triatmojo,1999)
Sebagai contoh pengunaan seawall tipe rubble-mound sendiri memiliki
beberapa keungulan diantaranya merendam gelombang, dan merupakan bangunan
yang bersifat flexsibel ketika terjadi kerusakan mudah diperbaiki. (Bpsdm, 2018)
Penaganan masalah abrasi di lakukan dengan konstruksi pengaman pantai tipe
Seawall di sepanjang pantai. Sehingga penulis tertarik untuk mendesain Kembali
dinding penahan sebagai perencanaan alternatif dan mengangkat judul “Studi
Perencanaan Bangunan Pantai Tipe Seawall Pada Pantai Talise”

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah :
1. Analisis kestabilan dengan memperhitungkan pengaruh muka air laut dan
gelombang.
2. Analisis stabilan guling dan geser pada bangunan pelindung Pantai

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana perancanan bangunan penahan Pantai Talise dengan


menggunakan bagunan Seawall?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kestabilan bangunan


pelindung pantai terhadap muka air laut dan gelombang.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah membagi kerangka dalam


beberapa bagian yang dibuat bab per bab dengan maksud agar masalah yang
dikemukakan lebih jelas dan lebih mudah dipahami. Adapun rencana sistematika
penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan : bab ini menguraikan tentang latar


belakang tujuan, rumusan masalah,

I-2
batasan masalah, dan sistematika
penulisan.

BAB II. Gambaran Umum : bab ini memberikan gambaran mengenai


kondisi/keadaan lokasi atau objek yang
menjadi bahan penelitian.

BAB III. Tinjauan Pustaka : bab ini menguraikan secara umum tentang
teori pendukung meliputi dinding
penahan, tekanan tanah lateral, pasang
surut, energi gelombang dan abrasi.

BAB IV. Metodologi : bab ini menguraikan diagram alir


penelitian, pengumpulan data, dan
analisis.

BAB V. Hasil dan Pembahasan : bab ini menguraikan tentang data


laboratorium, yang digunakan untuk
menghitung dimensi dinding penahan
yang memenuhi syarat kestabilan yang
ekonomis.

BAB VI. Penutup : bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil


pembahasan dan memberikan saran-saran
berguna.

I-3
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Kondisi Umum & Aspek Geografis Kota Palu

Kota Palu memiliki luas wilayah 395,06 km2 dan wilayah lautan 189.000
km2. Mempunyai lengkungan garis pantai sepanjang 976,053 m2 yang mirip
dengan bulan sabit dan mengelilingi perairan Teluk Palu atau biasa di sebut pantai
talise. Sendangkan wilayah barat dan selatan kota palu merupakan wilayah
dataran dan menjadi wilayah permukiman warga kota palu. Pantai talise terletak
di timur kota palu
Pantai Talise terletak antara 0º,52’,36” - 0º,51’,52” Lintang Selatan dan
119º,50’,15” - 119º,52’39” Bujur Timur. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati
oleh garis meridian 1200 Bujur Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu
untuk wilayah yang termasuk dalam Waktu Indonesia Tengah (WITA) (Badan
Pusat Statistik Kota Palu, 2017).

2.2. Lokasi Pemasangan Seawall

Lokasi pemasangan berada di Pantai Talise yang tersebar Mulai Jln. Cumi-
cumi sampai Jln kp nelayan. Lokasi tersebut merupakan wilayah bekas terjangan
tsunami dan gempa pada 2018 silam, wilayah tersebut merupakan tempat wisata,
pemukiman penduduk, sekolah, dan infrastruktur jalan raya. Material pantai
terdiri dari pasir halus sampai kasar, kerikil, pecahan karang dan sisa-sisa pecahan
kulit kerang
Daerah yang akan menjadi lokasi penelitian yaitu Kecamatan Palu Timur,
Kota palu, tepatnya pada lokasi Pantai Talise dengan tinjauan penelitian bangunan
seawall sepanjang 7,2 Km

II-4
SKALA 1:300

Gambar 2.1 Peta Lokasi Penelitian skala 1:300

(Google Earth, 2020)

II-5
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Gelombang

3.1.1 Pengertian Gelombang Laut

Gelombang laut adalah bentuk permukaan laut yang berupa punggung atau
puncak gelombang dan palung atau lembah gelombang oleh gerak ayun
(oscillatory movement) akibat tiupan angin, erupsi gunung api, pelongsoran dasar
laut, atau lalu lintas kapal. Gelombang laut memiliki dimensi yaitu periode
gelombang, panjang gelombang, tinggi gelombang, dan cepat rambat gelombang
(Riadi, 2016).

Pada saat gelombang menjalar dari perairan dalam ke pantai dimana


bangunan pantai akan dibangun, maka gelombang tersebut mengalami proses
perubahan tinggi dan arah gelombang. Perubahan ini antara lain disebabkan
karena proses refraksi, difraksi, pendangkalan dan pecahnya gelombang. Keempat
proses perubahan (deformasi) gelombang tersebut dapat menyebabkan tinggi
gelombang bertambah atau berkurang. Oleh karena itu tinggi gelombang rencana
yang akan dipergunakan di lokasi harus ditinjau terhadap proses ini. Tinggi
gelombang rencana terpilih adalah tinggi gelombang maksimum yang mungkin
terjadi di lokasi. Apabila gelombang telah pecah sebelum mencapai lokasi
pekerjaan, maka gelombang rencana yang dipakai adalah tinggi gelombang pecah
(Hb) di lokasi. Tinggi gelombang pecah ini biasanya dikaitkan dengan kedalaman
perairan (ds) dan landai dasar pantai (m). Apabila pantai relatif datar, maka tinggi
gelombang pecah dapat ditentukan dengan rumus (CERC, 1984):

Hb = 0,78ds , dimana ds=DWL ………....(3.1)

Keterangan :

Hb = Tingi gelombang pecah (m)

III-6
ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)

Dengan demikian tinggi gelombang rencana (HD) dapat ditentukan


dengan rumus :

HD = Hb ………....(3.2)

3.2 Pasang Surut

Pasang surut adalah perubahan antara muka air laut yang berlangsung
secara periodik akibat pengaruh gaya tarik antar bumi, dengan benda-benda ruang
angkasa, terutama bulan dan matahari. (Triatmodjo, 2012),

Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka
diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasang surut, yang
dapat digunakan sebagai pedoman di dalam perencanaan dinding penahan pantai.

Dalam satu hari terjadi satu kali pasang surut, tetapi kadang kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Walaupun telah
diketahui bahwa penyebab pasut adalah gaya gravitasi, namun masih banyak
faktor lain yang mempengaruhi, memodifikasi dan mengontrol pasut. Secara
umum faktor-faktor tersebut dibagi dalam 2 (dua) interaksi diantaranya. Doodson
(1920) telah mengidentifikasi sebanyak 390 faktor konstan yang biasa disebut
Tidal Contstitient (Triatmodjo, 2012). Dalam hal untuk menentukan tinggi
HHWL, HWL, MSL, LWL, dan LLWL dilakukan dengan pengukuran pasang
surut minimum 15 hari. Dengan pengamatan 15 hari tersebut telah mencakup
satu siklus pasang surut yang sudah meliputi pasang purnama (Triatmodjo, 2012).

Elevasi muka air laut rencana merupakan parameter yang sangat penting di
dalam perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakan penjumlahan
dari beberapa parameter pasang surut, wind set up, dan kenaikan muka air karena
perubahan suhu global. Elevasi muka air rencana dihitung dengan rumus sebagai
berikut: (Triatmodjo, 2012)

DWL = HHWL + ∆h + SLR …..…….…(3.3)

Dimana :

III-7
DWL : Elevasi muka air rencana

∆h : Kenaikan elevasi muka air karena badai (Wind set-up)

SLR : Kenaikan elevasi muka air laut karena pemanasan global (Sea
Level Rise)

Kenaikan Muka Air Karena Angin (Wind set-up) dihitung dengan rumus :
(Triatmodjo, 2012)

V2
∆ h=F c ……. (3.4)
2 gd

Dengan,

F = Panjang fetch (km)

c = 3,5 x 10-6 (konstanta)

V = Uw = kecepatan angin

d = kedalaman laut dangkal

Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan


kenaikan suhu bumi sehingga mengakibatkan kenaikan muka air laut, sehingga
nilai SLR dapat dicari menggunakan Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global

III-8
(Triatmodjo, 2012)

Periode gelombang dapat dicari dengan menghubungkan nilai Fetch dan


UA menggunakan grafik peramalan gelombang (Triatmodjo, 2012). Untuk
menghitung panjang Fetch, dapat dihitung dengan rumus :

Σ Xi cos α …..(3.5)
Feff =
Σ cos α

Dengan :

Feff : fetch rerata efektif

Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke


ujung akhir fetch

α : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan


pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o pada kedua sisi dari arah angin.
(Triatmodjo, 2012)

III-9
Gambar 3.3 Menentukan panjang segmen Fetch (Yudhistira,1999)

III-10
Dengan menggunakan gambar 3.3 panjang segmen Fetch dapat dihitung dengan
mengetahui arah angin dominan daerah lokasi penelitian, kemudian memplot pada
kedua sisi dari arah angin menggunakan pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o
(Triatmodjo, 2012) dan menghitung panjang sisi-sisi tersebut dalam km. Setelah
itu panjang Fetch dapat dihitung dengan rumus yang dijelaskan sebelumnya.

Gambar 3.4 Grafik Peramalan Gelombang (Triatmodjo, 2012)

sehingga diperoleh nilai : T, dan dapat dihitung Lo = 1,56 T 2

tg θ
Ir= ….. (3.6)
¿¿

Run-up gelombang dicari dari gambar berikut :

III-11
Gambar 3.5 Grafik Run-up Gelombang (Triatmodjo, 2012)

3.3 Bangunan pengaman pantai tipe Seawall

Willy (2015) mengemukakan bahwa bangunan pantai digunakan untuk


melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu :

1. Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan


kerusakan karena serangan gelombang

2. Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai

3. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai

Menurut Willy (2015) dan Antoni (2011) “Seawall adalah struktur vertikal yang
dibuat vertikal sejajar dengan pantai. Berfungsi sebagai pelindung/penahan
terhadap kekuatan gelombang. Seawall biasanya berbentuk struktur besar dan
dibuat dengan campuran beton. Seawall memiliki bentuk kurva cekung yang
dirancang untuk membelokkan energi gelombang yang datang ke arah atas dan
menjauh dari bagian bawah Seawall, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
gerusan di dasar dinding”.

III-12
Gambar 3.6 Bangunan Seawall (Anonim, 2019)

3.4 Lapis Lindung

3.3.1 Berat Butir Lapis Lindung

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam
yang dilindungi oleh lapis lindung berupa batu besar dengan bentuk tertentu.
biasanya butir batu disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis terluar (lapis
pelindung luar) terdiri dari batu dengan ukuran besar dan semakin ke dalam
ukurannya semakin kecil. Berat batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson
berikut ini. (Triatmodjo, 2012)

a. Lapis pelindung luar (armour stone)

γ batu H 3
W= .... (3.7)
K D¿ ¿
Dengan , γbatu = berat isi batu
γair = berat isi air laut
Untuk macam-macam jenis lapis lindung dapat dilihat pada tabel berikut:

III-13
Tabel 3.1 Koefisien Lapis

Lengan Bangunan Ujung (kepala) bangunan Kemiringan


Lapis Lindung n Penempatan
KD KD
Gelombang Gelombang Gelombang Gelombang Cot θ
pecah tak pecah pecah tak pecah
Batu pecah
Bulat halus 2 Acak 1,2 2,4 1,1 1,9 1,5 - 3,0
Bulat halus >3 Acak 1,6 3,2 1,4 2,3 2
Bersudut kasar 1 Acak 1 2,9 1 2,3 2
1,9 3,2 1,5
Bersudut kasar 2 Acak 2,0 4,0 1,6 2,8 2,0
1,3 2,3 3,0
Bersudut kasar >3 Acak 2,2 4,5 2,1 4,2 2
Bersudut kasar 2 Khusus 5,8 7,0 5,3 6,4 2
Paralelpipedium 2 Khusus 7,0 - 20,0 8,5 - 24,0 - -
Tetrapod 7,0 8,0 5,0 6,0 1,5
dan 4,5 5,5 2,0
Quadripod 2 Acak 3,5 4,0 3,0
9,0 10,0 8,3 9,0 1,5
7,8 8,5 2,0
Tribar 2 Acak 6,0 6,5 3,0
15,8 31,8 8,0 16,0 2,0
Dolos 2 Acak 7,0 14,0 3,0
Kubus dimodifikasi 2 Acak 6,5 7,5 - 5,0 2
Hexapod 2 Acak 8,0 9,5 5,0 7,0 2
Tribar 1 Seragam 12,0 15,0 7,5 9,5 2
Batu pecah (KRR) - Acak 2,2 2,5 - -

Catatan:

a. n: jumlah susunan butir batu dalam lapis pelindung

b. penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah

c. penggunaan nilai KD dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3

(Triatmodjo, 2012)

III-14
Tabel 3.2 Daftar Berat Isi Material Bangunan

No Nama Material Berat isi (kg/m3)


1 Pasir 1400
2 Kerikil, Koral, Split (kering/lembab) 1800
3 Tanah, Lempung (kering/lembab) 1700
4 Tanah, Lempung (basah) 2000
5 Batu Alam 2600
6 Batu Belah, Batu Bulat, Batu Gunung 1500
7 Batu Karang 700
8 Pasangan Bata Merah 1700
9 Pasangan Batu Belah, Bulat, Gunung 2200
10 Pasangan Batu Cetak 2200
11 Pasangan Batu Karang 1450
12 Kayu (Kelas I) 1000
13 Beton 2200
14 Beton Bertulang 2400
15 Besi Tuang 7250
16 Baja 7850
17 Timah Hitam/Timbel 11400

γ batu
dengan, S R= ….. (3.8)
γ air
1. Tebal lapis pelindung (t1)
W
t 1=n K ∆ 3
√ γr
…. (3.9)

2. Lapis pelindung kedua (secondary stone) = W/10 …. (3.10)


Tebal lapis pelindung (t2)
W
t 2=n K ∆ 3
√ γr
…. (3.11)

3. Lapis core layer = W/200 .…. (3.12)

4. Lebar puncak dinding penahan


W
B=n K ∆ 3
√ γr
.…. (3.13)

III-15
3.3.2 Toe Protection
Maka perhitungan toe protection adalah sebagai berikut: (Triatmodjo, 1999)
Tinggi toe protection (t toe )
t 1+t 2
tebal lapis rata-rata (r) = ... (3.14)
2
Lebar toe protection
B = 2 HD s/d 3 HD …. (3.15)

III-16
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Alur Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyusun langkah-langkah


rencana kegiatan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penelitian, untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun rencana kegiatan
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

IV-17
4.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
melaksanakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Studi literatur
penting digunakan untuk menghindari timbulnya masalah terkait hak cipta (Tisi,
2015).

4.3 Pengumpulan data


Dalam penelitian ini data awal yang diperlukan adalah data angin, pasang
surut dan tanah. Data angin, pasang surut dan jenis tanah diperoleh dengan
pengambilan langsung dari lokasi penelitian.

4.2.1 Pengolahan Data Angin


Kecepatan angin adalah kecepatan angin horisontal. Kecepatan angin
pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan
tujuan angin (sebagian faktor pendorong) dan resistensi medan yang dilaluinya
(Lakitan, 1994). Pengukuran kecepatan angin dilakukan untuk mengetahui
kecepatan angin yang dianggap akan mempengaruhi kestabilan dinding penahan
tersebut. Data kecepatan angin diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi
Dan Geofisika Stasiun Meteorologi.
Data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian adalah data angin. Data
angin yang di ambil digunakan untuk menentukan Wind Rose ( mawar angin) dan
Fetch Efektif pantai Talise.

4.2.2 Pengolahan Data Pasang Surut


Adapun dalam penelitian ini data pasang surut yang diambil digunakan
untuk menentukan tipe pasang surut di lokasi penelitian dan memperoleh nilai
HHWL (Highest High Water Level) dan LLWL (Lowest Low Water Level) di
lokasi tersebut.

IV-18
4.2.3 Pengolahan Data Tanah
Pada penelitian ini, data tanah diperoleh dari data instansi yang terkait untuk
digunakan untuk menentukan daya dukung guling dan geser.

4.4 Analisis Hasil


Pada tahapan ini dapat dianalisis tentang hasil perhitungan struktur sehingga
dari analisis ini dapat diketahui tentang angin dominan, besar Fecthnya, tinggi
gelombang, perencanaan tekniks bangunan Seawall pada pantai Talise dan
stabilitas guling dan geser Seawall pada pantai Talise.

IV-19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2019. Abrasi (Online) https://rimbakita.com/abrasi/ Diunduh 27


September 2020.

Anonim 2019 https://docplayer.info/160760166-Kuliah-umum-teknik-pantai-dan-


upaya-penanganan-kerusakan-pantai-dr-ir-dede-m-sulaiman-m-sc-peneliti-
utama-bidang-teknologi-pantai-dan-pelabuhan.html

Anonim, 2012, Daftar Berat Jenis Material Bangunan, Diunduh 20 oktober 2020

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah (online)


https://palukota.bps.go.id/statictable/2016/09/28/249/luas-kota-palu-
menurut-kecamatan.html , Diunduh 27 September 2020.

BPSDM 2018
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/09/eed60_Pere
ncanaan_Bangunan_Pantai.ppt, di unduh 29 november

Das, Braja M. 1998. Shallow Foundation Bearing Capacity and Settlement.


Second Edition. Francis: CRCPress.

Triatmodjo, Bambang. 2012. Perencanaan Bangunan pantai BetaOffset.

Peta Pantai Talise, Google Earth Pro 2020, Diunduh 28 September 2020

Riadi, Muchlisin. 2016. Teori Gelombang Laut. (Online),


http://www.kajianpustaka.com/2016/01/teori-gelombang-laut.html,
diunduh 20 Oktober 2020.

Tisi. 2015. Tugas Teknik & System Informatika. (Online), http://tugastisi.blogspot.


com/2015/06/studi-literatur-adalah.html?m=1 , diunduh 20 Oktober 2020.

Willy, Priyantok. 2015. Bahan Bangunan Laut. (Online),


http://willyapriyantokl14. blogspot. co. id/2015/11/bangunan-pantai-dan-
lepas-pantai.html, diunduh 20 Oktober 2020.

P-1

Anda mungkin juga menyukai