Oleh :
WISNU WARDANA S
F 111 17 133
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………..………….... I-1
1.2 Batasan Masalah …………………………………………………… I-2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………..... I-2
1.4 Tujuan Masalah ……………………………………………………. I-2
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………………. I-2
BAB IV METODOLOGI
4.1 Alur Penelitian …...….…………………………….……………… IV-17
4.2 Studi Literatur ……....………………………………….………… IV-18
4.3 Pengumpulan Data ……..…………………………………………. IV-18
4.3.1 Data Primer ……………………….…………………………. IV-18
iv
4.3.2 Data Sekunder …………………….…………………………. IV-18
4.4 Perhitungan/Analisis ……………………………………………… IV-18
4.4.1 Perhitungan Struktur Dinding Penahan ……………………….. IV-18
4.4.2 Perhitungan Lapis Lindung ……………………………………. IV-18
4.4.3 Stabilitas Struktur ……………………………………………… IV-19
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global .. III-8
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Palu merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas
wilayah 395,06 km2 yang berada pada kawasan dataran lembah dan teluk Palu.
Secara geografis Kota Palu terletak antara 0º,36” - 0º,56” Lintang Selatan dan
119º,45” - 121º,1” Bujur Timur. (Badan Pusat Statistik Palu, 2017) .
Kota Palu merupakan wilayah teluk yang sangat pontesial baik dari hasil
laut maupun pertambakan, salah satu Pantai yang terkenal di kota palu yang
terletak di sebelah timur palu yaitu Pantai Talise. Pantai Talise merupakan sebuah
obyek wisata yang memiliki panorama alam yang sangat indah. Namun kondisi
Pantai Talise sekarang sangat mengkhawatirkan disebabkan hancurnya Seawall
yang terjadi akibat Tsunami dan Gempa yang terjadi pada 28 September 2018
silam. Hal ini membuat daerah pantai talise mengalami abrasi/terkikis akibat
hancurnya Seawall di daerah pantai talise dan gelombang air laut naik ke jalan.
Pengikisan daerah pantai atau abrasi akan mengakibatkan terjadinya
pengurangan daerah daratan pantai. Umumnya pengurangan daerah pantai dimulai
dari area yang paling dekat dengan air laut, sebab area ini menjadi sasaran utama
dari pengikisan. Abrasi tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena jika terjadi secara
terus-menerus akan menggerogoti bagian pantai dan pada akhirnya menyebabkan
air laut menggenangi beberapa area di wilayah pesisir. Penanganan masalah abrasi
harus dilakukan dengan pembuatan konstruksi dinding penahan di sepanjang
pantai. (Anonim, 2019)
Bangunan pelindung pantai adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
melindungi pantai dari kerusakan karena serangan gelombang laut, arus,
mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai serta merubah laju transport
sedimen sepanjang pantai. Bangunan pelindung pantai bisa berupa pasangan batu,
beton, turap, dan kayu. Permukaan bangunan dapat berupa sisi tegak, miring,
I-1
lengkung atau bertangga. Salah satu contoh bangunan pelindung pantai adalah
seawall. (Bambang Triatmojo,1999)
Sebagai contoh pengunaan seawall tipe rubble-mound sendiri memiliki
beberapa keungulan diantaranya merendam gelombang, dan merupakan bangunan
yang bersifat flexsibel ketika terjadi kerusakan mudah diperbaiki. (Bpsdm, 2018)
Penaganan masalah abrasi di lakukan dengan konstruksi pengaman pantai tipe
Seawall di sepanjang pantai. Sehingga penulis tertarik untuk mendesain Kembali
dinding penahan sebagai perencanaan alternatif dan mengangkat judul “Studi
Perencanaan Bangunan Pantai Tipe Seawall Pada Pantai Talise”
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah :
1. Analisis kestabilan dengan memperhitungkan pengaruh muka air laut dan
gelombang.
2. Analisis stabilan guling dan geser pada bangunan pelindung Pantai
I-2
batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
BAB III. Tinjauan Pustaka : bab ini menguraikan secara umum tentang
teori pendukung meliputi dinding
penahan, tekanan tanah lateral, pasang
surut, energi gelombang dan abrasi.
I-3
BAB II
Kota Palu memiliki luas wilayah 395,06 km2 dan wilayah lautan 189.000
km2. Mempunyai lengkungan garis pantai sepanjang 976,053 m2 yang mirip
dengan bulan sabit dan mengelilingi perairan Teluk Palu atau biasa di sebut pantai
talise. Sendangkan wilayah barat dan selatan kota palu merupakan wilayah
dataran dan menjadi wilayah permukiman warga kota palu. Pantai talise terletak
di timur kota palu
Pantai Talise terletak antara 0º,52’,36” - 0º,51’,52” Lintang Selatan dan
119º,50’,15” - 119º,52’39” Bujur Timur. Keistimewaan daerah ini adalah dilewati
oleh garis meridian 1200 Bujur Timur yang menjadi acuan dari penentu waktu
untuk wilayah yang termasuk dalam Waktu Indonesia Tengah (WITA) (Badan
Pusat Statistik Kota Palu, 2017).
Lokasi pemasangan berada di Pantai Talise yang tersebar Mulai Jln. Cumi-
cumi sampai Jln kp nelayan. Lokasi tersebut merupakan wilayah bekas terjangan
tsunami dan gempa pada 2018 silam, wilayah tersebut merupakan tempat wisata,
pemukiman penduduk, sekolah, dan infrastruktur jalan raya. Material pantai
terdiri dari pasir halus sampai kasar, kerikil, pecahan karang dan sisa-sisa pecahan
kulit kerang
Daerah yang akan menjadi lokasi penelitian yaitu Kecamatan Palu Timur,
Kota palu, tepatnya pada lokasi Pantai Talise dengan tinjauan penelitian bangunan
seawall sepanjang 7,2 Km
II-4
SKALA 1:300
II-5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Gelombang
Gelombang laut adalah bentuk permukaan laut yang berupa punggung atau
puncak gelombang dan palung atau lembah gelombang oleh gerak ayun
(oscillatory movement) akibat tiupan angin, erupsi gunung api, pelongsoran dasar
laut, atau lalu lintas kapal. Gelombang laut memiliki dimensi yaitu periode
gelombang, panjang gelombang, tinggi gelombang, dan cepat rambat gelombang
(Riadi, 2016).
Keterangan :
III-6
ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)
HD = Hb ………....(3.2)
Pasang surut adalah perubahan antara muka air laut yang berlangsung
secara periodik akibat pengaruh gaya tarik antar bumi, dengan benda-benda ruang
angkasa, terutama bulan dan matahari. (Triatmodjo, 2012),
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka
diperlukan suatu elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasang surut, yang
dapat digunakan sebagai pedoman di dalam perencanaan dinding penahan pantai.
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang surut, tetapi kadang kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Walaupun telah
diketahui bahwa penyebab pasut adalah gaya gravitasi, namun masih banyak
faktor lain yang mempengaruhi, memodifikasi dan mengontrol pasut. Secara
umum faktor-faktor tersebut dibagi dalam 2 (dua) interaksi diantaranya. Doodson
(1920) telah mengidentifikasi sebanyak 390 faktor konstan yang biasa disebut
Tidal Contstitient (Triatmodjo, 2012). Dalam hal untuk menentukan tinggi
HHWL, HWL, MSL, LWL, dan LLWL dilakukan dengan pengukuran pasang
surut minimum 15 hari. Dengan pengamatan 15 hari tersebut telah mencakup
satu siklus pasang surut yang sudah meliputi pasang purnama (Triatmodjo, 2012).
Elevasi muka air laut rencana merupakan parameter yang sangat penting di
dalam perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakan penjumlahan
dari beberapa parameter pasang surut, wind set up, dan kenaikan muka air karena
perubahan suhu global. Elevasi muka air rencana dihitung dengan rumus sebagai
berikut: (Triatmodjo, 2012)
Dimana :
III-7
DWL : Elevasi muka air rencana
SLR : Kenaikan elevasi muka air laut karena pemanasan global (Sea
Level Rise)
Kenaikan Muka Air Karena Angin (Wind set-up) dihitung dengan rumus :
(Triatmodjo, 2012)
V2
∆ h=F c ……. (3.4)
2 gd
Dengan,
V = Uw = kecepatan angin
Gambar 3.2 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global
III-8
(Triatmodjo, 2012)
Σ Xi cos α …..(3.5)
Feff =
Σ cos α
Dengan :
III-9
Gambar 3.3 Menentukan panjang segmen Fetch (Yudhistira,1999)
III-10
Dengan menggunakan gambar 3.3 panjang segmen Fetch dapat dihitung dengan
mengetahui arah angin dominan daerah lokasi penelitian, kemudian memplot pada
kedua sisi dari arah angin menggunakan pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o
(Triatmodjo, 2012) dan menghitung panjang sisi-sisi tersebut dalam km. Setelah
itu panjang Fetch dapat dihitung dengan rumus yang dijelaskan sebelumnya.
tg θ
Ir= ….. (3.6)
¿¿
III-11
Gambar 3.5 Grafik Run-up Gelombang (Triatmodjo, 2012)
Menurut Willy (2015) dan Antoni (2011) “Seawall adalah struktur vertikal yang
dibuat vertikal sejajar dengan pantai. Berfungsi sebagai pelindung/penahan
terhadap kekuatan gelombang. Seawall biasanya berbentuk struktur besar dan
dibuat dengan campuran beton. Seawall memiliki bentuk kurva cekung yang
dirancang untuk membelokkan energi gelombang yang datang ke arah atas dan
menjauh dari bagian bawah Seawall, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
gerusan di dasar dinding”.
III-12
Gambar 3.6 Bangunan Seawall (Anonim, 2019)
Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam
yang dilindungi oleh lapis lindung berupa batu besar dengan bentuk tertentu.
biasanya butir batu disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis terluar (lapis
pelindung luar) terdiri dari batu dengan ukuran besar dan semakin ke dalam
ukurannya semakin kecil. Berat batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson
berikut ini. (Triatmodjo, 2012)
γ batu H 3
W= .... (3.7)
K D¿ ¿
Dengan , γbatu = berat isi batu
γair = berat isi air laut
Untuk macam-macam jenis lapis lindung dapat dilihat pada tabel berikut:
III-13
Tabel 3.1 Koefisien Lapis
Catatan:
(Triatmodjo, 2012)
III-14
Tabel 3.2 Daftar Berat Isi Material Bangunan
γ batu
dengan, S R= ….. (3.8)
γ air
1. Tebal lapis pelindung (t1)
W
t 1=n K ∆ 3
√ γr
…. (3.9)
III-15
3.3.2 Toe Protection
Maka perhitungan toe protection adalah sebagai berikut: (Triatmodjo, 1999)
Tinggi toe protection (t toe )
t 1+t 2
tebal lapis rata-rata (r) = ... (3.14)
2
Lebar toe protection
B = 2 HD s/d 3 HD …. (3.15)
III-16
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
IV-17
4.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
melaksanakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Studi literatur
penting digunakan untuk menghindari timbulnya masalah terkait hak cipta (Tisi,
2015).
IV-18
4.2.3 Pengolahan Data Tanah
Pada penelitian ini, data tanah diperoleh dari data instansi yang terkait untuk
digunakan untuk menentukan daya dukung guling dan geser.
IV-19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Daftar Berat Jenis Material Bangunan, Diunduh 20 oktober 2020
BPSDM 2018
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/09/eed60_Pere
ncanaan_Bangunan_Pantai.ppt, di unduh 29 november
Peta Pantai Talise, Google Earth Pro 2020, Diunduh 28 September 2020
P-1