Anda di halaman 1dari 88

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI SEAWALL TIPE RUBBLE MOUND


PADA PANTAI TONDO

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Strata Satu (S1) Teknik Sipil pada Universitas Tadulako

Oleh :

WISNU WARDANA S
F 111 17 133

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 27 OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu syarat yang harus dipenuhi
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Tugas Akhir ini berjudul :
”PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI TIPE SEAWALL PADA PANTAI
TONDO”
Dalam penyelesaian tugas akhir, penulis banyak mendapat petunjuk dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pula pada kesempatan ini penulis
menghaturkan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz MP selaku Rektor Universitas Tadulako Palu.
2. Bapak Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, ST, MT, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Tadulako Palu.
3. Bapak Ir. Andi Arham Adam, ST, M.Sc, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu.
4. Bapak Dr. Ir. Tutang M. Kamaludin, ST, M.Si Selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Teknik Universitas Tadulako Palu.
5. Bapak Dr. Rusli, ST, MT selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Teknik Universitas Tadulako Palu.
6. Bapak Dr. Kusnindar Abd. Chauf, ST, MT selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik
Sipil Univertas Tadulako Palu.
7. Ibu Dr. Sriyati Ramadhani, ST, MT selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil
Universitas Tadulako Palu.
8. Ibu Dr. Astri Rahayu, ST, MT selaku Sekertaris Jurusan Teknik Sipil.
9. Ibu Vera Wim Andiesse, ST., MT selaku Ketua KDK Keairan.
10. Bapak Dr. Setiyawan ST, MT selaku Dosen Pembimbing
11. Tim Dosen Penguji, Bapak Dr. Kusnindar Abd. Chauf, ST, MT, Ir. H. A.
Hasanuddin Azikin, M.Si., Dr. Rudi Herman, S.T, M.Sc. dan Siti Rahmi Oktavia,

v
S.T., M.Eng yang telah banyak memberikan arahan demi perbaikan penyusunan
Tugas Akhir ini.
12. Seluruh Dosen dan Pegawai/Staf Administrasi Fakultas Teknik Universitas
Tadulako.
13. Serta teristimewa kepada Bapak Suyudi dan Ibu Anti Hj.lamaing , selaku orang
tua yang sudah banyak memberikan doa, dukungan, dan motivasi yang tak henti-
hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
14. Tak lupa saya berterima kasih kepada Wulan Ariana s. S.T selaku kaka saya yang
sudah memberikan peranan penting dalam hidup saya, dukungan, serta material,
dan motifasi yang tak henti-hentinya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan Tugas Akhir ini.
15. Terima kasih juga kepada Zalna Fitra yang selalu ada dalam suka duka dan
berperan besar dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
16. Terima kasih kepada Moh Radityo Wisnu, Muh. Fikrianto Nugroho, A. Nur Asmi,
Ni Wayan yuni Darmayanti, Moh Zico Bearhofa, Moh. Rezki M.Tulisi, dkk, yang
telah membantu saya dalam pengukuran pasang surut selama 15 hari.
17. Terima Kasih kepada grup Hangout dan Ian yang selalu memberi semangat dikala
suka maupun duka.
18. Seluruh teman – teman Teknik Sipil Angkatan 2017 tanpa terkecuali yang telah
memberikan doa bantuan, dorongan dan motivasi selama melaksanakan studi,
serta memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di teknik sipil.
19. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan tugas akhir ini yang
tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Namun penulis tetap berharap
skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Palu, 27 Oktober 2021

Wisnu Wardana S

vi
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
DAFTAR NOTASI .........................................................................................xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
ABSTRACT ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………..………….... I-1
1.2 Batasan Masalah …………………………………………………… I-2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………..... I-2
1.4 Tujuan Masalah ……………………………………………………. I-2
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Kondisi Umum & Aspek Geografis Kota Palu…………….……… II-1
2.2 Lokasi Pemasangan Seawall ………………………………………. II-1

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Gelombang………….. ….…………………………………………. III-1
3.1.1 Pengertian Gelombang……………………………………....,,, III-1
3.1.2 Tinggi Gelombang Pecah……………………………………... III-1
3.2 Pasang Surut …………………………………………….…….…… III-2
3.3 Pembentukan Gelombang Oleh Angin ……………………………………. III-4
3.4 Bangunan Pengaman Pantai Tipe Seawall ……………………….. III-7
3.5 Kestabilan Struktur Seawall Tipe Rubble Mound …….……..………. III-12

vii
3.5.1 Stabilitas Terhadap Penggeseran …...…………………………. III-12
3.5.2 Stabilitasa Terhadap Guling …………………………………… III-13
3.5.2 Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung Tanah ……. III-13

BAB IV METODOLOGI
4.1 Alur Penelitian …...….…………………………….……………… IV-1
4.2 Studi Literatur ……....………………………………….………… IV-2
4.3 Pengumpulan Data ……..…………………………………………. IV-2
4.3.1 Data Primer …………………………………………………… IV-2
4.3.2 Data Sekunder…..……………………………..……..……...… IV-2
4.4 Perhitungan/Analisis ……..…………………………………………. IV-3
4.4.1 Data Kecepatan Angin…………………………………….…… IV-3
4.4.2 Gelombang…..……………………….....................................… IV-3
4.4.3 Dimensi Seawall Tipe Rubble Mound.…..…………………...… IV-4
4.4.4 Data Tanah…..……………………….....................................… IV-6
4.4.5 Stabilitas Struktur Seawall Tipe Rubble Mound.…..………...… IV-6

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Data Kecepatan Angin ………………………………………………... V-1
5.1.1 Fetch Pantai Tondo ……………………………………………. V-3
5.2 Gelombang …………………..……………………………………….. V-5
5.2.1 Periode Gelombang ……………………………………………. V-5
5.2.2 Panjang Gelombang………………………. …………………… V-7
5.2.3 Elevasi Muka Air Rencana …………………………………….. V-7
5.2.4 Perhitungan Tinggi Gelombang Pecah ………………………… V-9

5.3 Dimensi Seawall tipe Rubble Mound …………………………........... V-9


5.3.1 Perhitungan Elevasi Mercu Seawall tipe Rubble Mound…........ V-9
5.3.2 Perhitungan Lapis Lindung …………………………………….. V-11
5.3.3 Lebar Puncak Seawall tipe Rubble Mound ……………………. V-12
5.3.4 Toe Protection …………………………………………………. V-13
5.4 Data Tanah……………………..……………………………………… V-15

viii
5.4.1 Hasil Pengujian Geser Langsung…………………………….... V-15
5.5 Analisa stabilitas bangunan Seawall tipe Rubble Mound …………….. V-15
5.5.1 Perhitungan Gaya Gelombang Dinamis.………………………. V-16
5.5.2 Perhitungan Gaya Hidrostatis ………………………………… V-16
5.5.3 Stabilitas Terhadap Geser ( Fs > 1,5) …………………………. V-20
5.5.4 Stabilitas Terhadap Daya Dukung ( Fs > 3) ………………… .... V-21
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan …………………………………………………………… VI-1
6.2 Saran ………………………………………………………………….. VI-2

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. P-1


LAMPIRAN ............................................................................................... L-1

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Koefisien Lapis ……………………………………………….. III-10


Tabel 3.2 Daftar Berat Isi Material Bangunan ..……………….………… III-11
Tabel 3.3 Langkah perhitungan MR…………………………………….. III-14
Tabel 5.1 Data angin di Kota Palu tahun 2010 – 2019 (knot)……………. V-1
Tabel 5.2 Hasil plot pada peta Sulawesi Tengah …...……………………. V-4
Tabel 5.3 Hasil pengujian geser langsung …...…………………………. V-15
Tabel 5.4 Perhitungan gaya dan momen yang terjadi …...………………. V-19
Tabel 5.5 Rekapitulasi dimensi dengan B = 13,160m …...………………. V-23
Tabel 5.6 Rekapitulasi dimensi dengan B = 11,680m …...………………. V-24

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tempat Penghasil Garam Tondo ………………….……… II-2


Gambar 2.2 Peta Lokasi Penelitian skala 1:300 …………………………. II-2
Gambar 2.3 Kondisi Lokasi Penelitian …………….……………………. II-2
Gambar 2.4 Gambar Pantai Tondo Mengalami Abrasi ………………….. II-3
Gambar 3.1 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global .. III-3
Gambar 3.2 Menentukan panjang segmen Fetch ……………………….... III-5
Gambar 3.3 Grafik Peramalan Gelombang ………………………………. III-6
Gambar 3.4 Grafik Run-up Gelombang ………………………………….. III-7
Gambar 3.5 Rubble Mound Seawall ……………………………………... III-8
Gambar 4.1 Bagan Alur Penelitian …………….…………………………... IV-1
Gambar 5.1 Windrose dari data angin selama 10 tahun …………….…….. V-2
Gambar 5.2 Histogram Windrose dari data angin selama 10 tahun ……….. V-3
Gambar 5.3 Fetch ..……………….……………………………………….. V-4
Gambar 5.4 Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat.. V-5
Gambar 5.5 Grafik Peramalan Gelombang ….……………………..…….. V-7
Gambar 5.6 Grafik Elevasi Muka Air Rencana pada Data Pasang
Surut Pantai Tondo ……………………………..…………. V-8
Gambar 5.7 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global…. V-9
Gambar 5.8 Grafik Run-up Gelombang ………………………….……….. V-11
Gambar 5.9 Perencanaan dimensi dinding penahan …………..………...... V-15
Gambar 5.10 Sketsa gaya yang bekerja pada dinding penahan …………….V-19
Gambar 5.11 Perencanaan dimensi Seawall tipe Rubble Mound
.dengan B = 1168 ……………………………………………….V-26

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran - 1 Data Angin ………………….…………………………….. L-1

Lampiran - 2 Peta Batrimetri ………………….………………………… L-34

Lampiran - 3 Detail Batrimetri Lokasi Penelitian ………………………… L-35

Lampiran - 4 Data Pasang Surut…………………………………………… L-36

Lampiran - 5 Tabel Kuat Geser Langsung………………………………… L-37

Lampiran - 6 Tabel Berat Isi Tanah ……..………………………………… L-42

Lampiran - 7 Pengukuran Pasang Surut Selama 15 Hari …………………...……L-43

Lampiran - 8 Pengambilan Tanah Dilokasi………………………………...…… L-44

Lampiran - 9 Pengujian Laboratorium……………………………………...…… L-45

xii
DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan

c Kohesi t/m2
d Kedalaman laut dangkal M
ds Kedalaman air dilokasi bangunan M
DWL Muka air rencana M
Feff Fetch efektikf M
Fs Faktor aman
Hb Tinggi gelombang pecah M
H0 Tinggi gelombang laut dalam M
Ka Koefisien tanah aktif
KD Koefisien stabilitas jenis batu pelindung = 2
K∆ Koefisien Lapis
Kr Koefisien refraksi
L0 Panjang gelombang M
MH Momen horizontal ton
Mm Momen gelombang t.m/m
Ms Momen hidrostatis t.m/m
MV Momen vertical ton

Pa Tekanan tanah aktif t/m


Pp Tekanan tanah pasif t/m
Ru Run-up gelombang M
Rm Gaya gelombang t/m
Rs Gaya hidrostatis t/m
SLR Kenaikan elevasi muka air laut karena pemanansan global M
T Periode gelombang Dt
t Tebal lapis lindung M
UA Faktor tegangan angin m/dt

xiii
UW Kecepatan Angin m/dt
W Berat lapis lindung kg
γ Berat isi t/m3
𝜑 Sudut gesek
∆ℎ Kenaikan elevasi muka air karena badai M

xiii
Perencanaan Bangunan Pantai Tipe Seawall pada Pantai Tondo

Wisnu Wardana S, Setiyawan

ABSTRAK
Kota Palu merupakan wilayah pesisir yang sangat potensial baik dari hasil laut maupun
pertambakan. Akhir-akhir ini pantai di wilayah tersebut dan beberapa kawasan di sepanjang Pantai
Tondo banyak mengalami abrasi/terkikis oleh hantaman gelombang. Belum adanya pelindung
pantai di sekitaran dilokasi tersebut akan menjadi masalah dimasa depan, terutama masalah erosi.
Masalah erosi pantai di sekitar pesisir pantai telah mengakibatkan terkikis dan mundurnya garis
pantai. Penanganan masalah abrasi dapat dilakukan dengan pembuatan konstruksi pengaman pantai
salah satunya yaitu pembuatan Seawall di sepanjang pantai. Sehingga penulis tertarik untuk
Merencanakan dimensi pelindung pantai dengan menggunakan Seawall tipe Rubble-mound di
Pantai Tondo sebagai perencanaan alternatif.
Untuk perencanaan Seawall tipe Rubble Mound, data sekunder angin selama 10 tahun terakhir
(2011-2020), data sekunder peta batrimetri, data primer tanah diperoleh dari pengujian laboratorium
meliputi pengujian berat isi dan pengujian geser langsung Dan data kondisi lapangan meliputi
perubahan pasang surut air laut dan gelombang yang diamati langsung di lapangan.
Hasil perhitungan diperoleh dimensi seawall B=13,640 m, H= 3,250 m, dan lebar puncak 3 m.
Maka dari hasil perhitungan perencanaan dimensi Seawall yang telah direncanakan telah memenuhi
syarat kestabilan guling, geser dan gaya dukung

Kata Kunci : Pantai, Seawall, Pasang Surut, Gelombang

xv
Planning of Seawall Type Beach Building on Tondo Beach
Wisnu Wardana S, Setiyawan

ABSTRACT
Palu City is a coastal area with great potential for both marine and aquaculture products.
Recently, the beaches in the area and several areas along Tondo Beach have experienced a lot of
abrasion by the waves. The absence of coastal protection in the vicinity of the location will be a
problem in the future, especially the problem of erosion. The problem of coastal erosion around the
coast has resulted in erosion and retreat of the coastline. Handling the problem of abrasion can be
done by making coastal protection construction, one of which is the manufacture of seawalls along
the coast. So the authors are interested in planning the dimensions of the coast guard by using the
Rubble-mound type Seawall at Tondo Beach as an alternative plan.
For the Rubble Mound type seawall planning, wind secondary data for the last 10 years
(2011-2020), bathrimetric map secondary data, primary soil data obtained from laboratory testing
including bulk density testing and direct shear testing and field condition data including changes in
sea tides and waves observed directly in the field.
The calculation results obtained that the dimensions of the seawall are B = 13,680 m, H =
3,250 m , and the peak width is 3 m. So from the calculation results of the planned Seawall dimension
planning, it has met the requirements for rolling stability, shear and bearing forces

Keywords : Beach , Seawall , Retaining Walls , Tidal , Wave

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Palu merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas
wilayah 395,06 km2 yang berada pada kawasan dataran lembah dan teluk Palu.
Secara geografis Kota Palu terletak antara 0º 36” - 0º 56” Lintang Selatan dan 119º
45” - 121º 1” Bujur Timur. (Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah,2017) .
Kota Palu merupakan wilayah teluk yang sangat pontesial baik dari hasil
laut maupun pertambakan, salah satunya Pantai Tondo. Pantai Tondo terletak di
kecamatan Matikolore, Kota Palu. Namun kondisi Pantai Tondo sekarang sangat
mengkhawatirkan disebabkan belum adanya pengaman pelindung pantai yang
terpasang di daerah tersebut. Hal ini membuat daerah pantai tondo mengalami
abrasi/terkikis dan mulai terjadi kemunduran garis pantai.
Kemunduran garis pantai menjadi sebuah permasalahan karena hal tersebut
dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada infrastruktur yang berada di dekat
pantai. Sehingga sebagai daerah otonomi baru berkembang yang di kelilingi pantai
dengan tingkat erosi yang cukup besar, maka sangat strategis apabila dilakukan
pembangunan infrastruktur pantai yang mampu menahan kemunduran garis pantai
seperti pemecah gelombang (breakwater), groin, tembok laut (seawall) dan
revetment. (Prakoso Nimanto Aji, dkk,2017).
Bangunan pelindung pantai adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
melindungi pantai dari kerusakan karena serangan gelombang laut, arus,
mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai serta merubah laju transport
sedimen sepanjang pantai. Bangunan pelindung pantai bisa berupa pasangan batu,
beton, turap, dan kayu. Permukaan bangunan dapat berupa sisi tegak, miring,
lengkung atau bertangga. (Triatmodjo, Bambang. 2012)
Seawall berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap serangan gelombang dan
untuk menahan terjadinya limpasan gelombang ke daratan di belakangnya.(
Pamfilia Sangari Cristabella, dkk, 2019) Sebagai contoh pengunaan seawall tipe
rubble-mound sendiri memiliki beberapa keungulan diantaranya merendam

I-1
gelombang, dan merupakan bangunan yang bersifat flexsibel ketika terjadi
kerusakan mudah diperbaiki. (BPSDM, 2018)
Permasalahan abrasi yang terjadi di Pantai Tondo harus ada penindakan. Abrasi
yang terjadi di wilayah Tondo dapat memundurkan garis pantai, sehingga lahan
masyarakat di daerah tersebut mulai terkikis, dengan adanya konstruksi pengaman
pantai yang terbangun permasalahan tersebut dapat ditangani, sehingga penulis
ingin mendesain konstruksi pengaman pantai tipe Seawall tipe rubble mound di
sepanjang Pantai Tondo. Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Perencanaan Bangunan Pantai Tipe Seawall Pada Pantai Tondo”

1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi :


1. Daerah studi merupakan Pantai Tondo yang berada di samping Pantai
Talise.
2. Seawall yang akan di desain sepanjang 500 m
3. Tidak membahas dampak terhadap permukiman
4. Studi ini hanya membahas tentang perencanaan Seawall
5. Tidak membahas masalah sedimentasi

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan studi ini adalah :


1. Berapa tinggi gelombang rencana berdasarkan analisa peramalan gelombang?
2. Bagaimana dimensi struktur Seawall tipe Rubble Mound di Pantai Tondo?
3. Berapakah stabilitas pada bangunan pelindung Pantai Tondo?

1.4 Tujuan Penulisan

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk merencanakan pemecah


gelombang (seawall tipe rubble mound) sebagai alternatif bangunan pengaman
pantai di Pantai Talise, Kecamatan Matikolore, Kota Palu. Adapun tujuannya
secara umum adalah untuk menanggulangi abrasi yang terjadi di Pantai Tondo,
sehingga daerah di sekitar Pantai Tondo dapat terlindungi dari kerusakan akibat
abrasi.

I-2
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Kondisi Umum & Aspek Geografis Kota Palu

Kota Palu memiliki luas wilayah 395,06 km 2. Wilayah timur kota palu
merupakan daerah permukiman, pertambakan, dan pusat wisata, sendangkan
wilayah barat dan selatan Kota Palu merupakan wilayah dataran dan menjadi
wilayah permukiman warga Kota Palu. Pantai Tondo terletak di timur Kota Palu.
Lokasi penelitian ini sejauh 500 m yang terletak antara 0º50’36” -
0º49’46,22” Lintang Selatan dan 119º52’47” - 119º52’51” Bujur Timur.
Keistimewaan daerah ini adalah dilewati oleh garis meridian 120 Bujur Timur yang
menjadi acuan dari penentu waktu untuk wilayah yang termasuk dalam Waktu
Indonesia Tengah (WITA) (Badan Pusat Statistik Kota Palu, 2017).

2.2. Lokasi Pemasangan Seawall

Lokasi pemasangan berada di Pantai Tondo, Kecamatan Matikolore, Kota


Palu. Lokasi penelitian ini berada di samping tanggul penahan Pantai Talise,
Wilayah tersebut merupakan tempat nelayan memancing, pemukiman penduduk,
dan tempat penghasil garam. Berikut adalah gambaran Pantai Tondo sebagai salah
satu tempat penghasil garam yang disajikan dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1 Tempat penghasil garam Tondo

II-1
Berikut gambaran lokasi pemasangan bangunan pengaman pantai seawall
tipe rubble mound sepanjang 500 m dari google earth. Disajikan dalam Gambar 2.2

LOKASI KAJIAN

Gambar 2.2 Peta Lokasi Penelitian skala 1:300

Sumber : Google Earth, 2020

Kondisi lokasi penelitian memiliki material pantai yang terdiri dari pasir
halus sampai kasar, kerikil, pecahan karang dan sisa-sisa pecahan kulit kerang.
Lokasi penelitian tersebut berada tepat di samping konstruksi pengaman Pantai
Talise. Berikut merupakan kondisi lokasi penelitian yang terletak tepat di samping
konstruksi pengaman Pantai Talise. Disajikan dalam Gambar 2.3

II-2
Gambar 2.3 Kondisi lokasi penelitian

Kondisi Pantai Tondo mengalami abrasi dan mengalami kemunduran garis


pantai. Hal ini disebabkan karena belum adanya konstruksi pengaman pantai di
sekitar wilayah Pantai Tondo. Kondisi Pantai Tondo saat ini tersaji di Gambar 2.4
berikut ini.

Gambar 2.4 Gambar Pantai Tondo Mengalami Abrasi

II-3
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Gelombang

3.1.1 Pengertian Gelombang Laut

Gelombang laut adalah bentuk permukaan laut yang berupa punggung atau
puncak gelombang dan palung atau lembah gelombang oleh gerak ayun (oscillatory
movement) akibat tiupan angin, erupsi gunung api, pelongsoran dasar laut, atau lalu
lintas kapal. Gelombang laut memiliki dimensi yaitu periode gelombang, panjang
gelombang, tinggi gelombang, dan cepat rambat gelombang (Riadi, 2016).

3.1.2 Tinggi Gelombang Pecah

Pada saat gelombang menjalar dari perairan dalam ke pantai dimana


bangunan pantai akan dibangun, maka gelombang tersebut mengalami proses
perubahan tinggi dan arah gelombang. Perubahan ini antara lain disebabkan karena
proses refraksi, difraksi, pendangkalan dan pecahnya gelombang. Keempat proses
perubahan (deformasi) gelombang tersebut dapat menyebabkan tinggi gelombang
bertambah atau berkurang. Oleh karena itu tinggi gelombang rencana yang akan
dipergunakan di lokasi harus ditinjau terhadap proses ini. Tinggi gelombang
rencana terpilih adalah tinggi gelombang maksimum yang mungkin terjadi di
lokasi. Apabila gelombang telah pecah sebelum mencapai lokasi pekerjaan, maka
gelombang rencana yang dipakai adalah tinggi gelombang pecah (Hb) di lokasi.
Tinggi gelombang pecah ini biasanya dikaitkan dengan kedalaman perairan (ds) dan
landai dasar pantai (m). Apabila pantai relatif datar, maka tinggi gelombang pecah
dapat ditentukan dengan rumus (CERC, 1984):

Hb = 0,78ds , dimana ds=DWL ………....(3.1)

Keterangan :

Hb = Tingi gelombang pecah (m)

III-1
ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)

Dengan demikian tinggi gelombang rencana (HD) dapat ditentukan dengan


rumus :

HD = Hb ………....(3.2)

3.2 Pasang Surut

Pasang surut adalah perubahan antara muka air laut yang berlangsung secara
periodik akibat pengaruh gaya tarik antar bumi, dengan benda-benda ruang
angkasa, terutama bulan dan matahari. (Triatmodjo, Bambang 2012),

Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan
suatu elevasi yang ditetapkan berdasarkan data pasang surut, yang dapat digunakan
sebagai pedoman di dalam perencanaan dinding penahan pantai.

Dalam satu hari terjadi satu kali pasang surut, tetapi kadang kadang untuk
sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Walaupun telah
diketahui bahwa penyebab pasut adalah gaya gravitasi, namun masih banyak faktor
lain yang mempengaruhi, memodifikasi dan mengontrol pasut. Secara umum
faktor-faktor tersebut dibagi dalam 2 (dua) interaksi diantaranya. Doodson (1920)
telah mengidentifikasi sebanyak 390 faktor konstan yang biasa disebut Tidal
Contstitient (Triatmodjo, Bambang. 2012). Dalam hal untuk menentukan tinggi
HHWL, HWL, MSL, LWL, dan LLWL dilakukan dengan pengukuran pasang surut
minimum 15 hari. Dengan pengamatan 15 hari tersebut telah mencakup satu siklus
pasang surut yang sudah meliputi pasang purnama (Triatmodjo, Bambang. 2012).

3.2.1 Elevasi Muka Air Rencana

Elevasi muka air laut rencana merupakan parameter yang sangat penting di
dalam perencanaan bangunan pantai. Elevasi tersebut merupakan penjumlahan dari
beberapa parameter pasang surut, wind set up, dan kenaikan muka air karena
perubahan suhu global. Elevasi muka air rencana dihitung dengan rumus sebagai
berikut: (Triatmodjo, Bambang. 2012)

DWL = HHWL + ∆h + SLR …..…….…(3.3)

III-2
Dimana :

DWL : Elevasi muka air rencana

∆h : Kenaikan elevasi muka air karena badai (Wind set-up)

SLR : Kenaikan elevasi muka air laut karena pemanasan global (Sea Level Rise)

Kenaikan Muka Air Karena Angin (Wind set-up) dihitung dengan rumus :
(Triatmodjo, Bambang. 2012)

𝑉2
∆ℎ = 𝐹 𝑐 2 𝑔𝑑 …..…. (3.4)

Dengan,

F = Panjang fetch (km)

c = 3,5 x 10-6 (konstanta)

V = Uw = kecepatan angin

d = kedalaman laut dangkal

Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan


kenaikan suhu bumi sehingga mengakibatkan kenaikan muka air laut, sehingga nilai
SLR dapat dicari menggunakan Gambar 3.4 berikut:

Gambar 3.1 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global

Sumber : Triatmodjo, Bambang. 2012

III-3
3.3 Pembentukan Gelombang Oleh Angin

Angin yang berhembus di atas permukaan air akan memindahkan


energinnya ke air. Kecepatan angin akan menimbulkan tegangan pada permukaan
laut, sehingga permukaan air yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak
gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak
tersebut akan semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan
terbentuk gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin
besar gelombang terbentuk. Tinggi dan perioda gelombang yang dibangkitkan
dipengaruhi oleh angin yang meliputi kecepatan angin (U), lama hembusan angin
(D), arah angin dan fetch (F). (Triatmodjo, Bambang. 2012)

Periode gelombang dapat dicari dengan menghubungkan nilai Fetch dan UA


menggunakan grafik peramalan gelombang (Triatmodjo, Bambang. 2012). Untuk
menghitung panjang Fetch, dapat dihitung dengan rumus :

Σ Xi cos α ……..…..(3.5)
Feff =
Σ cos α

Dengan :

Feff : fetch rerata efektif

Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung
akhir fetch

α : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan
6⁰ sampai sudut sebesar 42⁰ pada kedua sisi dari arah angin. (Triatmodjo,
Bambang. 2012)

Panjang segmen Fetch dapat dihitung dengan mengetahui arah angin


dominan daerah lokasi penelitian, kemudian memplot pada kedua sisi dari arah
angin menggunakan pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o (Triatmodjo,
Bambang. 2012) dan menghitung panjang sisi-sisi tersebut dalam km perhatikan
Gambar 3.5. Setelah itu panjang Fetch dapat dihitung dengan rumus yang dijelaskan
sebelumnya.

III-4
Gambar 3.2 Menentukan panjang segmen Fetch

Sumber : Setiyawan,dkk, 2015

III-5
Peramalan gelombang dapat di dapatkan dari grafik peramalan gelombang yang di
sajikan dalam Gambar 3.6 berikut ini :

Gambar 3.3 Grafik Peramalan Gelombang

Sumber : Triatmodjo, Bambang. 2012

sehingga diperoleh nilai : T, dan dapat dihitung Lo = 1,56 T 2

𝑡𝑔 𝜃
𝐼𝑟 = ….. (3.6)
(𝐻/𝐿𝑜)0,5

Untuk mencari Run-up gelombang didapatkan dari Gambar 3.4 berikut ini :

III-6
Gambar 3.4 Grafik Run-up Gelombang

Sumber :Triatmodjo, Bambang. 2012

3.4 Bangunan pengaman pantai tipe Seawall

Seawall atau tembok laut merupakan salah satu bangunan yang berfungsi
sebagai pelindung daratan yang ada dibelakangnya. Bangunan ini digunakan untuk
melidungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Sesuai
dengan fungsinya tersebut, seawall dikelompokkan dalam konstruksi yang
dibangun sejajar dengan garis pantai (Triatmodjo, Bambang. 2012). Bangunan ini
membatasi secara langsung bidang daratan dengan air laut dan digunakan untuk
melindungi pantai berlumpur atau berpasir. Seawall juga dapat dikategorikan
pelindung pantai yang berbentuk tegak maupun yang berbentuk miring. Bentuk ini
menyesuaikan dengan fungsi tembok laut dibangun, misalnya apabila tembok laut
digunakan sebagai pelabuhan dan tempat kapal bersandar maka tembok laut
dibentuk bersisi tegak sedangkan apabila tembok laut dibentuk miring, ini
dikarenakan sisi miring lebih kuat menghadapi hantaman gelombang. Tembok laut
tidak bersifat meredam gelombang melainkan bersifat memantulkan gelombang

III-7
dan biasanya kedap air. Karena sifatnya yang memantulkan gelombang maka
analisis refleksi pada tembok laut sangat penting untuk dilakukan dalam proses
desain tembok laut. Selain itu, stabilitas tembok laut juga perlu diperhitungkan
apabila berada di pantai berpasir maupun berlumpur dan mendapatkankan gaya
gelombang yang cukup besar. Beberapa macam masalah stabilitas yang timbul pada
tembok laut adalah :
a. Hilangnya gaya dukung pasir akibat getaran.
b. Penggeseran arah horizontal.
c. Penggulingan.
d. Kegagalan pondasi bangunan karena penggeseran, daya dukung tanah
terlampaui dan gerusan.
e. Apabila terusun dari rubble mound, stabilitas batuan dari lapisan utama
sangat perlu diperhatikan karena rawan terhadap keruntuhan.

Gambar 3.5 Rubble Mound Seawall

Sumber :Poole, 2012

Seawall biasanya dibuat dari beton atau turap baja/kayu yang dilindungi
oleh lapis pelindung dari batu besar atau beton dengan bentuk tertentu dan memiliki
kemiringan dengan sudut tertentu. Seawall dengan tipe Rubble Mound memiliki
sifat fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-
tiba. Meskipun beberapa batu longsor tetapi bangunan masih bisa berfungsi.
Kerusakan yang terjadi mudah diperbaiki dengan menambah batu pelindung pada
bagian yang longsor.

III-8
Dalam menentukan berat unit lapis pelindung, persamaan yang paling
sering digunakan adalah persamaan yang diberikan oleh Hudson. (Triatmodjo,
Bambang. 2012), dalam bukunya memberikan persamaan Hudson untuk
menghitung stabilitas batupelindung dengan tipe rubble mound. Hudson
memerikan rumus cara untuk menentukan berat butir lapis pelindung, yaitu:

γbatu H3
W= γbatu .... (3.7)
KD ( −1)3 cot θ
γair

Dengan ,
γbatu = berat isi batu
γair = berat isi air laut
W = berat struktur (kg)
Θ = sudut kemiringan struktur
KD = koefisiean stabilitas
Hs = tinggi gelombang signifikan (m)

Koefisien stabilitas pada persamaan di atas tergantung pada bentuk batu


pelindung, kekasaran permukaan batu, ketajaman sisi-sisinya, ikatan antar butiran,
dan keadaan pecahnya gelombang. Koefisien stabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.1.

III-9
Tabel 3.1 Koefisien Lapis

Lengan Bangunan Ujung (kepala) bangunan Kemiringan


Lapis Lindung n Penempatan
KD KD
Gelombang Gelombang Gelombang Gelombang Cot θ
pecah tak pecah pecah tak pecah
Batu pecah
Bulat halus 2 Acak 1,2 2,4 1,1 1,9 1,5 - 3,0
Bulat halus >3 Acak 1,6 3,2 1,4 2,3 2
Bersudut kasar 1 Acak 1 2,9 1 2,3 2
1,9 3,2 1,5
Bersudut kasar 2 Acak 2,0 4,0 1,6 2,8 2,0
1,3 2,3 3,0
Bersudut kasar >3 Acak 2,2 4,5 2,1 4,2 2
Bersudut kasar 2 Khusus 5,8 7,0 5,3 6,4 2
Paralelpipedium 2 Khusus 7,0 - 20,0 8,5 - 24,0 - -
Tetrapod 7,0 8,0 5,0 6,0 1,5
dan 4,5 5,5 2,0
Quadripod 2 Acak 3,5 4,0 3,0
9,0 10,0 8,3 9,0 1,5
7,8 8,5 2,0
Tribar 2 Acak 6,0 6,5 3,0
15,8 31,8 8,0 16,0 2,0
Dolos 2 Acak 7,0 14,0 3,0
Kubus dimodifikasi 2 Acak 6,5 7,5 - 5,0 2
Hexapod 2 Acak 8,0 9,5 5,0 7,0 2
Tribar 1 Seragam 12,0 15,0 7,5 9,5 2
Batu pecah (KRR) - Acak 2,2 2,5 - -

Sumber : Triatmodjo Bambang, 2012

Catatan:
a. n: jumlah susunan butir batu dalam lapis pelindung
b. penggunaan n = 1 tidak disarankan untuk kondisi gelombang pecah
c. penggunaan nilai KD dibatasi pada kemiringan 1:1,5 sampai 1:3
(Triatmodjo, Bambang. 2012)
Berikut adalah daftar jenis berat isi material bangunan disajikan dalam
Tabel 3.2 sebagai berikut :

III-10
Tabel 3.2 Daftar Berat Isi Material Bangunan

Sumber : PPIUG, 1983


γbatu
dengan, SR = ….. (3.8)
γair

1. Tebal lapis pelindung (t1)


3 W
t1 = nK ∆ √ .…. (3.9)
γr

2. Lapis pelindung kedua (secondary stone) = W/10 …. (3.10)


Tebal lapis pelindung (t2)
3 W
t2 = nK ∆ √γ …. (3.11)
r

3. Lapis core layer = W/200 .…. (3.12)

III-11
4. Lebar puncak dinding penahan
3 W
B = nK ∆ √ .…. (3.13)
γr

5. Tinggi toe protection (t toe )


𝑡1+𝑡2
tebal lapis rata-rata (r) = …... (3.14)
2

6. Lebar toe protection


B = 2 HD s/d 3 HD ..…. (3.15)

3.5 Kestabilan Struktur Seawall Tipe Rubble Mound


3.5.1 Stabilitas Terhadap Penggeseran
Gaya yang bekerja secara vertikal akan menekan struktur. Apabila gaya
penahan yaitu gaya horizontal yang berasal dari gelombang datang kecil dan tidak
dapat menahan gaya yang menekan akan mengakibatkan pergeseran pada struktur.
Stabilitas keamanan terhadap geser harus lebih besar dari angka keamanan (Fs) =
1,5. Stabilitas bangunan terhadap gaya geser dapat dihitung dengan persamaan
(Das, 1998) :
(V ) tan ( K1 . 2 ) + B K 2 C 2 + Pp
Fs ( sliding) =  1.5 … (3.16)
Pa cos

Dimana, K1 dan K2= 1/2 s/d 2/3 (Das, 1998).

3.6.2 Stabilitas Terhadap Penggulingan

Tekanan yang diakibatkan oleh gelombang akan mengakibatkan bangunan


cenderung berotasi pada kaki bangunan. Kestabilan bangunan terjadi apabila
momen gaya yang mengakibatkan struktur berotasi dapat ditahan oleh berat sendiri
dari struktur tersebut. Stabilitas bangunan menahan guling harus lebih besar dari
angka keamanan (Fs) = 2. Stabilitas bangunan terhadap guling dapat dihitung
dengan persamaan (Das, 1998) :

M R
Fs (overtuning) = > 2 ...……. (3.17)
M O

Dengan : M0 = Jumlah momen yang menyebabkan guling

III-12
MR = Jumlah momen yang melawan guling

H 
M 0 = Ph   ..……. (3.18)
3

Langkah menghitung MR, dapat dibuat seperti tabel di bawah ini:


Tabel 3.3 Langkah perhitungan MR
Lengan
Area Luas Berat Momen
Momen
1 A1 W1 =  x A1 x1 W1 . x1
2 A2 W2 =  x A2 x2 W2 . x2
3 A3 W3 =  x A3 x3 W3 . x3
Beban Titik P
Sumber : Das, 1998

3.6.2 Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung Tanah

Tanah yang berada di bagian bawah bangunan akan mendapat tekanan akibat
berat sendiri bangunan. Apabila daya dukung tanah lebih kecil dari beban yang bisa
diterima tanah, bangunan akan mengalami kegagalan/runtuh. Stabilitas struktur
terhadap daya dukung tanah harus lebih besar dari angka kemanan (Fs)= 3.
Stabilitas bangunan terhadap daya dukung tanah dapat dihitung dengan faktor
keamanan Fs (bearing capacity) sebagai berikut: (Das, 1998)

qu
Fs (bearingcapacity) =  3 ….………. (3.17)
q max
Dimana Untuk tekanan maksimum dan minimum, dapat ditulis dalam persamaan:
(Das, 1998)
B
e (V )
V 2 = V 1 + 6e 
q max = + …..………. (3.18)
B 1 3 B  B
 B
 12 

III-13
 V  6e 
q max = 1 −  …..………. (3.19)
B  B

Persamaan dari daya dukung tanah : (Das, 1998)


qu = C2.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 0.52.B’.N.Fd.FI .. (3.20)

Dengan,
q = 2 . D B' = B − 2e

Fqd = 1 + 2 tan  2 (1 − sin  2 )


D D
Fcd =1 + 0.4
2

B' B'
  
2
Fd = 1 Fci = Fqi = 1 − 
 90 
 Pa cos 
  = tan −1    
2

 V  Fi = 1 − 
 90 

III-14
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Alur Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyusun langkah-langkah


rencana kegiatan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
penelitian, untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun rencana kegiatan
tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

IV-1
4.2 Studi Literatur
Studi literatur adalah salah satu teknik yang dapat digunakan dalam
melaksanakan sebuah penelitian untuk menyelesaikan persoalan dengan
menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Studi literatur
penting digunakan untuk menghindari timbulnya masalah terkait hak cipta (Tisi,
2015).

4.3 Pengumpulan data


Pengumpulan data merupakan faktor terpenting dalam sebuah keberhasilan.
Sumber data yang diperoleh adalah data primer (sumber langsung) dan data
sekunder (sumber tidak langsung).

4.3.1. Data Primer


1. Pengolahan Data Pasang Surut
Adapun dalam penelitian ini data pasang surut yang diambil digunakan
untuk menentukan tipe pasang surut di lokasi penelitian dan memperoleh nilai
HHWL (Highest High Water Level) dan LLWL (Lowest Low Water Level) di
lokasi tersebut dengan menggunakan metode Least Square.

2. Pengolahan Data Tanah


Pada penelitian ini, data tanah diambil digunakan untuk menentukan
stabilitas terhadap geser dengan menggunakan data pengujian kuat geser
langsung dan di uji di laboratorium mekanika tanah yang merupakan data
primer.

4.3.2. Data Sekunder


1. Pengolahan Data Angin
Data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian adalah data angin.
Data angin yang di ambil digunakan untuk menentukan Fetch Efektif Pantai
Tondo. Mengumpulkan data angin jam-jaman selama 10 tahun. Dengan data
angin jam-jaman tersebut akan dapat diketahui angin dengan kecepatan angin
rerata harian. Kemudian data arah dan kecepatan angin dapat diolah
menggunakan perangkat lunak WRPLOT View yang hasilnya dapat dilihat
pada gambar windrose yang dimana rata-rata tinggi gelombang maksimum

IV-2
pada Pantai Tondo. Data angin dalam penulisan ini diperoleh dari data
ECMWF selama 10 tahun pengamatan yaitu tahun 2011-2020
2. Peta Batrimetri
Adapun dalam penelitian ini data batimetri digunakan untuk membuat
peta kondisi lokasi penelitian yang ada di sekitar Pantai Tondo. Peta
batrimetri ini diperoleh dari data Demnas, dan memilih wilayah sekitaran
lokasi penelitian. Data diolah dengan aplikasi Global Mapper.

4.4. Perhitungan/Analisis

Pada tahapan ini dapat dianalisis mengenai pengolahan data angin, data
batimetri dan topografi, serta data pasang surut kemudian dilakukan analisis
kestabilan bangunan Seawall pada Pantai Tondo dengan menggunakan tipe rubble-
mound. Langkah-langkah analisis sebagai berikut :
4.4.1 Data Kecepatan Angin
Data angin yang digunakan adalah data angin tahun selama 10 tahun
(2010 – 2019) yang berasal dari ECMWF, Sulawesi Tengah. Data angin
tersebut diolah dengan menggunakan WR PLOT View.
1. Fecth Efektif
Untuk menentukan nilai panjang fetch efectifnya. Harus memiliki peta
lokasi penelitian dan mengetahui arah dominan dari Wind Rose sehingga
dapat memplot pada kedua sisi dari arah angin menggunakan pertambahan
6 sampai sudut sebesar 42. Untuk menghitung fecth efektifnya dapat
mnggunakan pesamaan dibawah

Feff = Σ Xi cos α
Σ cos α

4.4.2 Gelombang
1. Periode Gelombang
Setelah didapatkan arah angin maksimalnya dari WR PLOT View dan
nilai Fecth Efektif nya tinggi dan periode gelombang dapat dicari dengan
menggunakan grafik gambar 3.3 grafik peramalan gelombang

IV-3
2. Panjang Gelombang
Panjang Gelombang didapatkan dari gambar 3.3 grafik peramalan
gelombang dan dimasukan dalam persamaan Lo = 1,56 T 2
3. Elevasi Muka Air Rencana

Elevasi muka air rencana diperoleh dengan memperhitungkan elevasi


muka air rencana, kenaikan elevasi muka air karena badai ∆h (Wind set-
up), dan kenaikan elevasi muka air laut karena pemanasan global SLR (Sea
Level Rise). Dimana elevasi muka air rencana diambil nilai muka air tinggi
tertinggi yaitu HHWL (Highest High Water Level). Penentuan elevasi dasar
dinding penahan menggunakan rumus :
DWL = HHWL + ∆h + SLR
4. Perhitungan Tinggi Gelombang Pecah
Tinggi gelombang pecah ini dikaitkan dengan kedalaman perairan dan
landai dasar pantai. Apabila pantai relatif datar, maka tinggi gelombang
pecah dapat ditentukan dengan rumus Hb = 0,78ds (CERC, 1984) yaitu
tinggi gelombang rencana sama dengan tinggi gelombang pecah
(Triatmodjo, Bambang. 2012).
4.4.3 Dimensi Seawall Tipe Rubble Mound.
1. Perhitungan Elevasi Mercu Seawall Tipe Rubble Mound
Dalam menghitung elevasi mercu dinding penahan kita harus
mengetahui nilai elevasi muka air rencana dengan mengambil nilai
HHWL, Run-up gelombang, serta tinggi jagaan yang berkisar 0,5 – 1,5 m.
Besarnya nilai Run-up dengan memplot grafik 3.2. Elevasi mercu =
DWL + Ru + tinggi jagaan
2. Perhitungan Lapis Lindung
Bangunan pengaman pantai sisi miring biasanya dibuat dari
tumpukan batu alam yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu
besar. Biasanya butir batu disusun dalam beberapa lapis, dengan lapis
terluar (lapis pelindung luar) terdiri dari batu dengan ukuran besar dan

IV-4
semakin ke dalam ukurannya semakin kecil. Dalam perencanaan bangunan
pantai sisi miring sering menggunakan batu alam karena banyak tersedia
dan lebih ekonomis dibanding menggunakan Seawall Tipe Rubble Mound.
Dalam menentukan berat butir batu pelindung diperlukan perhitungan
dengan menggunakan rumus Hudson dapat dilihat pada Persamaan W =
γr H3
KD (Sr −1)3 cot θ

Lapis lindung juga berfungsi sebagai pencegahan terhadap erosi,


untuk itu diperlukan perlindungan dengan menggunakan Geotextile Non
Woven sebagai filter.
3. Lebar Puncak Seawall tipe Rubble Mound
Lebar Puncak Seawall tipe Rubble Mound juga tergantung pada
limpasan yang diijinkan. Pada kondisi limpasan yang diijikan, lebar
puncak minimum adalah sama dengan lebar dari tiga butir batu pelindung
yang disusun berdampingan (n=3) untuk bangunan tanpa terjadi limpasan,
lebar puncak pemecah gelombang bisa lebih kecil. Selain Batasan tersebut,
lebar puncak harus cukup lebar untuk keperluan operasi peralatan pada
waktu pelaksanaan dan perawatan (Triatmodjo, Bambang. 2012)
Sehingga lebar puncak pemecah gelombang dapat dihitung dengan
rumus berikut:
3 W
B = nK ∆ √γ
r

4. Teo Protection

Dalam menghitung tinggi dan lebar Teo Protection kita harus


mengetahui tebal lapis batu pelindung dan tinggi gelombang rencana,
𝑡1+𝑡2
maka dapat di masukan dalam persamaan tebal lapis rata-rata (r) = 2
dan untuk lebar Teo Protection adalah B = 2 HD s/d 3 HD

IV-5
4.4.4 Data Tanah
Pengujian Tanah Dilaboratorium mekanika tanah yang dilaksanakan
meliputi pengujian geser langsung. Pengujian geser langsung dilakukan
terhadap contoh tanah asli (tidak terganggu) sebanyak lima sampel dengan
jarak 100 m per sampel nya
4.4.5 Stabilitas Struktur Seawall Tipe Rubble Mound.
Dalam perhitungan stabilitas dilakukan 5 kali perhitungan
berdasarkan jumlah titik yang diambil sebagai sampel, dengan nilai berat isi,
sudut gesek, dan kohesi yang beragam. Data hasil pengujian kuat geser yang
menghasilkan nilai kohesi dan sudut gesek digunakan untuk menghitung
kestabilan dinding penahan antara lain tahan terhadap guling, geser dan daya
dukung dengan memperhitungkan beban tanah timbunan, pengaruh gelombang
serta muka air laut. Hasil kestabilan digunakan untuk mengetahui dimensi yang
mampu menahan guling, geser dan daya dukung dengan langkah-langkah
analisis sebagai berikut.
1) Perhitungan gaya gelombang dinamis
Rm = ½ γair ds hb
2) Momen gaya gelombang dinamis
Mm = Rm . 1/3 tinggi gelombang rencana
3) Perhitungan gaya hidrostatis
Rs = ½ γair (𝑑𝑠 + ℎ𝑏)2
4) Momen gaya hidrostatis
Ms = Rs . 1/3 kedalaman air rencana
5) Perhitungan gaya dan momen yang terjadi
Tabel 4.1 Langkah perhitungan MR

Area Luas Berat Lengan Momen Momen

1 A1 W1 =  x A1 x1 W 1 . x1
2 A2 W2 =  x A2 x2 W 2 . x2
3 A3 W3 =  x A3 x3 W 3 . x3
Beban Titik P

IV-6
a. Stabilitas terhadap geser ( Fs > 1,5)

𝛴𝑊 tan 𝑘1 𝜑+𝐵 𝑘2 𝑐+𝑃𝑝


Fs = ,
𝑃𝐻−𝑀𝑚−𝑀𝑠
dengan :
a. Pp = ½ γ D2 Kp + 2 c D (Kp)1/2 , dimana D = tinggi toe protection =
0,9 m
b. Harga k1 & k2 = ½ s/d 2/3 (Das,1941)
4. Stabilitas terhadap daya dukung ( Fs > 3)
b. Menentukan nilai eksentrisitas
𝐵 𝛴𝑀𝑉− 𝛴𝑀𝑜
e= – , Kontrol : e < 1/6 B
2 𝛴𝑊
Dengan,
qu = C.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 22.B’.N.Fd.Fi
𝛴𝑊 6𝑒
qmaks1 = 1+
𝐵 𝐵
𝛴𝑊 6𝑒
qmaks2 = 1- , diambil yang terbesar
𝐵 𝐵
q =γ.D
B’ =B–2e
𝐷
Fqd = 1 + 2 tan φ (1 – sin φ)2
𝐵′
1−𝐹𝑞𝑑
Fcd = Fqd –
𝑁𝑐 tan 𝜑

Fγd =1
𝜓 2
Fci = Fqi = 1 − (90) , ψ = tan-1 PH/ΣW

𝜓 2
Fγi = 1 − (𝜑 )

qu = c.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 22.B’.N.Fd.Fi


𝑞𝑢
Fs =
𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠

IV-7
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Kecepatan Angin

Data angin dibutuhkan untuk menentukan distribusi arah angin dan kecepatan
angin yang terjadi di lokasi pengamatan. Data angin yang digunakan adalah data
angin tahun 2010 – 2019 yang berasal dari ECMWF, Sulawesi Tengah. Di bawah
ini ditampilkan hasil perhitungan dari data angin selama 10 tahun beserta gambar
windrose. Untuk mendapatkan windrose digunakan software WRPlot. Dapat dilihat
pada tabel 5.1 dan gambar 5.1.

Year Month Day Hour Wind Direction Wind Speed


2010 1 1 1 43.323 0.893
2010 1 1 2 89.519 1.624
2010 1 1 3 19.611 1.767
2010 1 1 4 23.575 2.368
2010 1 2 5 30.891 1.061
2010 1 2 6 113.108 2.265
2010 1 2 7 40.894 1.940
2010 1 2 8 2.858 1.482
2010 1 3 9 65.905 1.453
2010 1 3 10 138.893 2.390
2010 1 3 11 337.702 0.292
2010 1 3 12 175.437 3.448
2010 1 4 13 152.004 1.778
2010 1 4 14 215.834 1.571
2010 1 4 15 318.483 2.444
2010 1 4 16 110.073 1.054
2010 1 5 17 268.331 0.200
2010 1 5 18 156.329 3.411
2010 1 5 19 103.505 3.565
2010 1 5 20 95.642 1.622

Tabel 5.1 Data angin di Kota Palu tahun 2010 – 2019 ( knot)

Sumber: Hasil Olahan Data Angin dari ECMWF

V-1
WIND ROSE PLOT: DISPLAY:

Station # 1 Wind Speed


Direction (blowing from)

NORTH

21,5%

17,2%

12,9%

8,6%

4,3%

WEST EAST

WIND SPEED
(Knots)
>= 21,58
SOUTH 17,11 - 21,58
11,08 - 17,11
7,00 - 11,08
4,08 - 7,00
0,97 - 4,08
Calms: 1,92%

COMMENTS: DATA PERIOD: COMPANY NAME:

Gambar Start
5.1Date:
Windrose dari data angin selama 10 tahun
01/01/2010 - 01:00
End Date: 31/08/2019 - 08:00
MODELER:

Sumber: WR Plot View


CALM WINDS: TOTAL COUNT:

1,92% 14118 hrs.

AVG. WIND SPEED: DATE: PROJECT NO.:

12,24 Knots 19/06/2021


WRPLOT View - Lakes Environmental Software

V-2
Gambar 5.2 Histogram Windrose dari data angin selama 10 tahun

Sumber: WR Plot View

Berdasarkan Gambar 5.2 angin dominan berasal dari arah barat laut dengan
frekuensi 21,50% dengan kecepatan angin maksimum berkisar 21,58 knot,
sedangkan pada arah barat daya angin bertiup cenderung kecil. Berdasarkan gambar
5.2 diketahui distribusi frekuensi kecepatan angin tertinggi pada 4,08-7,00 adalah
43,1% dan angin tenang (Calms) berkisar 1,9%, sehingga kecepatan angin pada
2010-2019 menyebar dari kisaran calms hingga 21,58 knot

5.1.1 Fetch Pantai Tondo

Fetch efektif digunakan dalam grafik peramalan gelombang untuk


mengetahui tinggi, periode dan durasi gelombang. Perhitungan Panjang fetch dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

V-3
Gambar 5.3 Fetch

Sumber: Google Earth 2020

Tabel 5.2 Hasil plot pada peta Sulawesi Tengah

α cos α X (km) Xi cos α


42 0.74314 8.985 6.677
36 0.80902 166.878 135.007
30 0.86603 172.136 149.075
24 0.91355 450.412 411.474
18 0.95106 14.700 13.980
12 0.97815 4.871 4.765
6 0.99452 4.417 4.393
0 1 4.081 4.081
6 0.99452 4.417 4.393
12 0.97815 4.871 4.765
18 0.95106 14.700 13.980
24 0.91355 450.412 411.474
30 0.86603 172.136 149.075

V-4
36 0.80902 166.878 135.007
42 0.74314 8.985 6.677
Σ 13.51094 1454.822

Dari tabel 5.2. maka panjang fetch dapat dihitung dengan rumus :

Σ Xi cos α
Feff =
Σ cos α

1454,822

= 13,511

= 107,677 Km

5.2 Gelombang Dan Pasang Surut

5.2.1 Periode Gelombang

Kecepatan dan arah angin maksimal dari data arah angin tahun 2010-2019
dengan arah angin 315º (Barat Laut) dengan kecepatan angin 21,58 knot = 11,060
m/dt = 39,818 km/jam. Kemudian dihitung kecepatan angin di laut dengan
menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat.

Gambar 5.4 Grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat
Sumber: Triatmodjo, Bambang. 2012

V-5
Dari grafik di atas di dapat nilai RL = 1,1

UW = UL x RL

= 11,060 x 1,10

= 12,166 m/dt

Menghitung nilai UA

UA = 0,71 x UW 1,23

= 0,71 x 21,613

= 15,345 m/dt

Dari nilai UA dan fetch, tinggi dan periode gelombang dapat dicari dengan
menggunakan grafik peramalan gelombang

UA = 15,345 m/dt

Fetch = 107,677 km

Maka dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode


gelombang sebagai berikut :

V-6
Gambar 5.5 Grafik peramalan gelombang

Sumber: Triatmodjo, Bambang. 2012

5.2.2 Panjang Gelombang

Dari grafik 5. Diperoleh nilai T = 7 detik, maka Panjang gelombang :

L0 = 1,56 x T2

=
1,56 x 7 2

=
76,44 m

5.2.3 Elevasi Muka Air Rencana

Elevasi muka air rencana dihitung dengan rumus sebagai berikut:

DWL = HHWL + ∆h + SLR

V-7
Dengan :

DWL : Elevasi muka air rencana

∆h : Kenaikan elevasi muka air karena badai (Wind set-up)

SLR : Kenaikan elevasi muka air laut karena pemanasan global (Sea Level Rise)

HHWL = 2,300
MHWL = 2,061

MSL = 1,196

MLWL = 0,331
LLWL = -0,295
Gambar 5.2. Gambar Elevasi Pasang Surut

Gambar 5.6 Grafik Elevasi Muka Air Rencana pada Data Pasang Surut
Pantai Tondo

1. Kenaikan Muka Air Karena Angin (Wind set-up)

𝑉2 4,9344
∆ℎ = 𝐹 𝑐 2 𝑔𝑑 =107677 x 3,5 x 10-6 2 𝑥 9,8 𝑥 0,47 = 0,0211 m

Dengan,

F = Panjang fetch (m)

c = 3,5 x 10-6 (konstanta)

V = Uw = 4,9344 m/s

d = 0,47 m, kedalaman laut dangkal Pantai Tondo

V-8
Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan
kenaikan suhu bumi sehingga mengakibatkan kenaikan muka air laut. Perkiraan
besar kenaikan muka air laut dapat dilihat pada grafik 3.3 dengan hasil plot pada
gambar 5.4 berikut:

18 cm

2020

Gambar 5.7 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global
Sumber: Triatmodjo, Bambang. 2012

Perkiraan besar kenaikan muka air laut yang terjadi tahun 2020 adalah
18 cm = 0,18 m direncanakan umur bangunan 10 tahun (Triatmodjo, Bambang.
2012). Sehingga didapatkan elevasi muka air rencana adalah sebagai berikut:

DWL = MSL+ ∆h + SLR

DWL = 1,196 + 0,0211 + 0,18

DWL = +1,397m

5.2.4 Perhitungan Tinggi Gelombang Pecah

Hb = 0,78ds (CERC, 1984)

Dengan :

Hb = Tingi gelombang pecah (m)

V-9
ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)

Dengan demikian tinggi gelombang rencana (HD) dapat ditentukan dengan rumus:

HD = Hb

Ketinggian muka air pada ujung bangunan dinding penahan yang


menghadap ke laut direncanakan sebesar DWL = +1,397 m dari dasar laut, sehingga
didapatkan ds = 1,397 m. Dari penjelasan di atas, maka untuk perhitungan
gelombang rencana pada dinding penahan Pantai Tondo adalah sebagai berikut:

ds = DWL = 1,397 m

Hb = 0,78.ds

Hb = 0,78 . 1,397 = 1,089 m

HD = Hb = 1,089 m

5.3 Dimensi Seawall


5.3.1 Perhitungan Elevasi Mercu Revetment
Elevasi mercu bangunan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Elevasi mercu = DWL + Ru + tinggi jagaan

Dengan:

DWL : Design water level (elevasi muka air rencana)

Ru : Run-up gelombang

Tinggi jagaan : 0,5 – 1,5 m (diambil 0,5 m)

Run-up gelombang direncanakan:

Jenis bangunan = Seawall

Lapis lindung = batu kosong (armour)

Tinggi gelombang (HD) = 1,089 m

V-10
Kemiringan bangunan =1:2

Lo = 1,56 T 2

𝑡𝑔 𝜃
𝐼𝑟 =
(𝐻/𝐿𝑜)0,5

1/2
𝐼𝑟 = = 4,18
(1,089 /76,44)0,5

Run-up gelombang dicari dengan menggunakan grafik Run-up pada gambar


3.8 dengan hasil plot sebagai berikut:

Gambar 5.8 Grafik Run-up Gelombang

Sumber: Triatmodjo, Bambang. 2012

Ru/H = 1,250 (hasil plot grafik)

Ru = 1,250 x 1,089 = 1,361 m

Elevasi Mercu = DWL + Ru + tinggi jagaan

= 1,397 + 1,361 + 0,5

= 3,250 m

V-11
5.3.2 Perhitungan Lapis Lindung

Berat batu lapis lindung dihitung dengan rumus Hudson. Untuk lapis
lindung dari batu pecah bersudut kasar dengan n = 2, penempatan acak, gelombang
telah pecah dan koefisien stabilitas (KD) lengan bangunan = 2. (lihat pada tabel 3.2),
dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Lapis pelindung luar (armour stone)


γr H 3
W=
K D (Sr − 1)3 cot θ

Dengan :

KD = Lengan bangunan

H = Tinggi gelombang (HD)

γr = berat isi batu (2,65 t/m3)

γair = berat isi air laut (1,03 t/m3)

γr 2,65
dengan, Sr = = = 2,572
γair 1,03

γr H 3
W=
K D (Sr − 1)3 cot θ

2,65 x 1,0893
W=
2(2,572 − 1)3 2

W = 1.264 ton = 1264 kg

Tebal lapis pelindung (t1)

3 W
t1 = nK ∆ √
γr

3 1.264
t1 = 2 x 1,15 √
2,65

t1 = 2,100 m ≈ 2 m

V-12
2. Lapis pelindung kedua (secondary stone)
W 1,264
= = 0,1264 ton
10 10

= 126,4 kg

Tebal lapis pelindung (t2)

3 W
t2 = nK ∆ √
γr

3 0,1264
t2 = 2 x 1,15 √
2,65

t2 = 0,664 m ≈ 1 m

3. Lapis core layer


W 1,264
= = 0,00632 ton = 6,32 kg
200 200

5.3.3 Lebar Puncak Dinding Penahan


Lebar puncak seawall untuk n = 3 (minimum) dan koefisien lapis (K∆) = 1,15 adalah
sebagai berikut:

3 W 3 1,264
B = nK ∆ √ = 3 𝑥 1,15 √ = 3,151 m ≈ 3 m
γr 2,65

5.3.4 Toe Protection


Dari hasil perhitungan tebal lapis batu pelindung dan tinggi gelombang rencana di
atas diperoleh :

1. Tebal lapis armour stone (t1) =2m


2. Tebal lapis secondary stone (t2) =1m

V-13
3. Tinggi gelombang rencana (HD) = 1,089 m

4. Kedalaman air (ds) = 1,397m


Maka perhitungan toe protection adalah sebagai berikut:

Tinggi toe protection (t toe )

𝑡1+𝑡2 2+1
tebal lapis rata-rata (r) = =
2 2

t toe = r = 1,5 m

Lebar toe protection

B = 2 HD – 3 HD, diambil B = 2 HD = 2 x 1,089 = 2,178 m

V-14
Gambar 5.9 Perencanaan dimensi dinding penahan (dalam cm).

V-15
5.4 Data Tanah

Pengujian Tanah Dilaboratorium yang dilaksanakan meliputi pengujian geser


langsung. Adapun hasil-hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:

5.4.1 Hasil Pengujian Geser Langsung


Pengujian geser langsung dilakukan terhadap contoh tanah asli (tidak
terganggu) sebanyak lima sampel, serta sampel tanah timbunan sebanyak lima
sampel. Hasil pengujian geser langsung diperlihatkan pada tabel 5.1, sedangkan
hasil pengujian selengkapnya terlampir.

Tabel 5.3 Hasil pengujian geser langsung

No Contoh Tanah c (kg/cm2 ) ϕ γb (t/m3)


1 Asli 1 0.19 28.01 1,966
2 Asli 2 0.16 26.29 1,778
3 Asli 3 0.16 29.68 1,886
4 Asli 4 0.13 26.87 1,554
5 Asli 5 0.125 28.58 1,612

Dari hasil pengujian geser langsung diperoleh besarnya nilai kohesi (c) dari
ke-5 titik berkisar antara 0,19 kg/cm2 – 0,125 kg/cm2 dan besarnya sudut gesek (φ)
berkisar antara 29,68o – 26,29o dengan nilai berat isi basah berkisar 1,919 t/m3 –
1,554 t/m3.

5.5 Analisa Stabilitas Bangunan Seawall Tipe Rubble Mound


Untuk perhitungan stabilitas dilakukan 5 kali perhitungan berdasarkan jumlah
titik yang diambil sebagai sampel, dengan nilai berat isi, sudut gesek, dan kohesi
yang beragam. Perhitungan yang diurai berikut menggunakan data tanah titik 1,
untuk data tanah titik 2, 3, 4, dan 5 akan ditampilkan dalam bentuk tabel 5.5. Desain
dinding penahan hasil perhitungan di atas adalah sebagai berikut:

V-16
a. Tinggi dinding penahan = 3,25 m
b. Lebar dinding penahan = 13,68 m
c. Tinggi toe protection = 1,5 m

d. Lebar toe protection = 2,178 m

e. Data tanah asli :

c = 0,19 t/m2

γ = 1,966 t/m3

φ = 28,01o

5.5.1 Perhitungan Gaya Gelombang Dinamis

Tinggi Gelombang Pecah (hb )

hb = 1,089 m

Kedalaman air di lokasi bangunan (ds)

ds = 1,397 m

Gaya Gelombang (Rm)

Rm = ½ γair ds hb = ½ x 1,03 x 1,397 x 1,089

Rm = 0,783 t/m

Momen gaya gelombang dinamis (Mm)

Mm = Rm . (ds + hb/2)

Mm = 0,783 . (1,397 + 1,089/2) = 1,520 t.m/m

V-17
5.5.2 Perhitungan Gaya Hidrostatis

Gaya Hidrostatis (Rs)

Rs = ½ γair (𝑑𝑠 + ℎ𝑏)2 = ½ x 1,03 x (1,397 + 1,089)2

Rs = 3,182 t/m

Momen Gaya Hidrostatis

Ms = Rs . 1/3 (ds + hb)

Ms = 3,182 . 1/3 . (1,397+1,089) = 2,636 t.m/m

V-18
Gambar 5.10. Sketsa gaya yang bekerja pada dinding penahan (dalam cm).

V-19
Tabel 5.4. Perhitungan gaya dan momen yang terjadi

W
Luas (t/m) H Lengan
Gaya MV (t) MH (t)
(m2) (Luas x (t/m) (m)
γbatu)
1 2.415 6.400 7.875 50.398
2 2.205 5.843 6.950 40.611
3 6.300 16.695 4.750 79.301
4 2.250 5.963 2.550 15.204
5 2.415 6.400 1.625 10.400
6 1.125 2.981 1.217 3.628
7 4.155 11.011 0.785 8.643
8 1.125 2.981 2.670 7.960
9 0.328 0.722 6.847 4.942
10 0.166 0.366 7.227 2.644
11 1.768 3.889 5.535 21.525
12 0.166 0.366 3.058 1.119
13 0.328 0.722 2.650 1.913
14 0.151 0.257 6.433 1.654
15 1.650 2.805 4.750 13.324
15 0.151 0.257 3.067 0.789
Rs 3.182 -0.466 -2.636
Rm 0.783 -0.363 -1.520
Ph 0.798 0.500 0.864
Σ 67.657 4.763 264.054 -3.292

Keterangan :

V : gaya vertikal akibat berat sendiri (V = luas x γ batu)

H : gaya horizontal

Lengan: jarak titik berat terhadap titik A,

MV : momen vertikal (MV = W x Lengan)

MH : momen horizontal

V- 20
5.5.3 Stabilitas Terhadap Geser ( Fs > 1,5)

1. Tekanan tanah

a. Tekanan tanah aktif


𝜑
Ka = tan2 (45 − 2 )

28,013
Ka = tan2 (45 − ) = 0,3608
2

b. Tekanan total tanah aktif


Pa = 0,5 γasli H2 Ka

Pa = 0,5 . 1,966 . 1,52 . 0,3608 = 0,798 t/m

c. Tekanan horizontal tanah aktif


𝑃𝐻 = 𝑃𝑎 𝑐𝑜𝑠 𝛼 = 0,798 . 1 = 0,798 𝑡/𝑚

Stabilitas terhadap geser ( Fs > 1,5)

𝛴𝑊 tan 𝑘1 𝜑+𝐵 𝑘2 𝑐
Fs = ,
𝑃𝐻−𝑀𝑚−𝑀𝑠

dengan :

a. Harga k1 & k2 = ½ s/d 2/3 (Das,1941)


b. c tanah asli = 1,870 t/m2
c. φ tanah asli = 28,013 o
𝛴𝑊 tan 𝑘1 𝜑+𝐵 𝑘2 𝑐
Fs = 𝐻
𝑃𝐻 ( )−𝑀𝑚−𝑀𝑠
3

1 1
67,657 tan .28,013+ . 13,680.1,870
2 2
Fs = 1,5
0,798( )−1,520−2,636
3

Fs = 6,405 > 1,5 .. Aman

5.5.4 Stabilitas Terhadap Guling ( Fs > 2)


a. Menghitung angka keamanan terhadap guling (Fs > 2)

V- 21
𝛴𝑀𝑉
Fs = 𝑀𝑜

𝛴𝑀𝑉 264,054
Fs = = = 9,970 … > 2 OK
𝑀𝑜 4,554

5.5.4 Stabilitas Terhadap Daya Dukung ( Fs > 3)

a. Menentukan nilai eksentrisitas

𝐵 𝛴𝑀𝑉− 𝛴𝑀𝑜
e=2– 𝛴𝑊

13,16 264,054 − 4,554


e= –
2 67,657

e = 2,744
𝑞𝑢
Fs = 𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠

Dengan,

qu = C.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 0,52.B’.N.Fd.Fi

𝛴𝑊 6𝑒 264,054 6 (2,709)
qmaks1 = 1+ = 1+ = 11,574 t/m2
𝐵 𝐵 13,160 13,160

𝛴𝑊 6𝑒 240,203 6 (2,709)
qmaks2 = 1- = 1- = 1.291 t/m2
𝐵 𝐵 13,160 13,160

Diambil yang terbesar yaitu, 11,491 t/m2

Berdasarkan tabel Bearing capacity (vasic) untuk φ = 28,013o , diperoleh nilai :

Nc = 25,79

Nq = 14,7

Nγ = 16,7

Dengan :

q = γ . D = 1,966 . 0 = 0 t/m2

B’ =B–2e

= 13,160 – 2 . (2,744)

V- 22
= 7,671 m

𝐷
Fqd = 1 + 2 tan φ (1 – sin φ)2 𝐵′

= 1 + tan 28,013 (1-sin 28,013)2 (1,5/6,823)

= 1.058

1−𝐹𝑞𝑑
Fcd = Fqd – 𝑁𝑐 tan 𝜑

1−1,058
= 1,058 – 25,79 tan 28,013

= 1,059

Fγd =1

𝜓 2
Fci = Fqi = 1 − (90) , ψ = tan-1 PH/ΣW = tan-1 4,763/67,657 = 4,026

4,026 2
=1−( )
90

= 0,998

𝜓 2
Fγi = 1 − (𝜑 )

4,026 2
= 1 − (28,013)

= 0,979

qu = c.Nc.Fcd.Fci + q.Nq.Fqd.Fqi + 0,52.B’.N.Fd.Fi

= 1,870 . 25,79. 1,059 . 0,998 + 0. 14,7 . 1,058 . 0,998 + 0,5. 1,996. 7,761 .16,7 . 1 .
0,979

= 174,339 t/m2

𝑞𝑢
Fs = 𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠

V- 23
174,339
= 11,491

= 15,063 > 3 .. Aman

Tabel 5.5. Rekapitulasi dimensi dengan B = 13,160 m ( desain perencanaan)

Data tanah asli Kontrol kestabilan


H
Sampel B (m) Daya
γ c (m) Geser Guling
ϕo kontrol kontrol dukung kontrol
(t/m3) (t/m2) > 1,5 >2
>3
1 28.013 1.966 1.870 13.160 3.250 6.406 YA 9.970 YA 15.063 YA

2 26.289 1.778 1.575 13.160 3.250 5.752 YA 7.135 YA 10.126 YA

3 29.683 1.886 1.575 13.160 3.250 6.774 YA 10.503 YA 17.705 YA

4 26.871 1.554 1.279 13.160 3.250 5.248 YA 7.396 YA 8.713 YA

5 28.577 1.612 1.230 13.160 3.250 5.177 YA 9.004 YA 11.409 YA

Dari hasil rekapitulasi di atas, dimensi yang diperoleh terlalu besar dan boros sehingga perlu
dilakukan dimensi ulang yang lebih ekonomis. Hasil dimensi ulang dapat dilihat pada tabel 5.6

V- 24
Tabel 5.6 Rekapitulasi dimensi dengan B = 11,680 m

Data tanah asli Kontrol kestabilan


H
Sampel B (m) Daya
γ c (m) Geser Guling
ϕ o
kontrol kontrol dukung kontrol
(t/m3) (t/m2) > 1,5 >2
>3
1 28.013 1.966 1.870 11.680 3.250 4.916 YA 7.737 YA 14.358 YA

2 26.289 1.778 1.575 11.680 3.250 4.384 YA 6.822 YA 9.729 YA

3 29.683 1.886 1.575 11.680 3.250 5.082 YA 8.010 YA 16.854 YA

4 26.871 1.554 1.279 11.680 3.250 3.975 YA 6.495 YA 8.330 YA

5 28.577 1.612 1.230 11.680 3.250 3.895 YA 7.267 YA 10.833 YA

V- 25
Gambar 5.12. Perencanaan dimensi Seawall tipe Rubble Mound dengan B = 11,680 (dalam cm)

V- 26
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

a. Struktur seawall direncanakan dengan menggunakan tipe rubble mound


(tupukan batu alam) dengan Panjang 500 m dan Lokasi pembangunan
seawall berada disamping pengaman Pantai Talise yaitu Pantai Tondo
kecamatan Matikolore, Kota Palu. Secara geografis lokasi penelitian ini
berada diantara 0º50’36” - 0º49’46,22” Lintang Selatan dan 119º52’47” -
119º52’51” Bujur Timur. Dengan mempertimbangkan topografi, panjang
fetch, pasang surut, dan kecepatan angin dilokasi penelitian. Didapatkan
dimensi struktur seawall dengan tinggi = 3,250 m, lebar = 13,680 m, lebar
puncak = 3 m, kemiringan 1 : 2, tebal lapis armor (t1) = 2,1 m , tebal lapis
secondary stone (t2) = 0,6 m, lapis core layer = 6,32 kg, tinggi teo
protection = 1,5 m, lebar teo protection =3,9 m dan menggunakan batu
gunung dengan p=2,60 t/m3
b. Hasil perhitungan stabilitas untuk dimensi awal diperoleh dimensi B =
13,160 m untuk titik 1,2,3,4 dan 5 memenuhi syarat kestabilan geser dengan
Fs berkisar 6,774 – 5,177, guling dengan Fs berkisar 7,396 – 10,503 dan
daya dukung dengan Fs berkisar 17,705 – 8,713
c. Hasil dimensi dan kestabilan yang diperoleh dengan dimensi B = 13,680 m
terlalu besar maka dinding penahan dihitung kembali dengan dimensi yang
lebih kecil, yaitu B = 11,680 m yang memenuhi syarat kestabilan geser
dengan Fs berkisar 5,082 – 3,895, guling dengan Fs berkisar 6,459 – 8,010
dan daya dukung dengan Fs berkisar 16,854 – 8,330.

IV-1
6.2 Saran

Pada penelitian ini ada beberapa saran untuk perencanaan seawall :

1. Apabila hasil uji kekuatan terhadap batu gunung/batu alam di lokasi studi
tidak memenuhi, maka material batu alam dapat di ganti dengan kubus
beton, buis beton ataupun tetrapot.

2. Pada penelitian ini pengukuran pasang surut menggunakan alat rambu ukur
seadanya oleh karena itu harus adanya alat yang mengumpuni untuk tingkat
keakuratan yang tinggi.

IV-2
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah, 2017 (online)


https://palukota.bps.go.id/statictable/2016/09/28/249/luas-kota-palu-
menurut-kecamatan.html , Diunduh 27 September 2020.

BPSDM,..2018..https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/09/ee
d60 Perencanaan_Bangunan_Pantai.ppt, Di unduh 29 november

Coastal Engineering Research Center (CERC). (1984). Shore Protection Manual

(Vol. 1). Washington D.C.: US Army Corps of Engineers

Das, Braja M. 1998. Shallow Foundation Bearing Capacity and Settlement. Second
Edition. Francis: CRCPress.

Google Earth Pro 2020, Diunduh 28 September 2020

Riadi, Muchlisin. 2016. Teori Gelombang Laut. (Online),


http://www.kajianpustaka.com/2016/01/teori-gelombang-laut.html,
diunduh 20 Oktober 2020.

Setiyawan. Dkk, 2015 https://www.neliti.com/id/publications/243677/analisis-


peramalan-ketinggian-gelombang-laut-dengan-periode-ulang-
menggunakan-me

Tisi. 2015. Tugas Teknik & System Informatika. (Online), http://tugastisi.blogspot.


com/2015/06/studi-literatur-adalah.html?m=1 , Diunduh 20 Oktober 2020.

Triatmodjo, Bambang. 2012. Perencanaan Bangunan Pantai BetaOffset.

Pamfilia Sangari Cristabella, dkk, 2019, https://docplayer.info/72793831-


Perencanaan-bangunan-pengaman-pantai-di-pantai-pal-kabupaten-
minahasa-utara.html

P-1
Prakoso Nimanto Aji, dkk,2017, https://docplayer.info/70956592-Studi-
perencanaan-tembok-laut-seawall-di-pantai-bobolio-kabupaten-konawe-
kepulauan-provinsi-sulawesi-tenggara.html

Poole, 2012 https://egsp.lyellcollection.org/content/25/1/301/tab-figures-


data

PPIUG, 1983 https://jarsideaonajar.files.wordpress.com/2010/09/ppiug-


1983.pdf

WR Plot View

P-2
LAMPIRAN
Lampiran- 1
Data Angin

Wind
Year Month Day Hour Direction Wind Speed
2010 1 1 1 43.32309867 0.893208015
2010 1 1 2 89.51968735 1.624570702
2010 1 1 3 19.61141102 1.767925927
2010 1 1 4 23.57549035 2.368931705
2010 1 2 5 30.89168641 1.061023214
2010 1 2 6 113.1081372 2.26542198
2010 1 2 7 40.89412611 1.940582242
2010 1 2 8 2.858650096 1.482389418
2010 1 3 9 65.90513449 1.453489693
2010 1 3 10 138.8930188 2.39097064
2010 1 3 11 337.7028421 0.292282397
2010 1 3 12 175.4376779 3.448670642
2010 1 4 13 152.0049547 1.778097298
2010 1 4 14 215.834459 1.571852
2010 1 4 15 318.4838311 2.444999773
2010 1 4 16 110.0734356 1.054318552
2010 1 5 17 268.3316626 0.200474086
2010 1 5 18 156.3294615 3.411528388
2010 1 5 19 103.5054613 3.565521055
2010 1 5 20 95.64223743 1.622647405
2010 1 6 21 102.2899618 1.31615469
2010 1 6 22 149.9751427 4.29638284
2010 1 6 23 157.5952784 3.945702764
2010 1 6 24 216.8339304 0.61984448
2010 1 7 1 32.09529805 1.182703371
2010 1 7 2 115.8724986 3.959086607
2010 1 7 3 138.0154955 3.059653223
2010 1 7 4 160.2111047 2.942231863
2010 1 8 5 106.2412234 3.053774487
2010 1 8 6 116.0431405 2.578980724
2010 1 8 7 133.7748707 1.608554146
2010 1 8 8 88.46173624 1.521949258
2010 1 9 9 117.4942837 1.394898219
2010 1 9 10 91.19504502 4.477627621
2010 1 9 11 70.32879054 3.450392807
2010 1 9 12 50.27762224 2.916454028
2010 1 10 13 24.80047727 2.458230295
2010 1 10 14 120.0529773 2.602836555
2010 1 10 15 31.10564252 3.637849819
2010 1 10 16 61.98180743 3.019227723

L-1
2010 1 11 17 78.63937826 2.58766566
2010 1 11 18 69.8830156 4.694990716
2010 1 11 19 59.57902935 2.535890537
2010 1 11 20 22.73021533 2.875042746
2010 1 12 21 25.52302148 2.248620761
2010 1 12 22 112.9778418 4.575066847
2010 1 12 23 73.17075716 2.217541271
2010 1 12 24 124.3036618 4.988271077
2010 1 13 1 142.616803 3.995880197
2010 1 13 2 89.7389732 5.124566799
2010 1 13 3 71.81007796 3.452697376
2010 1 13 4 55.16255972 3.071971498
2010 1 14 5 60.8573647 3.443722655
2010 1 14 6 108.9474198 5.1589025
2010 1 14 7 76.62343262 3.565604388
2010 1 14 8 34.53221655 2.423028151
2010 1 15 9 36.15008687 4.274267262
2010 1 15 10 40.1763834 7.967348896
2010 1 15 11 272.5890294 7.106475815
2010 1 15 12 84.71120018 4.812316095
2010 1 16 13 83.33240736 4.624664216
2010 1 16 14 122.6201519 4.132373577
2010 1 16 15 133.0749901 3.808695092
2010 1 16 16 53.39597413 3.354121715
2010 1 17 17 45.73900845 4.053132036
2010 1 17 18 68.41249947 3.870727079
2010 1 17 19 25.70492011 2.955945106
2010 1 17 20 26.88357898 2.504086805
2010 1 18 21 352.4538043 2.888832541
2010 1 18 22 91.11394423 3.502607482
2010 1 18 23 36.28738982 1.607476071
2010 1 18 24 36.12730211 3.362539226
2010 1 19 1 314.7494891 2.202507349
2010 1 19 2 75.58212954 3.187951421
2010 1 19 3 34.11797974 3.395744835
2010 1 19 4 28.64858695 2.799981318
2010 1 20 5 273.1302449 1.246996725
2010 1 20 6 128.3859019 3.559222474
2010 1 20 7 100.8295931 1.957033086
2010 1 20 8 88.78371183 1.833097841
2010 1 21 9 92.30596672 1.740709219
2010 1 21 10 99.05580639 7.663616501
2010 1 21 11 93.13567791 2.24070887
2010 1 21 12 31.89233963 1.358820939
2010 1 22 13 330.1820063 2.269306603
P-2
2010 1 22 14 151.4523748 3.822745313
2010 1 22 15 154.4932907 2.873446015
2010 1 22 16 349.1082775 1.35911339
2010 1 23 17 278.0518295 0.402803616
2010 1 23 18 121.3726262 6.125057761
2010 1 23 19 113.2557149 3.587170908
2010 1 23 20 4.038811976 1.18777466
2010 1 24 21 76.26373169 0.90126341
2010 1 24 22 167.1860228 2.543899864
2010 1 24 23 181.6452775 1.829548027
2010 1 24 24 257.7806871 1.562639568
2010 1 25 1 259.0145022 0.336913081
2010 1 25 2 141.8641416 3.222965678
2010 1 25 3 152.2751197 2.622044135
2010 1 25 4 107.1162538 1.817868267
2010 1 26 5 77.46291614 1.460904256
2010 1 26 6 129.4339742 4.34014295
2010 1 26 7 251.2712292 1.199712553
2010 1 26 8 172.1672044 2.969338179
2010 1 27 9 222.5804908 1.46642154
2010 1 27 10 137.8013496 1.998520437
2010 1 27 11 345.3167802 0.752191507
2010 1 27 12 295.1927489 1.416872789
2010 1 28 13 278.6359217 2.306303507
2010 1 28 14 127.166289 3.159186239
2010 1 28 15 261.4011572 2.186051123
2010 1 28 16 231.128589 2.139048214
2010 1 29 17 190.9338168 1.046229629
2010 1 29 18 111.7351291 2.810721202
2010 1 29 19 107.1772582 2.859043249
2010 1 29 20 79.4189299 2.129596725
2010 1 30 21 130.1538341 2.458901536
2010 1 30 22 109.7877736 3.022847988
2010 1 30 23 40.32009062 0.85992438
2010 1 30 24 47.63445076 1.795803102
2010 1 31 1 69.34435335 1.571860428
2010 1 31 2 6.009005957 2.453167762
2010 1 31 3 11.34367557 1.295740293
2010 1 31 4 31.69382101 1.099815617
2010 2 1 5 64.48843024 1.987565244
2010 2 1 6 154.8664282 4.04010426
2010 2 1 7 140.2085917 2.015459975
2010 2 1 8 115.604561 0.882370256
2010 2 2 9 283.8610276 1.542986775
2010 2 2 10 99.48428583 2.50308671
P-3
2010 2 2 11 74.475889 0.327108707
2010 2 2 12 48.15432647 2.400095445
2010 2 3 13 125.0925602 2.270742245
2010 2 3 14 131.418166 4.470108023
2010 2 3 15 180.6785985 1.149886097
2010 2 3 16 349.2028281 3.240243024
2010 2 4 17 356.6915387 2.59576604
2010 2 4 18 166.3231339 3.159631307
2010 2 4 19 210.843134 2.694268763
2010 2 4 20 201.3917138 3.637770743
2010 2 5 21 189.618032 3.29534829
2010 2 5 22 240.7045809 3.50686425
2010 2 5 23 209.2052564 2.946558912
2010 2 5 24 353.057205 2.124527872
2010 2 6 1 202.5531385 1.542054323
2010 2 6 2 187.792685 3.831099437
2010 2 6 3 347.4413294 3.238974756
2010 2 6 4 155.6235314 0.273399956
2010 2 7 5 324.5904288 0.809212239
2010 2 7 6 151.411205 2.46382171
2010 2 7 7 227.0970965 3.646656092
2010 2 7 8 203.7580025 4.317224079
2010 2 8 9 191.5385048 4.016978795
2010 2 8 10 204.6146023 3.297718168
2010 2 8 11 189.1658631 3.028947958
2010 2 8 12 325.7584604 3.139489528
2010 2 9 13 180.9882766 3.7223436
2010 2 9 14 262.6364333 3.825322285
2010 2 9 15 185.3124637 2.479522182
2010 2 9 16 181.348274 3.390043628
2010 2 10 17 196.6170762 2.598805274
2010 2 10 18 127.1284703 1.034640886
2010 2 10 19 338.0076477 1.626107701
2010 2 10 20 289.6165888 3.222024842
2010 2 11 21 304.2821609 1.77535126
2010 2 11 22 237.792302 2.044117605
2010 2 11 23 355.6268247 2.679005988
2010 2 11 24 318.0184508 2.926033819
2010 2 12 1 346.1359878 3.767340815
2010 2 12 2 228.9434558 4.700871033
2010 2 12 3 236.7677288 5.740359
2010 2 12 4 311.4821456 1.345212216
2010 2 13 5 322.7291515 2.168535587
2010 2 13 6 252.4634638 4.080701154
2010 2 13 7 212.5143192 2.577092622
P-4
2010 2 13 8 224.7167104 4.45180061
2010 2 14 9 188.1083334 4.344992644
2010 2 14 10 244.5579619 3.373891459
2010 2 14 11 208.3740118 2.370369285
2010 2 14 12 357.3347069 2.259253339
2010 2 15 13 329.8008701 1.400140365
2010 2 15 14 154.067671 5.436499861
2010 2 15 15 163.3079864 2.95323562
2010 2 15 16 232.389966 1.475998635
2010 2 16 17 229.7571727 2.023739112
2010 2 16 18 207.7636006 3.078094627
2010 2 16 19 337.8721422 2.980205658
2010 2 16 20 354.552384 3.627277863
2010 2 17 21 347.7840237 4.367373225
2010 2 17 22 203.4959855 1.722589891
2010 2 17 23 259.3286182 1.985703799
2010 2 17 24 312.4362298 1.199430149
2010 2 18 1 14.7567101 0.863098698
2010 2 18 2 142.1335846 2.282057214
2010 2 18 3 252.818514 1.040601445
2010 2 18 4 259.6703179 0.80289639
2010 2 19 5 170.6887087 1.334706921
2010 2 19 6 151.4704284 0.3299487
2010 2 19 7 312.058535 1.742548911
2010 2 19 8 133.3776774 1.895090439
2010 2 20 9 3.189654499 1.258759374
2010 2 20 10 130.9609553 5.546818509
2010 2 20 11 151.9388958 4.032387354
2010 2 20 12 82.90070814 3.762306891
2010 2 21 13 88.37390819 2.125369513
2010 2 21 14 157.2384159 1.875641775
2010 2 21 15 212.9274141 1.986412764
2010 2 21 16 352.4772507 1.946716561
2010 2 22 17 320.8225353 0.840759605
2010 2 22 18 102.2839554 2.715875959
2010 2 22 19 70.49325758 1.019613036
2010 2 22 20 64.69318095 3.367965022
2010 2 23 21 61.92751306 1.157587549
2010 2 23 22 177.3895382 2.562970955
2010 2 23 23 166.1892025 0.839444002
2010 2 23 24 16.6315401 2.36549715
2010 2 24 1 29.0546041 0.360547359
2010 2 24 2 126.1803366 3.750466165
2010 2 24 3 9.211026541 0.437548595
2010 2 24 4 340.6093718 3.50421727
P-5
2010 2 25 5 337.2751292 2.286445025
2010 2 25 6 168.927808 5.977014988
2010 2 25 7 167.5316309 2.000488214
2010 2 25 8 304.1441429 1.9064371
2010 2 26 9 142.2302426 0.371641165
2010 2 26 10 147.1845491 3.923827899
2010 2 26 11 13.36124409 1.321769323
2010 2 26 12 14.31710288 1.636427341
2010 2 27 13 218.9472085 0.848028119
2010 2 27 14 134.3285348 5.047768381
2010 2 27 15 135.8846057 3.02963955
2010 2 27 16 165.6464572 1.789317496
2010 2 28 17 234.1784421 1.87151949
2010 2 28 18 157.0830974 3.377477294
2010 2 28 19 172.1293526 2.855695148
2010 2 28 20 170.302231 1.790172959

Sumber : Hasil Olahan Data Angin dari ECMWF Tahun 2010

P-6
Lampiran -2
Peta Batrimetri

LOKASI PENELITIAN

P-7
Lampiran -3
Detail Batrimetri Lokasi Penelitian

P-8
Lampiran -4
Data Pasang Surut

Jam
No
Date 0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 21:00 22:00 23:00
1 28/02/2021 1.70 1.60 1.10 1.00 0.70 0.30 0.60 1.00 1.40 1.60 1.50 1.30 0.90 0.60 0.30 0.70 0.90 1.10 1.30 1.60 2.00 1.80 1.50 1.10
2 01/03/2021 0.80 0.70 0.50 0.50 0.80 1.00 1.20 1.60 1.80 1.70 1.50 1.20 1.00 0.70 0.30 0.40 0.60 1.30 1.70 1.80 1.90 1.80 1.80 1.60
3 02/03/2021 1.30 0.80 0.50 0.70 0.90 1.20 1.60 1.80 1.90 1.80 1.70 1.30 0.60 0.40 0.20 0.20 0.60 1.10 1.70 1.90 2.00 1.80 1.40 0.70
4 03/03/2021 0.30 0.10 0.40 0.80 1.30 1.60 1.80 2.00 2.30 2.10 1.80 1.30 1.00 0.60 0.30 0.20 0.60 0.90 1.50 1.70 1.70 1.80 1.70 1.40
5 04/03/2021 1.20 0.60 0.20 0.20 0.30 0.70 1.30 1.60 1.80 1.70 1.60 1.30 0.80 0.60 0.50 0.60 0.80 1.10 1.40 1.60 1.70 2.00 1.90 1.70
6 05/03/2021 1.40 1.40 1.30 1.00 0.70 0.40 0.80 1.00 1.20 1.60 1.90 2.00 1.70 1.30 0.90 0.80 0.60 0.40 0.50 0.70 0.90 1.30 1.50 1.70
7 06/03/2021 2.00 1.90 1.80 1.60 1.20 1.00 1.10 1.30 1.70 1.80 1.90 1.90 1.80 1.70 1.40 0.90 0.60 0.50 0.80 1.00 1.20 1.60 1.80 1.80
8 07/03/2021 2.00 1.80 1.90 1.80 1.60 1.20 1.00 0.80 0.40 0.60 0.80 1.10 1.30 1.60 1.90 2.00 1.90 1.70 1.50 1.30 0.80 0.50 0.70 0.80
9 08/03/2021 1.10 1.50 1.70 1.80 1.70 1.60 1.40 1.10 0.80 0.60 0.70 1.00 1.20 1.80 2.00 1.90 1.80 1.70 1.40 1.00 0.80 0.90 0.90 1.20
10 09/03/2021 1.60 1.80 1.90 1.80 1.60 1.20 0.80 0.60 0.80 1.00 1.40 1.70 1.80 2.00 2.20 2.00 1.90 1.80 1.60 1.30 1.00 0.70 0.90 1.20
11 10/03/2021 1.60 1.70 1.80 2.00 2.10 1.90 1.80 1.50 1.10 0.80 0.60 0.70 0.90 1.20 1.40 1.70 1.80 2.10 1.90 1.70 1.50 1.10 0.90 1.00
12 11/03/2021 1.20 1.40 1.50 1.80 1.80 2.00 2.10 2.40 2.30 2.00 1.80 1.50 1.10 0.80 0.90 1.30 1.70 2.00 2.30 2.40 2.30 2.20 2.10 2.00
13 12/03/2021 1.80 1.50 1.80 1.70 2.00 2.10 2.30 2.20 2.10 1.90 1.70 1.00 0.70 1.00 1.20 1.50 1.70 2.00 2.20 2.00 1.80 1.60 1.40 0.80
14 13/03/2021 0.60 0.90 1.40 1.50 1.70 1.80 2.00 2.20 2.10 2.00 1.80 1.50 1.20 1.00 1.10 1.40 1.60 1.90 2.00 2.20 2.10 2.00 1.90 1.60
15 14/03/2021 1.40 1.00 1.40 1.60 1.80 2.00 2.10 2.30 2.10 1.90 1.60 1.40 0.90 1.40 1.60 1.80 2.10 2.30 2.20 2.00 1.70 1.40 0.90 0.40

P-9
Lampiran – 5
Tabel Kuat Geser Langsung

PEMERIKSAAN KUAT GESER LANGSUNG

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN :Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Percobaan Kekuatan Geser Langsung DIHITUNG :Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang Moza DIPERIKSA :
NO. :1 TANGGAL :

Kalibrasi Alat = 0.07600 kgf/div


Tinggi = 3.0 cm
Diameter = 6.0 cm
Luas = 28.260 cm 2
p-normal p = 3 Kg p = 6 Kg p = 9 Kg
t-normal σn = 0.1 Kg/cm2 σn = 0.2 Kg/cm2 σn = 0.3 Kg/cm2
Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser
Waktu Pergeseran Pemb. Dial Pemb. Dial Pemb. Dial
Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2
60.0 6 0.46 0.02 26 1.98 0.07 46 3.50 0.12
120.0 35 2.66 0.09 56 4.22 0.15 76 5.78 0.20
180.0 58 4.41 0.16 79 6.00 0.21 100 7.60 0.27
240.0 79 6.00 0.21 96 7.30 0.26 113 8.59 0.30
300.0 88 6.69 0.24 104 7.90 0.28 120 9.12 0.32
360.0 91 6.92 0.24 108 8.17 0.29 124 9.42 0.33
420.0 91 6.92 0.24 108 8.21 0.29 125 9.50 0.34
480.0 91 6.92 0.24 109 8.28 0.29 127 9.65 0.34
540.0 90 6.84 0.24 110 8.32 0.29 129 9.80 0.35
600.0 65 4.94 0.17 130 9.88 0.35
660.0 131 9.96 0.35
720.0 133 10.11 0.36
780.0 133 10.11 0.36
840.0 133 10.11 0.36
900.0

c ϕ 0.45
Kg/Cm² ᵒ 0.40
y = 0.532x + 0.186
Tegangan Geser (kg/cm²)

0.35
0.190 28.01
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan Normal (kg/cm²)

P-10
PEMERIKSAAN KUAT GESER LANGSUNG

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN :Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Percobaan Kekuatan Geser Langsung DIHITUNG :Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang Moza DIPERIKSA
NO. :2 TANGGAL :

Kalibrasi Alat = 0.07600 kgf/div


Tinggi = 3.0 cm
Diameter = 6.0 cm
Luas = 28.260 cm 2
p-normal p = 3 Kg p = 6 Kg p = 9 Kg
2 2
t-normal σn = 0.1 Kg/cm σn = 0.2 Kg/cm σn = 0.3 Kg/cm2
Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser
Waktu Pergeseran Pemb. Dial Pemb. Dial Pemb. Dial
Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2
60.0 3 0.23 0.01 19 1.41 0.05 34 2.58 0.09
120.0 11 0.84 0.03 28 2.13 0.08 45 3.42 0.12
180.0 24 1.82 0.06 41 3.08 0.11 57 4.33 0.15
240.0 34 2.58 0.09 50 3.76 0.13 65 4.94 0.17
300.0 62 4.71 0.17 67 5.09 0.18 72 5.47 0.19
360.0 78 5.93 0.21 79 5.97 0.21 79 6.00 0.21
420.0 81 6.16 0.22 86 6.50 0.23 90 6.84 0.24
480.0 81 6.16 0.22 93 7.03 0.25 104 7.90 0.28
540.0 80 6.08 0.22 94 7.11 0.25 107 8.13 0.29
600.0 56 4.22 0.15 111 8.44 0.30
660.0 116 8.82 0.31
720.0 117 8.89 0.31
780.0 120 9.12 0.32
840.0 119 9.04 0.32
900.0

c ϕ 0.40
Kg/Cm² ᵒ
0.35 y = 0.494x + 0.1591
Tegangan Geser (kg/cm²)

0.160 26.29 0.30

0.25

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan Normal (kg/cm²)

P-11
PEMERIKSAAN KUAT GESER LANGSUNG

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN :Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Percobaan Kekuatan Geser Langsung DIHITUNG :Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang Moza DIPERIKSA
NO. :3 TANGGAL :

Kalibrasi Alat = 0.07600 kgf/div


Tinggi = 3.0 cm
Diameter = 6.0 cm
Luas = 28.260 cm 2
p-normal p = 3 Kg p = 6 Kg p = 9 Kg
t-normal σn = 0.1 Kg/cm2 σn = 0.2 Kg/cm2 σn = 0.3 Kg/cm2
Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser
Waktu Pergeseran Pemb. Dial Pemb. Dial Pemb. Dial
Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2
60.0 45 3.42 0.12 25 1.90 0.07 5 0.38 0.01
120.0 51 3.88 0.14 39 2.93 0.10 26 1.98 0.07
180.0 63 4.79 0.17 56 4.26 0.15 49 3.72 0.13
240.0 71 5.40 0.19 67 5.09 0.18 63 4.79 0.17
300.0 85 6.46 0.23 81 6.16 0.22 77 5.85 0.21
360.0 85 6.46 0.23 89 6.76 0.24 93 7.07 0.25
420.0 84 6.38 0.23 95 7.18 0.25 105 7.98 0.28
480.0 56 4.26 0.15 112 8.51 0.30
540.0 0.00 0.00 119 9.04 0.32
600.0 0.00 0.00 125 9.50 0.34
660.0 0.00 0.00 129 9.80 0.35
720.0 0.00 0.00 129 9.80 0.35
780.0 0.00 0.00 130 9.88 0.35
840.0 0.00 0.00 130 9.88 0.35
900.0 0.00 0.00 130 9.88 0.35

c ϕ 0.45
Kg/Cm² ᵒ
0.40
y = 0.57x + 0.1564
Tegangan Geser (kg/cm²)

0.35
0.160 29.68
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan Normal (kg/cm²)

P-12
PEMERIKSAAN KUAT GESER LANGSUNG

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN :Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Percobaan Kekuatan Geser Langsung DIHITUNG :Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang Moza DIPERIKSA
NO. :4 TANGGAL :

Kalibrasi Alat = 0.07600 kgf/div


Tinggi = 3.0 cm
Diameter = 6.0 cm
Luas = 28.260 cm 2
p-normal p = 3 Kg p = 6 Kg p = 9 Kg
t-normal σn = 0.1 Kg/cm2 σn = 0.2 Kg/cm2 σn = 0.3 Kg/cm2
Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser
Waktu Pergeseran Pemb. Dial Pemb. Dial Pemb. Dial
Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2
60.0 4 0.30 0.01 12 0.91 0.03 20 1.52 0.05
120.0 13 0.99 0.03 21 1.56 0.06 28 2.13 0.08
180.0 38 2.89 0.10 39 2.96 0.10 40 3.04 0.11
240.0 61 4.64 0.16 52 3.95 0.14 43 3.27 0.12
300.0 68 5.17 0.18 57 4.33 0.15 46 3.50 0.12
360.0 71 5.40 0.19 61 4.60 0.16 50 3.80 0.13
420.0 71 5.40 0.19 71 5.36 0.19 70 5.32 0.19
480.0 70 5.32 0.19 81 6.16 0.22 92 6.99 0.25
540.0 49 3.72 0.13 98 7.45 0.26
600.0 102 7.75 0.27
660.0 103 7.83 0.28
720.0 103 7.83 0.28
780.0 104 7.90 0.28
840.0 111 8.44 0.30
900.0

c ϕ 0.40
Kg/Cm² ᵒ
0.35
Tegangan Geser (kg/cm²)

y = 0.5067x + 0.1282
0.130 26.87 0.30

0.25

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan Normal (kg/cm²)

P-13
PEMERIKSAAN KUAT GESER LANGSUNG

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN :Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Percobaan Kekuatan Geser Langsung DIHITUNG :Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang Moza DIPERIKSA :
NO. :5 TANGGAL :

Kalibrasi Alat = 0.07600 kgf/div


Tinggi = 3.0 cm
Diameter = 6.0 cm
Luas = 28.260 cm 2
p-normal p = 3 Kg p = 6 Kg p = 9 Kg
t-normal σn = 0.1 Kg/cm2 σn = 0.2 Kg/cm2 σn = 0.3 Kg/cm2
Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser Gaya Geser τ Geser
Waktu Pergeseran Pemb. Dial Pemb. Dial Pemb. Dial
Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2 Kg Kg/cm2
60.0 5 0.38 0.01 8 0.57 0.02 10 0.76 0.03
120.0 11 0.84 0.03 11 0.80 0.03 10 0.76 0.03
180.0 32 2.43 0.09 29 2.17 0.08 25 1.90 0.07
240.0 52 3.95 0.14 44 3.34 0.12 36 2.74 0.10
300.0 58 4.41 0.16 53 4.03 0.14 48 3.65 0.13
360.0 62 4.71 0.17 61 4.60 0.16 59 4.48 0.16
420.0 63 4.79 0.17 63 4.75 0.17 62 4.71 0.17
480.0 69 5.24 0.19 73 5.51 0.19 76 5.78 0.20
540.0 69 5.24 0.19 76 5.78 0.20 83 6.31 0.22
600.0 69 5.24 0.19 80 6.04 0.21 90 6.84 0.24
660.0 45 3.42 0.12 90 6.84 0.24
720.0 0.00 0.00 97 7.37 0.26
780.0 0.00 0.00 112 8.51 0.30
840.0 0.00 0.00 110 8.36 0.30
900.0

c ϕ 0.40
Kg/Cm² ᵒ
0.35
y = 0.5447x + 0.1179
Tegangan Geser (kg/cm²)

0.125 28.58 0.30

0.25

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan Normal (kg/cm²)

P-14
Lampiran 6
Tabel Berat Isi Tanah

LABORATORIUM JALAN RAYA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO
Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Telp. 422611 Psw 156

PROYEK : Tugas Akhir DIKERJAKAN : Wisnu Wardana S


PEKERJAAN : Tugas Akhir DIHITUNG : Wisnu Wardana S
LOKASI : Pantai Talise, Belakang MozaDIPERIKSA :
CONTOH : Asli TANGGAL :

BERAT ISI TANAH


3
Volume pipa besi = 686,934 cm
3
Contoh tanah Berat tanah basah (gr) b (gr/cm )
Asli 1 1169,10 1,966
Asli 2 1225,00 1,778
Asli 3 1299,90 1,886
Asli 4 1070,80 1,554
Asli 5 1111,00 1,612

P-15
Dokumentasi
Lampiran -7
Pengukuran Pasang Surut Selama 15 Hari

P-16
Lampiran -8
Pengambilan Tanah Dilokasi

P-17
Lampiran -9
Pengujian Laboratorium

P-18

Anda mungkin juga menyukai