ASKEP KOMUNITAS
“ Askep Komunitas Pada Pasien Dengan Penyakit DM”
Disusun Oleh :
Agung Wahyu
1282614009.P
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan komunitas pada
kelompok penyakit kronis”. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan komunitas.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya makalah ini, berkat
bimbingan, bantuan, dan kerja sama serta dorongan berbagai pihak sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, dengan segala hormat penyusun
mengucapakan terimakasi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penyusun mengharapakan kritik dan saran demi kesempurnan penyusunan
makalah yang selanjutnya. Akhirnya penyusun berharap semoga isi makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan datang.
Penyusun,
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan intoleren glukosa.
Penyakit ini dapat dikelola dengan menyesuaikan perencanaan makanan , kegiatan
jasmani dan pengobatan yang sesuai dengan konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia
dan perlunya diadakan pendekatan individual bagi edukasi diabetes, yang dikenal dengan
Pentalogi Terapi DM meliputi :
1. Terapi Primer, yang terdiri dari : Penyuluhan Kesehatan, Diet Diabetes, Latihan Fisik.
2. Terapi Sekunder, yang terdiri dari : Obat Hipoglikemi
Ketidakpatuhan ini sebagai masalah medis yang sangat berat, Taylor [ 1991]. La
Greca & Stone [ 1985] menyatakan bahwa mentaati rekomendasi pengobatan yang
dianjurkan dokter merupakan masalah yang sangat penting . Tingkat ketidakpatuhan
terbukti cukup tinggi dalam populasi medis yang kronis.
1
Walaupun pasien DM telah mendapatkan pengobatan , masih banyak pasien tersebut
mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: pengetahuan
yang relatif minim tentang penyakit DM, tidak menjalankan diet dengan baik dan tidak
melakukan latihan fisik secara teratur (Tjokroprawiro,A.,1991).
Dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit DM diperlukan suatu proses
yang berkesinambungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip penatalaksanaan DM. Prinsip
tersebut meliputi :
Materi penyuluhan ini meliputi pengaturan diet yang ditekankan pada 3 J : jenis, jadwal
dan jumlah diet yang diberikan kepada pasien DM. Disamping itu materi penyuluhan
difokuskan pada aktifitas fisik secara teratur dan penggunaan obat anti diabetik secara
realistis. Ketiga hal ini merupakan kunci pokok keberhasilan program terapi DM.
Dari uraian diatas , maka perlu diadapak penelitian guna mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam menjalankan program terapi, sehingga hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perawat khususnya dalam menberikan
asuhan keperawatan pada pasien DM.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
2. Mengetahui masalah-masalah dan diagnosa keperawatan komunitas pada pasien DM
3. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas pada penderita DM
4. Mengidentifikasi pengaruh tingkat pendidikan terhadap kepatuhan pasien DM dalam
menjalankan program terapi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Klasifikasi
1. Diabetes tipe 1
- kerusakan sel β mengarah kepada defisiensi insulin absolut
A. Imun
B. Idiopatik
2. Diabetes tipe 2 (80%)
- defisiensi insulin relatif sampai defek sekresi (tidak tergantung insulinNIIDM)
3. DM kehamilan (Gestational DM)
2.3 Etiologi
a) Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta
melepas insulin.
3
b) Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang
dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang
diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c) Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai
pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel
penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
d) Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap
insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang
responsir terhadap insulin.
e)
2.4 Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek
utama akibat kurangnya insulin berikut:
Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar
glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng
parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180
mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik
yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar
bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan
energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan
karbohidrat untuk energi.
4
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran
basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
5
e) Khusus untuk ganggren :
- Ringan atau lokasi bukan daerah ekstremitas dilakukan nekrotomi luas di OK
- Berat dan lokasinya pada ektremitas pertimbangan amputasi
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 KASUS
Di RT 3 RW 5 kelurahan Margo Rukun terdapat penduduk yang menderita diabetes
melitus berjumlah 300 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak 180 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 120
orang. Dari jumlah penduduk yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 150 orang (50 %)
usia dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 90 orang, serta 20% ibu hamil sebanyak 60 orang. Dari data
tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe IDDM 25% sebanyak 75 orang, NIDDM 35%
sebanyak 105 orang, dan DM dengan gangren 30% sebanyak 90 orang, serta DM gestasional sebanyak
30 orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali penderita DM yang rutin
memeriksakan kadar gula darahnya. Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi : pengkajian status kesehatan masyarakat, perumusan diagnosa
keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, tokoh masyarakat dan pimpinan wilayah tersebut.
3.2PENGKAJIAN
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti dan data sub
sistem.
7
Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
Pemukiman : 4550 m2
1. Data demografi
1) Jumlah penderita hipertensi : 250 orang
2) Jumlah penderita TB Paru : 65 orang
3) Jumlah penderita asma : 20 orang
4) Jumlah penderita DM : 300 orang
Berdasarkan kelompok penderita DM
Anak-anak :-
Remaja :-
Dewasa : 150 orang (50 %)
Lansia : 90 orang (30 %)
Ibu hamil : 60 orang (20%)
Berdasarkan agama
Islam : 20 orang (80%)
Kristen : 30 orang (10%)
Hindu : 15 orang (5%)
Budha : 15 orang (5%)
Konghucu :-
Katolik :-
Berdasarakan suku bangsa
Jawa : 210 orang (70%)
Madura : 75 orang (25%)
Sunda : 9 orang (3%)
WNI keturunan : 6 orang (2%)
Jumlah penderita DM gangrene : 90 orang
Status perkawinan
Kawin : 195 orang (65%)
Tidak kawin : 60 orang (20%)
Duda : 30 orang (10%)
Janda : 15 orang (5%)
8
3.2.2 Data sub sistem
1. Data lingkungan fisik
a. Sumber air dan air minum
Penyediaan Air bersih
PAM : 180 orang (60%)
Sumur : 120 orang (40%)
Sungai :-
c. Jamban
Kepemilikan jamban
Memiliki jamban : 80%
Tidak memiliki jamban : 20%
Macam jamban yang dimiliki
9
Septitank : 75%
Disungai : 25%
Keadaan jamban
Bersih : 45%
Kotor : 55%
d. Keadaan rumah
Tipe rumah
Tipe A/permanen : 210 orang (70%)
Tipe B/semipermanen : 75 orang (25%)
tipe C/tidak permanen : 15 orang (5%)
Status rumah
Milik rumah sendiri : 180 orang (60%)
Kontrak : 120 orang (40%)
Lantai rumah
Kepemilikan pekarangan
Memiliki : 240 orang (80%)
Tidak memiliki : 60 orang (20%)
Pemanfaatan pekarangan
10
Ya : 270 orang (90%)
Tidak : 30 orang (10%)
11
<dari UMR : 165 orang (55%)
UMR – 1.000.000,00 : 105 orang (35%)
>dari UMR : 30 orang (10%)
d. Kepemilikan usaha
Toko : 30 orang (10%)
Warung makanan : 15 orang (5%)
UKM : 9 orang (3%)
Tidak punya : 246 orang (82%)
12
Motor : 120 orang (40%)
Mobil : 6 orang (2%)
Lain-lain/ becak : 84 orang (28%)
13
8. Rekreasi
Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan alun – alun.
Ada program setahun sekali diadakan program wisata bersama kader kesehatan RT 05 RW 03
Kelurahan Margo Rukun.
3.3 Analisa Data
No
Pengelompokan Data Etiologi Masalah
Ds :
1. Dari hasil wawancara di dapat tingkat Pengetahuan yang Ketidakpatuhan
pendidikan ada 50% warga yang tidak kurang terhadap diet Di RT 3
patuh menjalankan diet RW 5 kelurahan
Do : Margo Rukun
- data menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan SD sebanyak 135 orang
(45%)
- penyuluhan kader dari masyarakat dan
petugas kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- kebiasaan masyarakat makan makanan
yang manis sebanyak 210 orang (70%)
Ds:
2 Dari hasil wawancara didapat ketidak Faktor penghasilan Ketidakpatuhan
patuhan masyarakat untuk yang rendah masyarakat/penderita
melaksanakan check up kesehatan DM melaksanakan
sebanyak 219 orang (70%) check up kesehatan Di
Do: RT 3 RW 5 kelurahan
- sebanyak 210 orang jarang check Margo Rukun
up/bulan
- lulusan SD sebanyak 135 orang
- lulusan SLTP sebanyak 90 orang
- penghasilan < UMR sebanyak 150
orang
- penghasilan UMR-1.000.000
sebanyak 90 orang
- penghasilan > UMR 60 orang
Ds:
3 Dari hasil wawancara didapat jumlah Kurangnya Resiko peningkatan
penderita DM 300 orang pengetahuan penderita penderita ganggren Di
DM tentang RT 3 RW 5 kelurahan
Do: pencegahan terjadinya Margo Rukun
-jumlah penderita DM dengan ganggren luka ganggren
sebanyak 30% (90 orang)
- distribusi penderita DM berdasarkan
tingkat pendidikan formal
SD :45% (135 orang)
SLTP :30% (90 orang)
SLTA :20% (60 orang)
14
Perguruan tinggi:5%(15 orang)
-sebanyak 210 orang (70%) penderita
DM tidak check up secara rutin
- kebiasaan sehari hari penderita DM
yang setiap saat memakai alas kaki
sebanyak 45 orang (15%),saat dilauar
rumah 75 orang (25%) dan jarang
memakai 180 orang (60%)
3.5 PERENCANAAN
15
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Sasaran Metode
-
Masyarakat
mengetahui
tentang
pentingnya
kepatuahan
pengobatan
16
n penyuluhan
20% (60 orang) - Penderita DM tentang
Perguruan mengerti cara pentingnya
tinggi:5%(15 perawatan luka check up gula
orang) ganggren darah bagi
penderita DM
sebanyak 210 orang - Penderita DM 1. Lakuk
(70%) penderita DM tidak mengetahui an Check up
check up secara rutin penyebab gula darah
terjadinya luka gratis pada
ganggren penderita DM
kebiasaan sehari hari
penderita DM yang setiap
saat memakai alas kaki Tujuan
sebanyak 45 orang jangka panjang:
(15%),saat dilauar rumah 75
orang (25%) dan jarang Setelah
memakai 180 orang (60%) dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1
minggu
diharapkan
semua
masyarakat
penderita DM
dapat patuh
dalam
melaksanakan
check up gula
darah
2. Berika
2. Kelura
3) Ketidakpatuhan - Masyarakat n penyuluhan han Margo Laptop, LCD,
masyarakat/penderita DM penderita DM tentang faktor Rukun materi, screen,
melaksanakan check up mengetahui resiko tentang1. Seluru dan leafle
kesehatan di RT 5 RW 3 tentang resiko ketidakpatuhan h penderita DM
kelurahan Margo Rukun ketidakpetuhan penderita DM di RT 5 RW 3
berhubungan dengan faktor untuk tentang check kelurahan
penghasilan yang rendah melaksanakan up gula darah margo Rukun
ditandai dengan: check up gula 1. Seluru
darah h penderita DM
sebanyak 210 orang di RT 5 RW 3
jarang check up/bulan kelurahan
lulusan SD margo Rukun
sebanyak 135 orang
lulusan SLTP
sebanyak 90 orang
penghasilan <
UMR sebanyak 150 orang
penghasilan UMR-
1.000.000 sebanyak 90
orang
penghasilan >
17
UMR 60 orang
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa. (1999). Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda Juall. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih. Jakarta
: EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.
18
19