Menurut data yang dilansir WHO, 178 juta anak di bawah lima tahun mengalami
stunted. Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui
defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya
(MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai
dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau
kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak.
Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu
biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan kondisi
kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang
dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan
negara bahari.
Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan masurasi dalam
keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan),
penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)
F. PENCEGAHAN
Stunting atau tubuh pendek dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
- Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara teratur dan
terus menerus
- Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu
masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan
- Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan para
anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan
uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui
peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
- Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat, terutama
para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat
dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.
G. PENANGGULANGAN
Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama
kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
dilahirkannya.
Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan
ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini
dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan
ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung
(kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu
hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian
vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD),
ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-
ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan
kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan
jalan, pasar), dll
Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun
2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak
sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI.
Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik
dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan,
meliputi :
1. Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting.
Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat
kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut.
Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2. Pada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).
Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI
terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul
vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.
Bila kita merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30
Desember 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian Pendek dan
Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek)
dan severely
Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan
diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada
dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.