Anda di halaman 1dari 4

Pengertian stunting

Menurut data yang dilansir WHO, 178 juta anak di bawah lima tahun mengalami
stunted. Stunting (tubuh pendek) adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui
defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi
internasional. Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak – anak lain seusianya
(MCN, 2009). Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD), ditandai
dengan    terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi
badan yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunted merupakan kekurangan gizi kronis atau
kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi
kurang pada anak.

PENYEBAB STUNTING PADA ANAK


Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak merupakan suatu proses kumulatif
yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini
merupakan proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2
tahun pertama kehidupan.
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidaklangsung yang
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi
kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan
makanan yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan
metabolic serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi pada anak.
Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya
berpeluang terjadinya stunted
           Prevalensi anak-anak di provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang mengalami stunting,
mencapai 44 persen. Penyebab utamanya, adalah banyaknya kesalahan persepsi yang terjadi pada
masyarakatnya, sehingga tidak bisa memberikan asupan gizi secara makasimal bagi anak- anaknya
. Menurut Community for Development UNICEF Aceh Zone, Nurdahlia Lairing, banyak kebiasaan
buruk dan persepsi salah yang masih dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. "Antara lain tak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya," katanya di kantor UNICEF Aceh, di Banda Aceh, Aceh, .
            Menurut UNICEF, penyebab utama gizi buruk dan stunting adalah kemiskinan. Bangsa kita
agak kesulitan mengatasi masalah ini karena kemiskinan belum bisa diatasi dengan sempurna,"
kata guru besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Ir Ali Khomsan
MS, usai gebyar posyandu tumbuh aktif tanggap (TAT) di Gedung Basket, Gelora Bung Karno, Jl
Asia Afrika, Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Minggu.
            Dipaparkan Prof Ali satu dari 3 balita memiliki ukuran badan yang lebih pendek dari standar
tinggi badan yang diharapkan. Indonesia berada di peringkat ke-lima negara dengan jumlah
anak stunting terbanyak, sekitar 7,8 juta anak. Umumnya anak yang stunting karena gizi buruk
kemampuan membaca dan belajarnya menurun.
 Anak stunting juga dikaitkan dengan budaya dan pengetahuan masyarakat akan gizi. Namun kedua
faktor ini masih belum menjadi faktor penyebab utama kemiskinan.

        Pemenuhan gizi yang kurang pada masyarakat dengan kemiskinan merupakan salah satu
biang kerok munculnya anak stunting. Karena pola makan sering kali seiring dengan kondisi
kesejahteraan. Konsumsi ikan laut masyarakat masih rendah, padahal protein dan omega yang
dikandung sangat bermanfaat bagi anak. Sangat ironis memang, karena Indonesia merupakan
negara bahari.

CIRI-CIRI STUNTING PADA ANAK


-          Anak yang stunted, pada usia 8-10 tahun lebih terkekang/tertekan (lebih pendiam, tidak banyak
melakukan eye-contact) dibandingkan dengan anak non-stunted jika ditempatkan dalam situasi
penuh tekanan.
-          Anak dengan kekurangan protein dan energi kronis (stunting) menampilkan performa yang
buruk pada tes perhatian dan memori belajar, tetapi masih baik dalam koordinasi dan kecepatan
gerak.
-          Pertumbuhan melambat, batas bawah kecepatan tumbuh adalah 5cm/tahun decimal
-          Tanda tanda pubertas terlambat (payudara, menarche, rambut pubis, rambut ketiak, panjangnya
testis dan volume testis
-          Wajah tampak lebih muda dari umurnya
-          Pertumbuhan gigi yang terlambat

          PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan masurasi dalam
keluarga (pendek, menarche), penyakit infeksi kongential, KMK (kecil masa kehamilan),
penyakit kronis pada organ-organ (saluran cerna, kaardiovaskular, organ pernafasan dan ginjal)

           PENGARUH STUNTING PADA ANAK


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan pengaruhnya adalah
sebagai berikut:
     1.                Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan
mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun. Stunted yang parah pada anak-anak
akan terjadi deficit  jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak  
mampu untuk belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi badan
normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen
dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan  konsekuensi
terhadap kesuksesan anak dalam  kehidupannya dimasa yang akan datang.
   2.     Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak. Faktor dasar yang
menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual. Penyebab
dari stunted adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan  tambahan yang
tidak sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian sebagian besar anak-
anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang berada di bawah ketentuan  rekomendasi
kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di
wilayah pinggiran kota dan komunitas pedesaan.
   3.      Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan kognitif yang  kurang. Anak stunted pada usia lima tahun cenderung
menetapsepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan
kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan mempengaruhi secara langsung pada
kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak  dengan BBLR.
Stunted terutama berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam proses
pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.

       F.      PENCEGAHAN
Stunting atau tubuh pendek dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
-          Pemberian ASI secara baik dan tepat disertai dengan pengawasan berat badan secara teratur dan
terus menerus
-          Menghindari pemberian makanan buatan kepada anak untuk mengganti ASI sepanjang ibu
masih mampu menghasilkan ASI, terutama pada usia dibawah empat bulan
-          Meningkatkan pendapatan keluarga yang dapat dilakukan dengan upaya mengikutsertakan para
anggota keluarga yang sudah cukup umur untuk bekerja dengan diimbangi dengan penggunaan
uang yang terarah dan efisien. Cara lain yang dapat ditempuh ialah pemberdayaan melalui
peningkatan keterampilan dan kewirausahaan
-          Meningkatkan intensitas komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada masyarakaat, terutama
para ibu mengenai pentingnya konsumsi zat besi yang diatur sesuai kebutuhan. Hal ini dapat
dikoordinasikan dengan kegiatan posyandu.

      G.    PENANGGULANGAN
Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas (seribu hari pertama
kehidupan). Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang
dilahirkannya.
Secara langsung masalah gizi disebabkan oleh rendahnya asupan gizi dan masalah
kesehatan. Selain itu asupan gizi dan masalah kesehatan merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Adapun pengaruh tidak langsung adalah ketersediaan makanan, pola asuh dan
ketersediaan air minum (bersih), sanitasi dan pelayanan kesehatan. Seluruh faktor penyebab ini
dipengaruhi oleh beberapa akar masalah yaitu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan
ekonomi, dan sumberdaya, lingkungan, teknologi, serta kependudukan.
Berdasarkan faktor penyebab masalah gizi tersebut, maka perbaikan gizi dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu secara langsung (kegiatan spesifik) dan secara tidak langsung
(kegiatan sensitif). Kegiatan spesifik umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT ibu
hamil KEK, pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, pemberian
vitamin A pada ibu nifas. Untuk bayi dan balita dimulai dengan inisiasi menyusu dini (IMD),
ASI eksklusif, pemberian vitamin A, pemantauan pertumbuhan, imunisasi dasar, pemberian MP-
ASI. Sedangkan kegiatan yang sensitif melibatkan sektor terkait seperti penanggulangan
kemiskinan, penyediaan pangan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur (perbaikan
jalan, pasar), dll
Kegiatan perbaikan gizi dimaksudkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Multicentre Growth Reference Study (MGRS) Tahun
2005 yang kemudian menjadi dasar standar pertumbuhan internasional, pertumbuhan anak
sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi, riwayat kesehatan, pemberian ASI dan MP-ASI.
Untuk mencapai pertumbuhan optimal maka seorang anak perlu mendapat asupan gizi yang baik
dan diikuti oleh dukungan kesehatan lingkungan.
Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan,
meliputi :  
1.   Pada ibu hamil
Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik dalam mengatasi stunting.
Ibu  hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat
kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka perlu diberikan  makanan
tambahan kepada ibu hamil tersebut.
       Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit
2. Pada saat bayi lahir
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD).
Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif)
3. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun
 Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI
terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul
vitamin A, taburia, imunisasi dasar lengkap.
4. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga.

Bila kita merujuk pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30
Desember 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian Pendek dan
Sangat Pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek)
dan severely
Dengan kata lain stunting dapat diketahui bila  seorang balita sudah ditimbang berat badannya dan
diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya berada
dibawah normal. Jadi secara fisik balita akan lebih pendek dibandingkan balita seumurnya.

Anda mungkin juga menyukai