LiliesAnggarwatiAstuti 2017
LiliesAnggarwatiAstuti 2017
net/publication/339883465
CITATIONS READS
0 129
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Lilies Anggarwati Astuti on 12 March 2020.
PASAL 113
KETENTUAN PIDANA
(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komerial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
ii
Farmakoterapi
Kedokteran Gigi
PENERBIT: AGMA
iii
FARMAKOTERAPI KEDOKTERAN GIGI
Penulis:
drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio
ISBN: 978-602-51824-1-9
Penyunting:
drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio
Perancang Sampul
Muhammad Iswan Achlan
Penata Letak:
Agusalim Juhari
Diterbitkan Oleh:
AGMA
Redaksi:
Jl. Dirgantara, Kel. Mangalli, Kec. Pallangga, Kab. Gowa, Sulawesi
Selatan. 92161
Telp: (0411) 8988093, HP/WA: 08114161500
Email: agma.myteam@gmail.com
iv
Kata Pengantar
P
uji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat, Taufik &
HidayahNya sehingga penulis dapat merampungkan buku ini.
Disela-sela kesibukan melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik
yang diberi amanah untuk melaksanakan tugas tambahan sebagai peneliti,
saya berusaha untuk menyusun buku ini dengan harapan dapat bermanfaat
bagi diri pribadi, dan peneliti secara umum.
v
guna kesempurnaan buku ini.
Penulis
vi
Daftar Isi
vii
Bab V Antimikroba ............................................................... 47
V.1 Definisi Antimikroba................................................ 47
V.2 Penggunaan Antimikroba dalam Kedokteran Gigi ... 47
V.3 Indikasi untuk Agen Antibakteri .............................. 48
V.4 Spektrum Obat Antimikroba.................................... 49
V.5 Mekanisme Kerja Obat Antibakteri .......................... 51
V.6 Golongan Obat Antibakteri ..................................... 52
V.7 Golongan Beta Lactam Antibiotik ............................ 66
V.8 Golongan Aminoglycosides Antibiotik...................... 78
V.9 Golongan Macrolide dan Polipeptida Antibiotik ....... 81
Bab VI Obat Anti Inflasi Non Streoid (OAINS) ........................... 101
VI.1 Definisi OAINS ........................................................ 101
VI.2 Mekanisme Kerja .................................................... 101
VI.3 Analgesik ............................................................... 104
VI.4 Klasifikasi Obat Analgetik NSAIDS ........................... 110
Bab VII Obat Kumur (Mouthwash) ........................................... 113
VII.1 Definisi Moutwash .................................................. 113
VII.2 Komposisi Moutwash ............................................. 114
Bab VIII Hipnotik Sedatif .......................................................... 117
VIII.1 Definisi Hipnotik ..................................................... 117
VIII.2 Posologi/Dosis ....................................................... 117
VIII.3 Mekanisme Kerja .................................................... 120
viii
Bab IX Obat Hematologi ........................................................ 125
IX.1 Definisi Hemostatis................................................. 125
IX.2 Proses Pembentukan Darah ................................... 125
IX.3 Antikoagulan .......................................................... 130
IX.4 Antirombotik .......................................................... 136
IX.5 Trombolitik ............................................................. 139
IX.6 Hemostatik ............................................................. 141
Bab IX Resep ....................................................................... 149
X.1 Definisi Resep ........................................................ 149
X.2 Komponen Resep Menurut Fungsi.......................... 150
X.3 Penulisan Resep Lengkap ...................................... 151
X.4 Singkatan Bahasa Latin .......................................... 152
Praktikum 1 Percobaan Dengan Anastesi Umum Pada Kelinci ........... 159
Praktikum 2 Anastesi Lokal............................................................ 165
Praktikum 3 Pembuatan Resep ...................................................... 171
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
F
armakologi merupakan sifat dari mekanisme kerja obat dan efek obat
dari sistem tubuh termasuk tentng tosisitasnya, pengetahuan ini
sangat penting sebagai dasar atau pondasi dalam pemakaian obat
diklinik. Di samping itu farmakologi juga memberikan beberapa informasi
terkait dengan pemakaian obat misalnya indikasi, dosis, efek toksik, efek
samping, dan sebagainya.
Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam
memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat
menentukan efek biologis suatu obat seperti absorbsi kecepatan absorbsi
dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya
obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of
action), intensitas kerja obat, respon farmakologik yang dicapai serta dosis
yang tepat untuk memberikan respon tertentu.
Diharapkan mahasiswa kedokteran gigi mampu mengerti dan
memahami dari berbagai klasifikasi dan penggolongan obat-obat yang
digunakan praktek di kedokteran gigi, termasuk efek samping dan
interaksinya.
D
alam mempelajari ilmu farmakologi perlu mengetahaui terlebih dahulu
sejarah perkembangan ilmu tersebut. Farmakologi merupakan ilmu
mempelajari hubungan antara obat dengan makhluk hidup. Dalam
tubuh, antara obat dengan sistem biologis pasti mempunyai interaksi.
Farmakologi berasal dari bahasa yunani yaitu pharmakon yang berarti
senyawa biokatif dan logos yang bearati ilmu. Secara umum, farmakologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek dan nasib obat dalam tubuh.
Perkembangan obat dahulu didasarkan oleh pengalaman empirik
masayarakat (daun digitalis untuk penyakit gagal jantung) dan obsevasi
ilmiah (penemuan penisilin dari fungsi dari genus penicillium). Era sekarang,
obat baru dikembangkan oleh pakar kimia organic (organic chemist) atau
kimia medicinal (medicinal chemist) yang berkolaborasi dengan pakar
farmakologi (pharmacologist) mulai dari pengetahuan dasar obat tersebut,
efek dan mekanisme aksi, hingga target molekulnya. Dalam hal ini, pakar
kimia organic atau kimia medisinal melakukan melakukan penemuan obat
sedangkan pakar farmakologi yang melakukan uji aktivitas biologis obat
meliputi keberkhasiatan dan keamanan obat. Di Asia khususnya India, Cina
dan Indonesia perkembangan penggunaan obat tradisional sangat pesat
II.2 TERMINOLOGI
Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk
mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan
suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertile, atau
melumpuhkan otot rangka selama pembedahan
Obat adalah molekul yang kecil yang jika dimasukkan ke dalam
tubuh mempengaruhi tubuh, fungsi tubuh, dan mengadakan interaksi pada
tingkat molekul
DISTRIBUSI
merupakan obat yang akan diikat oleh protein plasma dengan
berbagai ikatan lemah (ikatan hidrofobik, van der Waals, hydrogen dan ionik).
Ada beberapa macam protein plasma :
o Albumin : mengikat obat-obat asam dan obat-obat netral (musalnya:
steroid) serta bilirubin dan asam-asam lemak. Albumin mempunyai
2 tempat ikatan yakni :
ED dipengaruhi oleh :
- Usia dan berat badan (muda sedikit obat yang dibutuhkan)
- Cara pemberian
- Sex / jenis kelamin
- Waktu dan pemberian
- Kecepatan ekskresi
- Kombinasi obat
a. Sinergis : Simulasi : 1+1 = 2 (efek aditif)
Mis. Sama reseptor. Potensial : 1+1 =3 misalnya
berbeda reseptor
b. Antagonisme : saling meniadakan
- bangsa dan species
Toleransi
Toleransi adalah resistensi akibat pemakaian yang kronis sehingga untuk
memperoleh efek yang sama dosis harus terus menerus ditingkatkan
Farmakoterapi Kedokteran Gigi 17
(ketahanan yang luar biasa terhadap obat) dimana hal ini tergantung pada
manusianya
- Taehyphylaxis
Toleransi yang terjadi secara akut dalam beberapa menit. Misalnya
Epinefrine
- Habituting Crasing
Keinginan yang sangat akan suatu obat dapat menyebabkan
timbulnya emotional dependence (keterikatan emosi)
- Adiction, terdiri atas :
1. Toleransi
2. Habituasi
3. Dependence (emosional + physical)
- Withdraw Simptomps
Sindroma abstinensi adalah segala gejala yang timbul berlawanan
dengan efek dari obat itu sendiri.
Efek yang tidak diinginkan dari suatu obat
1. Overdosis : Overdosis secara absolute dan secara relative
(overdosis yang sebenarnya normal, tapi berefek samping)
2. Sideeffect : Seperti antihistamin yang terdapat pada obat flu yamg
menyebabkan ngantuk
3. Secondary Effect : Efek yang tibul setelah pemakaian obat jangka
panjang. Misalnya pada obat antibiotik
4. Toleransi
5. Idiosinkrinasi dan hipersensitivitas
II.3.5 FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik ialah subdisipin farmakologi yang mempelajari efek
biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari
mekanisme kerja obat adalah untuk meneliti efek utama obat, memgetahui
II.3.7 TOKSIKOLOGI
Toksilogi merupakan suatu ilmu farmakologi yang berhubungan
dengan efek samping atau sifat toksik suatu senyawa kimia. Toksikologi tidak
hanya berkaitan dengan aspek toksik obat yang digunakan dalam proses
terapi namun juga aspek toksik senyawa kimia lainnya didalam skala rumah
tangga, industry maupun lingkungan.
Toksilogi juga merupakan efek samping obat atau reaksi obat yang
merugikan. Hampir semua obat mempunyai efek toksik karena sebenarnya
obat itu adalah racun. Obat berfungsi sebagai obat jika digunakan pada dosis
tertentu, namun jika berlebihan (over dosis) akan berpotensi menghasilkan
toksisitas dan jika dosisnya rendah tidak akan memberikan efek yang
diharapkan. Pada dosis terapi, obat juga dapat memberikan efek samping.
Contoh efek samping atau reaksi obat yang merugikan antara lain : reaksi
alergi, hepatotoksik, nefrotoksik, teratogenik, ketergantungan dan toleransi
obat, karsinogenesis.
II.3.8 REGULASI OBAT
Obat merupakan bahan yang diregulasi oleh pemerintah, dalam hal
ini badan pengawasan obat dan makanan. Segala pengaturan pembuatan,
pelabelan, distribusi dan penjualannya diatur oleh badan ini melalui undang-
undang dan peraturan. Tujuan regulasi ialah melindungi konsumen dari efek
yang merugikan karena kualitas dan keamananya.
Di Indonesia obat yang beredardikelompokkan dalam 5 kelompok:
A
nastesi Umum merupakan hilangnya kesadaran masukan sensorik
yang mengakibatkan analgesia, tidak sadar (sedasi dan hypnosis),
amnesia dan imobilisasi.
Anestesi umum ditandai oleh hilangnya rasa sakit yang disertai dengan
hilangnya kesadaran.
Anestetik seharusnya sanggup :
a. Induring tidur
b. Refleks
c. Relasasi otot
Teori yang berhubungan dengan anestesi umum, antara lain :
a. Teori biokimia
Zat anestetik menghambat pengambilan oksigen dengan jalan
menghambat proses fosforilasi oksidatif.
b. Teori neurofisiologi
Menurunkan transmisi sinaps di gangglion superior dan
menghambat formation retikularis ascedans yang fungsinya
memperlihatkan kesadaran.
c. Teori koloid
Penggumpalan sel koloid (anesthesa yang reversible)
ANESTETIK INHALASI
• N2O
Sifat umum :
- Potensi rendah
- Baik untuk induksi dan operasi ringan
- Tidak mudah larut dalam darah
- Batas kemampuan lebar
- Efek letal lebar
- Tidak berwarna, tidak bau, dan tidak berasa
- Sukar larut dalam darah
- Sekresi melalui paru-paru
- Perbandingan N2O : O2 = 85 : 15
- Efek analgesik N2O : O2 = 20 : 80
- Relaksasi otot kurang sempurna
• Halotan (elutan)
Sifat umum :
- Tidak berwarna, sangat harum, dan tidak mudah meledak atau
terbakar
- Bereaksi dengan perak, tembaga, baja dan magnesium
- Harus dengan alat khusus
- Efek analgetik kurang
- Berguna untuk intubasi dan versi ekstraksi
- Pendarahan dan aktivitas saraf simpatis menurun
- Dapat menghambat otot jantung
- Menyebabkan kerusakan hati pada pemberian berulang
- Absorbsi dan ekskresi melalui paru-paru
ANALGESIK NARKOTIK
Dosis 8-10 mg intra Muskulus
Efek :
a. Menghilangkan rasa sakit
b. Mengurangi kecemasan
c. Indeks anastesia lebih dalam
d. Waktu pemulihan lebih panjang
e. Spasme dan kolik
f. Konsipasi, retensi urin, dan hipotensi
• STADIUM 3 (PEMBEDAHAN)
Saat timbulnya pernafasan teratur dan berlangsung
sampai pernafasan spontan hilang. Ada beberapa tingkatan :
v Tingkat 1
o Pernafasan teraturan, spontan dan seimbang antara
pernafasan dada dan perut
o Bergerak bola mata diluar kehendak
o Miosis
o Tonus otot rangka melamas tapi masih ada
v Tingkat 2
o Pernafasan teratur denagn frekuensi yang kecil
o Bola mata tidak bergerak
o Pupil melebarr
o Tonus otot rangka mulai melemas
o Reflek laring hilang
30 drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio
v Tingkat 3
o Pernafasan perut lebih nyata
o Otot interkostal mulai lumpuh
o Otot rangka sempurna
o Pupil lebih melebar tetapi belum maksimal
v Tingkat 4
o Pernafasan perut sempurna
o Tekanan darah menurun
o Refleks cahaya hilang
o Pupil mata sangat lebar
v TINGKAT 4 (MEDULA OBLONGATA)
o Pernafasan perut mulai melemah
o Pembuluh darah kolaps
o Jantung mulai berhenti berdenyut keadaan ini disusul
kematian.
A
nastesi lokal adalah suatu obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan konsentrasi cukup.
Tempat kerja disemua tempat dimana diberikan, pada semua jenis
saraf, (motorik, sensorik, otonom), dan bersifat reversible.
IV.2 Jenis-Jenis Anastesi Lokal
Anastesi lokal dibagi menjadi 2 bagian :
1. Anastesi lokal ester (alam) : kokain
• Kokain
Kokain atau benzoilmetilekgonin didapat dari daun Erythroxylon
coca dan spesies Erythroxylon lain, yaitu pohon yang tumbuh
di Peru dan Bolivia pada tahun 1860.
a) Farmakodinamik
Efek kokain yang paling penting yaitu menghambat
hantaransaraf, bila dikenakan secara lokal. Efek
sistemiknya yang paling mencolok yaitu rangsangan SSP.
Kokain merupakan perangsang korteks yang sangat kuat.
Pada manussia zat ini menyebabkan banyak bicara, gelisah
dan euphoria. Ada petunjuk bahwa kekuatan mental
A
ntimikroba (AM) ialah obat pembasmi mikroba, khusunya mikroba
yang merugikan manusia. Antibiotik ialah zat yang dihasilakn oleh
suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau dapat
membasmi mikroba jenis lain.
Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada
manusia, ditentukan harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin,
artinya obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi
relatif tidak toksik untuk hospes.
Gambar 5.1 A. Warna-secara medis spesies bakteri penting. B. Isoniazid, obat antimikroba
spektrum sempit. C. Tetrasiklin, obat antimikroba spektrum luas.
• TRIMETHOPRIM
Trimethoprim merupakan turunan pirimidin (diaminopyrimidine)
terkait dengan pirimetamin obat antimalaria, yang secara selektif
menghambat dihidrofolat reduktase bakteri, diperlukan untuk konversi
dihydrofolate ke tetrahydrofolic asam. Sulfonamid bertindak dengan
menghambat penggabungan PABA menjadi dihidrofolat oleh bakteri.
Kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol (kotrimoksazol) tindakan
berurutan dalam jalur metabolisme yang sama dalam sintesis nukleotida.
• NITROFURANS
Ini memiliki tindakan antimikroba terhadap bakteri gram positif dan
negatif organisme termasuk staphylococci, streptokokus, E. coli, Salmonella
dan Shigella spesies.
a. Nalidiksat ACID
Ini adalah 4-kuinolon derivatif efektif terhadap bakteri gram negatif
terutama E. Coli dan Shigella. Hal ini kurang efektif terhadap Klebsiella dan
Aerobacter spesies dan sangat jarang melawan Pseudomonas. Bertindak
dengan menghambat girase DNA bakteri. Hal ini terutama digunakan sebagai
antiseptik kemih dan diare yang disebabkan oleh E. coli, Shigella, Salmonella.
Efek samping sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan visual dan
penggunaan jangka panjang dapat menghasilkan parkinson. Pada individu
dengan defisiensi G-6-PD dapat menyebabkan hemolisis.
b. Fluoroquinolones
Ini adalah agen antimikroba kuinolon memiliki satu atau lebih
substitusi fluor, relatif spektrum yang luas dari tindakan dan efektif terhadap
gram positif dan gram negatif organisme. Mereka sangat efektif terhadap E.
coli, Klebsiella, Proteus mirabilis, Shigella, Salmonella spesies, H. ducreyi dll
fluoroquinolones menghambat bakteri girase DNA enzim. Kehadiran 6-fluoro
dan 7- piperazine substitusi sangat meningkatkan efektivitas antimikroba
mereka dibandingkan dengan asam nalidiksat. Fluor atom bertanggung
a) Benzil Penicillin
Ini adalah β-laktam antibiotik yang paling ampuh dan menghambat
pertumbuhan rentan mikroorganisme in vitro dalam konsentrasi terendah
dan tersedia dalam air natrium dan kalium larut garam.
Penisilin efektif terhadap gram positif dan negatif kokus dan
beberapa gram basil positif. Di antara kokus itu, streptococci sangat sensitif.
Gonokokus, pneumokokus dan meningokokus sensitif terhadap penisilin.
Di antara basil, gram positif Bacillus anthracis, Corynebacterium
diphtheriae, spesies Clostridium sangat sensitif. Di antara spirochetes,
Treponema pallidum sangat sensitif terhadap penisilin. Gram negatif basil,
jamur, protozoa, riketsia, klamidia, virus dan Mycobacterium tuberculosis
benar-benar tidak sensitif terhadap penisilin.
Farmakokinetik, setelah pemberian oral, benzil penisilin dihancurkan
oleh asam lambung. Terutama diserap dari duodenum. Hal ini diserap dalam
larutan air dengan cepat setelah pemberian intramuskular atau subkutan.
Penisilin didistribusikan secara luas dalam tubuh setelah penyerapan dan
sekitar 60% dari penisilin plasma terikat dengan albumin. Bagian utama
c) Fenoksimetil Penicillin
Ini memiliki spektrum antibakteri yang mirip dengan benzil penisilin
tetapi kurang aktif. Asam lambung stabil dan efektif pada pemberian oral.
Efek samping termasuk urtikaria, demam, ruam, angioedema,
anafilaksis, anemia hemolitik, neutropenia, trombositopenia, gangguan
koagulasi, diare.
Hal ini digunakan dalam tonsilitis, otitis media, erisipelas, profilaksis
demam rematik dan infeksi pneumokokus. Efek samping termasuk urtikaria,
demam, ruam, angioedema, anafilaksis, anemia hemolitik, neutropenia,
trombositopenia, gangguan koagulasi, diare dll
b. Cefazolin
Ini adalah sefalosporin semisintetik ampuh untuk pemberian
parenteral. Hal ini digunakan pada infeksi saluran genitourinari, tulang,
infeksi jaringan sendi dan lunak, septikemia, endokarditis, gonore, infeksi
dada pasca operasi, infeksi saluran empedu dan profilaksis bedah.
b. Cefaclor
Spektrum antibakteri cefaclor termasuk organisme berikut:
Staphylococcus (koagulase-positif, koagulase-negatif dan penisilinase
memproduksi strain), Streptococcus pyogenes, Streptococcus pneumoniae,
c. Ceftazidime
Ini adalah sefalosporin spektrum yang luas memiliki aktivitas anti-
pseudomonas. Digunakan pada infeksi serius saluran pernapasan, THT dan
infeksi jaringan lunak, septikemia, meningitis, GI dan infeksi saluran empedu.
d. Cefoxitin
Hal ini dihasilkan oleh Actinomyces. Digunakan dalam pengobatan
anaerobik dan infeksi bedah campuran dan abses paru.
• STREPTOMYCIN
The aminoglikosida antibiotik, yang diperoleh dari Streptomyces
griseus adalah obat antitubercular pertama. Ini adalah obat bakterisida dan
mengerahkan aksinya dengan menggabungkan dengan ribosom bakteri dan
78 drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio
menginduksi salah membaca dari kodon mRNA. Juga pada bakteri sensitif,
gangguan o membran sitoplasma terjadi mengakibatkan kebocoran asam
amino, ion, menyebabkan kematian bakteri.
Tidak diserap setelah pemberian oral. Setelah injeksi IM penyerapan
yang cepat. Hal ini diekskresikan tidak berubah dalam urin. Paruh
berkepanjangan pada pasien gagal ginjal.
Efek samping termasuk nyeri di tempat suntikan, ototoxicity,
nefrotoksisitas, ruam kulit, demam, dermatitis eksfoliatif dan eosinofilia.
Anafilaksis jarang terlihat. Disfungsi saraf optik.
Hal ini digunakan dalam semua bentuk tuberkulosis bersama
dengan obat antitubercular lainnya. Indikasi lainnya adalah tularemia, wabah,
brucellosis, endokarditis bakteri, endokarditis enterococcal. Digunakan
bersamaan dengan penisilin G untuk efek sinergis dalam pengobatan
endokarditis enterococcal ketika antibiotik lain tidak efektif atau
kontraindikasi.
• GENTAMICIN
Hal ini diperoleh dari Micromonospora pupurea. Ini memiliki
spektrum yang lebih luas dari tindakan dan efektif terhadap Pseudomonas
aeruginosa, E. coli, Klebsiella, Enterobacter dan Proteus. Streptokokus dan
enterococci relatif tahan terhadap itu karena kegagalan obat untuk
menembus ke dalam sel. Setelah pemberian parenteral, itu meredakan
terutama ke cairan ekstraseluler.
Hal ini baik pada pasien sakit kritis dengan pertahanan tubuh yang
terganggu; Pseudomonas atau Proteus infeksi pada luka bakar, infeksi
saluran kemih, abses paru-paru, osteomielitis, infeksi telinga tengah,
septikemia; meningitis yang disebabkan oleh gram basil negatif, peritonitis,
infeksi kulit dan jaringan lunak dan infeksi pasca operasi.
• TOBRAMYCIN
Ini milik keluarga nebramycins, terisolasi dari Streptomyces
tenebrarius. Aktivitas antibakteri yang mirip dengan gentamisin dan sedikit
lebih aktif dibandingkan gentamisin terhadap Pseudomonas aeruginosa dan
Proteus.
Hal ini digunakan dalam pengobatan infeksi saluran pencernaan dan
saluran pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, septicemia dan infeksi
saluran kemih.
Efek samping termasuk ruam kulit, ototoxicity, nefrotoksisitas,
flebitis, mual, muntah, sakit kepala urtikaria dan. Ototoxicity dan
nefrotoksisitas lebih rendah dari gentamisin.
• AMIKASIN
Ini adalah turunan semisintetik dari kanamisin. Hal ini aktif terhadap
organisme gentamisin misalnya Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, E. coli
dan Proteus. Tahan terhadap bakteri aminoglikosida menonaktifkan enzim.
Hal ini ditunjukkan dalam bacteriaemia, septikemia; saluran
pernapasan, tulang dan sendi, CNS (termasuk meningitis), kulit, jaringan
lunak, infeksi intraabdominal (termasuk peritonitis); luka bakar dan infeksi
pasca operasi.
• KANAMISIN
Hal ini berasal dari Streptomyces kanamyceticus. Ini aktif terhadap
Pseudomonas, namun karena ototoxicity parah dan nefrotoksisitas, diganti
dengan aminoglikosida lain dan kadang-kadang digunakan dalam kasus-
kasus resisten multidrug TB.
• NEOMYCIN
Hal ini terisolasi dari Streptomyces fradiae dan efektif terhadap
sebagian besar gram basil negatif dan beberapa cocci positif gram. Karena
ototoxicity dan nefrotoksisitas tinggi, itu tidak digunakan secara sistemik dan
digunakan secara lokal di berbagai infeksi kulit dan mata.
• FRAMYCETIN
Hal ini berasal dari Streptomyces lavendule. Hal ini mirip dengan
neomycin dan digunakan secara lokal di berbagai infeksi kulit dan infeksi
mata / telinga.
• ERITROMISIN
Eritromisin adalah antibiotik makrosiklik pertama yang diisolasi dari
Streptomyces erythreus. Eritromisin banyak digunakan antibiotik baik pada
anak-anak maupun orang dewasa.. Kerjanya dengan mengikat dengan 50S
ribosom subunit bakteri dan menghambat sintesis protein.
Ini adalah antibiotik spektrum sempit, konsentrasi rendah
bakteriostatik, namun konsentrasi tinggi bakterisida. Spektrum aktivitas juga
tergantung pada konsentrasi obat di lokasi yang diinginkan dan sensitivitas
mikroorganisme. Hal ini lebih aktif dalam media basa.
Eritromisin efektif terhadap gram organisme gram positif dan
beberapa negatif yang terutama mencakup pneumokokus, streptokokus,
stafilokokus, Neisseria dan beberapa strain C. diphtheriae, H. influenzae,
riketsia dan Treponema. Hal ini juga efektif terhadap penisilin staphylococci
resisten Mycoplasma, Campylobacter, Legionella, Gardnerella vaginalis juga
sangat sensitif.
Efek samping termasuk efek samping gastrointestinal seperti mual,
nyeri epigastrium yang umum. Diare terjadi sesekali. Ruam kulit, reaksi
hipersensitivitas, hepatotoksisitas (hepatitis disertai ikterus kolestatik,
terutama dengan estolat ester), kandidiasis oral, tromboflebitis dan demam
telah dilaporkan.
Eritromisin digunakan sebagai pengganti penisilin pada pasien
alergi untuk infeksi saluran pernapasan atas, misalnya tonsilitis, faringitis dan
• ROXITHROMYCIN
Roxithromycin adalah macrolide antibiotik semisintetik. Efektif
terhadap Streptococcus pyogenes, Streptococcus viridans, Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus mitis, S. aureus dan koagulase staphylococci
negatif, Neisseria meningitidis, Bordetella pertussis, Moraxella catarrhalis,
Corynebacterium diphtheriae, Listeria monocytogenes, Clostridium,
Mycoplasma pneumoniae, Pasteurella multocida, Chlamydia trachomatis /
psittaci / pneumoniae, Ureaplasma urealyticum, Legionella pneumophila,
Helicobacter pylori, Gardnerella vaginalis.
Hal ini lebih stabil pada media asam dari makrolida lainnya.
Roxithromycin ditemukan dalam serum setelah 15 menit administrasi. Hal ini
protein plasma lebih dari 90% terikat dan lebih dari setengah dosis
diekskresikan tidak berubah dalam urin dan feses.
Efek samping termasuk gejala gastrointestinal seperti mual, muntah,
nyeri epigastrium, diare, reaksi hipersensitivitas seperti ruam, urtikaria,
angioedema, sangat bronkospasme, syok anafilaksis; sensasi pusing (hati-
hati dalam mengemudi atau penggunaan mesin); peningkatan moderat
dalam ASAT, ALAT dan / atau fosfatase alkali; luka hati jarang akut kolestasis
atau lebih.
• AZITROMISIN
Azitromisin adalah antibiotik azalide, sub-kelas dari makrolid.
Azitromisin berbeda secara kimia dari eritromisin dimana metil diganti atom
nitrogen dimasukkan ke dalam lingkaran lakton.
• KLARITROMISIN
Ini adalah antibiotik makrolida yang diperoleh substitusi gugus
hidroksil oleh sekelompok CH3O di lingkaran lakton eritromisin. Hal ini
ditemukan 2 sampai 10 kali lebih aktif daripada eritromisin.
Klaritromisin mudah dan cepat diserap setelah pemberian oral dan
dimetabolisme secara signifikan dalam hati. Metabolit aktif diekskresikan oleh
ginjal dan rute lainnya.
Diindikasikan dalam pengobatan yang lebih rendah infeksi saluran
pernapasan misalnya bronkitis dan pneumonia, infeksi saluran pernapasan
• CLINDAMYCIN
Ini adalah lincosamide dan bertindak dengan mengikat secara
eksklusif untuk 50S mengirimkan dari ribosom bakteri dan karenanya
menekan sintesis protein. Ini adalah 7-kloro-7-deoxylincomycin, turunan
semisintetik dari linkomisin.
Menghambat sebagian besar cocci gram positif misalnya
streptokokus, stafilokokus dan pneumokokus, C. diphtheriae, Actinomyces,
Nocardia dan toksoplasma. Digunakan dalam pengobatan infeksi anaerob
parah yang disebabkan oleh bacteroides dan anaerob lainnya. Hal ini juga
digunakan dalam kombinasi dengan aminoglikosida dalam pengobatan perut
dan GIT luka, infeksi saluran kelamin perempuan, abses panggul, pneumonia
aspirasi dan aborsi septik. Hal ini juga digunakan untuk profilaksis
endokarditis. Hal ini juga digunakan bersama dengan primakuin di
Pneumocystis carinii pneumonia pada pasien AIDS dan dengan pirimetamin
untuk toksoplasmosis.
Penyerapan oral yang baik. Hal ini sebagian besar dimetabolisme
dan metabolit diekskresikan dalam urin dan empedu.
Efek samping termasuk nyeri di tempat suntikan, stomatitis, glositis,
edema angioneurotic, serum sickness, vertigo, tinnitus, anemia aplastik.
Hipotensi dan henti jantung setelah digunakan IV cepat. Anoreksia, rasa
logam, esofagitis, sakit perut.
• VANKOMISIN
Ini adalah antibiotik glycopeptide dan terutama aktif terhadap
bakteri gram positif, strain Staph. aureus yang resisten terhadap methicillin
yang dihambat oleh vankomisin. Hal ini juga efektif terhadap Strep. viridans,
Enterococcus, Clostridium difficile dan diphtheroid.
Ini adalah obat bakterisida dan diberikannya itu tindakan dengan
menghambat sintesis dinding sel bakteri yang sensitif. Penyerapan yang
kurang baik pada pemberian oral. Hal ini diberikan oleh parenteral rute
konsentrasi tinggi obat dapat menumpuk ketika fungsi ginjal terganggu.
Hal ini ditunjukkan dalam mengancam kehidupan infeksi stafilokokus
yang tahan terhadap antibiotik lainnya, infeksi stafilokokus berat pada pasien
yang alergi terhadap penisilin dan sefalosporin.
Efek samping termasuk ruam kulit, anaphylaxis, nefrotoksisitas,
ototoxicity seperti aminoglikosida lainnya. Efek samping lainnya adalah sakit
lokal dan flebitis di tempat suntikan, demam, eosinofilia dan hipotensi.
• POLIMIKSIN B
Memiliki deterjen seperti tindakan pada membran sel dan memiliki
afinitas tinggi untuk fosfolipid. Mereka menembus ke dalam dan mengganggu
struktur membran sel, sebagai akibat dari yang asam amino dan ion bocor.
Tidak ada penyerapan yang terjadi setelah pemberian. Hal ini
digunakan secara sistemik pada infeksi enterik disebabkan oleh organisme
gram negatif dan topikal untuk infeksi pseudomonas konjungtiva dan kornea,
luka bakar dan kulit.
Efek samping termasuk mual, muntah, diare setelah pemberian oral.
Parenteral administrasi (IM) menyebabkan rasa sakit, kemerahan, ototoxicity,
nefrotoksisitas dan neurotoksisitas.
• COLISTIN
Juga dikenal sebagai polimiksin E, juga merupakan deterjen kationik
digunakan hanya secara oral. Efek samping dan penggunaannya mirip
dengan polimiksin B.
• TYROTHRICIN
Hal ini diperoleh dari Bacillus bravis dan efektif terhadap gram positif
dan beberapa organisme gram negatif. Ini bekerja pada membran sel bakteri
menyebabkan kebocoran dan uncoupling fosforilasi oksidatif. Digunakan
secara topikal sebagai krim kulit dan solusi.
ANTI-HERPES AGEN
• IDOXURIDINE
Hal ini secara kimia berhubungan dengan timidin dan bertindak
dengan bersaing dengan itu dalam sintesis DNA dan akhirnya mencegah
pemanfaatan timidin. Ini mencegah replikasi virus DNA dan penggunaan klinis
terbatas pada herpes simpleks keratitis.
Toksisitas termasuk alopecia, leukopenia, trombositopenia dan
kerusakan hati. Hal ini digunakan dalam herpes simpleks keratokonjungtivitis
di 0,1-0,5% salep solusi / mata diterapkan 1-2 jam.
• ACYCLOVIR
Acyclovir adalah analog nukleosida purin sintetis dengan in vitro dan
in vivo aktivitas penghambatan terhadap virus herpes manusia.
Farmakoterapi Kedokteran Gigi 89
Asiklovir trifosfat mengganggu polimerase DNA virus dan
menghambat replikasi DNA virus dengan pemutusan rantai yang dihasilkan
berikut penggabungan ke dalam DNA virus.
Acyclovir hanya sebagian (20%) diserap dari usus. Sebagian besar
obat diekskresikan tidak berubah oleh ginjal oleh sekresi tubular dan
glomerular Carboxymethoxymethylguanine filtration.9- adalah satu-satunya
metabolit yang signifikan dari asiklovir pulih dari urin.
Efek samping termasuk mual, muntah, kelelahan, diare dan sakit
perut, ruam termasuk photosensitivity, urtikaria, pruritus, peningkatan urea
darah dan kreatinin, peningkatan reversibel dalam bilirubin dan enzim
liverrelated. Efek samping neurologis adalah sakit kepala, pusing, keadaan
bingung, halusinasi, mengantuk dan kejang-kejang.
Indikasi
• Pengobatan herpes simpleks infeksi virus pada kulit dan selaput
lendir, termasuk herpes genital awal dan berulang.
• Untuk pencegahan kekambuhan infeksi herpes simpleks pada
pasien imunokompeten.
• Profilaksis infeksi herpes simplex pada pasien
immunocompromised.
• Pengobatan varicella (cacar air) dan herpes zoster (shingles)
infeksi. Pengobatan dini herpes zoster dengan asiklovir dapat
mengurangi timbulnya neuralgia pasca-herpes (nyeri
zosterassociated).
Dosis
Untuk pengobatan herpes simpleks pada orang dewasa: 200 mg kali sehari
selama lima hari.
Pada pasien immunocompromised parah atau pada pasien dengan
gangguan penyerapan dari usus, dosis dapat dua kali lipat menjadi 400 mg
atau dosis IV dapat diberikan.
• FAMSIKLOVIR
Famsiklovir merupakan prodrug oral dari agen penciclovir antivirus.
Famciclovir diindikasikan untuk pengobatan herpes zoster akut (shingles),
penekanan treatmentor herpes genital berulang pada pasien
imunokompeten, pengobatan herpes simpleks infeksi mucocutaneous
berulang pada pasien yangterinfeksi HIV.
Efek samping adalah sakit kepala, paresthesia, migrain, mual, diare,
muntah, perut kembung, sakit perut, kelelahan, pruritus, ruam dan
dismenorea.
• VALASIKLOVIR
Ini adalah ester L-valyl asiklovir dan cepat diubah menjadi asiklovir
setelah pemberian oral. Mekanisme kerjanya dan farmakokinetik mirip
dengan asiklovir.
Dalam genital herpes dosis yang dibutuhkan adalah 1 g BD selama
10 hari dan pada kekambuhan 500 mg BD selama 5 hari. Untuk herpes
zoster infeksi 1 g TDS selama 7 hari diperlukan. Dosis 2 g QID juga telah
digunakan dalam mencegah sitomegalovirus (CMV) penyakit setelah
transplantasi organ.
• GANGIKLOVIR
Ini adalah guanosin analog asiklik yang membutuhkan
triphosphorylation untuk aktivasi sebelum penghambatan polimerase DNA
virus. Hal ini aktif terhadap cytomegalovirus (CMV), virus varicellazoster, virus
Epstein-Barr dan virus herpes manusia-8. Hal ini hampir 100 timesmore kuat
daripada asiklovir terhadap CMV.
• PIMARICIN
Hal ini diperoleh dari Streptomyces notalensis dan ditemukan efektif
terhadap Trichophyton violaceum, Trichomonas vaginalis dan Aspergillus
fumigatus. Hal ini digunakan sebagai salep mata di keratitis akibat Fusarium
Farmakoterapi Kedokteran Gigi 95
dan Cephalosporium dan sebagai inhalasi di aspergilosis bronkopulmoner
dan kandidiasis.
• HAMYCIN
Hal ini diperoleh dari Streptomyces pimprina dan efektif terhadap
blastomycosis, kriptokokosis, kandidiasis vagina dan kulit, Trichomonas
vaginitis dan Aspergillus otomycosis.
Efek samping termasuk diare, eosinofilia, nefrotoksisitas dan
kenaikan tingkat SGOT setelah pemberian oral dalam pengobatan
blastomycosis dalam manusia.
Antimetabolit
• FLUSITOSIN
Ini adalah fluorinated pirimidin anti-metabolit sintetik yang bertindak
dengan konversi kepada anti-metabolit 5-fluorouracil yang menghambat
sintesis DNA.
Hal ini efektif terhadap Cryptococcus neoformans dan beberapa
strain Candida dan cetakan dermatiaceous yang menyebabkan
chromoblastomycosis.
Efek samping termasuk anemia, leukopenia, trombositopenia, diare,
gangguan GIT dan disfungsi hati. Hal ini terutama digunakan sebagai obat
ajuvan untuk amfoterisin.
• KETOKONAZOL
Merupakan spektrum yang luas obat antijamur imidazol efektif. Hal
ini berguna dalam kedua dermatofitosis dan mikosis dalam. Penyerapan oral
difasilitasi oleh keasaman lambung. Hal ini sangat terikat protein,
dimetabolisme di hati dan metabolit diekskresikan dalam urin dan feses.
Spektrum adalah mirip dengan miconazole dan lebih aktif terhadap
Coccidioides.
Efek samping termasuk iritasi lambung, mual, muntah, sakit kepala,
paresthesia, ruam, rambut rontok, reaksi alergi dan ginekomastia.
• MICONAZOLE
Ini memiliki antijamur spektrum luas dan aktivitas antibakteri dan
efektif terhadap Cryptococcus, Blastomyces, dermatofita, Microsporum,
Coccidioides dan Candida. Digunakan secara topikal sebagai salep, lotion,
gel, telinga drop dan gel vagina. Efek samping termasuk demam, menggigil,
reaksi alergi dan bahkan anafilaksis.
Hal ini ditunjukkan dalam kandidiasis vulvovaginal, Trichomonas
vaginitis, otomycosis, tinea versikolor dan Pityriasis.
• ITRAKONAZOL
Ini adalah obat antijamur triazol terkait erat dengan ketokonazol dan
dimaksudkan untuk penggunaan oral. Hal ini sangat efektif dalam berbagai
jamur infeksi.
Ini merusak sintesis ergosterol di jamur. Setelah pemberian oral, itu
secara luas didistribusikan dalam tubuh. CSF dan air liur mengandung jumlah
diabaikan obat. Itu adalah secara ekstensif dimetabolisme di hati dan
metabolit diekskresikan dalam urin.
Hal ini ditunjukkan dalam dermatophytoses, panu, onychomycoses,
kandidiasis orofaringeal, kandidiasis kulit, chronic mucocutaneous
candidiasis, oculomycoses; mikosis sistemik seperti kriptokokosis,
kandidiasis dan aspergilosis; mikosis subkutan seperti sporotrichosis dan
chromomycosis.
Efek samping termasuk mual, muntah, ruam kulit, depresi, pusing,
vertigo dan kehilangan libido, hipokalemia dan hipertrigliseridemia.
• FLUKONAZOL
Ini memiliki berbagai aktivitas antijamur. Hal ini juga diserap secara
oral (94%). Hal ini terutama diekskresikan tidak berubah dalam urin.
Konsentrasi fungisida dicapai dalam kuku, air liur dan vagina dan juga
menembus otak. Efek samping termasuk mual, muntah, sakit kepala, sakit
perut, diare dan ruam kulit.
Hal ini ditunjukkan dalam kandidiasis mukosa, kandidiasis sistemik,
crypttococcosis, profilaksis infeksi jamur setelah kemoterapi sitotoksik atau
radioterapi; pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan meningitis
• TERBINAFINE
Ini adalah turunan allylamine sintetis, yang diberikannya efek
antijamur oleh epoxidase menghambat squalene menyebabkan kekurangan
ergosterol dan sesuai akumulasi squalene yang menyebabkan kematian sel
jamur.
Hal ini juga diserap dari saluran pencernaan, didistribusikan secara
luas dalam tubuh. Hal ini sangat terikat protein plasma. Hal ini dimetabolisme
di hati dan tidak aktif metabolit yang diekskresikan dalam urin.
Efek samping yang iritasi, terbakar, gatal dan kekeringan pada
aplikasi topikal. Asupan oral menyebabkan marah lambung, ruam, gangguan
rasa dan disfungsi hati.
Terbinafine digunakan dalam pengobatan dermatophytoses
terutama onchomycosis dengan terapi oral. Juga berguna dalam tinea
versikolor dan pityriasis.
AGEN LAIN-LAIN
Tolnaftate efektif dalam tinea cruris dan tinea corporis. Digunakan
dalam bentuk larutan dan krim digunakan secara topikal. Tidak berguna
dalam candidiasis dan jenis-jenis mikosis superfisial. Reaksi yang merugikan
termasuk iritasi lokal.
Selenium sulfida digunakan sebagai sampo dan digunakan dalam
pengobatan infeksi kulit kepala jamur.
Cyclopirox Olamine digunakan dalam pengobatan infeksi tinea,
dermal dan kandidiasis vagina.
Asam benzoat telah mendapat aktivitas antijamur dan anti-bakteri
dan digunakan dalam kombinasi dengan asam salisilat (salep Whitfield ini).
O
bat Anti InflamasiNon Steroid (OAINS)/ Steroidal Anti Inflammatory
Drugs (NSAID) atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah
suatu kelompok obat yang berfingsi sebagai anti inflamasi, analgesic,
dan antipiretik. Obat golongan NSAID dinyatakan sebagai obat anti inflamasi
non steroid karena ada obat golongan steroid yang juga berfungsi sebagai
anti inflamasi. Obat golongan steroid bekerja di system yang lebih tinggi
dibanding NSAID, yaitu menghambat konversi fosfolipid menjadi asam
arakhidonat melalui penghambatan trhadap enzim fosfolipase.
Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan
ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin (aspirin like drugs). Antara
lain: parasetamol, ibuprofen, asam mefenamat, diklofenak, indometasin
VI.3 Analgesik:
VI.3.1 Analgesik Opioid/analgesik narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memilikisifat-sifat
seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan
atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.
Macam-macam obat Analgesik Opioid:
a. Metadon.
- Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih
lemah.
- Indikasi: Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat
pada pasien yang di rumah sakit.
Methadon
b. Fentanil
- Mekanisme kerja: Lebih poten dari pada morfin. Depresi
pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
- Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan dalan
anastesi.
- Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil
kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.
Kodein
Ibuprofen
Acetaminophen
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam
mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga
interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya
dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
O
bat kumur atau mouthwash merupakan cairan yang mengandung obat
untuk membersihkan mulut atau mengobati penyakit pada bagian
membran mukosa oral (Martin, 1971).
Obat kumur adalah suatu larutan cair dimana paling sering
digunakan untuk menghilangkan bau mulut, penyegar dan antiseptik untuk
mengontrol plak (Gennaro, 2000).
A. Pembagian Mouthwash
Obat kumur dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (Balsam, 1972)
1. Obat kumur kosmetik. Terdiri dari air (dan biasanya
ditambahkan alcohol), pengaroma dan pewarna. Biasanya
mengandung surfaktan yang dimaksudkan untuk mieningkat
kan kelarutan dari minyak menguap dan untuk membersihkan
mulutdan gigi.
2. Obat kumur yang dimaksudkan untuk menghilangkan atau
menghancurkan bakteri yang biasanya terdapat dalam jumlah
yang besar pada rongga mulut.
3. Obat kumur astringen. Untuk mengurangi efek mukosa mulut
juga dimaksudkan untuk mengurangi lapisan endapan protein
sehingga dapat menimbulkan kesegaran.
c. Prosedur Kerja
No. Alat Bahan
1. Timbangan Zataktif
2. Batangpengaduk Tween 80
3. Gelas Kimia 100 Ml Sorbitol
H
ipnotik adalah obat yang menyebabkan tidur, sedangkan Sedatif
adalah obat yang menimbulkan depresi ringan SSP dan tidak sampai
menyebabkan tidur.
VIII.2 Posologi/ Dosis
- Dosis oral dewasa 0,25 mg
- Pada manula / sensitif : 0,125 mg
• Benzodiazepin
- Efek utama : sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi / ansietas, rileksasi otot dan anti konvulsi
- Absorbsi berlangsung sempurna, kadar puncak plasma dalam waktu
0,5-8 jam
- Terikat pada protein plasma
- Efek samping : light hidness, lassitude, lambat bereaksi, inkordiasi
motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinator berpikir, bingung, disartria, amnesia
anterograd, mulut keringdan rasa pahit, vertigo, mual-mual, diare,
cephalgia.
- Indikasi : insomnia, asietis, kaku otot. Medikasi preanastesi, anastesi
H
emostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara
spontan pada pembuluh darah yang cedera. Dalam proses tersebut
berperan faktor-faktor pembuluh darah, trombosit dan faktor
pembekuan darah. Dalam proses ini pembuluh darah akan mengalami
vasokontriksi, trombosit akan beragregrasi membentuk sumbat trombosit.
Selanjutnya sumbat trombosit oleh fibrin yang dibentuk melalui proses
pembekuan darah akan memperkuat sumbat trombosit yang telah terbentuk
sebelumnya.
Tromboemboli merupakan salah satu penyebab sakit dan kematian
yang banyak terjadi. Kelainan ini sering merupakan penyulit atau menyertai
penyakit lain misalnya gagal jantung, diabetes mellitus, varises vena dan
kerusakan arteri. Banyak faktor mempengaruhi timbulnya faktor
tromboemboli, misalnya trauma, kebiasaan merokok, pembedahan,
imobilisasi, kehamilan atau akibat obat-obat yang mengandung estrogen.
Tromboemboli dan perdarahan tersebut terjadi karena terganggunya proses
hemostasis, khususnya fungsi trombosit dan proses pembekuan darah.
Hambatan hemostasis mengakibatkan perdarahan spontan, sedangkan
hemostasis berlebihan mengakibatkan terbentuknya trombus.
IX.3 Antikoagulan
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan
jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor
pembekuan darah. Antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya thrombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah in
vitro pada pemeriksaan laboratorium atau transfusi.
Antikoagulan oral dan heparin menghambat pembentukan fibrin dan
digunakan secara profilaktik untuk mengurangi insidens tromboemboli
terutama pada vena. Kedua macam antikoagulan ini juga bermanfaat untuk
130 drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio
pengobatan trombisis arteri karena mempengaruhi pembentukan fibrin yang
diperlukan untuk mempertahankan gumpalan trombosit. Pada tromsus yang
susah terbentuk, antikoagulan hanya mencegah membesarnya thrombus dan
mengurangi kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil
trombus.
Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
1. Heparin
Heparin endogen merupakan suatu muko polisakarida yang
mengandung sulfat. Zat ini disintesis di dalam sel mast dan terutama
banyak terdapat di paru.Heparin dibutuhkan untuk penyimpanan
histamine dan protease tertentu di dalam granul sel mast.
Farmakodinamik mekanisme kerja. Efek anti koagulan heparin timbul
karena ikatannya dengan AT-III berfungsi menghambat protease faktor
pembekuan termasuk faktor IIa (thrombin), Xa dan IXa, dengan cara
membentuk kompleks yang stabildengan protease faktor pembekuan.
Terhadap lemak darah, heparin bersifat lipoprotik yaitu memperlancar
transfer lemak darah ke dalam depot lemak.
Efek heparin. Heparin menekan kecepatan sekresi aldosteron,
meningkatkan kadar, tiroksin bebas dalam plasma, menghambat aktivator
fibrinolitik, menghambat penyembuhan luka, menekan imunitas seluler,
menekan reaksi hospes terhadap graft dan mempercepat penyembuhan
luka bakar.
Farmakokinetik. Heparin tidak di absorpsi secara oral, karena itu
diberikan secara SK dan IV. Pemberian secara SK bioavabilitasnya
bervariasi, mula kerjanya lambat 1-2 jam tetapi masa kerjanya lebih lama.
Efek antikoagulan segera timbul pada pemberian suntikan bolus IV
dengan dosis terapi, dan terjadi kira-kira 20-30 menit setelah suntikan
SK. Masa paruh tergantung dari dosis yang digunakan, Suntikan IV 100,
IX.4 Antitrombotik
Antitrombotik adalah obat yang dapat menghambat agregasi
trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan thrombus
yang terutama sering ditemukan pada system arteri.
• Aspirin
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 (TXA2) di dalam
trombosit dan prostasiklin (PGI2) di pembuluh darah dengan
menghambat secara irreversible enzim siklooksigenase (akan tetapi
siklooksigenase dapat dibentuk kembali oleh sel endotel).
Penghambatan enzim siklooksigenase terjadi karena aspirin
mengasetilasi enzim tersebut. Sebagai antitrombolitik dosis efektif
80-320 mg per hari.
Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak diperut, mual,
dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat dihindarkan bila
dosis per hari tidak lebih dari 325 mg. obat ini dapat mengganggu
hemostasis pada tindakan operasi dan bila diberi diberikan bersama
heparin atau antikoagulan oral dapat meningkatkan risiko
perdarahan.
• Urokinase
Urokinase langsung mengaktifkan plasminogen. Selain terhadap
emboli paru, urokinase juga digunakan untuk tromboemboli pada arteri
2. Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan tarnsfusi darah, seringkali perdarahan
dapat dihentikan dengan segera. Hal ini terjadi karena pasien
mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam
darah transfusi. Keuntungan lain dari transfuse ialah perbaikan volume
Cr Cream Krim
et et Dan
f fiat Buatlah
flc flacon Flacon (botol plastik)
fls flask Flask (botol kaca)
m mane pagi
m. et v. Mane et vespere Pagi dan sore
§ Dosis dewasa :
$
Rumus DILLING %& x dosis terapi
§ Dosis anak :
$
Rumus YOUNG x dosis terapi
$()%
**
Rumus CLARK X dosis terapi
)+&
Keterangan :
a = usia
BB = Berat Badan
NO Sediaan Obat Berat (mg)
1 Aminofilin 200 mg
2 NaHCO3 500 mg
3 AI(OH)3 500 mg
4 Efedrin 25 mg
Bahan
• Kelinci
• Ether
• Handscoen
• Masker
• Kapas
KASUS 6:
Ummi seorang penyiar berita TVRI berumur 38 tahun datang ke OS RSGM
UMI untuk memeriksakan giginya yang sejak semalam sakit. Ia meminta
giginya agar dicabut. Dari anamnesa yang telah dilakukan, ummi menderita
gastritis kronis dan alergi terhadap obat golongan penicilin. Tuliskan resep