Anda di halaman 1dari 24

PROSES PELAKSANAAN

MEMBANGUN
penunjukan PEMBORONG
PEMILIK dan penugasan (TDR/SIUJK)
Memeriksa dan Meneliti

PROYEK SESUAI
PROYEK PROSES SLF
IMB

Memeriksa dan Meneliti

DIREKSI Laporan Pelaksanaan


(SIBP) DPPB

surat penunjukan pelaku teknis bangunan


PENGAWASAN TATA RUANG

 Pengawasan pemanfaatan tata ruang dilakukan


sejak tahap perancangan, pelaksanaan s.d.
pemanfaatan bangunan yg mengacu pada
ketetapan rencana kota dan peraturan bangunan.
 Dalam melakukan pengawasan pemanfaatan tata
ruang melibatkan masyarakat profesi dan
perguruan tinggi (BPTPB).
TUGAS PERANCANG

1. Melaksanakan kegiatan arsitektur sesuai:


- perda & standar teknis yg berlaku
- rencana kota
- batas-batas kepemilikan
- keadaan lapangan
- ketentuan-ketentuan yg
diterapkan pada suatu daerah
2. Mengkoordinasikan rancangan arsitektur dgn rencana
struktur dan instalasi/perlengkapan bangunan
3. Mematuhi kode etik profesi
KEWAJIBAN PERANCANG
1. Menguasai peraturan, ketentuan, standar teknis &
perundangan yg berlaku;
2. Memberikan arahan dan penjelasan kepada pemilik
bangunan tentang:
- peraturan-peraturan & ketentuan bangunan
- mengingatkan utk memnuhi peraturan
& melaksanakan kewajiban yg belum
dilaksanakan
3. Mempelajari dokumen persyaratan utk melakukan
kegiatan rancangan maupun utk proses permohonan izin;
4. Melaksanakan survey lapangan utk rancangan & laporan;
5. Mengisi dan menandatangani formulir isian;
6. Melaksanakan arahan-arahan dari Dinas/Subdin terhadap
rancangan yang dinilai perlu perbaikan, perubahan dan
penyesuaian sesuai ketentuan;
7. Melakukan pemeriksaan secara berkala pada saat kegiatan
pelaksanaan pembangunan.
KEWENANGAN PERANCANG
1. Memasuki proyek untuk:
- survey lapangan dalam rangka rancangan
arsitektur
- melakukan pendataan keadaan lapangan dalam
rangka isian formulir PIMB
- melakukan pengawasan berkala
2. Mengkoordinasikan kesesuaian rancangan
arsitektur dgn rencana struktur dan rencana
instalasi/perlengkapan bangunan
3. Menghubungi instansi yg berwenang untuk
mendapatkan informasi dan/atau kegiatan
konsultasi
PROGRAMMING &
KONSEP DESAIN desain &
detailed
data-data
rancangan

KESESUAIAN RANC.
SURVEY LAP & PERANCANG ARS dgn RANC.
EVALUASI ARSITEKTUR STRUKTUR
INSTALASI BANG

goal hasil
pelaksanaan
PENGGUNAAN/
PEMANFAATAN
KRITERIA BANGUNAN YANG
PERLU PENILAIAN TPAK
 Bangunan dengan luas lantai=1500 M2 atau lebih, antara
lain:
- perkantoran, pertokoan, hotel, apartemen, sekolah, rumah
sakit, bioskop, pabrik, terminal bis/KA, pelabuhan,dsb
 Bangunan dgn corak arsitektur khusus/bersifat
monumental, antara lain:
- bangunan ibadah, gedung kesenian, museum, perpustakaan,
stadion, dsb
 Bangunan-bangunan khusus yg dapat memberi
pengaruh tertentu thd lingkungan, antara lain:
- monumen, tugu, air mancur, dsb
 Bangunan yg karena lokasinya, termasuk dalam daerah
yg perlu mendapat penilaian/pengawasan khusus, antara
lain:
- bangunan pemugaran, bangunan bersejarah

(SK. Gub. No.510/kepts/DPPK/1974)


HAL YG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PERENCANAAN
BANGUNAN
 TANAH: ukuran batas-batas tanah
 RENCANA KOTA:
- letak garis sempadan (GSB, GSJ)
- peruntukan lokasi
- kepadatan bangunan (KDB,KLB)
- ketinggian bangunan
- jarak bebas: a. jarak bebas samping
b. jarak bebas belakang
- fasilitas bangunan: a. parkir
b. hijau
HAL YG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PERENCANAAN
BANGUNAN
(lanjutan)

 ARSITEKTUR
- organisasi ruang
- persyaratan ruang
- standar dan norma teknis yang berlaku
JARAK BEBAS DAN INTENSITAS
BANGUNAN
3m 3m
BANGUNAN
JARAK BEBAS
BELAKANG 5m

PERUNTUKAN
BATASAN
KETINGGIAN
KDB BANG
KLB KDB/KLB
JARAK BEBAS
SAMPING
GSB

GSJ
RENCANA JALAN RENCANA JALAN
GSJ
MAKSUD JARAK BEBAS DAN
INTENSITAS BANGUNAN

 INTENSITAS BANGUNAN (KDB/KLB); dimaksudkan


antara lain:
- menjaga keserasian lingkungan (perbandingan lahan
tertutup bangunan dan hijau keseragaman kepadatan
bangunan dalam lingkungan, menjaga keseimbangan
lahan)
 JARAK BEBAS, dimaksudkan antara lain:
- membentuk keserasian bang. Tunggal/renggang
- penerangan & penghawaan ruang (kenyamanan &
kesehatan)
- kenyamanan thd bahaya kebakaran
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
dan JARAK LANTAI BANGUNAN
Rumus Jarak Bebas Batas Lahan
(Y)n=(3.50+n/2)m
Lt>32
n = jumlah lapis
Y = jarak bebas (m)

15 m
Lt. 32

12 m
Lt. 16

6m
Lt. 16

4m

Lantai dasar / lantai 1 Jarak Bebas dan Ketinggian Bangunan


(Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS

Jarak Bebas antar Massa Bangunan dlm Satu Daerah Perencanaan (DP)
1. Kedua Dinding Berjendela/Transparan
Jarak Bebas Minimum = YA + YB
A B

transparan

YA + YB
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
(lanjutan)
2. 1 (satu) Dinding Berjendela/Transparan dan 1 (satu) Dinding Masif
Jarak Bebas Minimum = 0,5 YA + YB

A B

Transparan

masif

0,5 YA + YB
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
(lanjutan)

3. Kedua Dinding Masif


Jarak Bebas Minimum = ( YA + YB) : 2

A B

masif

( YA + YB) : 2
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
(lanjutan)

4. Jika Nilai Jarak GSB – GSJ kurang


dari Y maka untuk : N>4
- Ketinggian bangunan > 4
Lapis, Jarak Bebas Minimum
bidang terluar Massa 4
3
Bangunan dengan 2
GSJ = YN GSJ GSJ 1
- Ketinggian Bangunan 4 Lapis,
GSB
Jarak Bebas minimum bidang
terluar Massa Bangunan YN
dengan GSJ = nilai GSB
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
(lanjutan)

5. Apabila denah dari lantai dasar


suatu massa bangunan sampai
dengan denah lantai tertinggi
membentuk bidang vertikal (yang
lurus), maka jarak bebas minimum
diberi reduksi sebesar 10 % dari
ketentuan.
A
YA

10 % Y
KETENTUAN TENTANG JARAK BEBAS
(lanjutan)

6. Apabila suatu massa bangunan


denahnya membentuk huruf U atau
H (dengan lekukan) bila kedalaman
lekukan melebihi Y maka massa Y
bangunan tsb, dianggap dua massa
bangunan dan antara kedua massa
tersebut lebar minimum lekukan
terus harus = Y
Y
JARAK BEBAS dan OVERSTEK
( Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)

1. Lebar Overstek tidak lebih < 1,5 m


dari 1,5 m dan bidang
mendatarnya tidak
digunakan sbg Lantai
Bangunan maka jarak
bebas diperhitungkan dari
AS KOLOM terluar Blok
Bangunan.

Y
JARAK BEBAS dan OVERSTEK
( Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)

2. Lebar Overstek tidak lebih < 1,5 m


dari 1,5 m dan bidang
mendatarnya digunakan
sbg Lantai Bangunan
maka jarak bebas
diperhitungkan dari
GARIS PROYEKSI bidang
vertikal terluar overstek
tersebut.

Y
JARAK BEBAS dan OVERSTEK
( Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)
> 1,5 m
3. Lebar Overstek lebih dari
1,5 m dimana bidang
mendatarnya tidak
digunakan atau
digunakan sbg Lantai
Bangunan maka jarak
bebas diperhitungkan dari
PROYEKSI BIDANG
VERTIKAL TERLUAR
Overstek tsb.
Y
JARAK BEBAS dan OVERSTEK
( Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)

> 1,5 m
4. Lebar overstek bervariasi
dan ada yang melebihi 1,5
m diamana bidang
mendatarnya tidak
digunakan sbg Lantai
Bangunan maka jarak bebas
diperhitungkan dari
PROYEKSI BIDANG
VERTIKAL TERLUAR
overstek dengan lebar
overstek maksimum. Y
JARAK LANTAI KE LANTAI BANGUNAN
( Perda 4/1975 dan Perda 7/1991 dan SK. Gub 678/1994)

Maksimum 5 m

Maksimum 10 m
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai