Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU KESEHATAN ANAK

PERTOLONGAN LUKA BAKAR PADA ANAK YANG TERSENGAT LISTRIK

DOSEN PEMBIMBING
Eny Sendra, S.Kep.Ns., M.Kes

DISUSUN OLEH
1. IVA SATYA RATNASARI (P17321183023)
2. ARINA HIMATUL ULYA (P17321183025)
3. FAIZATUL AZIMAH (P17321183026)
4. AMELIA EKA WARDANI (P17321183027)
5. MIRZA AULIA CAHYANI (P17321183028)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak ini dengan tepat waktu yang berjudul “Pertolongan Luka
Bakar pada Anak yang Tersengat Listrik”.
Penulis sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan kita. Penulis pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
ataupun orang yang membacanya. Sebelumnya mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di saat yang akan datang.

Kediri, 06 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Definisi Luka Listrik 5
2.2 Epidemiologi dan Etiologi 8
2.3 Patofisiologis pada Penderita Luka Bakar 9
2.4 Klasifikasi Luka Bakar 9
2.5 Pertolongan Luka Bakar Tersengat Listrik pada Anak 11
2.6 Mencegah Cedera Bakar dari Peralatan Listrik 14
BAB III PENUTUP 16
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Luka bakar adalah suatu trauma yang dapat disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia, petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalam.
Dalamnya luka bakar tergantung tinggi panasnya, penyebab dan lamanya kontak
dengan kulit.
Luka listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir kedalam
tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi
suatu organ dalam tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung
dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh
manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan
tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi
kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak2.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi luka bakar tersengat listrik ?
2. Apa saja klasifikasi luka bakar tersengat listrik ?
3. Bagaimana epidemiologi dan etiologi terjadinya luka bakar tersengat listrik ?
4. Apa patofisiologis luka bakar tersengat listrik pada pasien ?
5. Bagaimana pertolongan luka listrik pada anak ?
6. Bagaimana mencegah Cedera Bakar dari Peralatan Listrik ?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan luka listrik
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi luka listrik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pertolongan luka listrik pada anak.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara mencegah Cedera Bakar dari Peralatan Listrik

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi luka listrik


Listrik memiliki fungsi dan manfaat yang sangat vital dan strategi dalam
kehidupan masyarakat dalam mendorong pembangunan nasional disegala bidang.
Energi listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
khususnya pada era globalisasi dan moderalisasi saat ini. Bagi manusia masa kini,
tentunya listrik sudah menjadi bagian hidup yang tidak terpisahkan.Listrik banyak
memberikan manfaat dalam kehidupan sekarang ini.
Ketergantungan pada listrik tidak hanya terbatas pada aktivitas rumahtangga
tetapi juga berdampak pada anak-anak.Dimana pada era modern ini penggunaan
elektronik yang sudah sangat canggih seperti handphone,tab,ipad,play station,
televise ddll. Kebanyakan anak-anak sudah mulai mengerti mengoprasionalkan
peralatan tersebut bahkan sudah dapat mencolokkan kabel pengisi daya baterai
tersebut tanpa pengetahuan mengenai listrik yang baik. Listrik tentunya bisa
membahayakan bagi anak-anak jika tidak dibekali dengan pemahaman yang baik
mengenai penggunaan peralatan listrik. Anak-anak memiliki keterbatasan kognitif
sehingga tergolong rentan terhadap kecelakaan .
Berdasarkan The CDC Childhood Injury Report (2008), di Amerika setiap
tahunnya anakanak yang memiliki rentang usia nol sampai sembilan belas tahun
lebih dari 12.000 orang meninggal karena cedera seperti luka bakar akibat
tersetrum, tenggelam, jatuh, keracunan dan kecelakaan lalu lintas. Serta lebih dari
9,2 juta dirawat di bagian darurat karena cedera fatal. Berita mengenai kasus
kematian anak akibat sengatan listrik sudah banyak di informasikan. Hal ini juga
terjadi di daerah yang menjadi tempat kegiatan pengabdian, dimana seorang anak
SD meninggal akibat tersengat listrik. Terjadi akibat korban berinteraksi dengan
listrik tanpa pengawasan dari orangtuanya dan tiak paham mengenai bahaya listrik.
Luka listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang merupakan
jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan bendayang memiliki
arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat berubahnya
energi listrik menjadi energi panas.

5
Luka bakar dan luka akibat benda panas berkaitan dengan risiko tinggi
kematian pada anak. Yang bertahan hidup, akan menderita cacat dan trauma psikis
sebagai akibat rasa sakit dan perawatan yang lama di rumah sakit. Penilaian Luka
bakar dapat terjadi pada sebagian lapisan kulit atau lebih dalam. Luka bakar yang
dalam (full-thickness) berarti seluruh ketebalan kulit pasien mengalami kerusakan
dan tidak akan terjadi regenerasi kulit. Tanyakan dua hal berikut:
a. Sedalam apakah luka bakar tersebut?
- Luka bakar dalam, berwarna hitam/putih dan biasanya kering, tidak terasa dan
tidak memucat bila ditekan.
- Luka-bakar-sebagian, berwarna merah muda atau merah, melepuh atau
berair dan nyeri.
b. Seberapa luas tubuh pasien yang terbakar?
- Gunakan bagan luas permukaan tubuh berdasarkan umur berikut ini.
- Sebagai pilihan lain, gunakan telapak tangan pasien untuk memperkirakan luas
luka bakar. Telapak tangan pasien berukuran kira-kira 1% dari total permukaan
tubuhnya.
2.1.1 Bahaya Listrik

Bahaya Listrik Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya


primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer merupakan bahaya-bahaya yang
disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya sengatan listrik dan
bahaya kebakaran atau ledakan. Sedangkan bahaya sekunder adalah
bahayabahaya yang diakibatkan listrik secara tidak langsung. Namun bukan
berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan dari yang primer.
Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar
baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-
lain.

a. Tersengat Aliran Listrik


Sengatan aliran listrik memimbulkan gangguan pada
tubuh. Parah tidaknya pada tubuh ditentukan besar kecilnya
aliran listrik. Semakin besar aliran listrik semakin parah pula
gangguan yang akan diterima. Pemasangan instalasi listrik

6
yang tidak baik serta pemilihan perlengkapan instalasi yang
keliru akan memberikan resiko tinggi bagi pemakai terhadap
bahaya sengatan listrik karena adanya kabel yang terkelupas
ataupun benda yang mengandung aliran listrik.
Jenis gangguan yang diderita oleh tubuh akibat
sengatan listrik antara lain kejang-kejang, lumpuh sebagian,
terbakar, hangus sehingga harus diamputasi bagian tubuh
yang terbakar dan hangus tersebut. Seseorang yang sering
terkena sengatan listrik dikhawatirkan sel-sel tubuh orang itu
banyak yang rusak tak terkecuali sel-sel otak yang merupakan
pusat kesadaran manusia. Sengat listrik dengan arus yang
lebih dari 2mA maupun daya listrik 18W dengan tegangan
220V bisa menyebabkan kontraksi otot sampai korban tidak
mampu melepaskan diri dari sengatan listrik disebabkan tidak
terkontrolnya kontraksi serat-serat otot jantung sehingga
organ jantung akan berhenti berdenyut, gejala ini disebut
febrilasi ventikuler. Menurut American college of surgeons
committee on trauma Luka bakar listrik disebabkan oleh
kontak langsung aliran listrik dengan badan, dan sering
lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan.
Tubuh manusia dapat bertindak sebagai penghantar energi
listrik dan mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas
yang ditimbulkannya .
b. Hubung Singkat
Hubung singkat dapat terjadi bila penghantar fasa dan
penghantar netral saling berhubungan. Bila instalasi dilengkapi
dengan sekering maka bahaya yang akan timbul dari hubung
singkat bisa dihindarkan, karena fungsi sekering untuk
melebur paling lama 5 detik sehingga hubung singkat tidak
sampai mengakibatkan bahaya seperti kebakaran. Hal ini
terjadi karena hubung singkat tersebut memercikkan bunga
api yang dapat membakar kabel.

7
c. Radiasi Listrik
Manusia dapat terkena radiasi apabila berada dekat
dengan sumber listrik yang bertegangan tinggi yang sering
diseut SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi).
Tegangan tinggi ini dipercaya dapaat mengganggu kesehatan
manusia, tubuh akan merasa kesemutan dan lamakelamaan
bisa berakhir dengan kelumpuhan yang lebih berbahaya
tegangan tinggi juga merusak syaraf otak manusia. Menurut
WHO ambang batas bahaya listrik adalah 10 kV/ m, apabila
tegangan listrik telah melampaui ambang batas tersebut maka
bahaya radiasinya dapat mengganggu kesehatan manusia
maupun lingkungan.
d. Lonjakan Tegangan

2.2 Epidemiologi dan Etiologi


Hampir 2 juta kasus luka bakar terjadi di USA/tahun dan separuhnya
melibatkan usia anak-anak , dan menyebabkan kematian 1000 – 5000 penderita dan
dilakukan perawatan dirumah sakit sebanyak 30.000 penderita/tahun, dan kematian
akibat luka bakar pada anak-2 dan usia lanjut lebih tinggi dari kelompok usia lain.
Penyebab luka bakar pada anak umumnya disebabkan oleh karena air panas
dibandingkan dengan akibat terbakar api. Mayoritas luka bakar terjadi didapur rumah
penderita akibat anak menarik panci atau teko yang berisi air panas , anak umur
dibawah 5 tahun lebih sering terkena air panas yang berbeda dengan anak yang lebih
besar lebih banyak terkena luka bakar akibat api.
Luka bakar yang disertai trauma inhalasi akan menaikkan angka kematian
secara signifikan. Sedangkan di UK dilaporkan sekitar 250.000 kasus luka bakar
pertahun dan 90 % adalah luka bakar ringan. Di Unit Luka Bakar RSCM Jakarta
selama bulan Januari sampai Desember 2011 telah dirawat 32 kasus luka bakar anak
yang sebagian besar terkena air panas atau kuah panas (27 kasus / 84%) dan dengan
angka kematian sebesar 12,5 %.

8
2.3 Patofisiologis pada Penderita Luka Bakar
Tergantung dari tingginya sumber panas dan lamanya kontak antara sumber
panas dengan tubuh akan menghasilkan luka bakar dengan kedalaman kerusakan yang
berbeda beda , maka dikenal dengan pembagian derajat /grade kedalaman luka bakar.
Daerah yang terkena luka bakar akan mempunyai zonazona kerusakan yg terdiri dari
zona inflamasi , zona stasis dan zona koagulasi/ nekrosis dimana terjadi koagulasi dari
protein.
Secara sistemis akan terpengaruh dengan bocornya atau peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga cairan intravaskuler akan keluar ke rongga interstitial
yang pada luka bakar dengan luas tertentu akan menimbulkan gangguan sirkulasi
sampai pada syok hipovolemik Terjadi juga fragilitas dari sel darah merah sehingga
umurnya akan lebih pendek dari biasanya sehingga menimbulkan anemia, terjadi juga
peninggian metabolism badan karena rusaknya sebagian kulit yang berfungsi sebagai
regulator suhu tubuh yang juga berpengaruh terjadinya penurunan immunologi pada
badan penderita. Karena kulit pada bayi, anak dan orang tua lebih tipis maka
kerusakan yang terjadi pada kelompok umur ini akan lebih berat terjadi.

2.4 Klasifikasi luka listrik


Luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kontak langsung
pemanasan elektrothermal
b. Kontak tidak langsung
- bunga api listrik (arc)
- nyala api listrik (flame)
- kilatan listrik (flash)
Pemanasan jaringan sekunder untuk menyebabkan arus luka bakar
electrothermal. Biasanya luka bakar ini adalah hasil dari aliran listrik
bertegangan rendah pada daerah yang terbatas. Aliran yang terus-menerus saat
ini dapat menyebabkan luka bakar yang signifikan di mana saja di sepanjang
jalan saat ini. Biasanya lesi kulit luka bakar electrothermal yang berbatas tegas,
deep- parsial untuk luka bakar full-thickness.

9
Yang paling merusak dari cedera tidak langsung terjadi ketika korban
terkena dari percikan bunga listrik. Bunga api listrik adalah percikan yang
terbentuk antara dua benda bertegangan yang tidak bersentuhan satu sama
lain, biasanya merupakan sumber yang bertegangan tinggi dan tanah. Karena
suhu bunga api listrik adalah sekitar 2500 °C, menyebabkan luka bakar yang
sangat mendalam pada titik di mana terjadi kontak dengan kulit. Dalam
keadaan lengkung, luka bakar dapat disebabkan oleh panas dari busur itu
sendiri, pemanas electrothermal akibat arus aliran, atau dengan api yang
dihasilkan dari pembakaran pakaian.
Berdasarkan American Burn Association luka bakar diklasifikasikan
berdasarkan kedalaman, luas permukaan, dan derajat ringan luka bakar.
A. Berdasarkan luas permukaan luka bakar.
Luas luka tubuh dinyatakan sebagai persentase terhadap luas permukaan
tubuh atau Total Body Surface Area (TBSA). Untuk menghitung secara cepat
dipakai Rules of Nine atau Rules of Walles dari Walles. Perhitungan cara ini
hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, karena anak-anak mempunyai
proporsi tubuh yang berbeda. Pada anak-anak dipakai modifikasi Rule of
Nines menurut Lund and Browder, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5
tahun dan 1 tahun.
Kedalaman luka bakar :
a. Derajat I : Hanya melibatkan epidermis ( Sun burn ) Tidak
memerlukan terapi khusus
b. Derajat II :
- Derajat II dangkal ( epidermis dan sebagian dermis )
- Derajat II dalam ( sampai melibatkan seluruh dermis )
c. Derajat III/IV : Seluruh lapisan kulit dan sampai jaringan dibawahnya
B. Bedasarkan derajat ringan luka bakar menurut American Burn Association :
a. Luka Bakar Ringan
i. Luka bakar derajat II < 5%
ii. Luka bakar derajat II 10% pada anak
iii. Luka bakar derajat II < 2%1
b. Luka Bakar Sedang

10
i. Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
ii. Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
iii. Luka bakar derajat III < 10%1
c. Luka Bakar Berat
i. Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
ii. Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
iii. Luka bakar derajat III 10% atau lebih
iv. Luka bakar mengenai tangan, telinga, mata, kaki, dan
genitalia/perineum.
v. Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.

2.5 Pertolongan luka listrik pada anak


Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar ialah untuk menghentikan
proses terbakarnya jaringan dengan cara mendinginkan daerah yang terbakar,
mengurangi nyeri dan menutup daerah yang terbakar. Menghentikan proses
terbakar dilakukan dengan melepaskan baju yang dipakai penderita, bergulingguling
atau ditutup dengan selimut atau kain lembab. Jackie menganjurkan untuk tidak
memakai batu es dalam pendinginan luka bakar karena menyebabkan vasokonstriksi
yang menyebabkan kerusakan luka bakar menjadi lebih dalam , begitu juga hati-hati
dalam irigasi pada luka bakar yang luas bisa menyebabkan hypothermia. Untuk luka
bakar kimia biasanya dibutuhkan irigasi yang lebih lama lagi . Pada kasus luka bakar
listrik maka pertolongan pertama adalah mematikan sumber listrik baru menolong
penderita untuk menghindari penolong terkena dampak akibat tersengat listrik juga.
2.5.1 Penatalaksanaan
a. Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10% permukaan tubuh;
yang meliputi wajah, tangan, kaki, perineum, melewati sendi; luka bakar
yang melingkar dan yang tidak bisa berobat jalan.
b. Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran respiratorik karena
menghirup asap (napas mengorok, bulu hidung terbakar),
c. Luka bakar wajah yang berat atau trauma inhalasi mungkin memerlukan
intubasi, trakeostomi
d. Jika terdapat bukti ada distres pernapasan, beri oksigen

11
e. Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%).
f. Gunakan larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal
dengan glukosa 5%, atau setengah garam normal dengan glukosa 5%.
- 24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan dengan menambahkan
cairan dari kebutuhan cairan rumatan (lihat halaman 291) dan
kebutuhan cairan resusitasi (4 ml/kgBB untuk setiap 1% permukaan
tubuh yang terbakar)
- Berikan ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama,
dan sisanya 16 jam berikutnya. Contoh: untuk pasien dengan berat
badan 20 kg dengan luka bakar 25%
Total cairan dalam waktu 24 jam pertama
= (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x 25% luka bakar
= 1440 ml + 2000 ml
= 3440 ml (1720 ml selama 8 jam pertama)
- 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari
pertama
- Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi
napas, tekanan darah dan jumlah air seni)
- Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau
pada luka-bakar yang dalam untuk mengganti kehilangan darah.
g. Mencegah Infeksi
- Jika kulit masih utuh, bersihkan dengan larutan antiseptik secara
perlahan tanpa merobeknya.
- Jika kulit tidak utuh, hati-hati bersihkan luka bakar. Kulit yang melepuh
harus dikempiskan dan kulit yang mati dibuang.
- Berikan antibiotik topikal/antiseptik (ada beberapa pilihan bergantung
ketersediaan obat: peraknitrat, perak-sulfadiazin, gentian violet,
povidon dan bahkan buah pepaya tumbuk). Antiseptik pilihan adalah
perak-sulfadiazin karena dapat menembus bagian kulit yang sudah
mati. Bersihkan dan balut luka setiap hari.

12
- Luka bakar kecil atau yang terjadi pada daerah yang sulit untuk
ditutup dapat dibiarkan terbuka serta dijaga agar tetap kering dan
bersih.
h. Obati bila terjadi infeksi sekunder
- Jika jelas terjadi infeksi lokal (nanah, bau busuk, selulitis), kompres
jaringan bernanah dengan kasa lembap, lakukan nekrotomi, obati
dengan amoksisilin oral (15 mg/kgBB/dosis 3 kali sehari), dan
kloksasilin (25 mg/kgBB/dosis 4 kali sehari). Jika dicurigai terdapat
septisemia gunakan gentamisin (7.5 mg/kgBB IV/IM sekali sehari)
ditambah kloksasilin (25–50 mg/kgBB/dosis IV/IM 4 kali sehari). Jika
dicurigai terjadi infeksi di bawah keropeng, buang keropeng tersebut .
i. Menangani rasa sakit
- Pastikan penanganan rasa sakit yang diberikan kepada pasien adekuat
termasuk perlakuan sebelum prosedur penanganan, seperti
mengganti balutan.
- Beri parasetamol oral (10–15 mg/kgBB setiap 6 jam) atau analgesik
narkotik IV (IM menyakitkan), seperti morfin sulfat (0.05–0,1 mg/kg
BB IV setiap 2–4 jam) jika sangat sakit.
j. Periksa status imunisasi tetanus
- Bila belum diimunisasi, beri ATS atau immunoglobulin tetanus (jika
ada)
- Bila sudah diimunisasi, beri ulangan imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
jika sudah waktunya.
k. Nutrisi
- Bila mungkin mulai beri makan segera dalam waktu 24 jam pertama.
- Anak harus mendapat diet tinggi kalori yang mengandung cukup
protein, vitamin dan suplemen zat besi.
- Anak dengan luka bakar luas membutuhkan 1.5 kali kalori normal
dan 2-3 kali kebutuhan protein normal.
2.5.2 Rujukan pada Unit Luka Bakar
Berdasarkan buku petunjuk refferal The National Burn Care Review,
kasus luka bakar dapat dibagi menjadi dua kelompok, kasus non-kompleks

13
(tidak memerlukan intervensi segera oleh tim ahli) dan kasus kompleks
(memerlukan intervensi dari tim ahli). Berikut adalah kriteria rujukan pada
unit luka bakar :
1. Luka bakar derajat II dan III > 10% permukaan badan
2. Luka bakar derajat II dan III pada wajah, tangan, kaku, genital,
perineum, persendian mayor
3. Luka bakar derajat III > 5% luas permukaan badan
4. Luka bakar listrik
5. Luka bakar kimia mengancam fungsi organ atau memperberat segi
kosmetik
6. Cedera inhalasi
7. Anak dengan problem medis penyerta yang berpotensi menjadi
komplikasi pada manajemen luka bakar
8. Anak dengan asosiasi trauma yang memperburuk kondisi luka bakar
Anak korban kekerasan sosial
9. Tidak adekuatnya pengawasan orang dewasa untuk perawatan luka
pada lingkungan tempat tinggal

2.6 Mencegah Cedera Bakar dari Peralatan Listrik


Luka bakar merupakan penyebab kematian karena kecelakaan yang tinggi
pada anak, hanya berada di bawah kecelakaan kendaraan bermotor. Messkipun
tindakan pencegahan seperti detektor asap dapat menurunkan kemungkinan
kematian akibat kebakaran rumah sampai 85%, sejumlah bermakna anak tetap
menderita luka bakaar yang mematikan.
Untuk mencegah cedera bakar dari peralatan listrik antara lain :
- Gunakan peralatan listrik yang sudah mendapat sertifikat aman dari lembaga
yang berwenang
- Letakkan semua peralatan dapur di bagian terbelakang (bagian yang terdekat
dengan dinding) dari meja dapur dan ketika tidak digunakan lepaskan semua
sambungan listriknya.
- Jauhkan semua peralatan listrik dari air

14
- Jangan biarkan kabel menggelantung ke bawah meja. Secara teratur, periksalah
adanya kerusakan atau pengelupasan pada kabel.
- Jangan gunakan sambungan kabel di sekitar bayi dan anak kecil. Seorang anak
bisa tersengat listrik karena mengigit kabel yang bermuatan listrik.
- Jangan menyelipkan kabel di bawah karpet di area yang sering dilalui.
- Jangan pernah meninggalkan setrika panas tanpa pengawasan.

BAB III
15
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil penanganan
harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan secara holistik
dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka
bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka
bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal. Dampak
luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu
pengetahuandan teknologi, maka makin berkembang pula teknik dan cara penanganan
luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita
luka bakar.

3.2 Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan sesuai
medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu
kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak diharapkan
selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama
padahal hal yang dapat memicu luka bakar.

DAFTAR PUSTAKA

16
Mansjoer, Arif, et all, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta,
2000; p 218, 222-223

Babik J, Sandor, Sopko., Electrical Burn Injuries [online] [cited on 2008 March 26th]; Annals
of Burns and Fire Disasters vol.11.no.3;p153 available
:http://www.medbc.com/annals/review/vol_11/num_3/text/vol11n3 p153.htm - 18k

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

https://books.google.co.id/books?
id=cuqHnH81NYC&pg=PA55&dq=pertolongan+luka+bakar+tersengat+listrik+pada+anak&hl
=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZ5_au7dPoAhWk73MBHTyQAmMQ6AEIMDAB#v=onepage&q=per
tolongan%20luka%20bakar%20tersengat%20listrik%20pada%20anak&f=false

Prof. DR. Dr.A. Samik Wahab, SpA (K).Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol 1 Edisi
15.Penerbit Buku Kedokteran EGC.1999.Jakarta.

https://books.google.co.id/books?
id=0dRhHnfPpBgC&pg=PA338&lpg=PA338&dq=luka+bakar+akibat+tersengat+listrik+ilm
u+kesehatan+anak&source=bl&ots=Q_N92FB_2A&sig=ACfU3U1cpU3mY6jxCcOCkSei4t
6hkJn56w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj536em5NPoAhXTfn0KHfXpAAAQ6AEwAnoEC
AYQAQ#v=onepage&q=luka%20bakar%20akibat%20tersengat%20listrik%20ilmu
%20kesehatan%20anak&f=false

17

Anda mungkin juga menyukai