Anda di halaman 1dari 98

PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

Dian Nur Hadianti


Askeb neonatus, bayi dan balita-Poltekkes Kemenkes Bandung 2021
PENDAHULUAN
• Pengkajian pertama ini dilakukan setelah bayi lahir dan setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan
bayi, dan perawatan tali pusat

• Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat

• pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan
karena bertujuan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk
menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di
tempat khusus

• Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan


dan terapi selanjutnya.
• Pengkajian Fisik pada bayi dapat
dilakukan untuk menilai status kesehatan
• Waktu pemfis dapat dilakukan saat BBL,
24 jam setelah lahir dan akan pulang
• Tujuan: mendapatkan hasil yg valid,
mengetahui keadaan fisik secara umum,
mengetahui keadaan normal/ abnormal.
• Prinsip yang perlu diperhatikan saat Pemfis:
1. Pastikan Suhu ruangan hangat, dan lepaskan
pakaian hanya pada daerah yg akan diperiksa
2. Lakukan prosedur secara berurutan head to toe
atau boleh tidak berurutan, lakukan prosedur
yg memerlukan observasi ketat lebih dahulu,
sprti TTV, paru, jantung, dan abdomen
3. Prosedur yg dpt mengganggu bayi dilakukan
pada tahap akhir, sprti pemeriksaan refleks
4. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi
tenang ( tidak menangis )
Waktu untuk Pemeriksaan Fisik:
Setelah lahir saat bayi stabil (sebelum 6
jam)
Pada usia 6-48 jam ( kujungan neonatal 1 )
Pada usia 3-7 hari ( kujungan neonatal 2 )
Pada usia 8-28 hari ( kujungan neonatal 3 )
PENILAIAN BBL

1. Riwayat BBL
2.Penilaian umur kehamilan
3.Pemeriksaan fisik

Dari Penilaian tersebut dapat ditentukan Level BBL :


– Kemungkinan Baik
– Masalah Potensial
Sehingga dapat menentukan rencana perawatan/tindakan
untuk bayi tersebut
New Born History, termasuk :

• Faktor Lingkungan

• Faktor Genetik

• Faktor Sosial

• Faktor Ibu dan Perinatal

• Faktor Neonatal
Faktor lingkungan meliputi :

• Tinggal didaerah yang beresiko


• Rumah yang pengap
• Air yang diminum
• Alat/perantara yang dapat menyebabkan infeksi
• Radiasi
• Asap
• X ray
Faktor Genetik, meliputi :

Informasi tentang :
• Anggota keluarga terutama keluarga dekat
• Hidup/meninggal
• Cacat mental/fisik
• Penyakit keturunan
Faktor Sosial, meliputi :

• Tempat tinggal
• Status sosial
• Dukungan keluarga
• Tinggal dengan siapa
• Yang merawat bayi
• Status ayah
• Pengambil keputusan
Faktor ibu dan Perinatal, meliputi :

• Usia Ibu
• Berapa kali ANC
• Masalah dalam perinatal
• Hasil Lab/USG
• Obat obatan yang diminum selama hamil
• Kondisi intrapartum
Faktor Neonatal, meliputi :

Data didapat segera setelah bayi lahir :


• Pernapasan
• Warna kulit
• Jantung
• Tonus otot
• Apakah : hipotermi, hipertermi, hipoglikemi
Tanda – tanda bayi normal

• Kekuatan menghisap

• Kekuatan minum

• Buang Air Lancar (BAB/BAK)


KEADAAN UMUM

• Ukuran keseluruhan (dilihat bentuk tubuh,


perbandingan kepala, tubuh dan anggota,
perhatikan apa ada edema/tidak)

• Warna kulit dan bibir, berwarna merah muda

• Kepala, badan, ekstremitas

• Tonus otot, aktivitas

• Tangis bayi
APPROPRIATE FOR GESTATIONAL AGE (AGA)
SMALL FOR GESTATIONAL AGE (SGA)
LARGE FOR GESTATIONAL AGE (LGA)
lanjutan

acrocyanosis
Facial bruising jaundice
Tanda – tanda vital
• Pernapasan 40-60 x/per menit (hitung jumlah
napas selama 1 menit penuh, karena bayi
mungkin bernapas secara ireguler)

• Jantung 120-160 x/per menit


ANTROPOMETRI
• Berat Badan : 2500 gr – 4000 gr
• Panjang Badan : 48-51 cm
• Lingkar kepala
lingkar kepala saat lahir rata-rata 35
cm ( 32-36 cm dari occiput ke
frontal )

• lingkar kepala mencerminkan volume otak


• LK < normal (mikrosefali), menunjukan adanya retardasi
mental
• LK > normal (makrosefal), menunjukan adanya
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal yang
meningkatkan volume kepala
mikrosefali
makrosefali
PENGUKURAN SUHU

• Suhu normal 36,5 ⁰ C– 37,5 ⁰C

• Pada axila kulit terasa hangat

• Tidak disarankan pengukuran suhu di anus.


Kepala :
• Kesimetrisan bentuk kepala
• Ubun – ubun
• Sutura , molase
• Penonjolan / daerah yang cekung
• Caput succedanum, chepal haematom

moulage
Ubun Ubun
Ukuran variasi, tidak ada
standar.
Merupakan titik lembut pada
bagian atas kepala bayi di
tempat tulang tengkorak yang
belum sepenuhnya bertemu.
Tulang tengkorak baru
menyatu : dua tahun.

Bentuk kepala : diameter kepala bayi mengecil karena tulang


kepala tergencet panggul dan saling bertindih.
Molase (alamiah) : kepala akan kembali normal 24-48 jam
setelah lahir.
Molase  tergantung lamanya persalinan.
CAPUT SUCCEDANUM
Edema melalui salah satu tulang tengkorak, teraba lembut dan
lunak, batasan tidak jelas, berisi cairan, menghilang dalam 2-3 hari
Benjolan tampak
tegas tidak melalpaui
tulang tengkorak,
teraba mula-mula
keras  lunak,
menghilang beberapa
minggu.

CEPHAL HEMATOM
CAPUT SUCCEDENEUM >< CEPHAL HEMATOMA
NORMAL EYE Eyelid Edema

Kebanyakan bayi lahir dengan mata agak cembung akibat tekanan


alamiah selama persalinan  mengempis setelah beberapa hari
 adakah perdarahan subconyunctiva, katarak kongenital.
 Mata
- Tanda – tanda infeksi

- Perdarahan kornea

- Sklera ikterik / tidak

- Konjunctiva Subconjunctival
hemmorhage

Congenita
l Cataract

Congenital glaucoma
Dysconjugate
Eye Movements

Gonococcal Conjunctivitis
 Telinga

- Hubungan letak dari mata dan kepala, jika letak telinga

lebih rendah dari kepala (low set ears) serta jauh dari

mata maka dicurigai bayi tersebut mengalami down

syndrome

- Kelengkapan telinga

- Pengeluaran cairan

- Gangguan Pendengaran
Ear pit Stahl’s ear
normal ear Ear tag

lop ear cup ear microtia down syndrome


 Hidung & Mulut

• Ada lobang, terdapat septum nasal

• Pastikan bayi bernafas lewat hidung. Jika jika melalui mulut harus

diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas

• Jika ada pernafasan cuping hidung, mengindikasikan adanya

gangguan pernafasan

• apakah ada secret atau perdarahan

• Bibir dan langit – langit, adakah sumbing (skizis)

• Refleks hisap
Positional Nasal Deformity Dislocated Nasal Septum micrognathia
Reflek rooting Reflek sucking Reflek swallowing
Normal Tongue Ankyloglossia

39
labioschizis

labiopalatoschizis
palatoschizis
Natal
Tooth

42
 Leher
• Periksa pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
• Pembengkakan / gumpalan / pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar lymphe.
• Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang
leher menunjukkan adanya kemungkinan sindrom down
Dada :
Apakah cekung ,cembung/dada burung , tidak semetris
Bahu :
Simetris, gerakan normal, kaji adakah fraktur klavikula

Abdomen : Cylindrical in Shape


bentuk, penonjolan sekitar
tali pusat pada saat
menangis dan lembek pada
saat tidak menangis,
perdarahan tali pusat.
 Dada
• Bentuk : simetris,
cembung/cekung
• Puting
• Pernapasan
• Bunyi jantung
Tarikan dinding dada

Pectus Excavatum / Pectus Carinatum /


Supernummerary Nipple funnel chest pigeon chest
 Bahu, lengan dan tangan
• Bahu : Gerakan
normal/ tdk (kaji
fraktur clavikula)
• Gerakan
• Jumlah jari
• Reflek grasping
• Garis tangan
syndactyly

Reflek grasping polydactyly polysyndactyly aplasia


Clinodactyly
(often associated with down syndrome)
Transverse Palmar Crease
(associated with down syndrome)
 Perut

• Bentuk

• Tonjolan sekitar tali pusat saat menangis

• Lembek saat tidak menangis

• Tali pusat : 2 arteri, 1 vena.

perdarahan TP

Normal umbilical cord


Meconium stained Umbilical Hernia Umbilical Cord Hemangioma
umbilical cord

Omphalitis
Umbilical Cord Hematoma
Wharton's Jelly Cyst
 PUNGGUNG DAN ANUS

• Adakah bengkak/cekungan/benjolan di punggung

• Anus ada/Tidak (pastikan berlubang, tanyakan pada


ibu apakah telah BAB/BAK)

spina bifida atresia ani


Normal Male genitalia
o Lubang Urethral terletak
di ujung glans pens.
o Testes terpalpasi pada
setiap scrotum.
o Scrotum is usually
pigmented, pendulous &
covered with rugae.
Genitalia normal Cryptorchidism

Ambiguous Genitalia hydrocele Scrotum Agenesis


Inguinal hernia bilateral

Burried penis megameatus


Epispadia
hipospadia
Perempuan
– Vagina berlubang
– Uretra berlubang
– Labia mayor dan minor
– Labia & Clitoris biasanya
edematous

Normal female genitalia

Vaginal agenesis/ Paraurethra cyst Prolapsed Ureterocele


atresia vagina
 TUNGKAI DAN KAKI

• Gerakan normal

• Jumlah jari

• Reflek

• Bentuk
polydactyly

syndactyly polysyndactyly
Club feet Edema feet
Reflek babinsky Reflek plantar
Refleks
 Gerakan naluriah untuk melindungi bayi.

 Refleks pada 24-36 jam pertama setelah lahir :

REFLEKS GLABELLAR
Ketuk daerah
pangkal hidung
secara pelan dengan
menggunakan jari
telunjuk.
Bayi akan mengedipkan
mata pada 4 sampai 5
ketukan pertama.
Refleks Hisap
• Benda menyentuh bibir
•  disertai refleks menelan.
• Tekanan pada mulut bayi pada
langit bagian dalam gusi atas
timbul isapan yang kuat dan
cepat.
• Dilihat pada waktu bayi menyusu.

REFLEKS MENCARI (ROOTING)


Bayi menoleh ke arah benda yang
menyentuh pipi.
Misalnya : mengusap pipi bayi dengan
lembut  bayi menolehkan
kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya
 Sistem syaraf
• Refleks moro
Refleks Moro
• Timbulnya pergerakan
tangan yang simetris
apabila kepala tiba-tiba
digerakkan atau dikejutkan
dengan cara bertepuk
tangan.
• Fungsi : menguji kondisi
umum bayi serta
kenormalan system saraf
pusatnya
REFLEKS BABINSKY
Gores telapak kaki , dimulai dari tumit,
gores sisi lateral telapak kaki ke arah
atas kemudian gerakkan jari sepanjang
telapak kaki. Bayi akan menunjukkan
respon berupa semua jari kaki
hyperfleksi dengan ibu jari dorsifleksi
Refleks Berjalan
 Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam
suatu gerakan berjalan atau melangkah jika
diberikan dengan cara memegang lengannya
sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh
permukaan yang keras
Refleks merangkak
Jika ditengkurapkan, karena tungkainya
masih bergulung.
Refleks muntah
 Refleks yang langsung muncul jika terlalu
banyak cairan
yang tertelan. Lendir atau mukus akan
dikeluarkan untuk membersihkan saluran
nafas.
Menunjukkan fungsi neurology
glosofaringeal dan syaraf fagus normal
Refleks mengeluarkan lidah
Apabila diletakkan benda-benda di dalam
mulut, yang sering dikira bayi menolak
makanan atau minuman
 KULIT

• Verniks

• Warna

• Tanda lahir

• Pembengkakan/bercak – bercak hitam


Mongolian spots Salmon Patch
Port Wine Stain
(Associated with sturge-weber syndrome)
Milia
Sebaceous Hyperplasia
HEMANGIOMA
Junctional Melanocytic Nevus Cafe Au Lait Spot
Skin Tags
Konseling

• Jaga kehangatan bayi

• Pemberian ASI

• Perawatan Tali pusat


• Pengawasan tanda – tanda bahaya :
– Lethargy
– Menghisap lemas
– bayi kejang.
– Kesulitan bernafas
– bayi merintih
– Gelisah
– pusar kemerahan sampai dinding perut
– suhu lebih dari 37,5°C atau kurang dari 36,5°C
– mata bayi bernanah
– bayi dehidrasi berat
– kulit bayi terlihat kuning
– BAB/tinja bayi berwarna pucat
– BAB / BAK berdarah atau berlendir ataupun
PEMERIKSAAN BALLADS SCORE
BALLADS SCORE
 Untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular
dan fisik
 Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD
 Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut
popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver.
 Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara,
mata/telinga, dan genitalia
 Masing-masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun fisik
disesuaikan dengan skor di dalam tabel dan dijumlahkan hasilnya. Interpretasi hasil
disesuaikan dengan tabel skor.
PENILAIAN MATURITAS NEUROMUSKULAR

1. Postur
2. Square Window
3. Arm Recoil
4. Popliteal Angle
5. Scarf Sign
6. Heel to Ear
1. POSTUR

 Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat


istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan
 Ketika pematangan berlangsung, berangsur-angsur janin
mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah
sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari
ekstremitas atas.
 Pada awal kehamilan hanya pergelangan kaki yang fleksi. Lutut
mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan. Pinggul
mulai fleksi, kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi
bahu.
 Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat
perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur
menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif.
Teknik Pemeriksaan:
 Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan
terlentang dan pemeriksa menunggu sampai
bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya.
Jika bayi ditemukan terlentang, dapat
dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas
dengan memfleksikan jika ekstensi atau
sebaliknya.
 Hal ini akan memungkinkan bayi
menemukan posisi dasar kenyamanannya.
Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan
gambaran seperti posisi kaki kodok.
2. SQUARE WINDOW (JENDELA PERGELANGAN TANGAN)

 Fleksibilitas pergelangan tangan dan


atau tahanan terhadap peregangan
ekstensor memberikan hasil sudut
fleksi pada pergelangan tangan.
 Pemeriksa meluruskan jarijari bayi
dan menekan punggung tangan dekat
dengan jari-jari dengan lembut.
 Hasil sudut antara telapak tangan
dan lengan bawah bayi dari preterm
hingga posterm diperkirakan
berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45
°, 30 °, dan 0 °
3. ARM RECOIL (GERAKAN LENGAN MEMBALIK)

 Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari


tonus otot biseps dengan mengukur sudut
mundur singkat setelah sendi siku difleksi
dan ekstensikan.
 Arm recoil dilakukan dengan cara evaluasi
saat bayi terlentang.
 Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan
bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik,
lalu rentangkan kedua lengan dan
lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan
dilepaskan.
 Skor 0: tangan tetap terentang/ gerakan
acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2:
fleksi parsial 110- 140 °, Skor 3: fleksi parsial
90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh
4. POPLITEAL ANGLE (SUDUT POPLITEA)

 Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut


dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap
ekstensi.
 Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha
ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh.
Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki
satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara
mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan
memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat
mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat
resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk
antara paha dan betis di daerah popliteal.
 Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi
berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi
kaki.
 Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini
untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami
kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus
diulang setelah pemulihan telah terjadi
5. SCARF SIGN

 Manuver ini menguji tonus pasif fleksor


gelang bahu.
 Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa
mengarahkan kepala bayi ke garis tengah
tubuh dan mendorong tangan bayi melalui
dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu
jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan
pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat
melewati badan, namun kedua bahu harus
tetap menempel di permukaan meja dan
kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada
dada bayi.
 Bandingkan dengan angka pada lembar kerja,
yaitu penuh pada tingkat leher (-1); garis
aksila kontralateral (0); kontralateral baris
puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting
ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4)
6. HEEL TO EAR

 Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor


pada gelang panggul dengan memberikan
fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot
posterior fleksor pinggul.
 Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang
kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik
sedekat mungkin dengan kepala tanpa
memaksa, pertahankan panggul pada
permukaan meja periksa dan amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi
lutut ( bandingkan dengan angka pada
lembar kerja).
 Penguji mencatat lokasi dimana resistensi
signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai
resistensi tumit ketika berada pada atau
dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1);
puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan
femoralis (4)
PENILAIAN MATURITAS FISIK

 1. Kulit
 2. Lanugo
 3. Permukaan Plantar
 4 Payudara
 5. Telinga dan Mata
 6. Genitalia
1. KULIT

 Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur


intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari
lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa.
 Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput
dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama
pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan
berbeda-beda pada masing-masing janin tergantung pada pada
kondisi ibu dan lingkungan intrauterin.
 Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum
corneumnya, kulit agak transparan dan lengket ke jari
pemeriksa.
 Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus,
menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang
menghilang menjelang akhir kehamilan.
 Pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan
mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat
proses pengeringan kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-
pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen
2. LANUGO

 Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus.


 Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat
lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25
minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan
punggung atas ketika memasuki minggu ke 28.
 Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah.
Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan
maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah
lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak
ditutupi lanugo.
 Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia
gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan
hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi
dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat
banyak.
 Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada
daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada
daerah atas dan bawah dari punggung bayi
3. PERMUKAAN PLANTAR

 Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian


anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi
bayi ketika di dalam kandungan.
 Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai sedikit
garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain
pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat
percepatan maturitas neuromuskular sehingga
timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami
penurunan. Namun demikian penilaian dengan
menggunakan skor Ballard tidak didasarkan atas ras
atau etnis tertentu.
 Bayi very premature dan extremely immature tidak
mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk
membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut
berdasarkan permukaan plantar maka dipakai
ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit.
 Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2,
untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor
-1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor.
4. PAYUDARA

 Areola mammae terdiri atas jaringan


mammae yang tumbuh akibat
stimulasi esterogen ibu dan jaringan
lemak yang tergantung dari nutrisi
yang diterima janin.
 Pemeriksa menilai ukuran areola dan
menilai ada atau tidaknya bintik-
bintik akibat pertumbuhan papila
Montgomery.
 Kemudian dilakukan palpasi jaringan
mammae di bawah areola dengan ibu
jari dan telunjuk untuk mengukur
diameternya dalam milimeter
5. MATA DAN TELINGA

 Daun telinga pada fetus mengalami


penambahan kartilago seiring
perkembangannya menuju matur.
 Pemeriksaan yang dilakukan terdiri atas
palpasi ketebalan kartilago kemudian
pemeriksa melipat daun telinga ke arah
wajah kemudian lepaskan dan
pemeriksa mengamati kecepatan
kembalinya daun telinga ketika
dilepaskan ke posisi semulanya
 Pada bayi prematur daun telinga
biasanya akan tetap terlipat ketika
dilepaskan.
 Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan
berdasarkan perkembangan palpebra.
 Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan
palpebra superior dan inferior dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
 Pada bayi extremely premature palpebara akan
menempel erat satu sama lain. Dengan
bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa
dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan
meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya.
 Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan
dengan skor dalam tabel. Perlu diingat bahwa
banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada
individu dengan usia gestasi yang sama. Hal ini
dikarenakan terdapat faktor seperti stres
intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi
perkembangan kematangan palpebra.
6. GENITAL

 Genital (Pria) : Testis pada fetus mulai turun dari cavum


peritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke
30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni
pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat
diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada
minggu ke 33 hingga 34 kehamilan.
 Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan
membentuk rugae. Testis dikatakan telah turun secara penuh
apabila terdapat di dalam zona berugae.
 Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut,
dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda
halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum
biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur
ketika berbaring. Pada cryptorchidismus scrotum pada sisi
yang terkena kosong, hipoplastik, dengan rugae yang lebih
sedikit jika dibandingkan sisi yang sehat atau sesuai dengan
usia kehamilan yang sama.
 Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus
diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45 derajat dari garis
horisontal. Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan
klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkan keduanya
tertutupi oleh labia majora.
 Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol
dan menyerupai penis.
 Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu
menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan
matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia
majora yang membesar.
 Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi
intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi
besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia
majora cenderung kecil meskipun pada usia kehamilan matur atau posmatur
dan labia minora serta klitoris cenderung lebih menonjol.
INTERPRETASI HASIL:

Masing-masing hasil penilaian baik maturitas


neuromuskular maupun fisik disesuaikan dengan
skor di dalam tabel dan dijumlahkan hasilnya.
Interpretasi hasil dapat dilihat pada tabel skor.

Anda mungkin juga menyukai