Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah dengan
adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi
pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum serta merupakan dokumen yang
legal.
Dalam kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan baik asuhan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi, dan keluarga berencana. Oleh karena itu, dilihat dari penjelasan diatas maka mahasiswa harus
memahami dan mengaplikasikan 4 langkah dokumentasi SOAP sebagai satu metode rekam medis yang
diintisarikan dari manajemen proses asuhan kebidanan, sehingga mereka akan mampu menerapkan
pendokumentasian pada saat memberikan pelayanan atau asuhan kebidanan.
URAIAN MATERI
1. Dokumentasi kebidanan
Dokumentasi kebidanan adalah suatu sistem pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan
perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
(Bidan,dokter,perawat dan petugas kesehatan lain).
2. Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah Proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan, ketrampilan dalam
rangkaian /tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (varney,1997).
4. Prinsip dokumentasi
SOAP merupakan singkatan dari :
S : Subjektif (Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien dan merupakan langkah 1 varney)
Menggambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa
Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga serta dari rekam
medis (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup.)
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang
yang bisu, dibagian data dibelakang” S” diberi tanda” 0” atau” X” ini menandakan orang itu bisu. Data subjektif
menguatkan diagnosa yang akan dibuat.
O : Objektif (Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya dan ini
merupakan langkah 1 varney)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analaisa dan fisik klien, hasil lab, dan test diagnostic lain yang
dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
Tanda gejala objektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan ( tanda KU, Fital sign, Fisik, khusus, kebidanan,
pemeriksaan dalam, laboratorium dan pemeriksaan penunjang.)Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
Data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil
observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil Laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa yang diobservasi oleh
bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan.
A : Assesment (Kesimpulan dari objektif dan subjektif dan merupakan langkah 2,3 dan 4 Varney)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang
dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik
subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu
proses yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien
dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang
tepat.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu
identifikasi :
1. Diagnosa /masalah
- Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir .Berdasarkan hasil analisa data ynag didapat.
- Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu
kehamilan/kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
2. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial
P : Planning (Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis dan merupakan langkah 5,6 dan 7
Varney)
SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam” P “
rencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria tujuan
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus
membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter.
Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus
disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Oleh karena itu
klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin
juga harus berubah atau disesuaikan.
Evaluasi
Tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal penting untuk menilai keefektifan asuhan
yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai menjadi fokus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kriteria tujuan
tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga
mencapai tujuan.2
5. Menggambarkan keterkaitan manajemen kebidananan dan SOAP 3
6. Contoh SOAP
Contoh I :
SOAP NOTES
Bidan
Contoh II :
Ny.Y seorang sekretaris, umur 20 tahun, gravida I, hamil 30 minggu dari perhitungan kalender HPHT 23 Maret
2009, tafsiran partus 29 Desember 2010, gerakan janin mulai dirasakan ibu pada bulan awal juli. Ibu mengeluh
keluar lendir cukup banyak dari jalan lahir berwarna bening dan tidak gatal ataupun berbau. Tidak ada riwayat
operasi dan hipertensi maupun binatang peliharaan.
Hasil pemeriksaan di dapat TD : 120/80 mmHg, tinggi badan 160 cm, suhu 36,80C, BB 56, 4 kg, nadi 84 x/mnt,
pernapasan : 16 x/mnt, keadaan umum baik, tidak ada edema pada kaki, tinggi fundus uteri 28 cm, puka,
presentasi kepala, letak memanjang, DJJ 141 x/mnt, terakhir kuat pada kanan bawah perut, pada dinding vagina
dan serviks ada cairan putih kental, proteinuria (-) reduksi (-), Hb 11,5 gr%.
Subjektif :
Ny. Y (20 tahun), cemas
Keluar cairan pervaginam
Sering lelah atau letih
Gerakan janin awal juli
Janin adalah anak yang diharapkan
Tidak ada riwayat operasi
Riwayat hipertensi tidak ada
Bekerja sebagai sekretaris
Tidak memiliki binatang peliharaan
Objektif
TD : 120/80 mmHg
Tinggi badan 160 cm
Suhu 36,80C
BB 56, 4 kg
Nadi 84 x/mnt
Pernapasan : 16 x/mnt
Keadaan umum baik
Tidak ada edema pada kaki
Tinggi fundus uteri 28 cm, puka, presentasi kepala
Letak memanjang
DJJ 141 x/mnt, terakhir kuat pada kanan bawah perut
Pada dinding vagina dan serviks ada cairan putih kental
Proteinuria (-) reduksi (-)
Hb 11,5 gr%
Pengkajian
G1P0A0 gravida 30 minggu, janin tunggal hidup intrauterin
Perencanaan
1. Menjelaskan tentang keadaan kehamilan kepada ibu dan keluarganya
Ibu dan keluarga mengerti mengenai penjelasan yang telah diberikan
2. Menerangkan kepada ibu mengenai cara menghitung gerakan janin untuk mengetahui keadaan janin
Ibu mengerti dan akan mencoba untuk melakukannya
3. Menjelaskan kebutuhan nutrisi pada ibu dengan memperhatikan sosial ekonomi dan lingkungan tempatnya
tinggal.
Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang diberikan
4. Menjelaskan tanda bahaya yang mengancam ibu, dan janin, serta menjelaskan alternatif tindakan yang harus
segera dilakukan.
Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang diberikan
5. Merencanakan kunjungan ulang pada 2 minggu yang akan datang
Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang diberikan
6. Menjelaskan tanda persalinan dan persiapan yang dilakukan
Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang diberikan
7. Tempat persalinan, transportasi, orang yang bisa dimintai pertolongan segera
Ibu dan keluarga telah merencanakan hal-hal diatas.
KESIMPULAN
Pendokumentasian metoda SOAP adalah Pendokumentasian asuhan yang sistematis dan menyeluruh dengan
mengorganisasikan pikiran untuk membentuk suatu rencana asuhan kebidanan yang terdiri dari Subjektif,
Objektif, Assesment dan Planning.
S : Subjektif (Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien dan merupakan langkah 1 varney)
O : Objektif (Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya dan ini
merupakan langkah 1 varney)
A : Assesment (Kesimpulan dari objektif dan subjektif dan merupakan langkah 2,3 dan 4 Varney)
P : Planning (Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis dan merupakan langkah 5,6 dan 7 Varney)
EVALUASI
1. Urutan langkah-langkah yang benar dalam pendokumentasian dengan metoda SOAP adalah……….
a. Subjektif – Assesment – Objektif – Planning
b. Subjektif – Objektif – Planning – Assesment
c. Subjektif – Planning - Objektif – Assesment
d. Subjektif – Objektif – Assesment - Planning
2. Yang dimaksud dengan data subjektif adalah...................................
a. Kesimpulan dari objektif dan subjektif
b. Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien
c. Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis
d. Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya
3. Pernyataan ” G2P1A0 gravida 34 minggu janin tunggal, hidup intrauterin” termasuk ke dalam
langkah ...................
a. Assesment
b. Subjektif
c. Objektif
d. Planning
4. Pernyataan ”TD : 110/70 mmhg” termasuk ke dalam data..........................................
a. Assesment
b. Subjektif
c. Objektif
d. Planning
5. Pernyataan ”Memberikan konseling kepada ibu mengenai nutrisi” termasuk ke dalam langkah.......................
a. Assesment
b. Subjektif
c. Objektif
d. Planning
ASUHAN MASA NIFAS HARI I Tgl Pengkajian : 21 Feb 2011 pkl 20.30
Nama Istri : Ny. ”N” Umur : 27 thn Pend. : SMU Pek : IRT
Nama Suami : Tn. “K” Umur : 27 thn Pend. : SMU Pek :
Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Alamat : Jl. Skarda M.
SUBJEKTIF
1. Melahirkan anak kedua tanggal 21 Februari 2011 pukul 18.25 Wita, jenis persalinan
spontan tanpa penyulit dengan ruptur perineum tk.II
2. Anak pertama lahir tahun 2007 di PKM
3. Pola makan 3 x sehari, jenis makanan nasi, lauk, sayur, buah, susu
4. Istitahat selama ± 7 jam pada malam hari
5. Riwayat penggunaan kontrasepsi : suntikan hormonal 3 bulan ± 3 tahun
6. Ibu dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya
7. Hubungan dengan keluarga, pendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
8. Pengeluaran ASI kurang lancar
9. Telah BAK dan belum BAB
10. Mengeluh nyeri luka perineum
OBJEKTIF (O)
ASSESMEN (A)
PENATALAKSANAAN (P)
ASUHAN MASA NIFAS HARI II Tgl Pengkajian : 22 Feb 2011 pkl 14.30
SUBJEKTIF
OBJEKTIF (O)
Postpartum hari II
PENATALAKSANAAN (P)
Menejemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah dalam menejemen kebidanan merupakan alur piker bidan dlam
pemecahan masalah atau pengembalan keputusan klinis. Asuhan yang dilakuakn yang dilakukan harus dicatat
secara benar, sederhana, jelas, dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Dokumentasi ini peril karena dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung jawabkan tindakan yang
dilakukan dan juga bila ada kejadian gugatan, maka dokumentasi kebidanan dapat membentu.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidanan bidan wajib mencatat dan melaporkan
kegiatannya yang dokumentasinya harus tersimpan dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan
adalah semua pelayanan mandiri yang diberikan oleh bidan, pelayanan konsultasi dan pelayanan kolaborasi.
Materi
Pengertian Dokumentasi.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik berbentuk tulisan maupun berbentuk
rekaman lainnya seperti pita suara/kaset, video, film, gambar dan foto (Suyono trimo 1987, hal 7)
Dokumentasi dalam Bahasa Inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi dengan tulisan diatasnya.
Dokumentasi dalam bidang kesehatan atau kebidanan adalah suatu pencatatan dan pelaporan informasi tentang
kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan,
dokter/perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Pendokumentasian dari asuhan kebidanan di Rumah sakit dikenal dengan istilah rekam medik. Dokumentasi
kebidanan menurut SK MenKes RI No 749 a adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen yang berisi
tentang isentitas: Anamnesa, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seseorang
kepada seorang pasien selama dirawat di Rumah Sakit yang dilakukan di unit-unit rawat termasuk UGD dan
unit rawat inap.
Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan kesaksian tentang sesuatu atau suatu
pencatatan tentang sesuatu.
Penyampaian berita/informasi/laporan tentang kesehatan/perkembangan pasien dilakukan dengan dua cara yaitu
pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan
Pencatatan adalah data tertulis dan merupakan data resmi tentang kondisi kesehatan pasien dan
perkembangannya
Pelaporan
Pelaporan adalah penyampaian informasi tentang kondisi dan perkembangan pasien secara lisan kepada
bidan/perawat lain atau kepada dokter atau tim kesehatan lainnya.
Prinsip-prinsip Pendokumentasian
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga bagi tenaga kesehatan
yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi :
a. Prinsip pencatatan
1. Ditinjau dari isi
Mempunyai nilai administrative
Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar
merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada klien
Mempunyai nilai hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan brnilai hokum. Bila terjadi suatu
masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai
pengguna jasa, maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh
karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan.
Mempunyai nilai ekonomi
Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan yang belum, sedang, dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.
Mempunyai nilai edukasi
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan
yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya.
Mempunyai nilai penelitian
Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat didalamnya dapat dijadikan sebagai
bahan atau objek riset dan pengembangan profesi kebidanan.
b. Sistim pencatatan
Model naratif
Model oreantasi masalah
Model focus
Kesimpulan :
1. Dokumentasi dalam bidang kesehatan atau kebidanan adalah suatu pencatatan dan pelaporan informasi
tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
(bidan, dokter/perawat dan petugas kesehatan lainnya).
Penyampaian berita/informasi/laporan tentang kesehatan/perkembangan pasien dilakukan dengan dua cara yaitu
pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan
Pelaporan
4. Manfaat Dokumentasi :
a. Sebagai dokumen yang sah
b. Sebagai sarana komunikasi
c. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien
d. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan
e. Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam pernanannya sebgai pembela (advocate) pasien,
I. Naratif
Bentuk naratif merupakan pencatatan tradisional dan bertahan paling lama serta merupakan sistem pencatatan
yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk
sebagai dokumentasi berorientasi pada sumber. Sumber atau asal dokumentasi dapat siapa saja dari petugas
kesehatan yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi. Setiap narasumber memberikan, hasil
observasinya, menggambarkan aktifitas dan evaluasinya yang unik. Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat
urutan kejadian/kronologis. Biasanya kebijakan institusi menggariskan siapa mencatat/melaporkan apa,
bagaimana sesuatu akan dicatat dan harus dicatat dimana. Ada lembaga yang menetapkan bahwa setiap jenis
petugas kesehatan harus mencatat di formulir yang telah dirancang khusus, misalnya catatan dokter, catatan
perawat atau fisioterapi atau petugas gizi. Ada juga institusi yang membuat rancangan format yang dapat
dipakai untuk semua jenis petugas kesehatan dan semua catatan terintegrasi dalam suatu catatan. Berhubung
sifat terbukanya catatan naratif (orientasi pada sumber data) sehingga dapat digunakan pada setiap kondisi
klinis. Tidak adanya struktur yang harus diakui memungkinkan bidan/perawat mendokumentasikan hasil
observasinya yang relevan dan kejadian secara kronologis .
Keuntungan catatan naratif
1. Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan dari kejadian dari
asuhan/tindakan yang dilakukan
2. Memberi kebebasan kepada bidan untuk mencatat menurut gaya yang disukainya
3. Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian perubahan, intervensi, rekasi pasien
dan outcomes (Pusdiknakes. 2001.)
1. Mengabdikan sistem menguburkan pesanan dimana mencatat masalah pasien secara suferpisial/dangkal
daripada mengupasnya secara mendalam
2. Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis pasien secara
menyeluruh
3. Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun pertimbangan hati-hati untuk
menentukan informasi yang perlu dicatat setiap pasien
4. Ronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasi yang bersangkutan mungkin
tidak tercatat pada tempat yang sama
5. Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu ( Pusdiknakes 2001 )
(Tangal 12 Mei 2004, di KIA puskesmas).Ibu Yanti, hamil yang kedua kalinya, yang pertama lahir di dukun,
anak sekarang umur 2½ tahun, sehat. Waktu lahir ada perdarahan, tidak banyak, kata dukun itu biasa. Sejak
Januari 2004 tidak menstruasi, Desember 2003 masih dapat, hanya 3 hari, biasanya 5 hari Sekarang masih mual,
kadang muntah, tidak ada mules-mules, hanya kadang-kadang rasa kencang di perut bawah. Ibu tidak bekerja di
luar rumah, kadang membantu ke sawah, masak, mencuci pakaian dilakukan sendiri, menyusui anak pertama
sampai 2 tahun, suami tani, tamat SD, tinggal serumah dengan ke dua mertua.
Kalau di tempat institusi tempat anda bekerja secara tradisi menggunakan metoda pencatatan naratif dan anda
belum sempat mengembangkan format dengan metode pencatatan yang baru untuk dokumentasi asuhan
kebidanan dengan pendekatan Manajemen Kebidanan yang berdasarkan pendekatan pemecahan masalah, ada
baiknya anda memperhatikan beberapa hal dalam pencatatan naratif ini, yaitu :
• Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai, misalnya : pengkajian, perencanaan, diagnosa, prognosa,
evaluasi dan lain-lain
• Dalam pencatatan perhatikan langkah-langkah : kumpulkan data subjektif, data objektif, kaji kebutuhan
pasien dan tentukan diagnosa, prognosa, kemudian buat perencanaan asuhan/tindakan dengan memberi batasan
waktu untuk pencapaian hasil yang diprediksi/perkembangan yang diharapkan atau waktu untuk evaluasi,
laksanakan rencana itu dan perhatikan perkembangan pasien atau responnya terhadap tindakan
kebidanan/keperwatan kemudian evaluasi sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi
rencana kalau dinilai perlu
• Tulis, perbaiki/sempurnakan dan pertahankan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda
• Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien dan tindakan perawatan
misalnya melaksanakan rencana medik/dokter, penyuluhan pasien dan perkembangan pasien
• Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya waktu masuk, pindah pulang atau pada saat
adanya perubahan situasi/kondisi (Frances, Fiscbach. 1991)
Flow sheet memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara
berulang yang tidak perlu ditulis secara naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam dan pemberian
obat. Flow sheet yang biasanya dipakai adalah catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam,
catatan pengobatan catatan harian tentang asuhan keperawatan. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling
efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien
hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan
di unit gawat darurat, terutama data fisiologis .
Lembar alur yang unik, berupa kesimpulan penemuan , termasuk flowsheet instruksi dokter/perawat, grafik,
catatan pendidikan dan catatan pemulangan klien. Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan orientasi
masalah. Catatan ini dirancang dengan format khusus pendokumentasian informasi mengenai setiap nomor dan
judul masalah yang sudah terdaftar.
Flow sheet sendiri berisi hasil observasi dan tindakan tertentu. Beragam format mungkin digunakan dalam
pencatatan walau demikian daftar masalah, flowsheet dan catatan perkembangan adalah syarat minimal untuk
dokumentasi pasien yang adekuat/memadai (Rosalinda, Alfaro. 1987).
Dalam teknik pencatatan dengan menggunakan flowsheet atau checklits ini juga mempunyai keuntungan
dan kerugiannya sendiri, diantaranya yaitu
Keuntungan
Kerugian
3)Agar lembar alur/flow sheet/checklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :
4) Catatan ini dibuat secara singkat dan jelas serta mengandung elemen:
1. Kolom untuk menempatkan tanda ceklist
2. Inisial orang yang melakukan pengkajian
3. Tanda tangan orang yang melakukan pengkajian
4. Tanggal dan waktu saat memasukkan data.
1. Sesuai haid terakhir Ny. M tanggal 28 Februari 2012, maka taksiran tanggal kelahiran adalah....
A. 5 Desember 2012
B. 5 November 2012
C. 21 November 2012
D. 21 Desember 2012
2. Dalam waktu 2 jam, pembukaan serviks berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm keadaan ini adalah kala I pada
fase....
A. Fase laten
B. Periode deselerasi
C. Periode akselerasi
D. Dilatasi maksimal
. 3. Palpasi untuk menentukan letak punggung janin menggunakan tehnik pemeriksaan yang disebut dengan....
A. Leopold I
B. Leopold II
C. Leopold III
D. Leopold IV
Kasus
Ny F datang ke polindes 11 Januari 2013 jam 07.00 WIB. Pada anamnesa didapatkan HPHT 9 April 2012, hamil anak
pertama. Klien merasa kenceng-kenceng sejak jam 02.00 wib dan sejak jam 06.00 WIB his teratur setiap 10 menit sekali
dan keluar lendir bercampur darah pervaginam. Hasil pemeriksaan VT pembukaan 2 cm, ketuban positif, teraba uuk
kepala Hodge II TFU 34 cm, puki, letak kepala, DJJ positif.
.
4. Diagnosa yang tepat pada Ny. F adalah....
A. G1P0 UK 38 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase laten
B. G1P0 UK 40 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase laten
C. G1P0 UK 39 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif
D. G1P0 UK 40 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif
5. Apabila setelah 4 jam dievaluasi didapatkan hasil VT pembukaan 5 cm dan ketuban negatif, teraba uuk kepala hodge
II TFU 32 cm, puki, letak kepala, DJJ positif diagnosa yang paling tepat adalah....
A. G1P0 UK 40 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif dengan KPD
B. G1P0 UK 39 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif
C. G1P0 UK 38 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif dengan KPD
D. G1P0 UK 40 minggu, letak kepala, tunggal, hidup, inpartu kala I fase aktif
6. Untuk memperlancar penurunan kepala janin pada kala I yang dimonitor adalah....
A. Selaput ketuban
B. Kandung kencing
C. Pembukaan serviks tiap 4 jam
D. Suhu tubuh (Vital Sign) tiap 1 jam
7. Kesejahteraan janin pada saat proses persalinan pada kala I dapat dimonitor dari....
A. Vital Sign ibu
B. Kekuatan dan frekuensi his
C. DJJ dan warna air ketuban saat pecah
D. Penurunan kepala janin melalui bidang Hodge
8. Perubahan yang terjadi pada serviks saat proses persalinan adalah....
A. Pembukaan serviks
B. Penutupan serviks
C. Effasemen dan dilatasi serviks
D. Pendataran dan penutupan serviks
10. Pada klien inpartu, ada saat pembukaan menjadi sangat cepat sampai mencapai 9 cm dalam waktu 2 jam. Maka
pada saat tersebut dinamakan masuk fase .....
A. Fase Aktif C. Fase Aktif Periode Deselarasi
B. Fase aktif Periode Akselarasi D. Fase Aktif Periode Dilatase Maksimal
11. Distosia pada persalinan yang disebabkan karena faktor power adalah....
A. gemeli
B. giant baby
C. his hipotonik dan hipertonik
D. bentuk pangul platipeloid, skeliosis, kifosis
12. Cara penjahitan pada laserasi perineum derajat II atau pada luka episiotomi, jahitan selalu dimulai pada....
A. Sekitar hymen
B. Ujung perineum
C. 1 cm di atas puncak luka
D. Dimana saja yang paling enak buat bidan
13. Menejemen Aktif Kala III mengusahakan kelahiran plasenta dalam waktu ....
A. 5 menit
B. 15 menit
C. 30 menit
D. 45 mrnit
14. Cara melakukan amniotomi yang benar....
1. Lakukan vulva hygine kemudian masukkan tangan kanan untuk melakukan vaginal toucher untuk melihat keberadaan
selaput ketuban
2. Masukkan dua jari tangan kanan ke dalam vagina, jari telunjuk dan jari tengah yang sudah memegang setengah
kocher
3. Tangan kiri memegang setengah kocher memasukkannya ke dalam introitus vagina mengikuti tangan kanan dan pada
saat masuk vagina dilindungi oleh jari telunjuk tangan kanan. Sayatkan ujung setengah kocher pada selaput ketuban di
saat his mereda
4. Lakukan sayatan pada selaput ketuban setelah setengah kocher dimasukkan oleh jari tengah dan jari telunjuk tangan
kanan penolong saat his kontraksi kuat
Dokumentasi kebidanan mempunyai manfaat dalam beberapa aspek, yaitu aspek administrasi, aspek hukum, aspek
pendidikan, aspek penelitian, aspek ekonomi, dan aspek manajemen, diantaranya sebagai berikut :
A.ASPEK ADMINISTRASI
Terdapatnya dokumentasi kebidanan yang berisi tentang tindakan bidan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
B.ASPEK HUKUM
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah
yang berhubungan dengan profesi kebidanan, dimana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,
maka dokumentasi diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di
pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, obyektif, dan ditandangani oleh pemberi
asuhan, tanggal dan perlunya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan masalah.
C.ASPEK PENDIDIKAN
Dokumentasi mempunyai manfaat pendidikan karena isinya menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi.
D.ASPEK PENELITIAN
Dokumentasi kebidanan berisi data dan informasi klien. Data yang terdapat di dalamnya mengandung informasi yang
dapat dijadikan sebagai data dalam penelitian dan pengembangan ilmu penegtahuan melalui studi dokumentasi.
E.ASPEK EKONOMI
Dokumentasi mempunyai efek secara ekonomi, semua tindakan atau asuhan yang belum, sedang, dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya bagi klien.
F.ASPEK MANAJEMEN
Melalui dokumentasi dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien.
Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian asuhan guna pembinaan dan
pengembangan lebih lanjut.
Kesimpulan
Dokumentasi kebidanan merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Dokumentasi kebidanan mempunyai manfaat dari berbagai aspek, antara lain aspek adiministrasi,
aspek hukum, aspek pendidikan, aspek penelitian, aspek ekonomi, dan aspek manajemen.
Manfaat dari aspek adiministrasi, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai catatan tentang tindakan bidan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
Manfaat dari aspek hukum, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan.
Manfaat dari aspek pendidikan, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai data informasi tentang perkembangan
kronologis dan dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi.
Manfaat dari aspek penelitian, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai data dan informasi dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Manfaat dari aspek ekonomi, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai dasar untuk perincian biaya atau
keuangan.
Manfaat dari aspek manajemen, yaitu dokumentasi kebidanan dijadikan sebagai patokan keberhasilan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada klien.
3) Data dasar yang telah terkumpul selanjutnya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi masalah dan
mengembangkan daftar masalah klien
b. Daftar Masalah
Daftar masalah merupakan suatu daftar inventaris masalah yang sudah dinomori menurut prioritas. Untuk
memudahkan mencapainya daftar masalah ini berada didepan dari catatan medik. Daftar masalah ini bisa
mencerminkan keadaan pasien, masalah-masalah ini diberi nomor sehingga akan memudahkan bila perlu
dirujuk ke masalah tertentu dalam catatan klinik tersebut. Bila masalah sudah teratasi juga diberi catatan dan
diberi tanggal kapan masalah tersebut teratasi juga diberi catatan dan diberi tanggal kapan masalah tersebut
teratasi dan petugas yang mengidentifikasi masalah tersebut untuk pertama kalinya. Dengan demikian daftar
masalah ini berfungsi sebagai indeks maupun gambaran dari klien tersebut.
1) Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data dasar, kemudian disusun secara
kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah.\
2) Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga yang pertama bertemu dengan klien atau orang yang diberi
tanggung jawab.
3) Daftar masalah dapat mencakup masalah fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, tumbuh kembang,
ekonomi dan lingkungan.
4) Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan
dicantumkan nama orang yang menemukan masalah tersebut.
c. Daftar Awal Rencana
Rencana asuhan merupakan hasil yang diharapkan tindak lanjut dikembangkan untuk masalah yang
terindentifikasi. Rencana asuhan harus mencakup instruksi untuk memperoleh data tambahan, untuk intervensi
terapeutik dan penyuluhan untuk pasien. Setiap masalah yang ada dimaksudkan kebutuhan akan asuhan,
dilaksanakan oleh siapa, frekuensi pelaksanaan dan hasil yang diharapkan, tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. Batas waktu ditentukan untuk evaluasi respon pasien terhadap intervensi maupun kemajuan terhadap
pencapaian tujuan.
1) Rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah. Dokter menulis instruksinya, sedang
perawat atau bidan menulis instruksi menulis instruksi rencana asuhan
2) Perencanaan awal terdiri dari 3 ( tiga ) bagian :
a) Diagnostik
Dokter mengidentifikasi apa pengkajian diagnostik yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Menetapkan prioritas
untuk mencegah duplikasi tindakan dan memindahkan pemenuhan kebutuhan klien. Koordinasi pemeriksaan
untuk menegakkan diagnostik sangat penting.
b) Usulan Terapi
Dokter menginstruksikan terapi khusus berdasarkan masalah. Termasuk pengobatan, kegiatan yang tidak boleh
dilakukan, diit, penanganan secara khusus, observasi yqng harus dilakukan. Jika masalah awal diagnosa
kebidanan, bidan dapat menyusun urutan usulan tindakan asuhan kebidanan
c) Pendidikan klien
Diidentifikasi kebutuhan pendidikan klien bertujuan jangka panjang. Team kesehatan mengidentifikasi jenis
informasi atau keterampilan yang diperlukan oleh klien untuk beradaptasi terhadap masalah yang berkaitan
dengan kesehatan
d. Catatan Perkembangan (Proses Note )
Catatan perkembangan membentuk rangkaian informasi dalam sistem pendekatan berorientasi masalah. Catatan
ini dirancang sesuai dengan format khusus untuk mendokumentasikan informasi mengenai setiap nomor dan
judul masalah yang sudah terdaftar. Catatan ini menyediakan suatu rekaman kemajuan pasien dalam mengatasi
masalah khusus, perencanaan dan evaluasi. Catatan perkembangan biasanya ditampilkan dalam tiga bentuk,
yaitu flow sheet berisi hasil observasi dan tindakan tertentu, catatan perawat/ keterpaduan memberi tempat
untuk evaluasi kondisi pasien dan kemajuan dalam mencapai tujuan, catatan pulang dan ringkasan asuhan dan
memudahkan follow up waktu pasien pulang.
1) Catatan perkembangan berisikan catatan tentang perkembangan tiap–tiap masalah yang telah dilakukan
tindakan, dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada
lembar yang sama.
2) Beberapa acuan catatan perkembangan dapat digunakan antara lain :
a) SOAP : Subyektif data, Obyektif Data, Assesment, Plan
b) SOAPIER : SOAP ditambah Intervensi, Evaluasi dan Revisi.
c) PIE : Problem, Intervensi Evaluasi
2. Komponen
Catatan berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponen yaitu
a. Lembar penerimaan berisi biodata
b. Lembar order dokter
c. Lembar riwayat medik atau penyakit.
d. Catatan bidan
e. Catatan dan laporan khusus
2. Komponen
CBE mengintegrasikan tiga komponen kunci yaitu :
a. Flowsheet yang berupa kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan
penemuan termasuk instruksi dokter dan bidan, grafik, catatan pendidiikan dan pencatatan pemulangan pasien
b. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawatan , sehingga mengurangi pencatatan
tentansg hal rutin secara berulang kali. Oleh karena itu standar harus cukup spesifik dan menguraikan praktik
keperawatan yang sebenarnya serta harus dilakukan oleh perawat di bangsal , walaupun ada juga standar khusus
yang disusun sesuai unit masing- masing.
c. Formulir dokumentasi yang diletakkan ditempat tidur pasien
Rekam medis disini diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamese, penentuan fisik laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan layanan darurat, kalau
diartikan secara sederhana rekam medis seakan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien,
namun kalau dikaji lebih luas tidak hanya sebagai catatan biasa, akan tetapi sudah merupakan segala informasi
yang menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit.
Gawat darurat pasien yang sudah diseleksi pemeriksaan kegawatannya dapat dirawat pada ruangan khusus
sebelum dikirim ke ruangan rawat bisa di rumah sakit dan system penyelenggaraan rekam medic dimulai dari
pengumpulan pada saat penerimaan pasien selanjutnya data didistribusikan menurut jenis pelayanan yang
dibutuhkan pasien (unit pelaksana pelayanan).
1. untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanaan kesehatan
dirumah sakit,tanpa didukung suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar mustahil tertib
administrasi akan berhasil sebagaimana yang diharapkan
2. aspek administrasi
3. aspek hukum
4. aspek keuangan