Disusun oleh :
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena dengan rahmatnya
laporan dengan judul “Pengenalan dan Pengelolaan Bahan-bahan Kimia” dapat kami
selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik berkat kerjasama yang baik dari para dosen pengajar, dari para anggota dan dari
teman – teman sekalian. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
bersangkutan. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah teknik
laboratorium pada program studi S1 Biologi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari
berbagai kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, baik
dari teman – teman sekalian maupun dosen pengajar. agar kami dapat membuat makalah
dengan baik lagi di kedepannya. Akhir penulisan kami berharap semoga apa yang telah kami
sajikan dalam laporan ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahan kimia merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu laboratorium. Bahan kimia
diperlukan untuk pembelajaran serta digunakan untuk berbagai percobaan maupun penelitian
di laboratorium. Di sisi lain, bahan kimia merupakan zat yang memiliki potensi menimbulkan
bahaya bagi kesehatan maupun bahaya kecelakaan. Selain itu, bahan kimia memiliki berbagai
sifat serta karakteristik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa sembarangan dalam
menyimpan maupun menggunakannya tanpa petunjuk maupun prosedur yang jelas. Bahkan
beberapa bahan kimia harus ditangani dengan sangat hati-hati karena sifatnya yang berbahaya
maupun beracun. Jika bahan kimia tersebut digunakan dengan sembarangan tanpa
memperhatikan sifat-sifat dan cara pengelolaan yang benar, maka bisa menimbulkan masalah
bahkan bahaya yang mengancam kesehatan serta keselamatan.
PEMBAHASAN
Bahan kimia merupakan zat murni atau bisa juga campuran yang terdiri dari bebagai
elemen kimiawi. Seperti contoh air, yang mana air termasuk bahan kimia murni, karena
terdiri dari satu homogen yang mana strukturnya hanya terdapat molekul H2O. Dengan
demikian dalam setiap harinya kita selalu berhubungan dengan yang namanya bahan kimia,
baik murni maupun buatan dan berbahaya atau tidak. Bahan kimia juga memiliki bahaya
untuk kesehatan.
1. Menurut Brady (1994), menyatakan bahwa bahan kimia adalah zat abstrak yang
perlu ditakuti oleh manusia biasa. Karena bahan mencakup benda yang ada di
sekitarnya.
2. Menurut Irfan Anshory (2000), mengemukakan bahwa bahan kimia adalah
proses pembelajaran tentang struktur, materi, sifat-sifat materi, perubahan suatu
materi menjadi materi lain, serta energi yang menyertai perubahan materi.
3. Menurut Agung Nugroho Catur Saputro dan Irwan Nugraha (2008),
menyatakan bahwa bahan kimia adalah bahan yang dikaji dalam ilmu
pengetahuan alam yang terkait dengan struktur, susunan, sifat, dan perubahan
materi serta energi yang menyertainya.
Dalam memperlajari bahan kimia, hal pertama yang harus diperhatikan adalah sifat dan
karakteristik bahan kimia itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk keamanan dasar sebelum
memakai suatu bahan kimia karena beberapa bahan kimia ada yang bersifat keras dan
berbahaya sehingga memerlukan perlakuan yang khusus. Dengan mengetahui karakteristik
dan sifatnya, kita dapat meminimalisir dampak bahaya yang ditimbulkan.
Sama seperti asam sulfat, asam nitrat juga meiliki sifat korosif. Yang mana dapat
menyebabkan luka bakar. Asam nitrat memiliki kegunaan yang beragam seperti,
kegunaan untuk membuat bahan peledak, seperti trinitrotoluena (TNT), nitrogliserin, dan
siklotrimetilenatrinitramin (RDX). Selain itu asam nitrat juga bisa digunakan dalam
bidang industri seperti pertambangan emas.
Asam karbonat merupakan salah satu asam organik yang tergolong dalam asam
lemah. Asam karbonat memiliki fungsi bagi tubuh, karena asam ini berperan membantu
pengankutan karbondioksida keluar dari dalam tubuh. Selain itu senyawa ini memiliki
peran sebagai pemberian proton yang mengandung nitrogen. Asam karbonat juga
memiliki bahaya yang berpotensi bisa menyebabkan penyakit jantung. Oleh karena itu,
disarankan agar menghindari meniup makanan atau minuman saat keadaan masih panas.
Natrium karbonat merupakan garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut
dalam air. Natrium karbonat memiliki warnah cenderung putih. Penggunaan natrium
karbonat bisa dipakai sebagai tambahan pangan, yang bertujuan untuk pengembang kue.
Salah satunya yakni mie ramen yang mana rasa dan teksturnya berbeda. Selain itu,
natrium karbonat memiliki bahaya jika menghirupnya. Bahaya yang ditimbulkan yaitu
iritasi pada mata dan kulit, serta saluran pernapasan dan membran mukosa.
Benzena merupakan senyawa kimia organik yang berbentuk cairan yang tidak
berwarna dan bersifat mudah terbakar. Benzena terdiri dari beberapa atom karbon yang
salah satu karbonnya membentuk cincin, dengan satu atom hidrogen mengikat pada
setiap atom karbon. Benzena merupakan senyawa yang beracun dan bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Benzena memiliki beberapa kegunaan salah
satunya seperti asam benzoat yang biasa digunakan untuk mengawetkan makanan dan
minuman. Selain itu benzena juga berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh dan
menyebabkan kehilangan sel darah putih. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang
benzena menyebabkan anemia, lebih buruknya lagi dapat menimbulkan leukemia.
Kalsium klorida (CaCl2) merupakan garam dari kalsium dan klorin dan berbentuk
padat pada suhu kamar. Kalsium klorida bersifat higroskopis. Kalsium klorida sering
digunakan untuk pengeringan tabung karena dengan menambah kalsium klorida padat ke
cairan akan dapat menghapus air terlarut. Selain itu kalsium klorida juga dapat berfungsi
sebagai penyerap kelembaban udara dan sebagai alat bantu kemasan untuk memastikan
kekeringan.
Udara mengandung oksigen dan uap air membuat bahan-bahan kimia yang sifatnya
higroskopis (memiliki kemampuan menyerap cairan yang baik) harus disimpan di dalam
botol yang dapat ditutup rapat. Bahan-bahan kimia semacam I ni jika penyimpanannya
tidak benar, dapat menjadi berair,dan bahkan dapat berubah menjadi larutan. Bahan-
bahan yang mudah dioksidasi, dapat mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia Kristal
besi(II) sulfat yang berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi(III) sulfat
kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat penyimpanan tidak segera
ditutup atau tidak rapat menutupnya.
2.3.2 Cairan
Tempatkan bahan dalam tempat yang kering. Bahan mudah rusak bila dibiarkan
dalam keadaan basah. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-logam
seperti Na, K, dan Ca jika bereaksi dengan air dapat menghasilkan gas H2 yang langsung
terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara
hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide harus
dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran di
waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak dapat dipadamkan dengan air. Cairan
yang bersifat asam mempunyai daya rusak yang lebih kuat dari air. Asam yang berupa
gas, seperti asam klorida lebih ganas lagi. Sebab bahan tersebut jika terkena udara akan
mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling baik adalah dengan mengisolir
asam itu sendiri, misalnya menempatkan botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan
dalam lemari khusus, atau di lemari asam.
2.3.3 Mekanik
Bahan-bahan kimia yang harus dihindarkan dari benturan maupun tekanan yang besar
adalah bahan kimia yang mudah meledak. Seperti ammonium nitrat, nitrogliserin,
trinitrotoluene (TNT).
2.3.4 Sinar
Sinar, terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan kimia.
Contohnya, larutan kalium permanganat bila terkena sinar UV akan mengalami reduksi,
sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu dianjurkan untuk menyimpan
larutan menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak
jika terkena sinar UV, oleh sebab itu dalam penyimpanan harus dihindarkan dari
pengaruh sinar UV. Alat-alat sebaiknya juga dihindarkan terkena sinar matahari secara
langsung, sehingga dianjurkan untuk memasang tirai pada jendela laboratorium.
2.3.5 Api
Api atau kebakaran dapat terjadi apabila tiga komponen “Segitiga Api” berada di satu
tempat yang sama. Ketiga komponen itu antara lain adanya bahan bakar (bahan yang
dapat dibakar), adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan baker
menjadi uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya), dan adanya oksigen (di
udara, di sekitar kita). Maka pada saat yang demikian itulah, oksigen yang mudah
bereaksi dengan bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan
menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan kebakaran. Maka
untuk menghindari terjadinya kebakaran, salah satu dari komponen segitiga api tersebut
harus ditiadakan. Cara termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di
tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan tidak mudah berubah
menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.
Racun ini meliputi racun yang bisa mengganggu karena jika uapnya terhirup bisa
merusak organ tubuh. Lebih baik diletakkan dalam lemari yang tidak mudah terbakar.
Syarat penyimpanannya yaitu jauh dari sumber api atau panas, harus selalu tertutup bila
tidak digunakan, simpan dalam wadah yang tidak mudah pecah dan tertutup rapat, serta
dipisahkan dari bahan-bahan lain yang mungkin bisa bereaksi. Contoh racun yang mudah
menguap antara lain methylene klorid (CH2Cl2), sublimate (HgCl2), dan kloroform
(CHCl3).
Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia penunjang pembakaran dengan melepas
oksigen yang bisa mengoksidasi unsur lain. Bahan ini mudah bereaksi dengan asam yang
menghasilkan panas atau gas yang mudah terbakar. Sebagian besar pengoksidasi reaktif
terhadap unsur lain satu sama lain. Jangan menyimpan pada tempat yang terbuat dari kayu,
jauhkan dari bahan yang mudah terbakar dan simpan di tempat yang dingin dan kering.
Contoh bahan oksidator yaitu natrium nitrat (NaNO3), hidrogen peroksida (H2O2), dan feri
klorida (FeCl3).
Bahan reaktif digolongkan sebagai bahan yang bereaksi sendiri saat ada perubahan
suhu, gesekan, dan kontak dengan uap lembab. Bahan kimia reaktif biasanya
dikelompokkan menjadi bahan kimia piroforik, eksplosif, pembentuk peroksida, dan
reaktif air. Untuk meminimalisir bahaya dari bahan kimia ini, maka harus diperhatikan
penyimpanannya. Hal pertama yang dilakukan adalah berikan label pada wadah tersebut
tentang tanggal diterima dan dibuka. Simpan bahan kimia pembentuk peroksida didalam
botol yang tertutup rata atau pada wadah yang tertutup dari cahaya dan buanglah wadah
pembentuk peroksida yang tidak pernah dibuka sesuai kadaluarsa pabrik biasanya 12
bulan. Bahan yang reaktif dengan air dapat menghasilkan senyawa toksik ataupun gas
yang meledak bila terkena air. Jadi penyimpanan bahan ini harus dipastikan jauh dari air.
Contohnya hipoklorit dan logam hidrida.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Laboratorium biologi mempunyai banyak sekali bahan kimia yang digunakan untuk
praktikum. Ada beberapa contoh bahan kimia yang ada di laboratorium biologi,
misalnya asam sulfat, asam nitrat, asam karbonat, natrium karbonat, natrium
hidroksida, metana, benzena, kalsium karbonat, asam klorida, kalium hidroksida,
hidrogen peroksida, dan kalsium klorida. Agar tidak melakukan kesalahan yang
membahayakan saat praktikum maka kita harus mengenal dulu bahan-bahan yang ada
di laboratorium.
2. Karakteristik bahan kimia pada laboratorium terdapat enam jenis yaitu bahan kimia
mudah terbakar, bahan kimia racun yang menguap, bahan kimia oksidator, bahan
kimia korosif, bahan kimia sensitif terhadap cahaya, dan bahan kimia reaktif. Setiap
kaarakteristik tersebut memiliki ketentuan masing-masing dalam hal penyimpanan.
3. Kerusakan pada bahan kimia bisa disebabkan dari berbagai hal. Bisa dari hal
disekitarnya, seperti udara, cairan, api, mekanik, sinar, dan sifat bahan itu sendiri. Oleh
karena penyimpanan bahan kimia harus dilakukan dengan baik agar tidak banyak
bahan yang rusak atau tidak bisa dipakai lagi.
4. Penyimpanan bahan kimia harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan yang ada. Karena karakteristik setiap bahan berbeda-beda dari padatan dan
juga cairan. Tempat untuk menyimpan bahan seperti lemari dan rak juga harus
diperhatikan, begitu juga dengan ruangan yang digunakan harus bersih dan rapi agar
mudah dalam melakukan penyimpanan. Apabila salah dalam melakukan penyimpanan
bahan dapat menimbulkan kecelakaan labotarorium.
3.2 Saran
Dalam menyimpan bahan-bahan kimia di laboratorium harus hati-hati dan teliti, karena
setiap bahan memiliki karakteriktik yang berbeda. Setiap karakteristik mempunyai syarat atau
ketentuan dalam hal penyimpanan. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan kimia dari
berbagai hal serta melakukan penyimpanan dengan baik agar bahan kimia bisa bertahan lama.
DAFTAR REFERENSI
Na’imah, S. 2021. 8 Bahan Kimia Beracun yang Sering ditemui dalam Rumah. Diakses pada
10 September 2021, dari https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebersihan-diri/bahan
kimia-beracun-dalam-produk-rumah-tangga/
Pane, MDC. 2021. Kalsium Karbonat. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.alodokter.com/kalsium-karbonat
Susianto, N. 2021. Benzena. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.studiobelajar.com/benzena/
Kimia, Ilmu. 2021. Pengertian Bahan Kimia, Jenis, dan Contohnya. Diakses pada 10
September 2021, dari https://www.pakarkimia.com/pengertian-bahan-kimia/
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan
POM RI. 2012. Kalium Hidroksida. Diakses pada 10 September 2021, dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/Potasium%20Hidroksida.pdf
Lukman. 2018. Ini Dia Kegunaan Asam Sulfat Dalam Industri. Diakses pada 10 September
2021, dari https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-asam-sulfat-dalam-industri/
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan
POM RI. 2012. Natrium Karbonat. Diakses pada 10 September 202, dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/NATRIUM%20KARBONAT%20.pdf
Lora, LC. 2017. Metana: gas Penghancur Perisai Bumi dan Pemanfaatannya sebagai Energi
Terbarukan#2. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://www.kompasiana.com/lucacadalora/599849fb9e0d8812f6081a02/metana-gas
penghancur-perisai-bumi-dan-pemanfaatannya-sebagai-energi-terbarukan-2
Skola. 2020. Benzena: Pengertian, Penggunaan, dan Turunannya. Diakses pada 10 September
2021, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/06/070000569/benzena
pengertian-penggunaan-dan-turunannya?page=all
Wikipedia. 2021. Asam Klorida. Diakses pada 10 September 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorida
Jurusan MPLK. Pengenalan Bahan Kimia: Modul 2. Diakses pada 10 September 2021, dari
http://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/topik-topik-kuliah/28-kimia-dasar/280
pengenalan-bahan-kimia
Widiantoko, RK. 2017. Strategi Penyimpanan Zat dan Bahan Kimia yang Benar di
Laboratorium untuk Mengurangi Resiko Kecelakaan. Diakses pada 10 September
2021, dari https://lordbroken.wordpress.com/2017/01/31/
Admin. 2012. Penyimpanan Bahan Kimia di Laboratorium. Diakses pada 10 September
2021, dari http://www.rcchem.co.id/index.php/rcchem/article/149
Kemendikbud. 2018. Modul: Menyimpan Bahan Kimia dengan Aman. Diakses pada 10
September 2021, dari http://repositori.kemdikbud.go.id/17507/1/Menyimpan
%20Bahan%20Kimia.pdf
Peje, P. 2012. Pewadahan dan Penyimpanan Bahan Kimia. Diakses pada 10 September 2021,
dari http://pujipeje.blogspot.com/2012/05/pewadahan-dan-penyimpanan-bahan
kimia.html
Universitas Kristen Petra. 2012. Bahan Kimia Chapter 2. Diakses pada 11 September 202,
dari https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/tmi/2012/jiunkpe-ns-s1
2012-25407052-24371-bahan%20kimia-chapter2.pdf